Tampilkan postingan dengan label pesona indonesia. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label pesona indonesia. Tampilkan semua postingan

Live on Board Komodo 3D2N, Pengalaman Seru Naik Kapal Semi Phinisi Lamborajo

Live on Board Komodo - Teman traveler yang pernah trip ke Pulau Komodo pernah berkata kepada saya: “Kamu harus ke Pulau Komodo, Rien. Minimal satu kali seumur hidup. Masih di Indonesia kok, dekat, nggak mahal.”  Ok, bulan Maret tahun 2019 lalu saya sudah ke sana. Saya akui trip Pulau Komodo memang istimewa. Bahkan, berbeda dari trip ke destinasi lainnya. Keindahan alam yang tiada dua, baik di darat maupun lautnya, serta beragam aktivitas super menarik yang bisa dilakukan, membuat Trip Pulau Komodo memang layak memuncaki bucket list liburan saya di Indonesia.
Live on board Komodo 3D2N - KLM Lamborajo
Live on board Komodo 3D2N - KLM Lamborajo

Bagi saya, trip Pulau Komodo adalah trip sarat petualangan. Butuh kekuatan, keberanian, dan ketangguhan untuk menjalaninya. Live on board selama 3 hari 2 malam mengelilingi Taman Nasional Komodo jadi pengalaman paling membekas yang akan saya ceritakan dari trip ini. 

Perencanaan Perjalanan 

Saya ingin trip Pulau Komodo berjalan dengan sempurna. Karena itu saya membuat persiapan matang sejak jauh hari.

Perencanaan trip Pulau Komodo tidak saya lakukan secara mandiri melainkan oleh Gamanesia Holiday. Mulai dari tiket pergi sampai pulang, akomodasi selama di Labuan Bajo, pencarian informasi seputar Labuan Bajo dan Pulau Komodo, hingga kapal untuk sailing keliling Pulau Komodo dan gugusan pulau lainnya. Saya hanya mengurus keperluan pribadi saja.

Persiapan paling penting dari tiap perjalanan berlibur adalah uang, waktu luang, kesehatan prima, dan tentunya niat yang kuat serta hati yang bahagia. Ketika saya memiliki niat untuk jelajah Pulau Komodo, otomatis uang, waktu luang, dan kesehatan saya usahakan. Hati yang bahagia? Itu pasti.

Tanpa niat yang kuat, sehebat apapun destinasi, liburan tidak akan pernah jadi menyenangkan, hanya rasa lelah yang didapat. Trip Pulau Komodo bukan trip leyeh-leyeh manja yang cuma duduk santai di kapal, melainkan trip yang kental dengan petualangan. Ada kegiatan berenang, snorkeling, dan trekking yang memerlukan kekuatan fisik. Menjaga kesehatan jasmani dan rohani sebelum dan selama pergi sangat penting agar perjalanan jadi lebih nyaman dan menyenangkan. 
Live on board Komodo 3D2N - KLM Lamborajo

Sehat Selama Trip Itu Penting

Itinerary Trip Pulau Komodo berikut ini menunjukkan banyak tempat yang kami datangi, dan banyak pula kegiatan tak santai yang dilakukan. Semua jadi alasan mengapa badan harus sehat. Sebisa mungkin jangan sampai sakit, biar nggak merepotkan orang lain.
  
Day 1 - 15/3 : Start sailing trip dari Labuan Bajo-Pulau Kelor-Pulau Rinca-Pulau Kalong
Day 2 - 16/3 : Pulau Padar-Pink Beach-Taka Makasar-Gili Lawa
Day 3 - 17/3 : Gili Lawa-Pulau Kanawa-Pulau Bidadari

Total waktu trip cuma 3 hari. Faktanya, saya berada di Flores selama 6 hari. Saya memang datang lebih cepat dari peserta trip lain (13/3) dan pulang paling akhir (18/3). Buat saya seorang ibu rumah tangga, 6 hari terhitung lama meninggalkan rumah. Oke lah saya sudah diijinkan penuh oleh keluarga, jadi nggak ada beban soal waktu. Yang dikhawatirkan adalah jika selama 6 hari tersebut saya kelelahan dan jadi sakit, keluarga bakal kepikiran, bisa-bisa next trip nggak ada ijin lagi.

Selain jumlah destinasi dan aktivitas yang padat, faktor cuaca juga jadi alasan kenapa stamina harus kuat. Selama trip kemarin, cuaca sungguh tak menentu. Kadang panas terik, kadang hujan. Angin kencang dan udara dingin bikin pilek saya tambah jadi. Belum lagi jika ombak sedang tinggi, kapal berguncang dan berayun tanpa henti, perut seperti diaduk-aduk. Saya sampai pusing dan muntah-muntah. 

Trip Pulau Komodo tak hanya menuntut keberanian, tapi juga ketangguhan. Khususnya buat orang seperti saya. Kecil, mungil, mudah sakit, usia juga sudah kepala 4, beuuuh mikir banget kalau mau bertualang tuh. Jadi ya, di balik segala pesona trip Komodo yang saya perlihatkan di galeri feed IG saya, ada hal-hal yang nggak semudah kelihatannya.

Apapun itu, yang penting persiapkan saja segala sesuatunya dengan matang. Insha Allah perjalanan akan menyenangkan dan segala lelah akan terbayar lunas. 
Taman Nasional Komodo - Pulau Rinca
Taman Nasional Komodo - Pulau Rinca

Sakit Selama di Perjalanan (Kapal)

Uang, waktu luang, dan kesehatan sudah saya usahakan. Tapi apa mau dikata, 2 hari sebelum berangkat (11/3/2019) saya haid. Seperti biasa, bila haid kondisi badan jadi drop, saya sakit. Mual, mulas, muntah, sakit kepala, semua menerpa.

Mundur dari trip? Oh tentu tidak. Sakit haid cuma 1-2 hari. Saya cukup siapkan obat-obatan pengurang rasa sakit saja buat dibawa. Kenapa? Karena di kapal nggak ada apotik cyiiin, apalagi dokter! Jadi kudu bawa sendiri dan jadi dokter untuk diri sendiri. Obat yang saya bawa obat-obatan sesuai kebutuhan pribadi saja. Kalau punya maag, pastinya saya bawa Mylanta atau Promag. Selain itu saya juga bawa obat sakit perut/diare, imboost buat daya tahan tubuh, Vitamin Ester C, dan Kiranti. 

Masalah sakit saat haid kelar ketika saya masih berada di Labuan Bajo (13-14 Maret 2019). Tapi esok hari (15/3) saat kapal mulai berlayar membawa kami menjelajah perairan Taman Nasional Komodo, batuk pilek menyerang dan akhirnya saya demam. Tak mau ambil resiko jadi makin sakit, seluruh kegiatan di air seperti berenang, berendam, dan snorkeling di Pulau Kenawa terpaksa saya hindari. Kecewa? Tentu. Sudah jauh-jauh lho ke NTT masa nggak menikmati keindahan bawah lautnya? Rugi! Tapi saya sadar, jika terus memaksakan diri bisa-bisa tambah parah. Nanti malah jadi sakit sepanjang trip, bakal lebih kecewa lagi. 

Hari ke-3 -masih di Labuan Bajo- saya sudah agak baikan. Imboost habis. Obat flu tak ada. Arrrgh saya nggak terpikir untuk bawa obat flu. Syukurlah waktu di kapal dapat tambahan imboost dari Alvira dan dikasih obat flu oleh Siau Bun. Alhamdulillah 2 hari kemudian sudah baikan. Jadi bisa treking ke Pulau Padar dan pulau-pulau lainnya dengan sehat.

Sedia obat dan vitamin buat jaga-jaga

Teman Perjalanan Trip Pulau Komodo

Trip Sailing Pulau Komodo itu mahal, bila sendirian. One day tour saja 15 jutaan. Kalau 3D2N 37 jutaan! Berapa pun pesertanya - tetap sesuai kapasitas ya - biayanya sama. Harga sewa kapal jadi murah bila bepergian dengan rombongan. Misalnya dengan cara ikut open trip.

Peserta trip kami berjumlah 11 orang. Ada Celly Marcelina (owner Gamanesia), Siau Bun, Bayu Afriadi, Katarina Indrawati, Kevin, Alif, Alvira, Qorry, Rossa, dan Feibe. Mestinya ada Jeffrey dan Kohar juga. Tapi karena mendadak ada musibah, mereka buru-buru kembali ke Jakarta. Padahal sudah sampai di Labuan Bajo lho. Resiko ya. Meski Kohar sudah bayar penuh, uang trip nggak bisa kembali. Hangus.  

Saya hanya mengenal Celly dan Bayu karena pernah satu trip saat ke Nusa Penida Bali. Yang lainnya adalah teman-temannya Celly. Mereka sudah saling kenal dan pergi bareng. Tak soal tak ada yang saya kenal. Orang baru berarti tambah teman baru dan pengalaman baru. Selama di kapal saya satu kamar dengan Katarina (nama kami sama!) Muatan kamar kami harusnya bisa buat 4 orang. Tapi Celly menempatkan kami berdua saja. Katanya biar lapang. 2 bed lainnya bisa digunakan buat menaruh barang. Ok sip!

Berapa biaya trip Pulau Komodo via Gamanesia? Maret lalu 3,7 jutaan per pax. Tapi tenang, sekarang trip Pulau Komodo hanya 2,5 jutaan. Nanti di akhir tulisan akan saya jelaskan secara rinci. 

Teman perjalanan

Kapal Semi Phinisi KLM Lamborajo 

Ada banyak kapal di Labuan Bajo yang bisa disewa untuk trip Pulau Komodo. Masing-masing kapal beda kapasitas dan fasilitas. Dari yang biasa-biasa saja dengan kamar kecil cuma pakai kipas angin, sampai yang mewah pakai AC dan kamar mandi dalam kamar juga ada. Calon penyewa tinggal pilih sesuai selera, kemampuan, dan kebutuhan. 

Kapal kami bernama Lamborajo, kapal semi phinisi. Ketika pertama kali melihatnya, Lamborajo tampak begitu anggun dengan cat warna putih yang membalut hampir keseluruhan kapal. Dua tiang dengan layar hitamnya terkembang gagah menyibak angin. Kata Pak Deddy guide, pemilik KLM Lamborajo orang Riau. Di Labuan Bajo, pemilik kapal wisata memang bukan warga lokal saja, kebanyakan justru orang luar daerah. Warga setempat biasanya bekerja sebagai guide, kru kapal, dan chef. Beberapa ada yang jadi nahkoda.

Lamborajo sudah dipesan oleh Gamanesia sejak tahun 2018. Saya lupa Celly bilang sejak bulan apa, kalau tak salah ingat sejak September 2018. Kapal-kapal wisata di Labuan Bajo umumnya memang harus dipesan dari jauh-jauh hari, tidak bisa dadakan. Apalagi buat weekend. Bisa nggak kebagian.

KLM Lamborajo - Doc. Katerina
KLM Lamborajo - Doc. bajotravel.com
KLM Lamborajo - Doc. Bajotravel.com

Kapal di Labuan Bajo mahal? Itu Benar!

Saya tidak punya informasi detail mengenai Lamborajo. Kapan kapal itu dibuat, kapan pertama kali digunakan, di mana kapal dibuat, semua itu membuat saya penasaran. Saya sempat melakukan penelusuran dan menemukan Lamborajo dalam website bajorental.com. Sayangnya di sana cuma ada info penyewaan saja. Di situ disebutkan harga sewa Lamborajo Rp 37.500.000 untuk 3D2N dengan 10 destinasi. Mungkin sejumlah itu juga Gamanesia membayar untuk perjalanan kami kemarin. Mahal? Tentu, jika private trip. Misalnya, hanya saya sendirian yang berangkat #horangkaya ! Trip sailing Komodo bisa murah jika pergi dengan rombongan. Makanya, ikut open trip biar terjangkau oleh kantong 😛

Selama di Labuan Bajo saya dua kali diajak Celly ikut cek kapal. Katanya untuk keperluan trip-trip berikutnya, jika cocok. Ada 4 kapal yang sempat kami lihat sampai ke isi dalamnya. Dari sana saya jadi tahu kalau ukuran dan desain tiap kapal tidak ada yang sama. Di antara kapal-kapal itu, ada satu yang mirip Lamborajo. Sama besar dari segi ukuran, tapi punya kamar lebih banyak, dan tiap kamar pakai kamar mandi dalam.

Yang di belakang itu, kapal phinisi Adishree

Jika Lamborajo masih disebut semi phinisi, lantas seperti apa kapal phinisi? Seperti Adishree. Yup, kapal cakep satu itu memiliki body sedikit lebih besar dan panjang dari pada Lamborajo. Saya tidak tahu seperti apa isi dalamnya karena cuma lihat dari jauh, tidak mendekat apalagi masuk.

Kata Jeffrey, pemilik kapal Adishree dan Hotel Escape Bajo yang saya inapi selama 3 malam dengan Celly dkk adalah orang yang sama. Oh pantesan mentereng. 

Oh ya, teman saya travel blogger Irham Farid juga punya kapal di Labuan Bajo. Kapalnya baru, launching bulan April kemarin dengan nama Segara Liveaboard. Saya sudah lihat profil dan fasilitas kapalnya, keren banget euy! Berasa pingin tiap minggu merasakan sailing. Saya sudah informasikan ke Celly, siapa tahu kapan-kapan mau bawa tamu pakai kapal barunya Farid. Cek IG Farid di @irhamfarid

Ratusan kapal wisatawan di Labuan Bajo

Pertanyaan Tentang Kapal

Tidur di kapalnya gimana? Ada kasurnya nggak? Nyaman nggak? Makan dan mandinya gimana? Itulah sederet tanya yang menyerbu DM IG @travelerien saat saya live IG Stories dari atas kapal Lamborajo. Dulu, sewaktu belum ikut Trip Komodo, saya juga bertanya-tanya hal yang sama. Semacam penasaran ingin ikut sailing tapi diliputi rasa khawatir soal kenyamanan kapal. Wajar sih ya, namanya juga belum pernah. Nah, sekarang setelah punya pengalaman sendiri, giliran saya yang memberikan informasi. 

Begini, ketika saya berangkat dengan niat bertualang, ekspektasi saya terhadap kapal yang akan ditinggali tidak terlalu tinggi. Pikir saya, namanya bertualang, rasa kapalnya ya rasa petualang. Bukan kapal rasa turis tajir nan manja seperti Syahrini hehe. 

Sudah pada tahu kan kalau Pulau Komodo masuk 10 destinasi terbaik Asia bahkan dunia? Destinasinya lho yang mewah. Kemewahannya terletak pada objek wisata alamnya yang tiada dua. Soal kapal, bagi saya yang penting tempat tidur, makan, dan toiletnya memadai. Mewah itu kriteria spesifik. Harganya juga khusus. Kalau jadi mantunya Aburizal bakrie mah cus pesan yang super wah, nggak usah mikir susah-susah. Kalau saya? Lha bayar 3,7 jutaan saja mikir lama dan nggak jadi-jadi kecuali ada yang bayari wkwk.

Soal kenyamanan kembali ke standar masing-masing. Begitu juga dengan rasa enak pada makanan, tiap orang punya selera yang nggak sama dengan orang lain. Alhamdulillah selama di kapal saya bisa tidur nyenyak di kamar ber-AC, makan kenyang menu lengkap 3x sehari, dan bisa mandi bersih dengan air yang cukup. Sangat memadai. 

Mewah kah? Mewah untuk standar para petualang yang lebih mementingkan kegiatan wisata. Tidak mewah bila standarnya gaya liburan ala Syahrini or Nia Ramadhani hehe.

Kapal wisatawan - ukurannya lebih kecil
Kapal wisatawan - Ukurannya serupa dengan KLM Lamborajo
Kapal kami - KLM Lamborajo


Kapal Layak Berlayar

Hal paling penting dari sebuah kapal adalah kelaikan berlayar. Kapal jenis apapun syaratnya pasti sama. Begitu juga kapal wisata. Sebagai peserta trip kita nggak bisa memilih ingin naik kapal yang mana. Karena kita tinggal ikut dan berangkat. Semoga saja setiap kapal yang dipakai untuk sailing komodo adalah kapal yang baik kondisinya, sehingga aman digunakan. Namanya manusia, ada cemas dan khawatirnya. Takut bocor dan tenggelam lah, takut terbakar di laut lah, takut mogok lah, dll. 

Sebagai travel blogger, saya mencari tahu banyak hal atas apa yang saya jumpai ketika traveling. Soal kelayakan berlayar pun saya korek. Kalau ada yang bilang saya mau tahu aja, ya memang perlu tahu. Namanya juga blogger, jurnalisme warga hehe. Wajib kepo!

Pak Dedy guide kami memberi saya informasi seputar kapal. Katanya, seperti halnya mobil, kapal juga ada uji kelaikan. Pemeriksaan kapal di Labuan Bajo rutin dilakukan. Kadang bisa tiap hari, kadang seminggu 2 kali. Pemeriksaan kadang dilakukan terang-terangan, kadang diam-diam (semacam sidak). Pernah ada kapal yang kedapatan membawa penumpang melebihi kapasitas. EO nya disuruh keluar buat cari kapal tambahan. Kalau sudah begitu, resiko tambah biaya harus ditanggung. Makanya harus sama-sama taat pada aturan.
Berkeliling melewati pulau-pulau cantik yang sunyi
Pemandangan yang tak jemu untuk dinikmati dari kapal

Nahkoda, Guide, dan Chef Bersertifikat

Pak Deddy menambahkan, selain nahkoda, chef dan guide yang ikut dalam pelayaran harus memiliki sertifikat. Tanpa sertifikat mereka tidak boleh bertugas dalam pelayaran. Syarat seperti ini diberlakukan untuk menjamin kenyamanan dan keamanan wisatawan. Walau memang, takdir celaka/mati ada di tangan Tuhan, sebagai manusia wajib berusaha menghindari bahaya. Tentunya, harus diiringi dengan doa juga ya biar selamat.

Chef di kapal bukan juru masak sembarangan. Ia sudah dibekali ilmu memasak yang benar, menghidangkan menu yang tepat, dan memastikan wisatawan hanya memakan makanan yang sehat dan bergizi. Kalau masaknya nggak benar, wisatawan jadi sakit, harus tanggung jawab.

Lain asal wisatawan, lain pula menu yang dihidangkan. Jika wisatawan asing, chef hanya memasak makanan sesuai dengan lidah si wisatawan. Kalau wisatawan Nusantara sih tidak ada menu khusus. Semua diseragamkan. Kalau misal ada satu atau dua peserta yang nggak cocok dengan menu yang dihidangkan, bukan chef yang disuruh ganti menu, tapi pesertanya yang nggak usah makan. Toh, menu yang dihidangkan dalam sekali makan itu bukan 1 macam, ada menu lain yang bisa dipilih. Misal nggak bisa makan ikan laut, nah ada ayam atau telur yang bisa dipilih.

Saya percaya sekali Pak Deddy adalah guide yang berpengalaman. Meski baru satu kali trip bersamanya, saya bisa menilai beliau bukan guide kemarin sore. Dari cara beliau membersamai peserta, kata-katanya, dan sikapnya, Pak Deddy handal sebagai guide trip Pulau Komodo. Saya senang sekali beliau piawai menggunakan kamera dslr EOS 70D saya. Jadi punya banyak foto bagus dipotret oleh Pak Deddy.
Senja terindah selama 3 hari di kapal

Bersantai di deck depan

Fasilitas KLM Lamborajo

Saya rasa Gamanesia Holiday tidak selalu menggunakan KLM Lamborajo di tiap tripnya. Kalau teman traveler tertarik trip Pulau Komodo via Gamanesia, semoga saja kapal yang dipakai adalah KLM Lamborajo seperti yang kami gunakan. Ok kok kapalnya.

Kapal
- Phinisi KLM Lamborajo
- 4 Cabin AC
- 2 Sharing bathroom
- 5m dinghy
- Fresh Water
- Mineral Water
- Freeflow coffee and tea as you pleased
- Meals 1x (One day Trip), Meals 5x (2 Day Trip), Meals 7x (3 Day Trip), Meals 10x (4 Day Trip)
- Life Jacket
- Snorkeling Set
- 24 Hours Electricity

Kapten kami di ruang kemudi
Deck atas di bagian belakang kapal ini jadi tempat makan dan berkumpul

Kamar Tidur AC

Kapal Lamborajo memiliki 4 kamar tidur dengan AC. 1 kamar VIP di lantai atas, dan 3 kamar standar di lantai dasar. Kamar atas bersebelahan dengan kamar awak kapal dan ruang kemudi. Terdapat 1 bed besar yang bila dipaksakan bisa untuk 4 orang. Sedangkan 3 kamar di bawah masing-masing berkapasitas 4 orang dengan bunk bed. Semua kamar memiliki jendela dengan pemandangan langsung ke luar kapal/laut.

Lampu kamar menyala 24 jam. Namun untuk penghematan bahan bakar solar, jenset lebih sering dimatikan di siang hari. Kecuali ada kebutuhan untuk mengecas baterai HP/kamera, baru dinyalakan. Di dalam kamar ada 2 colokan listrik, masing-masing ada 2 terminal. Jadi kalau misal dikamar ada 4 orang, bisa dipakai serentak.

Siang hari kalau sedang panas terik suhu kamar jadi panas. Malam hari agak sejuk tapi tetap perlu AC. Selama sailing tiada hari tanpa hujan. Tapi nggak sampai lama dan deras. Di hari terakhir hujannya serem. Lebat, lama, dan disertai angin. Seluruh bagian luar kapal basah. Air bahkan sampai masuk kamar. Masuk dari pintu yang terbuka, bahkan bocor dari lantai atas. Kena kasur, bantal dan selimut. Untunglah saat itu dalam perjalanan pulang ke Labuan Bajo. Kami sudah nggak perlu lagi tidak tidur di kapal.

Kamar di deck atas - Doc. Bajotravel

Kamar di deck bawah dengan bunk bed - Doc. Bajotravel

Kamar yang saya tempati bersama Katarina - Doc. Katerina.S

Kamar Mandi di Kapal

3 hari di kapal mandi nggak? Mandi dunk! Tiap hari bersih pokoknya. Mau keluyuran di pulau seharian main pasir or main apa aja nggak khawatir, ada kamar mandi buat bersih-bersih badan. Terdapat 2 kamar mandi di deck bawah di bagian belakang kapal. Sebelahan dengan dapur dan ruang logistik. Dua kamar mandi untuk 11 (apalagi 16 orang) orang memang tidak cukup. Kami harus bergantian. Tak apa juga sih sesekali merasakan antri mandi, biar nggak seperti suasana di rumah terus.

Kamar mandinya nggak terlalu besar, tapi dilengkapi kloset duduk, wastafel, dan gantungan handuk/baju. Mandinya pakai shower. Airnya bersih, mengalir lancar dari tanki air tawar yang ada di deck paling atas. Air baru mengalir jika jenset dihidupkan. Pernah jensetnya dimatikan, air di kloset kosong. Akibatnya pas abis BAB/BAK mau di-flush nggak bisa. Akhirnya cuma cebok, trus buru-buru ambil air di laut pakai ember. Kebetulan pintu kamar mandinya dekat dengan air laut. Mudah tinggal ambil. Bisa juga sih minta awak kapal hidupkan listrik biar klosetnya terisi air. Tapi mereka kan nggak selalu standby dekat kamar mandi. Daripada merepotkan orang, mending usaha dulu. Kalau gak bisa baru teriak 😂

Besok-besok kalau ada yang naik kapal ini lagi, pesan saja sama awak kapalnya untuk selalu sedia air cadangan pakai ember besar/drum di depan kamar mandi, buat siram-siram.

Oh ya, air di kamar mandi dibuang ke laut. Air sabun mandi dan air samphoo, semua mengalir ke laut. Ini termasuk pencemaran bukan sih? 😢Kalau misal mandi puasa pakai sabun dan samphoo pada tahan nggak ya?

Kamar mandi shower
Lorong di depan kamar mandi dan deretan kamar dengan pintu yang langsung menghadap ke laut

Makan Enak dan Kenyang

Perkara makan jangan khawatir. Terjamin dan nggak bakal kelaparan. Kami dapat makan 3 kali sehari. Menunya selalu berganti, pagi siang sore nggak ada yang sama.

Dalam satu hidangan makan ada beberapa menu, jadi kita bisa pilih kalau misal ada yang nggak cocok. Menu yang disajikan kebanyakan menu seafood. Biasanya ada saja yang nggak bisa makan  ya kan, alasannya karena alergi. Syukurlah kemarin nggak ada yang bermasalah dengan menu yang disajikan. Andai ada yang nggak bisa seafood, bisa memilih telur atau ayam untuk lauknya.

Sayur dan buah lengkap, selalu ada. Minuman hangat dan dingin tersedia. Sore hari ada suguhan snack (pisang goreng) dan minuman teh/kopi. Biasanya kami nikmati sambil bersantai menunggu sunset, atau sepulang keluyuran dari pulau-pulau.  

Chef-nya bolehlah untuk urusan makan.

Menu sarapan
Hidangan 5 macam menu dalam sekali makan
Puas makan dengan menu Seafood 
Menu makan malam

Di luar dari yang sudah disediakan oleh kapal, kita boleh banget jika mau bawa sendiri makanan/minuman buat persediaan selama di kapal. Jadi sebelum berangkat naik kapal kami belanja-belanja dulu di Labuan Bajo. Teman-teman pada belanja mie instan. Katanya enak pas malam dingin-dingin, atau sore-sore pas bersantai. Benar juga sih, siapa tahu kan malam-malam lapar, bisa numpang masak mie di dapur kapal. Akhirnya saya ikut beli 5 bungkus Indomie. Ternyata pas di kapal cuma 1 yang dimasak. Mungkin karena selama di kapal lebih sering merasa kenyang dan nggak pingin makan macam-macam lagi ya.

Menu selalu berganti
Nggak bakal kelaparan
Suasana yang bakal selalu dikangenin

Speed Boat & Life Jacket

Ada yang tanya saya soal alat keselamatan di kapal. Dia parnoan sama laut tapi penasaran ingin menjajal sailing Komodo. Ok saya ceritakan. Siapa tahu abis baca ini dia langsung cusss daftar trip Komodo nya Celly hehe

Life jacket? Ada banyak di kapal. Jumlahnya sesuai dengan jumlah keseluruhan orang yang ada di kapal. Selain sebagai alat keselamatan, life jacket juga digunakan untuk snorkeling. Life jacket bukan buat yang nggak bisa berenang saja, buat yang jago berenang juga perlu. Kalau terjadi apa-apa, emang bisa berjam-jam ngapung di laut? Nggak.

Selama 3 hari di kapal saya nggak merasa perlu pakai life jacket. Nah, hari terakhir (Minggu 17/3), mendadak cuaca jadi nyeremin. Hujan deras, angin kencang, gelombang tinggi. Kapal kami basah kuyup, air sampai masuk kamar. Kapal berayun-ayun, kepala jadi pusing, dan saya muntah-muntah. Kengerian menyelimuti, pikiran saya jadi jelek. Jika terjadi sesuatu, saya akan lari ke depan menyambar life jacket. Syukurlah itu tak terjadi. Kondisi menyeramkan akhirnya berlalu. Hujan reda, dan kami sampai di Pelabuhan Labuan Bajo dengan selamat.

Life jacket

Kapal Lamborajo dilengkapi sebuah speed boat. Ukurannya tak terlalu besar, berkapasitas 8-9 orang. Jika sedang tak digunakan biasanya diikat di bagian belakang kapal, dibawa kemana pun kami berlayar. Selama kami berlayar, kapal tak pernah bisa merapat ke dermaga karena laut tak cukup dalam untuk dilalui kapal. Speed boat berfungsi untuk mengantar kami mencapai daratan. Karena tak bisa sekali angkut, naiknya bergantian. 

Dalam kondisi aman dan normal, satu speed boat sudah cukup untuk sekedar dipakai mengantar dan menjemput ke daratan. Tapi bila terjadi kondisi darurat dan gawat, satu speed boat pasti kurang. 16 peserta trip, 1 guide, 2 awak kapal, 1 chef, 1 kapten, 2 orang kru speed boat, total ada 23 orang. Setidaknya harus ada 3 speed boat dalam 1 kapal baru aman.

Jika berlayar di musim hujan dan ombak tinggi, sedia speed boat yang cukup tentu lebih aman. Btw, saya berterima kasih pada pak kapten, ia sungguh hebat telah membawa kapal kami kembali dengan selamat ke Labuan Bajo.

Ini adalah speed boat yang kami gunakan untuk menyeberang dari kapal ke daratan/pulau-pulau

Trip Pulau Komodo Gamanesia

Sebenarnya, kita tidak perlu bingung mencari perusahan travel yang melayani trip ke Pulau Komodo. Jika kita mau meluangkan waktu berselancar di dunia maya, ada banyak jasa tour yang bisa kita temukan untuk kita pilih sebagai teman perjalanan. Tapi kadang kita kurang sreg menggunakan perusahaan travel yang belum kita kenal karena kita tidak tahu seperti apa testimoni dari orang-orang yang pernah menggunakan jasanya. Itu sebabnya kadang saya lebih suka mencari referensi dari orang-orang yang saya kenal saja. Misal dari teman yang sudah punya pengalaman pergi dengan perusahaan travel yang saya incar. Biasanya lebih jujur dan sesuai fakta.

Saya kebetulan berteman dengan sejumlah owner perusahaan travel yang memiliki banyak rekomendasi dan informasi mengenai trip yang saya tuju. Jadi tidak perlu capek-capek lagi mencari perusahaan travel terpercaya. Seperti Gamanesia.id ini, saya direkomendasi oleh Jeffry, owner Picniq Tour. Kebetulan pula, saya sudah pernah jalan bareng dengan Celly, empunya Gamanesia. Langsung deh daftar ikut trip, nggak pakai mikir.  

Bersama Gamanesia saya berkeliling pakai kapal menjelajah Taman Nasional Pulau Komodo dengan sangat menyenangkan. Dalam rentang waktu tiga hari, kapal Lamborajo membawa saya dan peserta lain hampir ke seluruh tempat yang disebut dalam itinerary. Beragam jenis aktivitas kami lakukan, seperti snorkeling, trekking, menikmati spot-spot menawan di pulau-pulau kecil, sekedar berenang dan bersantai di atas kapal.

Bagi yang ingin melakukan perjalanan ke Labuan Bajo dan merasakan sailing trip Pulau Komodo, bisa contact: Celly Marcelina HP: 085103828270 Instagram: @gamanesia.id

Trip Komodo by  Gama Holiday @Gamanesia.id
Hubungi Celly Marcelina di HP: 085103828270  untuk pemesanan trip😊

Open Trip Sailing Komodo Gamanesia.id

Berapa biaya trip sailing Komodo? Nah, ini nih yang dari kemarin ditanyakan oleh teman-teman kepada saya. Sebetulnya biaya trip sudah saya informasikan di IG, sudah pade ngeh juga. Baiklah, biar afdol saya informasikan juga di sini.

Bulan Maret lalu biaya trip Pulau Komodo Rp 3,7juta /pax. Kalau sekarang harganya udah beda jauh. Cuma Rp 2,5 juta per pax. Aiih murah ye kaaaan?! 😍

Open trip Pulau Komodo 3 hari 2 malam cuma IDR 2,5juta. Harga termasuk:
-Penjemputan dan pengantaran sesuai itinerary
-Boat Cabin AC
-Tour dan konsumsi selama trip
-Air minum, buah, teh, dan kopi di kapal
-Snack dan jus buah (evening snack)
-Snorkeling equipment (mask, snorkel, fin, dan life jacket)
-Entrance fee
-Guide lokal yang akan memandu
-Dokumentasi Photo dan Video

Tidak termasuk:
-Tiket pesawat
-Asuransi Perjalanan
-Tips untuk guide dan crew kapal

Notes:
-Daftar minimal 1 orang. Diskon spesial buat yang daftar minimal 2 orang. 
-Berangkat setiap hari Jumat - Minggu
-Meeting Point di Bandara Komodo / hotel jam 09.30 WITA
-Selesai tour di bandara Komodo jam 13:00 WITA (penerbangan diharapkan setelah jam 14:00 WITA)
-Untuk mendaftar mohon membayarkan DP 50%
-DP yang sudah dibayarkan tidak dapat dikembalikan

Padar Island

Snorkeling di Pulau Kenawa

Ribuan kalong di Pulau Kalong -  in frame Fe

Itinerary Trip Pulau Komodo

Hampir semua tempat yang disebutkan dalam itinerary berikut kami datangi. Di antaranya Pulau Kenawa, Pulau Kalong, Pulau Padar, Pink Beach, Gusung Island, Taman Nasional Komodo Pulau Rinca, dan Manta Point. Yang lainnya terpaksa skip karena karena terkendala hujan dan angin kencang.

Kondisi cuaca memang mempengaruhi komplit atau tidaknya tempat yang kami kunjungi. Bila berhalangan, kita tentu tidak bisa memaksakan diri agar terpenuhi, karena ada keselamatan yang harus diutamakan. Kalau nggak jadi, memang kecewa. Tapi, anggap saja ada hutang yang belum lunas, biar suatu hari bisa balik lagi dan jalan-jalan lagi ke Pulau Komodo.

Itinerary:
Day 1: (L/D)
Kelor Island, Manjarite, Kalong Island

Day 2: (B/L/D)
Padar Island, Pink Beach, Taman Nasional Komodo, Gusung island, Gili Lawa

Day 3: (B/L)
Gili Lawa, Manta Point, Kanawa Island, Airport

Pink Beach
Gusung Island

Jadwal Pesawat Jakarta - Labuan Bajo

Terbang ke Labuan Bajo sekarang ada pilihan penerbangan langsung. Enak, jadi bisa lebih cepat sampai. Sebelumnya mesti mampir dulu ke Bali, Lombok, Ujung Pandang, Kupang, atau ke kota-kota lainnya. Kadang males, ya, mesti mampir-mampir dulu. Kecuali memang ada perlu di kota-kota transit tersebut, tak soal transit dulu.

Bulan Maret lalu saya dipesankan tiket PP dengan flight langsung. Berangkat bareng Kohar, pulangnya bareng Kevin. 

Berikut flight dan harga tiket saya saat itu. Bisa jadi acuan bila ingin ambil jadwal yang sama. Tapi sebaiknya cek lagi di situs online booking tiket untuk mendapatkan harga dan jadwal terbaru. 
CGK Jakarta - LBJ Labuan Bajo 13/3 Jam 12:00-15:20 Citilink Rp1.537.195
LBJ Labuhan Bajo - CGK Jakarta 18/3 Jam 14:40-16:10 Batik Air Rp1.537.195 
Pesawat dari Jakarta ke Labuan Bajo ada yang langsung, ada yang 1 kali transit, dan ada yang 2 kali transit. Begitu juga sebaliknya. Untuk saat ini direct flight ke Labuan Bajo baru dilayani oleh maskapai Batik Air dan Garuda. Bulan Maret lalu saya masih bisa direct flight dengan Citilink. Entah kenapa saat saya cek lagi untuk bulan Juni dan seterusnya saya tidak menemukan ada layanan flight dari Citilink lagi. 

Bandar Udara Komodo - Flores NTT

Berikut adalah daftar maskapai yang melayani flight Jakarta - Labuan Bajo dengan 1 dan 2 kali transit

Transit 1x:
Lion+wings CGK-(LOP) Lombok-LBJ
Lion+wings CGK-(DPS) Denpasar-LBJ
Lion+wings CGK-(SUB) Surabaya-LBJ
Batik+wings CGK-(LOP) Lombok-LBJ
Batik+Wings CGK-(DPS) Denpasar-LBJ
Batik+Wings CGK-(KOE) Kupang-LBJ
Sriwijaya+NAM CGK-(DPS) Denpasar-LBJ
Garuda CGK-(DPS) Denpasar-LBJ

Tansit 2x:
Lion + Wing CGK-SUB-KOE-LBJ
Garuda CGK-SUB-DPS-LBJ
Garuda CGK-JOG-DPS-LBJ
Garuda CGK-UPG-DPS-LBJ
Batik+wing CGK-KOW-BJW-LBJ

Gugusan pulau di perairan Taman Nasional Komodo

Direct flight Labuhan Bajo - Jakarta hanya dilayani oleh Batik Air dan Garuda. Berikut adalah jadwal terbang dengan transit 1 dan 2 kali:

Transit 1x:
Wings+Lion LBJ-LOP Lombok-CGK
Wings+Lion LBJ-DPS Denpasar-CGK
Wings+Batik LBJ-LOP Lombok-CGK
Wings+Batik LBJ-DPS Denpasar-CGK
Nam+Sriwijaya LBJ-DPS Denpasar-CGK
Garuda LBJ-DPS Denpasar-CGK
Batik LBJ-SUB Surabaya-CGK

Transit 2x:
Garuda LBJ-DPS-LOP Lombok-CGK
Wings+Lion LBJ-BJW Bajawa NTT-KOE Kupang-SUB Surabaya
Garuda LBJ-DPS Denpasar-SUB Surabaya-CGK
Garuda LBJ-DPS Denpasar-SRG Semarang-CGK
Garuda LBJ-DPS Denpasar-JOG Jogja-CGK
Garuda LBJ-DPS Denpasar-PLM Palembang-CGK
Garuda LBJ-DPS Denpasar-UPG Palu-CGK
Garuda LBJ-DPS Denpasar-PLM Palembang-KNO Kualanamu

Terbang nyaman ke Pulau Komodo

Trip Pulau Komodo Seru dan Menyenangkan

Tak ada kata lain selain Luar Biasa untuk saya jadikan pujian pada trip Pulau Komodo. Sependek saya pernah keliling Indonesia, sensasi berlayar selama 3 hari 2 malam memberikan pengalaman yang berbeda dari trip-trip lainnya. Saya sudah pernah merasakan berjalan di daratan berhari-hari, tapi berlayar selama 3 hari sambil singgah di pulau-pulau kecil cantik nan aduhai, baru kali ini. 

Banyak spot-spot cantik buat berfoto. Sebagai penggemar fotografi, perasaan saya seperti diliputi rasa cinta, berdebar-debar dan ingin berlama-lama menikmati setiap tempat tanpa terburu-buru. Segala yang terlihat, membuat jemari seakan tak ingin berhenti menekan tombol shutter kamera, bila perlu sepanjang hari. 

Kegiatan trekking naik dan turun bukit sangat menyenangkan. Terlebih, ketika menikmati pemandangan dari ketinggian, indah tiada dua. Rasanya mustahil bisa saya temukan ada pemandangan alam yang sama di tempat lain. Bentuk gugusan pulau yang unik, pantai-pantai beragam warna, ada pantai pasir putih, pantai pasir hitam, dan pantai pasir pink, semua berdekatan dan bisa dipandang sepuasnya hanya dari satu tempat. Seluruh kawasan Taman Nasional Komodo menarik dari sudut mana pun mata melihatnya. 
Taman Nasional Komodo - NTT

Pesona Taman Nasional Pulau Komodo memang tiada dua. Tak heran bila masuk daftar 10 destinasi  wisata terbaik Asia dan dunia. Memang keren!

Saya belum puas karena banyak tempat yang skip, pun tidak merasakan snorkeling dan berenang di Kenawa, apalagi melihat manta. Belum lengkap trip Komodo tanpa nyebur di lautnya yang keren banget itu kan? Saya bakal balik lagi!

Saya akan menceritakan semua tempat yang saya kunjungi selama trip Pulau Komodo pada tulisan yang lain, termasuk pengalaman saya berjumpa 13 ekor komodo di Pulau Rinca. Semoga berkenan menantikannya. Tunggu ya! 😘

Semoga ulasan tentang kapal dalam tulisan ini dapat memberi pencerahan pada teman-teman traveler mengenai kondisi kapal yang akan dipakai sailing komodo. Mungkin tidak sedetail yang diharapkan, tapi setidaknya sudah ada gambaran. Bila ada pertanyaan lebih lanjut, bisa contact Gama Holiday ya.

Gama Holiday
Contact: Celly Marcelina 
HP: 085103828270 
Instagram: @gamanesia.id

Sensasi Makan Gonggong, Kuliner Khas Kepulauan Riau

Gonggong Kuliner Khas Kepulauan Riau - Kepulauan Riau menyimpan destinasi wisata kuliner yang menakjubkan. Dikenal dengan makanan lautnya, provinsi yang dijuluki Negeri Segantang Lada ini mengantongi kuliner Gonggong, makanan yang tak ada di tempat lainnya. Gonggong adalah makanan khas masyarakat Kepulauan Riau (Kepri), khususnya Batam. Sehingga bila berkunjung ke Batam, belum lengkap bila belum makan gonggong.

Gonggong Kuliner Khas Kepulauan Riau
Gonggong Kuliner Khas Kepulauan Riau

ASUS Blogger Gathering Batam

Minggu (31/3/2019) adalah hari ketiga saya berada di Batam dalam rangka kegiatan ASUS ZenBook Blogger Gathering. Acara blogger sudah dilaksanakan pada hari Sabtu (30/3/2019). Hari Minggu saya sudah bebas tugas, tinggal Anjas yang masih lanjut acara Workshop Editing Video. Tempatnya masih di The Duck King Nagoya Citywalk, resto yang sama saat acara ASUS blogger gathering. 

Hari Sabtu kami menginap di Hotel Sahid Batam Center. Hotel ini cukup jauh dari Nagoya, sekitar 20-30 menit berkendara mobil. Berbeda dengan Da Vienna Boutique Hotel yang kami inapi di hari sebelumnya, waktu tempuh ke Mall Nagoya hanya 5 menit saja bila bermobil. Karena jarak agak jauh itulah sejak jam 8 pagi Anjas sudah berangkat. Ia terburu-buru pergi, tanpa sarapan. Katanya mau set-up ruangan, pasang banner, dll. Semua harus siap sebelum jam 10. Sedangkan saya, jam 9 baru meluncur ke Nagoya pakai GO-CAR. Sendirian. 

Saya baru pertama kali ke Batam. Banyak yang ingin dilihat. Tapi waktu yang tersisa tinggal 7 jam saja,  pukul 19:45 sudah harus terbang ke Jakarta. Ngapain saja 7 jam di Batam? Tunggu sampai saya ketemu Danan, si travel blogger beken. Dengannya ada cerita tentang gonggong.


Buku Jelajah Kepri, karya Bloggers Kepri. Thanks Chai Lukman!

Jumpa Danan, Travel Blogger Indonesia Terkenal

Saya tiba di The Duck King jam 10. Tepat saat Anjas sedang di lobby resto. Disambutnya koper saya yang padat. Lalu kami masuk. Ternyata acara belum mulai. Peserta workshop sudah ada yang datang. Beberapa di antaranya adalah blogger Kepri yang hadir di acara blogger gathering hari Sabtu. Ada Mbak Riawany, Citra, Chai Lukman, Leni, Taplin, dan Ferdi. Ketemu mereka lagi. Ah, senangnya.

Saya duduk tidak tenang di ruang acara. Sesekali memperhatikan Anjas presentasi. Sisanya lebih banyak melihat layar HP dan ruang makan di sebelah, gelisah menanti Danan. Danan sempat daftar acara blogger gathering, tapi tak keburu datang karena hari Sabtu masih dalam perjalanan pulang dari India. Kalau tak salah, sorenya dia masih di Singapore. Meski keberadaan saya di Batam tinggal beberapa jam saja, Danan bertekat ajak ketemu. Nah, di Duck King inilah kami janjian. 

Jam 11 Danan datang. Begitu ketemu saya, suara besarnya langsung menyapa dengan riang. Tak lama, celoteh panjangnya tentang India meluncur tanpa rem. Danan bercerita dengan girang. Saya jadi ikut girang. Kadang tertawa. Bukan mentertawakan ceritanya, tapi caranya bercerita. Berapi-api!

Sambil ditemani 2 macam dessert enak ala Duck King (ditraktir Danan), cerita-cerita Danan jadi asyik untuk didengar. Bagian terserunya adalah saat dia memberikan rok dan gelang yang dia beli dari India. Waaah surprise dibawain oleh-oleh segala. Rasanya langsung mau dipakai buat joget-joget dekat pohon. Makasih Danan!

Setelah ketawa-ketiwi dan berkicau segala macam kisah, jam 12 kami beranjak meninggalkan Duck King. Tujuan kami Restoran Golden Prawn. Kami akan kulineran gonggong di sana. Horay! Chai dan Taplin ikut gabung. Anjas tidak. Dia memilih pergi dengan temannya.

Danan Sumirat, Travel Blogger Indonesia Populer

Restaurant Golden Prawn 933

Restoran Golden Prawn terletak di Jalan Golden Prawn, Tj. Buntung, Bengkong. Resto ini memiliki area parkir yang luas di bagian depan. Bangunannya seperti pondok makan biasa, beratap daun alang-alang. Tidak megah dan mewah ala resto modern. Tak soal bagi saya. Yang penting ada gonggong!

Bagian dalam resto ternyata luas sekali. Jika bagian depan resto berada di darat, bagian dalam di atas air. Saya kira danau, tapi airnya sangat dangkal. Apa empang? Ah, entah. Saya sebut saja danau. Di dalamnya ada banyak sekali ikan. Meski airnya kehijauan seperti air di got yang lumutan, lumayan bikin pemandangan jadi adem. Restorannya juga semi terbuka, banyak angin berhembus. Cukup nyaman sebagai tempat makan dan bersantai.

Menurut cerita Danan, resto ini ramai di akhir pekan. Banyak wisatawan dari Singapore datang untuk menikmati seafood murah. Biasanya mereka datang rombongan dengan keluarga. Warga Singapore memang mendominasi wisatawan di Batam. Jarak dekat antara Batam - Singapore, ongkos murah naik kapal (PP cuma 350.000), membuat Batam paling ideal untuk dijadikan tempat buang uang warga Singapore. Entah untuk sekedar bersantap, berwisata, atau pun belanja barang-barang dan kebutuhan dapur. Lain orang Singapore, lain pula orang Indonesia di luar Batam, Jakarta misalnya. Ngapain ke Batam kalau nggak ada urusan? Wong harga tiket pesawatnya aja bikin merinding haha

Restoran Golden Prawn 933 Batam

Restoran Golden Prawn 933 Batam

Restoran Golden Prawn 933 Batam
Restoran Golden Prawn 933 Batam

Gonggong Siput Laut Salah Satu Primadona Kuliner KEPRI

Sudah belasan menit di resto, Chai dan Taplin belum juga tiba. Dari pada menunggu lama, saya dan Danan langsung pesan makanan. Danan pesan sop ikan, sedangkan saya sudah tentu Gonggong. Makanan satu ini sudah jadi incaran sejak pertama menginjakkan kaki di Batam. Sudah berada “di sarangnya” gonggong, masa harus dilewatkan? Ya, enggak dong!

Nama gonggong terdengar cukup unik. Dulu waktu pertama kali dengar saya kira nama ikan, ternyata siput. Gonggong diambil dari nama jenis siput laut yang terdapat di sekitar Kepulauan Riau. Dalam bahasa latin, gonggong dikenal sebagai Strombus Canurium (ganus) dan masih tergabung dalam famili atau rumpun molusca. 

Menurut keterangan, gonggong banyak terdapat di Desa Lobam, Tanjung Uban, Pulau Bintan. Gonggong juga banyak ditemui di perairan Tanjungpinang. Tapi kata Mbak Lina Sasmita, gonggong ada di banyak tempat, termasuk Batam. Jadi, sebut saja Gonggong itu berasal dari seluruh perairan Kepulauan Riau, bukan dari salah satu wilayah saja. 

Bentuk cangkang siput gonggong panjang dan spiral. Cangkangnya tebal. Bukan seperti keong racun di rumput-rumput dekat taman. Itu mah cangkangnya tipis. Sekali injak pecah. Cangkang gonggong mesti dipukul palu dulu baru retak. Jangan bayangkan gonggong mirip tutut, bedanya bagai langit dan bumi. Tutut hitam kecil dekil. Gonggong putih bersih cantik kayak artis Korea. Saking cantiknya, cangkangnya bagus buat dijadikan hiasan di rumah, tentunya bila dagingnya sudah disantap. 

Kesegaran di Golden Praw

Gonggong Simbol Tanjungpinang yang Tak Sekadar Kuliner

Kadangkala, saat menyebut nama gonggong, saya auto teringat peribahasa terkenal tentang anjing menggonggong hihi. Kata gonggong nya memang ear catching sih ya. Ok tepis dulu soal peribahasa, saya mau bahas soal gonggong lagi. 

Gonggong sangat terkenal di Kepri. Di Kota Tanjungpinang ia sudah menjadi simbol kebanggaan. Tak heran bila hampir semua restoran seafood di Tanjungpinang menjual menu gonggong. Menurut keterangan, makanan khas gonggong sudah dikenal sejak era tahun 1950-an, zaman ketika Kepulauan Riau masih menggunakan mata uang dolar Singapura. Nelayan di beberapa wilayah Kepri punya peran penting atas keberadaan gonggong. Mereka lah yang mengumpulkan gonggong untuk kemudian dijual ke restoran-restoran di Kepri. 

Ada empat jenis gonggong yang ada di Kepri. Mulai gonggong berukuran kecil dan berwarna hitam (biasa disebut gonggong ayam), gonggong cangkang tipis berwarna putih, gonggong bercangkang tebal warna putih, dan gonggong merah bercangkang tebal. Seluruh jenis gonggong itu dapat dikonsumsi. Gonggong jenis cangkang tebal warna putih yang saya nikmati di Golden Praw. 

Sop Ikan

Cara Masak Gonggong

Bagi penggemar seafood, gonggong bisa menjadi makanan favorit. Kuliner khas ini selain lezat juga mudah dimasak. Gonggong biasanya disajikan dengan cara direbus. Untuk menghilangkan bau amis, air rebusannya dicampur garam dan irisan jahe. Durasi merebus gonggong tidak cepat karena harus sampai matang. Hal inilah yang menyebabkan pesanan kami lama sekali dihidangkan. Bahkan, ketika Chai dan Taplin datang, gonggong yang ditunggu belum juga kelihatan batang cangkangnya.

Setelah puas ngobrol ngalor ngidul bareng Danan, Chai dan Taplin, akhirnya sepiring gonggong tersaji di hadapan. Ya, inilah momen pertama saya melihat langsung wujud gonggong. Saya merasa surprise melihat ukurannya yang besar. Entah di pantai mana, rasanya saya pernah lihat penampakan gonggong. Hmm…tapi mugkin sekedar mirip gonggong saja. 

Pelayan menyajikan sambal sebagai pelengkap makan gonggong. Saya tanya apa bisa langsung disantap? Katanya iya. Hehe. Saya ragu sih, khawatirnya pas mau dimakan gonggongnya masih hidup. Melihat cangkangnya yang besar, saya jadi membayangkan yang enggak-enggak. Tapi Danan bilang jangan lebay, itu aman kok haha

Yes, setelah matang, gonggong bisa langsung disantap dengan sambal kacang, asam manis, pedas, atau sambal kecap. Saya hanya merasa cocok dengan salah satu saos saja yakni asam manis.

Isi gonggong dikorek pakai tusuk gigi
  
Seni Makan Gonggong

Bagaimana cara makan gonggong? Gampang. Pastinya bukan dengan cara memecahkan cangkang ala kepiting ya. Seni menyantap gonggong adalah dengan mengorek isinya menggunakan garpu kecil atau tusuk gigi. Mirip seperti makan tutut, dagingnya ditarik keluar. Bedanya, tutut kadang bisa disedot pakai mulut, isinya bisa keluar. Sebab cangkangnya kecil. Kalau gonggong? Bisa-bisa yang keluar bukan siputnya, tapi gigi kita haha. 

Lain halnya jika yang dipesan bukan gonggong rebus, misalnya gonggong asam manis. Kita tinggal santap karena isi gonggong sudah dikeluarkan dan dimasak dengan bumbu. Tidak perlu pakai acara dikorek-korek lagi. 

Saya diajari Danan, katanya mengorek gonggong tidak boleh sembarangan. Arah mengorek harus mengikuti alur cangkang agar daging siput keluar dengan mulus. Salah mengorek bisa membuat daging terkoyak putus dan sisanya terbenam di dalam cangkang tanpa bisa kita korek lagi. Upss…entah kenapa pelajaran mengorek gonggong ini malah mengingatkan cara mengorek kuping haha

Gonggong Rebus

Menikmati Gonggong 

Gonggong memiliki rasa unik. Tekstur dagingnya cukup lembut dan kenyal. Mirip cumi, hanya lebih keras. Ketika disantap dengan sambal rasanya semakin memperkaya cita rasa lidah. Satu porsi berisi sekitar 25 gonggong. Ketika pertama disajikan, saya sangat bernafsu, lapar mata, dan penasaran. Sehingga 1 porsi terasa tidak cukup. Apalagi buat dimakan bertiga dengan Chai dan Taplin. Tapiiiiii….ternyata saya tidak mampu menghabiskannya!

Gonggong rebus memang tidak memiliki rasa apa-apa. Hambar. Makanya ada sambal, agar ada cita rasa ketika dikunyah. Nah, mungkin karena inilah lidah saya jadi tidak terlalu nagih. 1 gonggong itu isinya besar, pada saat saya mengunyah gonggong ke-8, saya mulai merasa ingin stop. Nafsu untuk menikmati lebih banyak tiba-tiba mengendur. Di sini saya bisa mengukur kemampuan. Untuk gonggong, saya cukup makan 8 gonggong. Paling banyak taruhlah 10. lebih dari itu kebanyakan. Mesti share berdua kalau pesan 1 porsi.

Lain saya tentu lain pula dengan orang lain. Orang lain mungkin bisa menghabiskan 1 porsi. Lain menu bisa jadi lain pula selera saya. Jika saya pesan gonggong yang sudah dikeluarkan dari cangkang dan di masak asam manis, mungkin saya bisa habis 1 porsi. Karena isi gonggong yang dimasak dengan bumbu, tentu beda rasanya. Biasanya lebih sedap dan nikmat.

Baca juga: Masakan Sunda Enak di Warung Nasi Bu Imas Bandung

Sambal Gonggong

Kandungan Gizi Gonggong

Dibalik sensasi cara memakan dan menikmati rasa gonggong, terkandung manfaat gizi baik bagi penikmatnya. Informasi ini saya dapatkan dari artikel-artikel yang pernah saya baca. Disebutkan bahwa berdasarkan hasil uji laboratorium yang pernah dilakukan, gonggong kaya akan protein. Tetapi di balik itu, gonggong juga mengadung kolesterol. 

Nah, nikmati gonggong boleh, asal waspada terhadap kandungannya. Terutama yang punya masalah dengan kolesterol. Segala sesuatu yang berlebihan memang tidak baik ya. Secukupnya saja.

Harga Gonggong

Saya tidak tahu berapa harga menu gonggong yang saya santap di Restaurant Golden Prawn ini. Sebab, tagihannya dibayar oleh Danan. Struknya dia yang pegang. Makasih Danan sudah ditraktir!

Saya tanya ke teman blogger di Kepri. Harganya beragam. Ada yang pernah bayar hanya Rp35.000 per porsi. Mbak Lina pernah bayar Rp50.000 per porsi. Dan kata yang lain, pernah ada yang lebih mahal lagi dari itu. Ok, beda resto bisa beda harga. Anggap saja paling mahal Rp100.000 per porsi. 

Jika penasaran dengan gonggong, pesan 1 porsi masih cukup terjangkau. Namanya seafood jarang ada yang murah. Apalagi kuliner khas seperti gonggong. Pesan saja 1 porsi buat berdua atau bertiga. Sedikit tak apa, yang penting pernah mencicipi kuliner langka ini di Kepri. Eh tapi, kalau 1 porsi isi 25 buat bertiga, itu masih terhitung banyak kalau sekedar icip-icip. 

Gedung Gonggong - Photo pegipegi.com

Gedung Gonggong Gerbang Wisata Bahari Kepri

Gonggong sangat fenomenal di Kepri. Saking populer sebagai makanan khas, sampai ada gedungnya segala, tepatnya di Kota Tanjungpinang. Saya belum pernah ke Tanjungpinang. Tahu hal tersebut dari cerita teman dan tulisan yang pernah saya baca. 

Gedung gonggong dibangun oleh Pemkot di kawasan Tepi Laut, berhadapan langsung dengan laut Laman Boenda. Gedung yang diresmikan pada akhir tahun 2016 tersebut kabarnya digunakan sebagai pusat informasi bagi wisatawan.

Saya penasaran dengan Gedung Gonggong. Kabarnya, keberadaannya sangat ditonjolkan oleh pemkot  gerbang wisata bahari di Kepulauan Riau. Bentuk Gedung Gonggong melingkar, menyerupai gonggong berwarna emas. Seluruh dindingnya terbuat dari kaca yang tampak gelap dari luar. Gedung tersebut terdiri dari dua lantai, dilengkapi dengan televisi yang menampilkan selayang pandang Tanjungpinang. Di lantai basement terdapat toko oleh-oleh yang menjajakan makanan dan kerajinan khas Tanjungpinang. 

Selain Gedung Gonggong, ada pula batik gonggong. Tapi yang perlu diketahui, batik gonggong tidak dibuat di Kepri, melainkan di Jawa. Setelah diproduksi, batik dikirim ke Kepri dan ditampilkan secara eksklusif. Batik gonggong hanya bisa ditemukan di satu toko di Tanjungpinang, namanya Batik Gonggong.

Kalau ke Batam, ajak makan Gonggong lagi ya kakak-kakak hehe

Nikmati Gonggong Kuliner Langka di Kepri

Mencicipi gonggong memperkaya khazanah kuliner saya akan makanan khas daerah di Indonesia. 

Mengenal Batam, mengenal surganya Seafood. Ada gonggong yang bisa dicecap dengan nikmat. Bukan hanya kepiting, cumi, udang, ikan, kerang seperti yang biasa dijumpai di restoran-restoran seafood.

Cara makan gonggong dengan mengorek isinya pakai garpu atau tusuk gigi memberi sensasi tersendiri. Ada kehati-hatian dan kesabaran agar bisa menikmatinya. 

Gonggong enak, harganya pun cukup terjangkau. Saya menyukainya meski tak bisa makan dalam jumlah banyak.

Kepri bukan hanya tentang gugusan pulau yang indah, pantai yang memesona, dan wisata sejarah Islam yang luar biasa. Tapi juga tentang gonggong, kuliner langka yang tidak ada dua di tempat lain. Gonggong hanya ada di Kepulauan Riau, Surganya Bahari Indonesia.

Siapapun yang berkunjung ke Batam mesti menyempatkan diri menyicipinya. Kuliner sederhana tapi nikmat.