Tampilkan postingan dengan label narasumber. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label narasumber. Tampilkan semua postingan

Let's Ngulandara Ing Nusantara || IG Live Travelerien x IPM Mu'allimaat Muhammadiyah || Pekan Budaya Online

pekan budaya ipm muallimaat jogjakarta

IG Live Katerina @travelerien x IPM Madrasah Mu’allimaat Muhammadiyah Yogyakarta IG @ipmemgaat @muallimaatjogja
Sabtu, 30 Januari 2021 Pukul 20.00WIB

*IPM = Ikatan Pelajar Muhammadiyah

Host: Ima (Bogor) Moderator: Rafida (Jawa Timur)

TUJUAN

Menumbuhkan sikap nasionalisme di dalam diri anggota terhadap kebudayaan Indonesia

BAHAN POKOK MATERI

1. Rasanya belajar budaya baru

2. Pengalaman berkesan selama traveler

3. Kekaguman akan budaya Indonesia

4. Trik supaya pelajar dapat mencintai budaya Indonesia

5. Gerakan cinta budaya yang bisa dilakukan selama pandemi berlangsung

=======================

1. RASANYA BELAJAR BUDAYA BARU

Bagaimana rasanya setiap kali belajar budaya baru? 

Setiap hendak belajar sesuatu yang baru, rasanya tentunya akan sangat menyenangkan. Sebab dari sana, kita dapat pengetahuan yang belum pernah kita miliki sebelumnya. 

Timbul rasa penasaran, rasa ingin tahu yang besar, dan tidak mau sedikitpun terlewat menyimak penjelasan. Termasuk diantaranya topik tentang budaya. sebagai satu hal yang begitu luas dan memberikan pengaruh dalam sendi kehidupan

Kadang-kadang saya merasa aneh menyaksikan kebiasaan yang berbeda terutama yang dikaitkan dengan sopan santun atau keyakinan. Tapi, saya tetap harus menghargai perbedaan tersebut.

Contoh: 

Ada yang namanya budaya "Kemponan" di Kalimantan Barat/Pontianak. Ketika seseorang ditawari/diberi sesuatu dan hendak menolaknya, maka barang yang ditawarkan/diberikan harus disentuh terlebih dulu, baru dikembalikan. Kalau tidak disentuh dulu, dianggap tidak sopan. 

Di Minangkabau ada yang namanya Upacara Turun Mandi, upacara tradisional masyarakat Minangkabau yang dilakukan sebagai bentuk rasa syukur atas lahirnya seorang anak ke dunia, sekaligus memperkenalkan sang bayi kepada masyarakat. Upacara Turun Mandi ini harus digelar di sungai (batang aia), dengan prosesi arak-arakan. Upacara ini sendiri hanya bisa dilaksanakan di Batang Aia atau Sungai. Jika tak melakukannya dianggap tidak menghormati masyarakat setempat.

Kebiasaan-kebiasaan seperti itulah yang membuat penasaran lalu merasa senang ketika bisa mengetahuinya, meskipun kadang merasa aneh, tapi tentu ada rasa kagum juga.

2. PENGALAMAN BERKESAN SELAMA TRAVELING 

Pengalaman paling berkesan selama traveling terkait budaya, dalam hal apa?

Setiap tempat adalah unik dan selalu memberikan kesan yang tak terlupakan. Apalagi terkait budaya. Karena setiap budaya memiliki kekhasan masing-masing dalam hal itu.

Kebetulan saya pernah mengunjungi sejumlah tempat, pengalaman paling berkesan di semua tempat adalah dengan keramahan masyarakat setempatnya dan budaya selalu ingin menjamu setiap orang yang dijumpai, meski tak dikenal sebelumnya. 

Ada juga terkait kebiasaan dan keyakinan masyarakat setempat dalam menjalani hidup sehari-hari. Seperti di keluarga Batak di sekitar Danau Toba, ketika ada kedukaan mereka malah bernyanyi-nyanyi. 

Atau seperti cara suku Toraja memakamkan keluarganya yang terbilang unik dan menyimpan banyak unsur keyakinan seperti Rambu Solo, di mana saat ada yang meninggal, keluarga menggelar pertunjukan seni dan adu kerbau, semacam ritual untuk mengantarkan jenazah ke alam akhirat. 

Ada pula suku Kajang di Bulukumba yang tidak mengizinkan teknologi masuk ke kawasan adat mereka. Mirip Suku Baduy di Banten, tidak makan makanan buatan pabrik, tidak menggunakan pakaian buatan pabrik, tidak menggunakan barang elektronik, tidak menggunakan listrik, dan lainnya.

Saya pernah mengunjungi Tidore bersama sahabat-sahabat blogger, di antaranya Yuk Annie, Mas Dwi, Deddy Huang, Haryadi Yansyah, Mbak Tati, dan kami sama-sama mengikuti rangkaian acara dalam rangka Ulang Tahun Tidore ke-909. Nah, festival yang digelar selama 1 minggu pada acara tersebut kental dengan nuansa adat. Tiap hari kami menyaksikan budaya Tidore yang sarat akan kearifan lokal. Mulai dari pembacaan puisi, jamuan makan dengan kuliner khas yang telah langka, tarian adat, upacara kebudayaan, hingga pakaian dan orang-orang yang terlibat di dalam acara istimewa tersebut.

Tidore menjadi salah satu daerah paling berkesan buat saya dalam hal mengenal budaya yang Indonesia punya.

3. KEKAGUMAN AKAN BUDAYA INDONESIA

Sejauh mana memiliki kekaguman akan budaya Indonesia? Apa saja?

Saya bangga, senang, dan sangat mengagumi budaya Indonesia yang begitu kaya. Variatif budayanya. Indah unsur seninya. Tidak membosankan karena setiap daerah memiliki keunikan dan kekhasan masing-masing.

Banyak hal mengagumkan terkait budaya Indonesia, mulai dari produk-produk seni, tarian, kuliner, pakaian adat, kain, hingga tempat-tempat yang memiliki sejarah yang tak ternilai. Bahkan hingga unsur bahasa dan bangunan rumah adat. 

Semua hal itu wajib dilestarikan sampai kapanpun

Jika disuruh memilih mana yang paling mengagumkan, jelas agak sulit karena memang budaya masyarakat Indonesia itu masing-masing sangat unik dan lahir tidak serta merta, tetapi memang hasil pemikiran turun temurun masyarakat adatnya yang selalu penuh filosofi yang dalam.

4. TRIK SUPAYA PELAJAR DAPAT MENCINTAI BUDAYA INDONESIA

Pertama, pelajar harus diajak melihat budaya-budaya negara lain. Kemudian dikenalkan dengan berbagai budaya Indonesia secara komprehensif, diberi tahu keunggulan budaya Indonesia, diberi tahu makna-makna dibalik budaya Indonesia, dll. Supaya pelajar bisa membandingkan bahwa budaya Indonesia sangat lengkap, variatif, berkelas, dan mempunyai makna-makna peradaban tingkat tinggi.

Ketika menampilkan budaya Indonesia di hadapan pelajar, tampilkan kebudayaan yang sifatnya "woww" supaya mereka terkesima dan muncul kebanggaan untuk melestarikannya. Bisa woww dalam busananya, woww dalam makna dibalik budayanya, woww dalam seni ukir/pahatnya, woww dalam gerakan tarinya, dll.

Kedua, dengan tetap mempertahankan pelajaran SEJARAH bagi pelajar/generasi muda dan mengajak mereka untuk ikut serta dalam setiap kegiatan budaya. Memberikan ilmu-ilmu lewat sekolah informal pun bisa menjadi bagian dari tujuan ini

Ketiga, dengan mengenalkan cerita keragaman budaya melalui media audio visual dan juga kegiatan interaktif. Satu sisi mengangkat budaya dan kelompok pelestari budaya lokal, di sisi lain mengenalkan dan membuka wawasan pelajar akan budaya-budaya yang berbeda.

5. Gerakan cinta budaya yang bisa dilakukan selama pandemi berlangsung, apa saja?

Banyak yang bisa dilakukan. Di antaranya:
  • Belajar bahasa daerah secara daring
  • Traveling virtual ke berbagai daerah di Nusantara
  • Lomba menghias rumah/kamar/perabotan dengan unsur-unsur budaya Nusantara (penjurian secara online atau dengan melihat foto/video hasil karyanya)
  • Aksi belanja budaya online (misal: belanja pernak-pernik budaya, belanja batik, dll, sekalian menghidupkan UMKM selama pandemi)
  • Dialog interaktif antar budaya secara online,
  • "Menggempur" medsos dengan berbagai postingan berbau budaya dalm bentuk foto/video selama sepekan.
  • Memperbanyak baca buku, tulisan, artikel, berita, atau informasi apapun tentang budaya yang bisa disampaikan secara on-line.
  • Berinteraksi dan menjajal interpretasi yang sejalan dengan budaya yang diperkenalkan
  • Menggali cerita budaya lokal masing-masing yang selama ini bersifat lisan untuk didokumentasikan secara audio visual atau gambar yang disertai cerita (dari narasumber lokal) dan dipublikasikan secara virtual. Kegiatan ini bisa dilakukan secara sendiri dan kelompok yang nantinya semua hasilnya (dengan seleksi) bisa dimasukkan dalam satu portal, misalnya IG atau Youtube untuk dapat dinikmati dan dijadikan reerensi dalam menggali budaya dari topik2 yang diangkat.

Q & A

1. @annisaz19

Travelling itu butuh uang banyak gak sih kak? Dan apakah menjadi seorang traveler menghasilkan uang? Caranya bagaimana? 

Butuh uang itu pasti, kalau banyak dan sedikit itu tergantung travelingnya kemana dan kegiatannya apa saja. Misalnya, saya di BSD Serpong nih, mau traveling ke Bogor dan ke Bali. Jelas ke Bogor ga perlu duit banyak, sedangkan ke Bali perlu banyak. Dari biaya transportasi saja sudah beda ya. Begitu juga penginapan. Kalau di Bali mesti pesan hotel, kalau ke Bogor saya nggak perlu nginap, tinggal balik lagi ke BSD kalau mau tidur, karena dekat.

Bisa saja menghasilkan uang, jika hasil jalan-jalan kita manfaatkan dengan cara dikomersilkan. Seperti saya, cerita jalan-jalan ditulis di blog, dimuat di koran/majalah juga, dari sana ada yang bayar, uangnya bisa buat jalan-jalan lagi, atau disimpan untuk yang lain. Tapi ini nggak instant bisa langsung dapat uang ya. Kalau di blog, blognya mesti udah rame pengunjung dulu, page view bagus, rank DA bagus, dan memang punya nilai jual. Kalau di koran/majalah, ya harus memenuhi syarat sesuai standar media. 

Selain tulisan, kita juga bisa menjual foto-foto jalan-jalan. Bukan foto selfie lho ya hehe tapi foto destinasi. Bisa berupa foto pemandangan alam, kuliner, belanja, dan lainnya.

2. @annisaauliafh

Gimana sih kak cara siapin bekal mental untuk bergabung ke ragam budaya dan masyarakat indonesia? 

1. Membuka diri dan lapang dada mengakui bahwa ada beragam budaya di Indonesia. Artinya tidak menganggap budayanya sendiri yg paling baik, lalu meremehkan atau menganggap jelek budaya lain.

2. Menjunjung tinggi sopan santun pergaulan. Menghargai dan menghormati masyarakat lainnya, khususnya yg berbeda.

3. Siapkan mental pemberani dan tidak perlu malu atau rendah diri bergaul dengan masyarakat dari budaya berbeda. Bagi yg masih pemalu, tips supaya bisa berani dan tidak rendah diri salah satunya dengan menjaga stabilitas emosi, menenangkan hati dan pikiran, serta selalu berprasangka baik.

4. Bekali diri dengan rasa ingin tau yang besar untuk belajar budaya orang lain, lalu belajar menghormatinya.

5. Kalau sempat, bisa membekali diri terlebih dahulu dengan wawasan budaya orang lain. Misalnya dengan nanya-nanya terkait kuliner, kebiasaan atau adat budaya lain, baca-baca buku/literatur, atau nonton YouTube/cari akun Instagram budaya terkait. Tujuannya supaya kita punya gambaran umum terkait budaya mereka. Pas bergabung atau bergaul dg mereka, tentunya bisa lebih siap mental.

3. @harinaagm

Persiapan apa aja yang harus banget disiapkan sebelum travelling tapi banyak orang yang ga tahu? 

Kesehatan paling utama untuk disiapkan, baru uang dan rencana kegiatan selama traveling.  

Kalau kita sehat, kita bisa menikmati perjalanan. Melakukan berbagai kegiatan, dan pastinya nggak akan merepotkan orang apalagi bikin cemas keluarga di rumah.

Setelah kesehatan baru siapkan uang. Ada uang tapi nggak sehat, percuma juga sih. Mental juga harus disiapkan ya, jangan sampai kita kaget dengan situasi kondisi tak terduga di tempat tujuan.

Lainnya, sudah pasti barang-barang yang akan digunakan selama di perjalanan. Kalau kita muslimah, ya peralatan ibadah jangan sampai lupa dibawa. Obat-obatan, dan keperluan pribadi lainnya.

Sesi KUIS

1. Pada Foto IG Feed @travelerien tgl. 27/1, Parade Juanga dalam rangka Hari Jadi Tidore ke-909. Pada tahun berapakah acara tersebut digelar?
Jawaban: 2017

Pemenang kuis: Fatma Latifah Isnawati (Magetan Jawa Timur)

2. Pacu Jawi dan Karapan Sapi berasal dari daerah mana?
Jawaban: Sumatera Barat dan Madura

Pemenang kuis: Bulan Rimadhina Seva (Bojonegoro Jawa Timur)

PESAN (Penutup dari Travelerien)

Penganut agama Islam di Indonesia ini tumbuh dan berkembang di alam Nusantara yang majemuk; ada beraneka ragam budaya dan keyakinan masyarakatnya.

Ada budaya dan keyakinan yang seirama, namun tidak sedikit pula yang bertentangan.

Sebagai insan beragama yang menjunjung tinggi budi pekerti, akan elok bila saling menghargai perbedaan tersebut. Tidak perlu mengusik budaya orang lain yang dianggap tidak cocok.

Silakan tampilkan budaya sendiri yang bermartarbat dan indah. Misalnya membuat budaya atau karya seni bernafaskan Islam, seperti qasidah (seni musik), cara berpakaian yang Islami, dll. 


Video IG Live ini bisa ditonton di IGTV @ipmemgaat pada link berikut: https://www.instagram.com/tv/CKrCC9pHThU/

==============================

- Event

📍Pentas Budaya online 2021 (TASYA online 2021) 

- Penyelenggara

📍Bidang Apresiasi Seni Budaya Dan Olahraga PR IPM Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta

- Waktu

📍 30 Januari - 25 Februari 

- Rangkaian kegiatan 

30 Januari = Pembukaan lewat IG LIve bersama Katerina S

2-25 = Sesi lomba online untuk organisasi daerah yang ada di madrasah

Lomba meliputi : 

🔵Vidio IGTV pengenalan daerah dari tiap organisasi daerah (orda)

🔵Feeds IG organisasi daerah, berisikan funfact, pengenalam orda, dan desain yang menarik


SUKSES dan TERIMA KASIH buat IPM Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta



Ada Rate Nggak Ada Job, Ada Kebutuhan Nggak Ada Kemampuan



JOB BARU RATE LAMA

Seorang wanita dari bagian digital marketing produk skincare merek anu:

"Mbak Kate, kita mau kerjasama lagi, produknya masih seperti tahun lalu plus tambahan 3 macam produk lainnya. Tugasnya nanti sama kayak tahun lalu tapi jumlah postnya lebih banyak. Temanya masih sama, produk skincare untuk mereka yang aktif dan hobi traveling."

Saya tebalkan bagian tambahan produk dan jumlah post karena itu berarti bukan lagi SAMA tapi BEDA. Ada penambahan jumlah materi dan post story, 10 kali lebih banyak dari tahun lalu. WOW banget kan. Meski demikian, saya beri rate yang sama seperti tahun lalu. Saya anggap ini "repeat order" dan saya dengan senang hati menerimanya meski tugasnya nambah.

"Tapi rate nya kita nggak bisa segitu lagi mbak Kate, cuma bisa separuhnya. Dan, tolong beri saya insight terbaru dari IG mbak, profil terbaru, dan beberapa link post produk skincare merek lain."

Saya catat, harga setengah dari sebelumnya, dan dia butuh banyak data, yang artinya saya harus meluangkan waktu buat mengerjakannya. Tapi, saya tetap beri apa yang dia minta, tanpa harus menyatakan setuju dengan rate yang dia beri. Biar dia lihat dulu insight IG saya, siapa tahu dengan data yang kinclong dia jadi urung nawar he he

Seminggu berlalu, dan tak ada kabar. Sebulan kemudian saat saya sudah lupa, sebuah pesan masuk berbunyi begini: "Maaf kita belum bisa kerjasama dulu Mbak Kate. Ratenya belum cocok."

Itu saja. Tak ada penjelasan lainnya. Tapi kesimpulannya: Dia cocok dengan profil dan insight, tapi ga cocok di rate. 

GAGAL menginfluence 

"Mbak Kate, kami melihat profil mbak cocok sekali untuk jadi influencer tetap kami. Blog maupun medsos mbak sudah sesuai dengan kriteria yang kami cari. Kami tawarkan ini, itu, anu, dan total semuanya sekian yang mbak dapat tiap bulannya. " 

Sebuah angka yang menggiurkan tertera di email. Bukan main senang rasa hati.

"Ini bisa berlangsung 1-2 tahun ke depan. Nanti tugasnya di blog begini, begitu, dan begono.  Sekarang tolong siapkan semua data yang kami perlu: Pageview bulanan, 10 link artikel kerjasama dengan produk serupa seperti yang kami jual, insight IG, link postingan IG, link artikel dengan view di atas sekian dalam perbulan, link ini, link itu, link anu, screenshot ini, schreenshot itu, screenshot anu, ...."

dan masih banyak lagi permintaan lainnya yang harus saya buat dan kerjakan dalam waktu singkat. Sementara, saat itu saya sedang sibuk dengan urusan keluarga, agak susah buat duduk depan laptop dalam waktu lama, tapi tetap saya kerjakan.

Dua minggu berlalu, saya tanyakan gimana kelanjutannya, katanya belum ada. Sebulan kemudian dikabari: Masih pending dan nggak tahu kapan akan dilanjutkan.

Ok deh, berarti belum butuh dalam waktu dekat seperti diawal ditawari yang katanya butuh segera dalam minggu itu juga haha


RATE ANEH

"Mbak Kate kok nggak diundang jadi narasumber sih, kan lagi rame banget tuh acara-acara di berbagai komunitas yang undang para blogger buat berbagi ilmu dan pengalaman?"

Kekepoan yang saya jawab dengan satu kalimat: "Mungkin saya belum cocok, atau belum pantas...."

"Mungkin rate mbak Kate aneh!" 

Saya tergelak. Entah dia bercanda atau memang serius, terserah.

Ya nggak apa dianggap aneh, atau bahkan bikin pengundang kapok. Berprasangka baik saja, anggap saja mereka bukan target saya. Dah gitu aja. 

NARASUMBER DENGAN RATE ANEH

Tak lama setelah dicap punya rate aneh, seorang wanita tampak tergesa mencari saya. Dia kirim pesan di IG, di Inbox FB, bahkan sampai ke WA. Intinya, ia menemukan saya karena merasa cocok dan tepat sekali untuk dijadikan narasumber di salah satu acara dalam gelaran festival ekonomi syariah. Katanya saya kepilih karena saya suka travel dan saya muslimah. 

Kaget saya dibuatnya, karena yang undang bank guede cuy! Selain kaget, saya juga terbang. Melayang rasanya ada bank cari-cari saya. Mention nggak nih banknya? haha

"Wah bank gede itu, bujetnya pasti besar, kasih aja rate anehmu...," kata seorang kakak senior yang udah malang melintang jadi narasumber diberbagai event gede. Saya dikomporin! Oh iya, sewaktu dapat tawaran jadi narasumber ini saya konsul lho ke Mas A, Yuk A, dan teman-teman dekat di WAG TBI (bukan singkatan travel blogger Indonesia lho haha). 

"Gak ah, nanti dia pergi dan menghilang kalau liat rate saya." Saya serius saat mengatakan hal ini. 

Kami terbahak bersama. Tapi beneran, saya nggak kasih rate aneh sama si mbak itu, malah bilang begini, "Saya ikut bujetnya aja mbak, yang penting acaranya lancar dulu, dan sayanya bisa tampil dengan baik sesuai harapan...."

Sengaja "memurahkan diri" biar nggak kabur setelah baca rate seorang Katerina hahaha

Eh, ternyata....rejeki sungguh tak bisa ditebak ya, saat saya "terserah lu dah mau bayar berapa", taunya malah diberi honor sejumlah rate aneh yang nggak pernah saya sebut. Wuaaah! 

Lomba dan Juri

Udah lama nggak ngelomba di blog, sekalinya ngelomba saya bekerja keras, tapi belum menang jadi juara utama haha

"Kalah berlomba kok bisa jadi juri kemarin-kemarin itu mbak?" tanya teman. Ha? Teman apaan ini? haha

"Iya, mungkin saya cocoknya jadi juri aja, bukan ngelomba. Tapi lagi sepi lomba nih. Sepi pula yang ngundang hiks."  (Udah bagus belum cara saya menyanjung diri sendiri di sini? wkwk)

Pas saya ngomong gitu, ada pak kadis kirim pesan di WA. Isinya gambar/banner dan video. Dalam hati "Apaan nih?"

"Ini banner lomba mbak Kat, dan ini video festivalnya. Kita mau ngundang mbak jadi juri lomba vlog lagi nih."

Waduuuuh....pucuk di nyinyir, undangan ngejuri tiba! haha

"Nanti kita siapkan honor sekian, tiket PP, hotel, dan semua kebutuhan selama di kota kami."

Waaks!

Jalan-jalan dan Juri

"Mbak Kate jalan-jalan buang stres karena ga ada job ya?"

Wuaduuuh hahaha. Saya mah ga mati gaya ga ada job, apalagi stres. No! Soal job, kalau ada alhamdulillah, nggak ada ya nggak apa-apa. Santuy ah.

Yang liat saya jalan-jalan baru-baru ini (mungkin liat postingan di IG @travelerien), saya nggak sedang dalam rangka liburan ya. Tapi lagi ada kerjaan demi masa depan yang lebih cerah dan bergelimang harta wkwkw. Iya, saya dan suami sedang ada urusan, tapi tetep dong ada waktu senggang yang kami manfaatkan untuk refreshing di alam bebas.

Eh, siapa kira pas lagi posting-posting banyak foto sedang main di alam, malah diundang jadi juri untuk lomba yang berkaitan dengan kelestarian alam.

Penyelenggaranya organisasi non profit kelas internasional. Yang undang managernya langsung. Woah diundang kedua kali jadi juri event mereka! Kapan saya nyangka?

Santuy Aja!

Dalam menjalani hidup, paling asyik jadi orang yang bila dalam keadaan ga enak kayak apapun tetap bisa berperilaku baik, berjiwa besar, dan berprasangka baik. Gitu juga dalam hal per-job-an:
  • Jika ada yang nawarin job, berarti profil kita cocok dengan syarat yang dibutuhkan. Sebelum dihubungi, pasti sudah dicek dulu kita ini siapa dan bagaimana. Syukuri itu karena tanpa kita berlelah-lelah menawarkan diri, mereka sudah mencari dan menemukan kita. Kalau kemudian nggak jadi karena alasan rate, itu berarti bukan karena kita belum punya kemampuan untuk mengerjakan job mereka, tapi karena merekalah yang belum punya kemampuan untuk bayar rate sesuai standar kita.
  • Jika ada yang pergi gitu aja pas kita lagi ngarep-ngarepnya, anggap saja mereka bingung mau berkata apa. Bisa jadi malu dan merasa nggak enak. Bisa jadi juga memang nggak punya etika. Syukuri aja kita masih bisa sedih tapi mampu menahan diri nggak banting hp karena kesal baca chat yang nggak dibalas-balas haha
  • Jika ada yang bilang kamu sok jual mahal, anggap saja yang berkata begitu sotoy, alias sok tahu. Kalau kita punya keahlian, dan kita mumpuni pada bidang yang kita jalani, normal kok jika punya standar. Jangan berbisnis dengan orang yang hanya melihat angka kita tapi nggak mau melihat lebih dalam pada kemampuan dan pengalaman kita.
  • Jika ada yang bersikeras ingin pakai kita tapi ratenya ga sesuai, jangan paksakan diri menerima, karena bekerja dengan terpaksa, hasilnya nggak akan maksimal. Bekerja nggak ikhlas, terima honor juga nggak ikhlas. Kasihan hati, nanti lelah nangis he he
  • Kalau nggak cocok, "berpisahlah" baik-baik. Yang kasih job sih baiknya pamit dan kasih penjelasan, biar gak ngegantung orang. Nanti dikatain tukang PHP lho. Yang nggak jadi dikasih job, juga mesti berkata baik. Jangan menghina rate kecil yang ditawarkan, bisa jadi memang bujet mereka segitu adanya. Apalagi di masa pandemi gini ya, banyak sektor terdampak, tapi para pengusaha tetap ingin promosi agar jualannya tetap laku. Kalau murah hati ya terima aja jobnya dengan rate seadanya nggak usah ngedumel atau malah ngajak orang rusuh. Kalau nggak sanggup ya tolak saja dengan baik, atau carikan pengganti. Jadi, bisa sama-sama enak.
  • Jika gagal kerjasama, yakinlah bahwa itu belum rejeki kita, dan percayai juga bahwa kita pun belum jadi rejeki mereka. Jangan selalu mikir bahwa kita yang kehilangan mereka, pikirkan juga bahwa kadang justru merekalah yang kehilangan kita. 
  • Yakinlah bahwa ada yang lain yang akan memberi kita pekerjaan sesuai dengan yang kita mau. Mau bukti? Itu di atas saya sudah ceritakan. Selama pandemi ini, beberapa kali lepas dari tawaran kerjasama, diejek ga diundang jadi narasumber, dinyinyirin level juri kok kalah lomba, eeeh tahunya......malah diundang jadi juri lomba di event festival kelas provinsi yang disahkan oleh kementrian, dibayar pakai "rate aneh" jadi narasumber acara nasional oleh bank anu, diundang jadi juri event lomba yang diselenggarakan oleh organisasi internasional, dapat kerjasama jangka panjang dengan pengusaha perhotelan, dll yang nggak pernah saya duga bakal menghampiri saya di musim krisis gini. Duh, saya kayak sombong ya sebut itu semua, tapi beneran ya itu sebagai contoh aja biar kalian kuat, jangan lemah dan sedih bila ada job lepas dari tangan, atau ga kebagian job di dunia perbloggeran...karena rejeki kita pasti ada saja pada waktu dan tempat yang tepat. 
  • Personal profile, insight IG, insight blog, portofolio...semua akan menemukan jodohnya sendiri pada job mana ia akan bergandengan tangan dan saling memeluk. Tidak usah khawatir soal job, buat aja konten yang bagus dan menarik, dan jadilah konsisten. Nanti tawaran akan datang dengan sendirinya, dan saat itu, jangan ragu untuk bikin "rate aneh". hehe. 

Berapa sih rate kerjasama untuk blog, IG, juri, dan narasumber ala Travelerien? Nanti di postingan berikutnya saya tulis 😃

Ciayo!