Tampilkan postingan dengan label liburan ciwidey. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label liburan ciwidey. Tampilkan semua postingan

Berwisata di Puncak Gunung Patuha, Menikmati Sejuknya Udara Kebun Teh Rancabolang

Berwisata di Ciwidey, saya dan suami pergi ke puncak Gunung Patuha, tepatnya di Perkebunan Teh Rancabolang. Perjalanan menuju puncak kami tempuh dengan berkendara mobil, diguyur hujan, diselimuti kabut tebal, tapi terasa sangat nikmat karena bisa puas menghirup udara segar pegunungan. Paru-paru jadi dimanjakan, mata pun seperti dicuci kembali oleh hijaunya hamparan pohon teh milik PT. Perkebunan Nusantara VIII yang membalut permukaan gunung.  

kebun teh rancabolang
Kebun Teh Rancabolang - PT. Perkebunan Nusantara VIII - Ciwidey JAWA BARAT


Nanjak gunung lewati hutan lindung dengan beberapa titik longsor

Kami berangkat dini hari dari Jakarta, menempuh waktu perjalanan kurang lebih 3 jam ke Bandung. Setelah beristirahat sejenak di Soreang, kendaraan pribadi yang disetiri oleh suamiku langsung menuju Ciwidey. 

Hari itu Sabtu, pagi hari jalan menujuk puncak masih sepi. Mobil kami melaju lancar. Melewati kota kecamatan, desa-desa dengan ladang sayur yang subur, hingga akhirnya hanya hutan pinus dan hutan alam saja yang kami jumpai. Makin ke puncak makin sepi, seolah hanya kami saja yang berkendara menyusuri jalan.

Sebagaimana umumnya jalan mendaki, berkelok-kelok dan curam. Di sebelah kanan dinding tebing, sebelah kiri jurang. Pohon-pohon tua berdiri memagari jalan, sisanya di sela-sela tebing, tegak membisu dengan batang-batangnya yang besar.

Video perjalanan menuju Kebun Teh Rancabolang: 

 

Saya melihat papan peringatan larangan berburu dan informasi adanya hewan liar. Saya agak tak nyaman selama melewati hutan lindung. Menurut cerita teman, di sana pernah terlihat harimau dan hewan lainnya. Rasa takut otomatis merajai diri, apalagi suasana di sana memang sepi. Bahkan, ada beberapa garis polisi pada beberapa titik bekas longsor. Alangkah rawan tempat ini dengan bahaya.

Sesekali saja ada motor melintas, di atasnya ada pria tak muda membawa gas, galon aqua, dan logistik. Mungkin di atas ada warung jualan, dan pria itu membawanya ke sana. Ada juga mobil dari arah berlawanan, tapi pagi itu hanya 1 kali saja saya melihatnya. Oh ya, ada pula rombongan anak-anak kurang lebih 5 orang, berjalan bersama. Dari obrolan mereka yang terdengar oleh saya, mereka sedang hiking. Kok nggak ada orang dewasa yang menemani?

Akhirnya, setelah 30 menit menanjak di jalan yang sepi, gelap, dan suram, kami sampai di atas. Tak ada lagi pepohonan tinggi di pinggir jalan. Yang ada hanyalah luasnya areal perkebunan teh. Begitu lapang dan terbuka. Saya seperti baru saja keluar dari goa yang gelap dan panjang.

PT. Perkebunan Nusantara VIII - Rancabolang

 
Kebun teh sejauh mata memandang

Saking sudah lama mendekam di rumah saja sejak pandemi, begitu melihat kebun teh sangat luas terpampang di depan mata, saya gembira bukan kepalang. Saya buka jendela mobil lebar-lebar, membiarkan udara sejuk masuk dengan bebas. Lalu saya keluarkan kepala, membiarkan angin menerpa kulit wajah, daaan.....

Seperti anak kecil di lepas di taman bermain kesukaannya, saya berkali-kali teriak: "Wow woooow... bagus bangeeet. Indah banget. Hijau banget..."

Suami cuma mencandai saya dengan kata-kata, "norak amaaaat..." haha.

Ohya, saat memasuki kawasan perkebunan ini, ada sejumlah pondok jualan. Lumayan jadi nggak sepi-sepi amat. Tampak beberapa orang sepertinya para pekerja kebun teh. Ada yang sedang duduk menyeruput minuman, ada yang sedang bersiap dengan peralatan petik.

Tak ada loket tiket atau semacamnya di sana, jadi wisatawan bebas masuk jika ingin berwisata di perkebunan. Kami langsung saja berkeliling, mencari tempat singgah dan berfoto. Tapi, tiba-tiba gerimis. Kami urung keluar mobil. Tak lama, kabut menyelimuti seluruh tempat. Makin lama makin tebal. Kami bergegas ke warung jajan. Singgah di sana, membeli makanan, memesan 2 mangkuk indomie rebus.

Kabut tebal kurang lebih 1,5 jam. Di mobil saja dulu 😃

Kabut tebal dan mie instant rebus enak sekali

Indomie rebus sekadar untuk mengisi waktu, sekaligus mengusir dingin, ternyata cukup mujarab menghangatkan perut. Kecap manis dan 2 buah cabe rawit, telah membuat semangkuk mie jadi sedap bukan main. 

Saya bagaikan sudah setahun tidak makan mie instant haha. Bener kata orang ya, makanan boleh sama, tapi bila dimakan di tempat berbeda, rasanya bisa jadi beda. Kalau di rumah biasa saja, pas di makan di gunung dingin dan berkabut tebal, kok jadi kayak makanan terenak di dunia 😂

Setelahnya kami duduk-duduk saja, ngobrol santai, dan berbicara tentang kabut. Saya membayangkan suasana di film-film, masuk ke dalam kabut, lalu muncul lagi, berulang-ulang. 

Bayangan ga karuan itu, saya lanjutkan dengan membuka laptop sambil duduk di bagasi mobil. Sesaat berpose buat ambil foto, tapi tiba-tiba suasana jadi tegang. Seseorang melintas bersama 2 ekor anjing. Nah, anjing-anjing itu tiba-tiba mendekat ke saya. Pose berlatar kabut yang dirancang dengan indah, mendadak ambyar.

Dasar anjing! haha

Anjing itu hanya mendekat tapi sedetik kemudian pergi lagi, mengikuti tuannya. Mereka lalu lenyap dalam kabut. 

Langit kelabu, gerimis kecil, dan udara dingin. Sebelum matahari bersinar dan langit menjadi benderang
 

Bertemu wisatawan satu rombongan ibu-ibu hebring

Jika mencari tempat indah tapi sepi di puncak gunung, pergi ke kebun teh ini cocok banget! Sejak kami datang sampai kabut pergi, kami tak menemukan satupun wisatawan selain kami.

Nah, agak siangan baru ada, tapi yang kami jumpai hanya satu rombongan keluarga dengan satu mobil. Isinya ibu-ibu hebring dengan dandanan wow, berkacamata dan bertopi meriah. 

Mereka ini tadinya nggak berhenti, pas liat kami foto-foto cantik di salah satu spot, mereka turun dan mendekat. Rupanya pingin juga berfoto di tempat yang saya temukan haha

Berhubung mereka ini heboh, bicaranya kencang dan berisik, kami menjauh dan pindah tempat. Saat kami pergi, mereka masih sibuk berfoto. Fotografernya pak supir, tampak kewalahan meladeni foto-foto berbagai gaya. Satu gaya saja, bisa sampai 10 kali jepret wkwk

Sisa kabut yang belum tuntas pergi, masih menyelimuti bukit-bukit di kejauhan

Puas leyeh-leyeh dan foto-foto manjaaah 😂

Ada banyak spot kece buat berfoto. Mau berlatar hamparan daun teh saja, berlatar layer pegunungan, atau berlatar lembah, semua bagus. Makanya kami pindah-pindah tempat karena semuanya bagus buat dijepret.

Nah, ibu-ibu tadi pun ikutan pindah, tapi kali ini tidak mengekor kami. Mereka pergi entah kemana hehe. Lalu makin benderang alam raya dari kabut yang akhirnya minggat semua, baru deh muncul wisatawan lain. Tapi cuma 2 orang, bermotor berduaan. Aiih! 

Saya dan Mas Arif berfoto di mobil, di sela-sela pohon teh, di bawah pohon apa saja, di atas rumput, di mana-mana pokoknya, puas!

Tentu saja, tujuan kami nggak cuma buat berfoto, tapi benar-benar menikmati pemandangan. Kebetulan di dalam mobil saya bawa berbagai snack dan minuman, jadi teman yang cocok selama duduk menikmati suasana. 

Begitu tenang. Begitu santai. Begitu damai.

Gunung-gunung di latar belakang tertutup awan tebal

Dibantu foto oleh tripod 😂

Suasana tenang dan sepi, seolah kebun teh milik pribadi

Cara aman liburan di masa pandemi

Saya nggak sedang mengajak orang-orang untuk pergi liburan. Tapi kalau ada yang sedang butuh liburan, cari dan lakukan cara aman ketika berwisata.

Saya sudah pernah menulis Tips Traveling New Normal pada postingan sebelumnya. Silakan klik saja tautan pada judul yang saya bolt pada kalimat sebelum ini. Tulisan tersebut berkaitan langsung dengan cerita perjalanan saya selama 10 hari liburan di Ciwidey.

Video selama di kebun teh:


- Hindari tempat-tempat yang resiko penularan Covid-19 nya besar. Sebisa mungkin tidak ada kerumunan di tempat yang jadi tujuan. Saya memilih ke Rancabolang karena di sana sepi. Sangat pinggir. Tak banyak orang. Tempatnya terbuka dan lapang. Udara segar dan bersih. 

- Jika tertarik untuk berwisata ke Ciwidey, berangkatlah sebelum weekend. Jika bisanya Sabtu, berangkatlah sepagi mungkin sebelum macet. Sebab, beberapa objek wisata populer di Ciwidey ternyata tetap ramai dikunjungi wisatawan.

- Jika tertarik ke Kebun Teh Rancabolang ini, bawalah bekal makan yang cukup, air minum, dan snack. Jangan sampai kekurangan, karena di puncak tak ada minimarket. Adanya warung-warung kecil yang belum tentu menjual makanan yang kamu cari.

- Di kebun teh selalu mendung. Kadang gerimis, kadang hujan deras, dan selalu berkabut. Maka, bawalah payung, mantel/jas hujan, penutup telinga, kupluk, jaket, dan apapun buat menghangatkan tubuh. 

- Hati-hati berkendara naik atau pun turun gunung, longsor selalu mengintai. Bukan hendak menakuti, tapi biar kamu lebih waspada. 

- Di atas sana banyak amannya, tapi tetap ada cemasnya. Jadi, jangan pergi sendirian. Jangan lupa kabari keluarga sebelum berangkat. Sebab bila hilang atau terjadi sesuatu, tak bisa komunikasi kemana-mana, karena di sana tidak ada sinyal.

Kebun teh Rancabolang, Ciwidey

Kebun teh Rancabolang, Ciwidey

Pipa panas bumi Geo Dipa Energi


Rancabolang, Ciwidey JAWA BARAT
Oktober 2020



Menginap di DRIAM Riverside, Resort di Tepi Sungai Ciwidey dengan Pemandangan Alam yang Membuat Malas Pulang

Pengalaman Menginap di Driam Riverside Ciwidey Bandung - Resort di Ciwidey dengan nuansa alam, terletak di tepi Sungai Ciwidey. Suasana tenang dengan pemandangan memesona langsung ke sungai Ciwidey yang mengalir tenang, bebukitan hijau, perkebunan dan pedesaan dikejauhan, dilengkapi taman cantik dengan banyak spot instagramable. Bagaimana rasanya menginap di Driam Resort saat pandemi? Apakah aman menginap dan berwisata di Driam di tengah pandemi? Ada spot wisata apa saja di Driam? Ada wahana bermain apa saja? Cocokkah untuk tempat liburan keluarga? Berapa tarif kamar Driam Riverside? Inilah cerita dan pengalaman saya saat menginap di Driam Riverside periode 4-6 Oktober 2020.

driam riverside
Driam Riverside - Ciwidey Bandung

Tidak sulit mencari rekomendasi hotel bagus di Ciwidey yang cocok untuk beristirahat dengan tenang sambil menikmati suasana santai dengan bahagia serta bermain dengan gembira. Berkat rekomendasi temanku Lenny pemilik IG @lenny.diary, saya menemukan DRIAM Riverside. 

Dari blog dan video yang Lenny bagi, saya lalu berselancar di dunia maya mencari tahu lebih banyak tentang hotel tersebut. Alhamdulillah setelah memeriksa di berbagai situs online booking hotel, mulai dari harga, ulasan hingga informasi promosi, saya langsung sreg dan akhirnya memesan kamar tanpa ragu untuk 3 hari 2 malam.

Saya dan suami berangkat dari BSD ke Bandung tgl. 3 Oktober 2020. Menginap satu malam dulu di Cibaduyut Bandung, baru ke Ciwidey. Perjalanan menuju Driam Riverside kami tempuh dengan berkendara mobil pribadi, melalui jalan raya Soreang - Ciwidey yang berjarak kurang lebih 5 KM saja dari Soreang. Lokasi Driam mudah ditemukan karena ada sejumlah petunjuk jalan yang memudahkan, ditambah Google Map yang menuntun arah jalan, kami bisa sampai dengan cepat. 

Reservasi di sini

Lobby

Himbauan untuk taat protokol kesehatan di tengah pandemi


Coffee bar dan mini mart di lobby

Harga Kamar Sangat Menarik
Untuk kamar kelas resort, di lokasi yang ideal sekali untuk refreshing, jauh dari keramaian kota, penuh ketenangan, harga yang ditawarkan sangat menarik. Kabarnya, selama pandemi banyak hotel menggelar diskon bahkan sampai banting harga. Apakah harga yang saya dapat saat itu juga efek dari pandemi? Entahlah.

Saya memesan kamar dengan harga paling ekonomis, yaitu Deluxe Standar seharga Rp 385 ribu / malam sudah termasuk makan pagi dan tiket wisata alam. Driam memang sedang promo saat itu, semua kamar diskon sampai 30%. Makanya murah banget. Dengan harga tersebut saya bisa dapat banyak. Mulai dari kamar yang bagus, makan enak, pemandangan alam, dan puas berwisata di tempat wisata yang mereka sediakan. Nggak perlu wisata kemana-mana lagi, di hotel saja nggak bosan-bosan.

Nah, pemesanan kamar saya lakukan langsung ke hotel, tidak melalui situs atau aplikasi booking hotel manapun. Saya pesan melalui WA Driam, dan alhamdulillah proses pemesanan dapat berjalan dengan mudah dan lancar. Terima kasih buat Mbak Krisda yang sudah merespon semua pesan saya dengan baik!

Harga Kamar DRIAM per Oktober 2020

 
Resort dengan Atmosfer Bali

Kayak udah pernah ke Bali aja wkwk. Lho iya memang pernah dong, beberapa kali. Dari menginap di hotel mewah, villa mahal, sampai resort spektakuler juga udah pernah di Bali haha *udah sombong belum saya? wkwk. Makanya berani bilang atmosfer Bali karena pas lihat kamar-kamarnya saya langsung ingat suasana saat menginap di Ubud Bali. 

Ohya, kamar-kamar di sini outdoor ya. Maksud saya, letak kamarnya di tempat terbuka gitu, nggak dalam gedung. Ya miriplah seperti villa-villa yang biasa dijumpai di Bali. Kalau misal sedang hujan, udah pasti mesti payungan menuju kamar. 

Kamar-kamar berderet di sisi kiri bagian utama gedung lobby. Setelah check in kami turun lewat tangga di sisi kiri lobby, lalu keluar menuju pintu di sisi kiri. Kalau ke kanan ke food court dan tempat wisata.

Tiap kamar ada gerbangnya segala, lalu ada setapak di halaman kecil menuju teras kamar, setelah itu baru pintu kamar. Nah, kemarin kehabisan kamar dengan single bed, akhirnya kami dapat twin bed. Ulala suami istri dipisah ranjangnya haha. Akhirnya kasur kami dorong dan rapatkan, biar bisa dekatan dan pelukan wkwk.

Deretan kamar. Sebelah kiri Deluxe Standard. Sebelah kanan Deluxe Riverview

Kamar saya paling kanan pojok

Ada gerbang sebelum menuju pintu kamar

Request Single Bed, dapatnya Twin Bed. Terpaksa didorong dan dirapatkan biar saya dan suami bisa dekatan dan pelukan 😂

Kamar Nyaman dan Sarapan Enak dengan View Memesona
 
Kamarnya cukup bagus, sangat bersih, semua dalam keadaan baik. Hanya satu yang saya keluhkan, nggak ada internet! Sejak masuk kamar, saya sudah sampaikan ke pihak hotel.  Keluhan saya direspon dengan baik, dan kelihatan memang ada yang bekerja bawa-bawa tangga dan peralatan, entah apa. Kata staff, teknisi sedang coba mengecek dan memperbaiki. Alhamdulillah esok pagi dan sampai saya check-out di hari ketiga sejak check-in internetnya jalan dan lancar. 

Paling suka tempat sarapan paginya. Ruangan semi indoor yang menghadap langsung ke lembah, di bawahnya ada sungai, dan di seberangnya ada bukit dengan pepohonan yang banyak dan hijau. Asri sekali. Cuci mata paling istimewa kalau begini. Makanya saya berlama-lama di sana. Menikmati suasana sambil mengambil gambar dan video. Videonya dapat lihat di channelku Katerina. S ya. 

Makan pagi pertama di hotel menu dihidangkan prasmanan. Meski tidak begitu banyak tamu, tapi pilihan untuk prasmanan ini menurut saya sebaiknya dihindari dulu selama pandemi. Saya makan dengan penuh kewaspadaan. Bismillah semoga dilindungi dari segala penyakit.

Soal menu, tidak banyak. Ada bubur ayam, roti tawar dengan beberapa pilihan selai, nasi putih dengan sayur dan lauk, buah potong. Minumannya ada teh, kopi, infuse water, dan 2 macam minuman buah. Sedikitnya menu ini mungkin terkait sedikitnya tamu. Meski tidak banyak pilihan, tapi soal rasa, waw saya suka karena semuanya terasa enak. Bukan menu yang dibuat dengan biasa-biasa saja. 

Sarapan di hari kedua sudah tidak prasmanan lagi. Tamu disuruh pilih menu yang ditawarkan, baru dibuat dan diantar ke meja. Saya memilih nasi goreng, omelet, roti tawar dengan selai nanas, dan teh. Sama seperti hari pertama saya sarapan, citarasa makanan yang saya santap tetap istimewa.

Tapi jangan GR ya Driam, saya bilang enak dan istimewa karena pada saat itu saya makan dalam keadaan lapar wkwk.
Menu sarapanku di hari ke-2

Menu sarapanku di hari ke-1

Pemandangan di tempat sarapan

View dari tempat sarapan, lembah dan sungai, serta bukit 


Free Tiket Wisata

Setiap pemesanan kamar, tamu mendapat gratis tiket wisata buat 4 orang. Tiket senilai Rp 20.000 ini dapat digunakan untuk masuk kawasan wisata Driam yang masih berada di satu kawasan dengan hotel. Pintu masuknya ada di sebelah kanan lobby. 

Lokasi wisata ada di bawah, kami perlu menuruni tangga untuk masuk. Padahal, sebagai tamu, kami bisa masuk lewat pintu bawah dari arah keluar kamar. Ruang di bawah lobby ada pintu keluar menuju pintu masuk tempat wisata, jadi harusnya kami nggak usah naik ke lobby dulu buat menuju pintu masuk. Muter-muter itu namanya haha.

Nah, kalau masuk dari atas, sejak di depan mata sudah disambut dengan susunan jendela kayu warna-warni, lalu berikutnya tembok penuh kipas dengan tambahan kata-kata selama datang kepada tamu. Sebuah dekorasi yang memancing orang seperti saya untuk berfoto dan mengambil foto.

Jalan menuju pintu masuk wisata DRIAM

Dekorasi yang cakep buat difoto

Food Court dan Resto

Kalian pasti bertanya di mana resto hotel? Di sana ada WOZA resto. Jika masuk Driam, tempatnya ada di sebelah kiri jalan, sebelum turun menuju lobby hotel. Nah, tempat lainnya yang saya sebut resto ada di area lobby, tempat tamu sarapan pagi. Tapi, entah apa ini resto yang buka tiap saat dan bisa makan di sana, atau hanya untuk sarapan pagi saja. Tempat makan lainnya ada di area wisata Driam, semacam food court. 

Saat saya ke sana, food court ini tidak sepi. Ada pengunjung dalam kelompok sedang acara gathering. Tapi tidak satupun dari mereka yang turun main ke area wisata, makanya saya katakan sepi saat saya masuk kawasan wisata.

Ada sejummlah tenant di food court, masing-masing menyediakan menu makanan dengan pilihan yang bervariasi. Saya rasa, di saat bukan pandemi, tempat ini pasti ramai sekali dengan para pelayan sibuk mondar mandir mengerjakan pesanan. Tapi pandemi telah membuat food court sepi. Food court ini semi terbuka, tanpa dinding. Punya view ke sungai dan bukit, bikin orang yang makan-makan akan merasa betah. 

Di area food court ini juga ada tempat minum kopi, serta tentunya tempat penjualan tiket masuk wisata. Saya tinggal memberikan kupon yang saya dapat saat check in. Lalu masuk. Nah, karena saya tamu, saya bisa masuk kapan saja. Misalkan sudah masuk lalu keluar, nanti masih bisa masuk lagi, tinggal tunjukkan kunci kamar.

Food Court di area wisata Driam

Peta Wisata DRIAM

Informasi Wisata di pintu masuk wisata Driam

WISATA DRIAM

Ada enak dan gak enaknya berwisata di musim pandemi. Bagi pemilik tempat wisata pasti gak enak karena mereka kehilangan pengunjung. Kondisi ini jelas memprihatinkan karena pendapatan menurun sementara hotel tetap beroperasi dan karyawan tetap harus digaji. Sedangkan di sisi saya sebagai tamu, berkunjung saat pandemi mestinya menakutkan bukan? Tapi karena hotel sepi, tempat wisata sepi, malah menguntungkan saya karena aman, jadi nggak perlu berdesak-desakan dan antri dalam kerumunan.

Tidak ada antrian masuk yang terjadi. Petugas bekerja dengan serius tapi santai, kami juga tidak perlu kepayahan menunggu kelar diperiksa dan segala macam proses masuk. Saya biasa ke Lembang, masuk tempat wisata biasanya berjam-jam, antrian kayak ular naga panjangnya bukan kepalang, lelah letih melanda, sungguh nggak enak sekali. Nah, sejak pandemi, saya yakin banyak tempat wisata di sana jadi sepi, termasuk di Driam ini.

Tiket seharga Rp 20 ribu hanya buat masuk saja. Di dalamnya banyak spot gratis yang bisa digunakan untuk sekedar duduk, berfoto, jalan kaki, atau pun bergaya di mana suka. Tapi ada spot-spot tertentu yang berbayar, yaitu wahana buatan yang rada ekstrem dan memacu adrenalin. Jelas harus bayar, karena alatnya dibuat dengan tidak sembarangan, pakai modal, pakai safety tingkat 1, karena sifatnya membahayakan bila tidak dibuat dengan benar. 

Nah, selanjutnya saya akan tampilkan semuanya dalam bentuk foto, tidak usah diceritakan lagi ya. Oh tapi, tidak semua yang ada di lokasi wisata saya tampilkan di sini. Nanti kebanyakan. Saya pilih yang saya suka saja.

Kiri: lokasi pertama setelah pintu masuk wisata
Kanan: Spot foto semacam balkon terbuka untuk berfoto dengan latar belakang pemandangan sungai, sawah, perkebunan, bukit, dan pedesaaan.  GRATIS.

DRIAM Nest Rp10,000 -  (difoto oleh fotografer, dapat file foto). Tempat duduk ala sangkar burung gitu, cocok nggak kalau dikasih caption "Bagaikan Burung Dalam Sangkar?" 😂

BAMBOO BRIDGE. Gratis! Dua macam jembatan bambu.
Kiri: Ujungnya menggantung Kanan: Ujungnya sampai ke bukit di seberang sungai. Kabarnya, nanti akan ada paket wisata outbond sampai ke ujung jembatan lalu menjelajah hutan. Bakal seru banget dong ya.

Sky NET Rp10,000 - Paling suka duduk di sini, santai sambil menikmati pemandangan alam. Di bawahnya ada sungai berbatu. Ngeri cuy kalau jatuh wkwk. Tapi tenang, sky net ini nggak akan dibuat kalau membahayakan.  Semua sudah diperhitungkan. Jangan lupa, ini tempat berfoto doang haha. Mau tiduran niatnya, tapi fotografer udah bilang kelar. Oke. Mayanlah dah udah deg-degan di balik selimut. Itu selimut disemprot dulu sebelum dipakai. Takut ada serangga katanya. Saya sih gak takut serangga. Takutnya kalau ada ular sembunyi di dalam selimut. Ngeri tingkat dewa haha

Double Swing Rp20,000 - Saya kira mirip ayunan di Bali yang dulu saya naiki waktu di Ubud, ternyata beda. Kalau dulu di Bali diayun kencang sampai bikin saya jejeritan, kalau ini enggak. Diam saja di tempat setelah di pindah ke atas sungai. Alat pemindahnya semacam crane terbuat dari baja, besar dan kuat. Sempat deg-degan sih, tapi tetap berani. Saat berpindah tempat nggak mau lihat ke bawah. Pas sudah di tengah, tergantung di atas sungai, baru berasa senangnya. Ternyata asyik juga di atas ketinggian. Sewaktu mau balik ke tempat semula, ayunannya diayun kencang, auto teriak dong. Rupanya memang disengaja, fotografer mau ambil moment ekspresi tegang dan histeris.

Hover Tent Rp 25.000 - Takut jatoh euuuy haha. Tapi kata mas yang jaga jangan takut, tenda ini mampu menampung beban hingga 200kg. Yaelah saya kan cuma 40Kg mestinya santai wae ya haha. Sekilas ngeri ya tendanya, kalau duduknya merosot wuiih alamat meluncur ke atas sungai penuh batu. Tapi tenang, udah pakai safety dong. Ada tali yang diikat di pinggang. Mestinya di kaki/paha juga. Berhubung saya pakai rok, ya udah di pinggang saja. Tapi abis itu saya stop naik wahana ekstrem, saya mau ganti baju dulu yang pakainya ringkas dan aman, yaitu celana. Tapi itu terjadi keesokan hari. Karena pas mau balik lagi, sorenya mendung dan akhirnya hujan. Nggak serulah kalau hujan. Ohya, kalau misal numpang tidur di tenda tergantung semalaman, kira-kira boleh nggak ya? Biar ada lagunya: Semalam di Tenda gantung 😂

Taman Tempat Bersantai

Tempat wisata sedang sepi. Orang yang berkunjung bisa dihitung jari. Saat saya masuk di hari kedua, cuma satu keluarga yang seliweran, suami istri dengan dua anaknya masih kecil. Mereka tamu hotel. Nah, karena tetap sepi, enak banget kan buat bersantai dan leyeh-leyeh di tempat wisata Driam. Tenang, nggak ada yang gangguan. Bahkan karyawan hotel aja nggak ada yang berani mendekat dan lewat 😁

Piknik di pinggir sungai

Baca buku di taman banyak bunga

Sungai Ciwidey
Catatan: Jika sedang turun hujan terus menerus pengunjung dilarang turun ke sungai karena dikhawatirkan banjir bandang. Ada petugas berjaga di sekitar sungai. Tamu boleh nyebur jika mau. Saat saya di sana ada orang tua dengan anaknya sedang bermain air di sungai, di antara batu-batu itu. 

Bunga Kenikir banyak tumbuh di tepian sungai. Lihat video bunga di DRIAM di channel saya Katerina. S

Bunga dimana-mana, di tepi sungai di kawasan wisata DRIAM


DRIAM tempat bersantai, berpetualang, Bermain, Bergembira

Saya senang menginap di Driam. 3 hari 2 malam terasa kurang. Berdua saja sama suami, kami cuma mengisi waktu dengan duduk-duduk santai, mengambil gambar, dan menikmati suasana. 

Tentu saja selama di sana saya teringat anak-anak di rumah. Andai ada mereka, pasti lebih gembira lagi, karena tempat untuk bermain yang sesuai dengan usia mereka lengkap. Terutama Alief, anak saya yang sulung, penasaran sekali ingin mencoba wahana-wahana yang ada. 

One Stop Tourism Destination memang tepat sekali dilekatkan pada wisata Driam. Di sini orang bisa menginap sambil melakukan banyak hal-hal yang menyenangkan. Tempat makan, tempat wisata, tempat bersantai, semuanya ada. Bahkan tempat belanja souvenir pun ada.

Bukan resort mewah tapi suasananya yang mewah. Kalau saya sih ke sini tuh seperti bukan membayar kamarnya tapi membayar suasananya. Hal yang paling saya sukai karena ada sungainya, melihat air mengalir, bisa turun membasahi kaki, duduk di batu-batu, itu hal yang mahal bagi orang kota. Nuansa alamnya benar-benar terasa, apalagi di tepi sungai itu bukit dengan hutannya, sangat asri dan menyejukkan mata. Udara Ciwidey yang dingin, meski tak sedingin Ciwidey puncak, menambah rasa betah di Driam.

Jika rindu Ubud Bali atau tempat-tempat tenang dan spektakuler di Bali, bolehlah ke Driam dulu buat obat kangen, lebih dekat dan mudah dicapai. Saya pikir tempat wisata dan penginapan bagus-bagus cuma ada di Lembang, ternyata di Ciwidey pun ada. 

Saya berterima kasih buat Mas Tresno dan kru atas keramahannya selama kami berwisata. Juga Mbak Krisda, marketing executive Driam atas respon-responnya yang baik. 

DRIAM Riverside Recommended! 

Sekarang berdua dulu, nanti balik lagi bersama anak-anak. Aamiin

Asri

Bekerja dengan tenang
 

Refreshing di tengah pandemi tentu banyak sekali syarat yang harus dibuat dan dipatuhi sendiri. Mulai dari hal terkecil hingga hal terbesar mesti diwaspadai, karena kehati-hatian adalah kunci agar terhindar dari penularan Covid-19. Saya tidak bisa mengandalkan orang lain untuk menjaga diri kami (saya dan suami), kami mengandalkan diri kami sendiri untuk menjaga diri, tentunya Tuhan nomor satu, sebaik-baik penjaga. Jadi tetap doa yang utama, lalu usaha.

Saya ke Driam tidak dalam rangka liburan. Jika liburan sudah pasti saya mengajak kedua anak saya. Saya juga tidak sedang menyarankan untuk melakukan kegiatan wisata ya. Tapi saya himbau sebaiknya selalu berhati-hati saat berkegiatan di luar rumah, di mana pun.

Sebelum berangkat ke Bandung, saya dan suami rapid test di Prodia Lab, hasilnya Non reaktif. Saya sempat posting mengenai rapid test ini di IG saya @travelerien. Kalian bisa lihat di sana. Setelah dari Bandung, kami SWAB di sebuah RS di Margonda Depok, alhamdulillah negatif. Lalu SWAB lagi baru-baru ini, alhamdulillah negatif.

DRIAM RIVERSIDE

Kesimpulan

- Lokasi strategis, belum terlalu jauh ke puncak, masih dekat ke Soreang. Tidak terlalu dari Kota bandung. Jalan menuju ke sana lengang saat weekdays, dan mulai padat bahkan macet saat weekend. Itu yang kami alami. Tapi macetnya nggak separah macet di Puncak Bogor.

- Cocok buat liburan berdua pasangan saja, cocok juga buat liburan keluarga bersama anak-anak.

- One stop tourism destination. Udah nggak usah kemana-mana lagi kalau sudah di sini. Everyday is holiday. Karena suasana berliburnya ada tiap saat. Kecuali mau mengunjungi destinasi alam populer lainnya di Ciwidey seperti Kawah Putih, ya mesti jalan lagi  ke arah puncak, masih jauh.

- Kalau niatnya liburan pastinya mau santai saja nggak pakai mikirin dan melakukan kerja. Tapi nggak semua orang datang ke sana buat liburan, ada yang justru menyepi untuk bekerja, jadi perlu internet agar pekerjaan lancar. Nah, DRIAM mesti selalu bisa mengatasi persoalan internet yang kembang kempis sinyalnya, atau bahkam sekarat ga ada internet sama sekali sewaktu saya baru datang di sana. Kalau cuma untuk komunikasi via WA misalnya, nggak perlu internet hotel, internet pribadi juga bisa. Beda dengan yang datang untuk bekerja, butuh internet sepanjang waktu dan kerjanya bukan cuma buat chating.

- Selama masih pandemi, akan lebih baik sarapan tidak disajikan prasmanan. Saya setuju dengan cara yang saya alami saat sarapan di hari ke-2, tamu tinggal memilih dari daftar menu, baru sarapan dibuat dan diantar ke meja. Bukankah ini bagian dari protokol kesehatan hotel?

- Harga bersahabat. Semua kamar ok, tinggal pilih sesuai selera. Tadinya saya pingin ambil kamar dengan view sungai. Tapi beda harganya lumayan. Nah, karena di sana bisa kapan saja lihat sungai, saya pilih menghemat tapi banyakin keluar dan bisa lihat view sungai kapan saja dari tempat lain selain kamar riverview. Dari resto bisa, dari foodcourt bisa, dan kapan saja bisa masuk kawasan wisata lalu turun ke sungai untuk lebih dekat. Tapi memang, berada di Deluxe Riverview memang bakal beda nuansanya, tiap saat pandangan bisa ke lembah, sungai dan bukit di seberang. Kalau balik lagi ke DRIAM saya harap bisa menempati kamar family yang menghadap sungai.

- Saya belum menemukan kekurangan lainnya. Jadi saya anggap, DRIAM sudah cukup ideal untuk tempat bekerja yang tenang, atau pun liburan yang menyenangkan.

Semua informasi tentang DRIAM Riverside dapat dibaca di website www.driamriverside.com

Fasilitas dan aktivas di Driam silakan klik link berikut : Fasilitas dan aktivitas di Driam

Wahana wisata DRIAM silakan klik link berikut: WAHANA WISATA DRIAM RIVERSIDE

DRIAM Riverside

Jalan Raya Soreang Ciwidey KM. 25 BANDUNG

Telp: 022-85921210, 022-85921282

Email: reserv@driamriverside.com

Instagram: @driamriverside

-------------------------------------------------------------------------


Trip Ciwidey Bandung periode 3-10 Oktober 2020, baca juga artikel lainnya:


AirBnB Homey Studio Room Near Leather Craft Center, Penginapan Murah dan Nyaman di Bandung

Menginap di Pondok Winagung, Hotel Murah Dilengkapi Resto dan Kolam Renang di Rancabali Ciwidey

Video di DRIAM:

Menginap di DRIAM Riverside

Banyak Bunga di Tepi Sungai di DRIAM

Bersantai di Tepi Sungai Siwidey di DRIAM

BTS Foto di Wahana DRIAM