Tampilkan postingan dengan label liburan bandung. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label liburan bandung. Tampilkan semua postingan

Menginap di DRIAM Riverside, Resort di Tepi Sungai Ciwidey dengan Pemandangan Alam yang Membuat Malas Pulang

Pengalaman Menginap di Driam Riverside Ciwidey Bandung - Resort di Ciwidey dengan nuansa alam, terletak di tepi Sungai Ciwidey. Suasana tenang dengan pemandangan memesona langsung ke sungai Ciwidey yang mengalir tenang, bebukitan hijau, perkebunan dan pedesaan dikejauhan, dilengkapi taman cantik dengan banyak spot instagramable. Bagaimana rasanya menginap di Driam Resort saat pandemi? Apakah aman menginap dan berwisata di Driam di tengah pandemi? Ada spot wisata apa saja di Driam? Ada wahana bermain apa saja? Cocokkah untuk tempat liburan keluarga? Berapa tarif kamar Driam Riverside? Inilah cerita dan pengalaman saya saat menginap di Driam Riverside periode 4-6 Oktober 2020.

driam riverside
Driam Riverside - Ciwidey Bandung

Tidak sulit mencari rekomendasi hotel bagus di Ciwidey yang cocok untuk beristirahat dengan tenang sambil menikmati suasana santai dengan bahagia serta bermain dengan gembira. Berkat rekomendasi temanku Lenny pemilik IG @lenny.diary, saya menemukan DRIAM Riverside. 

Dari blog dan video yang Lenny bagi, saya lalu berselancar di dunia maya mencari tahu lebih banyak tentang hotel tersebut. Alhamdulillah setelah memeriksa di berbagai situs online booking hotel, mulai dari harga, ulasan hingga informasi promosi, saya langsung sreg dan akhirnya memesan kamar tanpa ragu untuk 3 hari 2 malam.

Saya dan suami berangkat dari BSD ke Bandung tgl. 3 Oktober 2020. Menginap satu malam dulu di Cibaduyut Bandung, baru ke Ciwidey. Perjalanan menuju Driam Riverside kami tempuh dengan berkendara mobil pribadi, melalui jalan raya Soreang - Ciwidey yang berjarak kurang lebih 5 KM saja dari Soreang. Lokasi Driam mudah ditemukan karena ada sejumlah petunjuk jalan yang memudahkan, ditambah Google Map yang menuntun arah jalan, kami bisa sampai dengan cepat. 

Reservasi di sini

Lobby

Himbauan untuk taat protokol kesehatan di tengah pandemi


Coffee bar dan mini mart di lobby

Harga Kamar Sangat Menarik
Untuk kamar kelas resort, di lokasi yang ideal sekali untuk refreshing, jauh dari keramaian kota, penuh ketenangan, harga yang ditawarkan sangat menarik. Kabarnya, selama pandemi banyak hotel menggelar diskon bahkan sampai banting harga. Apakah harga yang saya dapat saat itu juga efek dari pandemi? Entahlah.

Saya memesan kamar dengan harga paling ekonomis, yaitu Deluxe Standar seharga Rp 385 ribu / malam sudah termasuk makan pagi dan tiket wisata alam. Driam memang sedang promo saat itu, semua kamar diskon sampai 30%. Makanya murah banget. Dengan harga tersebut saya bisa dapat banyak. Mulai dari kamar yang bagus, makan enak, pemandangan alam, dan puas berwisata di tempat wisata yang mereka sediakan. Nggak perlu wisata kemana-mana lagi, di hotel saja nggak bosan-bosan.

Nah, pemesanan kamar saya lakukan langsung ke hotel, tidak melalui situs atau aplikasi booking hotel manapun. Saya pesan melalui WA Driam, dan alhamdulillah proses pemesanan dapat berjalan dengan mudah dan lancar. Terima kasih buat Mbak Krisda yang sudah merespon semua pesan saya dengan baik!

Harga Kamar DRIAM per Oktober 2020

 
Resort dengan Atmosfer Bali

Kayak udah pernah ke Bali aja wkwk. Lho iya memang pernah dong, beberapa kali. Dari menginap di hotel mewah, villa mahal, sampai resort spektakuler juga udah pernah di Bali haha *udah sombong belum saya? wkwk. Makanya berani bilang atmosfer Bali karena pas lihat kamar-kamarnya saya langsung ingat suasana saat menginap di Ubud Bali. 

Ohya, kamar-kamar di sini outdoor ya. Maksud saya, letak kamarnya di tempat terbuka gitu, nggak dalam gedung. Ya miriplah seperti villa-villa yang biasa dijumpai di Bali. Kalau misal sedang hujan, udah pasti mesti payungan menuju kamar. 

Kamar-kamar berderet di sisi kiri bagian utama gedung lobby. Setelah check in kami turun lewat tangga di sisi kiri lobby, lalu keluar menuju pintu di sisi kiri. Kalau ke kanan ke food court dan tempat wisata.

Tiap kamar ada gerbangnya segala, lalu ada setapak di halaman kecil menuju teras kamar, setelah itu baru pintu kamar. Nah, kemarin kehabisan kamar dengan single bed, akhirnya kami dapat twin bed. Ulala suami istri dipisah ranjangnya haha. Akhirnya kasur kami dorong dan rapatkan, biar bisa dekatan dan pelukan wkwk.

Deretan kamar. Sebelah kiri Deluxe Standard. Sebelah kanan Deluxe Riverview

Kamar saya paling kanan pojok

Ada gerbang sebelum menuju pintu kamar

Request Single Bed, dapatnya Twin Bed. Terpaksa didorong dan dirapatkan biar saya dan suami bisa dekatan dan pelukan 😂

Kamar Nyaman dan Sarapan Enak dengan View Memesona
 
Kamarnya cukup bagus, sangat bersih, semua dalam keadaan baik. Hanya satu yang saya keluhkan, nggak ada internet! Sejak masuk kamar, saya sudah sampaikan ke pihak hotel.  Keluhan saya direspon dengan baik, dan kelihatan memang ada yang bekerja bawa-bawa tangga dan peralatan, entah apa. Kata staff, teknisi sedang coba mengecek dan memperbaiki. Alhamdulillah esok pagi dan sampai saya check-out di hari ketiga sejak check-in internetnya jalan dan lancar. 

Paling suka tempat sarapan paginya. Ruangan semi indoor yang menghadap langsung ke lembah, di bawahnya ada sungai, dan di seberangnya ada bukit dengan pepohonan yang banyak dan hijau. Asri sekali. Cuci mata paling istimewa kalau begini. Makanya saya berlama-lama di sana. Menikmati suasana sambil mengambil gambar dan video. Videonya dapat lihat di channelku Katerina. S ya. 

Makan pagi pertama di hotel menu dihidangkan prasmanan. Meski tidak begitu banyak tamu, tapi pilihan untuk prasmanan ini menurut saya sebaiknya dihindari dulu selama pandemi. Saya makan dengan penuh kewaspadaan. Bismillah semoga dilindungi dari segala penyakit.

Soal menu, tidak banyak. Ada bubur ayam, roti tawar dengan beberapa pilihan selai, nasi putih dengan sayur dan lauk, buah potong. Minumannya ada teh, kopi, infuse water, dan 2 macam minuman buah. Sedikitnya menu ini mungkin terkait sedikitnya tamu. Meski tidak banyak pilihan, tapi soal rasa, waw saya suka karena semuanya terasa enak. Bukan menu yang dibuat dengan biasa-biasa saja. 

Sarapan di hari kedua sudah tidak prasmanan lagi. Tamu disuruh pilih menu yang ditawarkan, baru dibuat dan diantar ke meja. Saya memilih nasi goreng, omelet, roti tawar dengan selai nanas, dan teh. Sama seperti hari pertama saya sarapan, citarasa makanan yang saya santap tetap istimewa.

Tapi jangan GR ya Driam, saya bilang enak dan istimewa karena pada saat itu saya makan dalam keadaan lapar wkwk.
Menu sarapanku di hari ke-2

Menu sarapanku di hari ke-1

Pemandangan di tempat sarapan

View dari tempat sarapan, lembah dan sungai, serta bukit 


Free Tiket Wisata

Setiap pemesanan kamar, tamu mendapat gratis tiket wisata buat 4 orang. Tiket senilai Rp 20.000 ini dapat digunakan untuk masuk kawasan wisata Driam yang masih berada di satu kawasan dengan hotel. Pintu masuknya ada di sebelah kanan lobby. 

Lokasi wisata ada di bawah, kami perlu menuruni tangga untuk masuk. Padahal, sebagai tamu, kami bisa masuk lewat pintu bawah dari arah keluar kamar. Ruang di bawah lobby ada pintu keluar menuju pintu masuk tempat wisata, jadi harusnya kami nggak usah naik ke lobby dulu buat menuju pintu masuk. Muter-muter itu namanya haha.

Nah, kalau masuk dari atas, sejak di depan mata sudah disambut dengan susunan jendela kayu warna-warni, lalu berikutnya tembok penuh kipas dengan tambahan kata-kata selama datang kepada tamu. Sebuah dekorasi yang memancing orang seperti saya untuk berfoto dan mengambil foto.

Jalan menuju pintu masuk wisata DRIAM

Dekorasi yang cakep buat difoto

Food Court dan Resto

Kalian pasti bertanya di mana resto hotel? Di sana ada WOZA resto. Jika masuk Driam, tempatnya ada di sebelah kiri jalan, sebelum turun menuju lobby hotel. Nah, tempat lainnya yang saya sebut resto ada di area lobby, tempat tamu sarapan pagi. Tapi, entah apa ini resto yang buka tiap saat dan bisa makan di sana, atau hanya untuk sarapan pagi saja. Tempat makan lainnya ada di area wisata Driam, semacam food court. 

Saat saya ke sana, food court ini tidak sepi. Ada pengunjung dalam kelompok sedang acara gathering. Tapi tidak satupun dari mereka yang turun main ke area wisata, makanya saya katakan sepi saat saya masuk kawasan wisata.

Ada sejummlah tenant di food court, masing-masing menyediakan menu makanan dengan pilihan yang bervariasi. Saya rasa, di saat bukan pandemi, tempat ini pasti ramai sekali dengan para pelayan sibuk mondar mandir mengerjakan pesanan. Tapi pandemi telah membuat food court sepi. Food court ini semi terbuka, tanpa dinding. Punya view ke sungai dan bukit, bikin orang yang makan-makan akan merasa betah. 

Di area food court ini juga ada tempat minum kopi, serta tentunya tempat penjualan tiket masuk wisata. Saya tinggal memberikan kupon yang saya dapat saat check in. Lalu masuk. Nah, karena saya tamu, saya bisa masuk kapan saja. Misalkan sudah masuk lalu keluar, nanti masih bisa masuk lagi, tinggal tunjukkan kunci kamar.

Food Court di area wisata Driam

Peta Wisata DRIAM

Informasi Wisata di pintu masuk wisata Driam

WISATA DRIAM

Ada enak dan gak enaknya berwisata di musim pandemi. Bagi pemilik tempat wisata pasti gak enak karena mereka kehilangan pengunjung. Kondisi ini jelas memprihatinkan karena pendapatan menurun sementara hotel tetap beroperasi dan karyawan tetap harus digaji. Sedangkan di sisi saya sebagai tamu, berkunjung saat pandemi mestinya menakutkan bukan? Tapi karena hotel sepi, tempat wisata sepi, malah menguntungkan saya karena aman, jadi nggak perlu berdesak-desakan dan antri dalam kerumunan.

Tidak ada antrian masuk yang terjadi. Petugas bekerja dengan serius tapi santai, kami juga tidak perlu kepayahan menunggu kelar diperiksa dan segala macam proses masuk. Saya biasa ke Lembang, masuk tempat wisata biasanya berjam-jam, antrian kayak ular naga panjangnya bukan kepalang, lelah letih melanda, sungguh nggak enak sekali. Nah, sejak pandemi, saya yakin banyak tempat wisata di sana jadi sepi, termasuk di Driam ini.

Tiket seharga Rp 20 ribu hanya buat masuk saja. Di dalamnya banyak spot gratis yang bisa digunakan untuk sekedar duduk, berfoto, jalan kaki, atau pun bergaya di mana suka. Tapi ada spot-spot tertentu yang berbayar, yaitu wahana buatan yang rada ekstrem dan memacu adrenalin. Jelas harus bayar, karena alatnya dibuat dengan tidak sembarangan, pakai modal, pakai safety tingkat 1, karena sifatnya membahayakan bila tidak dibuat dengan benar. 

Nah, selanjutnya saya akan tampilkan semuanya dalam bentuk foto, tidak usah diceritakan lagi ya. Oh tapi, tidak semua yang ada di lokasi wisata saya tampilkan di sini. Nanti kebanyakan. Saya pilih yang saya suka saja.

Kiri: lokasi pertama setelah pintu masuk wisata
Kanan: Spot foto semacam balkon terbuka untuk berfoto dengan latar belakang pemandangan sungai, sawah, perkebunan, bukit, dan pedesaaan.  GRATIS.

DRIAM Nest Rp10,000 -  (difoto oleh fotografer, dapat file foto). Tempat duduk ala sangkar burung gitu, cocok nggak kalau dikasih caption "Bagaikan Burung Dalam Sangkar?" 😂

BAMBOO BRIDGE. Gratis! Dua macam jembatan bambu.
Kiri: Ujungnya menggantung Kanan: Ujungnya sampai ke bukit di seberang sungai. Kabarnya, nanti akan ada paket wisata outbond sampai ke ujung jembatan lalu menjelajah hutan. Bakal seru banget dong ya.

Sky NET Rp10,000 - Paling suka duduk di sini, santai sambil menikmati pemandangan alam. Di bawahnya ada sungai berbatu. Ngeri cuy kalau jatuh wkwk. Tapi tenang, sky net ini nggak akan dibuat kalau membahayakan.  Semua sudah diperhitungkan. Jangan lupa, ini tempat berfoto doang haha. Mau tiduran niatnya, tapi fotografer udah bilang kelar. Oke. Mayanlah dah udah deg-degan di balik selimut. Itu selimut disemprot dulu sebelum dipakai. Takut ada serangga katanya. Saya sih gak takut serangga. Takutnya kalau ada ular sembunyi di dalam selimut. Ngeri tingkat dewa haha

Double Swing Rp20,000 - Saya kira mirip ayunan di Bali yang dulu saya naiki waktu di Ubud, ternyata beda. Kalau dulu di Bali diayun kencang sampai bikin saya jejeritan, kalau ini enggak. Diam saja di tempat setelah di pindah ke atas sungai. Alat pemindahnya semacam crane terbuat dari baja, besar dan kuat. Sempat deg-degan sih, tapi tetap berani. Saat berpindah tempat nggak mau lihat ke bawah. Pas sudah di tengah, tergantung di atas sungai, baru berasa senangnya. Ternyata asyik juga di atas ketinggian. Sewaktu mau balik ke tempat semula, ayunannya diayun kencang, auto teriak dong. Rupanya memang disengaja, fotografer mau ambil moment ekspresi tegang dan histeris.

Hover Tent Rp 25.000 - Takut jatoh euuuy haha. Tapi kata mas yang jaga jangan takut, tenda ini mampu menampung beban hingga 200kg. Yaelah saya kan cuma 40Kg mestinya santai wae ya haha. Sekilas ngeri ya tendanya, kalau duduknya merosot wuiih alamat meluncur ke atas sungai penuh batu. Tapi tenang, udah pakai safety dong. Ada tali yang diikat di pinggang. Mestinya di kaki/paha juga. Berhubung saya pakai rok, ya udah di pinggang saja. Tapi abis itu saya stop naik wahana ekstrem, saya mau ganti baju dulu yang pakainya ringkas dan aman, yaitu celana. Tapi itu terjadi keesokan hari. Karena pas mau balik lagi, sorenya mendung dan akhirnya hujan. Nggak serulah kalau hujan. Ohya, kalau misal numpang tidur di tenda tergantung semalaman, kira-kira boleh nggak ya? Biar ada lagunya: Semalam di Tenda gantung 😂

Taman Tempat Bersantai

Tempat wisata sedang sepi. Orang yang berkunjung bisa dihitung jari. Saat saya masuk di hari kedua, cuma satu keluarga yang seliweran, suami istri dengan dua anaknya masih kecil. Mereka tamu hotel. Nah, karena tetap sepi, enak banget kan buat bersantai dan leyeh-leyeh di tempat wisata Driam. Tenang, nggak ada yang gangguan. Bahkan karyawan hotel aja nggak ada yang berani mendekat dan lewat 😁

Piknik di pinggir sungai

Baca buku di taman banyak bunga

Sungai Ciwidey
Catatan: Jika sedang turun hujan terus menerus pengunjung dilarang turun ke sungai karena dikhawatirkan banjir bandang. Ada petugas berjaga di sekitar sungai. Tamu boleh nyebur jika mau. Saat saya di sana ada orang tua dengan anaknya sedang bermain air di sungai, di antara batu-batu itu. 

Bunga Kenikir banyak tumbuh di tepian sungai. Lihat video bunga di DRIAM di channel saya Katerina. S

Bunga dimana-mana, di tepi sungai di kawasan wisata DRIAM


DRIAM tempat bersantai, berpetualang, Bermain, Bergembira

Saya senang menginap di Driam. 3 hari 2 malam terasa kurang. Berdua saja sama suami, kami cuma mengisi waktu dengan duduk-duduk santai, mengambil gambar, dan menikmati suasana. 

Tentu saja selama di sana saya teringat anak-anak di rumah. Andai ada mereka, pasti lebih gembira lagi, karena tempat untuk bermain yang sesuai dengan usia mereka lengkap. Terutama Alief, anak saya yang sulung, penasaran sekali ingin mencoba wahana-wahana yang ada. 

One Stop Tourism Destination memang tepat sekali dilekatkan pada wisata Driam. Di sini orang bisa menginap sambil melakukan banyak hal-hal yang menyenangkan. Tempat makan, tempat wisata, tempat bersantai, semuanya ada. Bahkan tempat belanja souvenir pun ada.

Bukan resort mewah tapi suasananya yang mewah. Kalau saya sih ke sini tuh seperti bukan membayar kamarnya tapi membayar suasananya. Hal yang paling saya sukai karena ada sungainya, melihat air mengalir, bisa turun membasahi kaki, duduk di batu-batu, itu hal yang mahal bagi orang kota. Nuansa alamnya benar-benar terasa, apalagi di tepi sungai itu bukit dengan hutannya, sangat asri dan menyejukkan mata. Udara Ciwidey yang dingin, meski tak sedingin Ciwidey puncak, menambah rasa betah di Driam.

Jika rindu Ubud Bali atau tempat-tempat tenang dan spektakuler di Bali, bolehlah ke Driam dulu buat obat kangen, lebih dekat dan mudah dicapai. Saya pikir tempat wisata dan penginapan bagus-bagus cuma ada di Lembang, ternyata di Ciwidey pun ada. 

Saya berterima kasih buat Mas Tresno dan kru atas keramahannya selama kami berwisata. Juga Mbak Krisda, marketing executive Driam atas respon-responnya yang baik. 

DRIAM Riverside Recommended! 

Sekarang berdua dulu, nanti balik lagi bersama anak-anak. Aamiin

Asri

Bekerja dengan tenang
 

Refreshing di tengah pandemi tentu banyak sekali syarat yang harus dibuat dan dipatuhi sendiri. Mulai dari hal terkecil hingga hal terbesar mesti diwaspadai, karena kehati-hatian adalah kunci agar terhindar dari penularan Covid-19. Saya tidak bisa mengandalkan orang lain untuk menjaga diri kami (saya dan suami), kami mengandalkan diri kami sendiri untuk menjaga diri, tentunya Tuhan nomor satu, sebaik-baik penjaga. Jadi tetap doa yang utama, lalu usaha.

Saya ke Driam tidak dalam rangka liburan. Jika liburan sudah pasti saya mengajak kedua anak saya. Saya juga tidak sedang menyarankan untuk melakukan kegiatan wisata ya. Tapi saya himbau sebaiknya selalu berhati-hati saat berkegiatan di luar rumah, di mana pun.

Sebelum berangkat ke Bandung, saya dan suami rapid test di Prodia Lab, hasilnya Non reaktif. Saya sempat posting mengenai rapid test ini di IG saya @travelerien. Kalian bisa lihat di sana. Setelah dari Bandung, kami SWAB di sebuah RS di Margonda Depok, alhamdulillah negatif. Lalu SWAB lagi baru-baru ini, alhamdulillah negatif.

DRIAM RIVERSIDE

Kesimpulan

- Lokasi strategis, belum terlalu jauh ke puncak, masih dekat ke Soreang. Tidak terlalu dari Kota bandung. Jalan menuju ke sana lengang saat weekdays, dan mulai padat bahkan macet saat weekend. Itu yang kami alami. Tapi macetnya nggak separah macet di Puncak Bogor.

- Cocok buat liburan berdua pasangan saja, cocok juga buat liburan keluarga bersama anak-anak.

- One stop tourism destination. Udah nggak usah kemana-mana lagi kalau sudah di sini. Everyday is holiday. Karena suasana berliburnya ada tiap saat. Kecuali mau mengunjungi destinasi alam populer lainnya di Ciwidey seperti Kawah Putih, ya mesti jalan lagi  ke arah puncak, masih jauh.

- Kalau niatnya liburan pastinya mau santai saja nggak pakai mikirin dan melakukan kerja. Tapi nggak semua orang datang ke sana buat liburan, ada yang justru menyepi untuk bekerja, jadi perlu internet agar pekerjaan lancar. Nah, DRIAM mesti selalu bisa mengatasi persoalan internet yang kembang kempis sinyalnya, atau bahkam sekarat ga ada internet sama sekali sewaktu saya baru datang di sana. Kalau cuma untuk komunikasi via WA misalnya, nggak perlu internet hotel, internet pribadi juga bisa. Beda dengan yang datang untuk bekerja, butuh internet sepanjang waktu dan kerjanya bukan cuma buat chating.

- Selama masih pandemi, akan lebih baik sarapan tidak disajikan prasmanan. Saya setuju dengan cara yang saya alami saat sarapan di hari ke-2, tamu tinggal memilih dari daftar menu, baru sarapan dibuat dan diantar ke meja. Bukankah ini bagian dari protokol kesehatan hotel?

- Harga bersahabat. Semua kamar ok, tinggal pilih sesuai selera. Tadinya saya pingin ambil kamar dengan view sungai. Tapi beda harganya lumayan. Nah, karena di sana bisa kapan saja lihat sungai, saya pilih menghemat tapi banyakin keluar dan bisa lihat view sungai kapan saja dari tempat lain selain kamar riverview. Dari resto bisa, dari foodcourt bisa, dan kapan saja bisa masuk kawasan wisata lalu turun ke sungai untuk lebih dekat. Tapi memang, berada di Deluxe Riverview memang bakal beda nuansanya, tiap saat pandangan bisa ke lembah, sungai dan bukit di seberang. Kalau balik lagi ke DRIAM saya harap bisa menempati kamar family yang menghadap sungai.

- Saya belum menemukan kekurangan lainnya. Jadi saya anggap, DRIAM sudah cukup ideal untuk tempat bekerja yang tenang, atau pun liburan yang menyenangkan.

Semua informasi tentang DRIAM Riverside dapat dibaca di website www.driamriverside.com

Fasilitas dan aktivas di Driam silakan klik link berikut : Fasilitas dan aktivitas di Driam

Wahana wisata DRIAM silakan klik link berikut: WAHANA WISATA DRIAM RIVERSIDE

DRIAM Riverside

Jalan Raya Soreang Ciwidey KM. 25 BANDUNG

Telp: 022-85921210, 022-85921282

Email: reserv@driamriverside.com

Instagram: @driamriverside

-------------------------------------------------------------------------


Trip Ciwidey Bandung periode 3-10 Oktober 2020, baca juga artikel lainnya:


AirBnB Homey Studio Room Near Leather Craft Center, Penginapan Murah dan Nyaman di Bandung

Menginap di Pondok Winagung, Hotel Murah Dilengkapi Resto dan Kolam Renang di Rancabali Ciwidey

Video di DRIAM:

Menginap di DRIAM Riverside

Banyak Bunga di Tepi Sungai di DRIAM

Bersantai di Tepi Sungai Siwidey di DRIAM

BTS Foto di Wahana DRIAM


Liburan ke Bandung, Naik Kereta Rombongan

Naik Kereta Liburan ke Bandung - Event peluncuran produk laptop ASUS di sebuah hotel di Jakarta pada pertengahan bulan Juli lalu menjadi momen bertemu dan berkumpul dengan sejumlah blogger dari berbagai daerah di Indonesia. Saya dan para blogger yang hadir kebetulan berada dalam satu komunitas, jadi kami biasa bertemu bila brand laptop tersebut mengadakan event. Nah, momen bertemu dan berkumpul inilah yang sering kami manfaatkan untuk melakukan kegiatan bersama yang sifatnya untuk hiburan. Kadang kami kulineran dan belanja bareng di sela-sela kegiatan, kadang pergi liburan bareng setelah event selesai. 
Liburan Bandung

Liburan Bareng ke Bandung

Liburan ke Bandung sudah kami rencanakan beberapa minggu sebelum event di Jakarta dilaksanakan. Beberapa teman yang bergabung berasal dari kota yang jauh di daerah. Sebut saja Bai dari Aceh, Febri dari Jambi, Vina dari Pekanbaru, Ima dan Afit dari Jogja, Dedew dari Semarang, Dian dari Surabaya, Kang Didno dari Indramayu, Deddy dari Palembang, serta Mas Eko, Bang Emmet dan Tyar dari Jakarta. 

Masih ada banyak blogger lainnya dalam komunitas kami, tapi yang bisa gabung hanya segelintir itu saja karena nggak semua bisa punya waktu luang yang panjang. 

Ngapain aja selama di Bandung? Pastinya, jajan-jajan dan jalan-jalan. Kegiatan menyenangkan apa lagi selain itu ya kan? Nah, untuk berangkat ke Bandung teman-teman sepakat naik kereta. Jarak Jakarta ke Bandung kan cukup dekat, waktu tempuh kurang lebih 4 jam saja. Selain tidak terlalu lama, kami juga bisa menikmati perjalanan dengan santai tanpa disebalkan oleh urusan macet seperti bila perjalanan dilakukan dengan mobil.
Pose dulu bareng Bang Emmet di Stasiun Gambir - Jakarta 😂

Untuk keperluan membeli tiket kereta, saya mencari di OTA langganan saya Traveloka. Akhirnya, 12 tiket saya dapatkan, tapi hanya Tyar yang jadwalnya nggak sama. Kami semua berangkat siang, dia berangkat malam. 

Kami naik kereta Argo Parahyangan dari Gambir, sama seperti kereta yang saya naiki ke Bandung bersama Anjas Maradita saat ASUS Roadshow di bulan April. Di Stasiun Gambir ini banyak sekali kereta dengan tujuan ke berbagai daerah di Jawa termasuk ke Surabaya. Tahun lalu saya pernah beli tiket ke Surabaya, tapi berangkat dari Stasiun Senen. 

Sayangnya tiket yang sudah dibeli terpaksa saya batalkan karena mendadak harus berangkat lebih cepat naik pesawat. Waktu itu saya pesan tiket KA Gumarang di sini, dan karena batal tiket saya di-refund, cair satu bulan kemudian langsung masuk rekening. 
Trip Republic of Gamers 😁

Naik Kereta Rombongan

Jumat tgl. 12 Juli 2019 kami berangkat dari Pullman Central Park Jakarta ke Stasiun Gambir. Jadwal kereta ke Bandung pukul 12.35 WIB. Sebetulnya, jadwal tersebut kurang cocok jika buat berangkat di hari Jumat, bikin teman muslim jadi nggak bisa salat Jumat. 

Ada pilihan lain berangkat jam 11 malam, tapi terlalu malam. Cocoknya buat Tyar, karena dia nggak cuti, harus kerja dulu baru bisa berangkat. Sementara itu, Deddy sudah berangkat lebih awal, sebelum jam 12 dia sudah di Bandung. Dia memang beda, menyendiri demi mencoba gerbong priority.

Perjalanan naik kereta jadi momen pertama buat Bai dan Vina. Bandung pun jadi destinasi yang baru pertama kali mereka kunjungi, termasuk buat Febri. Saya senang bisa bersama mereka di momen serba pertama. 

Dari cerita Bai di blognya, saya jadi tahu ternyata dia sempat tegang, deg-degan, bahkan pusing ketika di kereta. Bukan maksud hati hendak mentertawakan, tapi Bai memang lucu. Duduk di bangku kereta berasa naik pesawat, dikira ada seat belt, dia cari-cari dah itu sabuk pengaman. Tapi Afit memang jahil, Bai dikerjain sedemikian rupa.  
Kereta Argo Parahyangan

Bukan Bai, Vina, dan Febri saja mendapat pengalaman serba baru, saya juga dapat. Apa yang baru buat saya? Makan di restoran dalam kereta. Jadi gini ya, saya tuh jarang banget bepergian dengan kereta untuk tujuan yang jauh antar provinsi gini. Paling keretaan dalam kota, naik KRL dari BSD ke Jakarta. Kalau keluar daerah bisa dihitung jari, paling cuma 1 kali dalam setahun. Itu pun belum tentu. 

Di dalam kereta saya jarang beranjak dari tempat duduk, bahkan untuk ke toilet pun enggak, kecuali sudah mendesak sekali. Waktu ke Bandung malam hari bersama Anjas, sama sekali nggak kemana-mana, duduk saja sejak berangkat hingga sampai tujuan. Makanya, pas ke Bandung kali ini, senang sekali pas tahu ada resto segala. Pastinya, saya langsung melipir mencoba duduk dan beli makanan. Ternyata sensasinya menyenangkan.  
Salah satu menu di gerbong resto kereta

Perjalanan berkereta di siang hari cukup menyenangkan, bisa lihat-lihat pemandangan di luar. Kalau ingin mengisi waktu di kereta dengan bekerja di laptop pun nyaman, ada meja kecil buat meletakkan laptop di depan badan, dan ada soket bila laptop perlu diisi daya. Kalau bosan di bangku tinggal jalan aja ke gerbong resto, bersantai di sana sambil makan atau minum. 

Saking asyiknya menikmati perjalanan, nggak terasa kereta sudah sampai tujuan. Waktunya lebih lama sedikit dari jadwal yang tertera di tiket. Mungkin ada faktor tertentu yang bikin telat. Tak apalah, yang penting sore itu saya dan kawan-kawan tiba dengan selamat, siap menjelajah Bandung sampai 2 hari ke depan. Nah, cerita liburan di Bandung bisa dibaca pada tulisan berikutnya, segera di blog Travelerien.com ini juga.

Retropoint BnB Guest House Murah di Bandung

Retropoint BnB Bandung - Bulan Juli lalu, tepatnya tgl. 12-14 Juli 2019, saya piknik tipis-tipis ke Bandung. Perginya rombongan, bersama blogger yang abis acara bareng di Jakarta. Jumat siang kami naik kereta dari Stasiun Gambir, sampai di Bandung langsung menuju penginapan yang lokasinya nggak jauh dari Stasiun Bandung. Jika ditempuh dengan jalan kaki, jaraknya sekitar 10 menit saja. Nah, nama penginapannya Retropoint BnB. Sudah pernah tahu? Ternyata penginapannya menyenangkan lho. Ok saya ceritakan.
retropoint bandung
Retropoint BnB Bandung

Penginapan Murah di Bandung

Saya tuh ya, kalau cari penginapan buat liburan atau untuk suatu urusan di luar kota, biasanya mencari referensi dari orang terdekat dulu. Misal saudara, teman, sahabat, atau blogger-blogger yang saya kenal. Jika nggak dapat referensi sama sekali dari mereka, baru deh cari sendiri lewat saran-saran terbaik dari situs online booking terpercaya. Caranya, saya cari berdasarkan tingkat kepopulerannya di seantero kota, dan review-nya bisa dipercaya.

Nah, pas mau ke Bandung, saya dan kawan-kawan butuh tempat buat menginap. Kriterianya cuma satu: cakep di kantong alias murah meriah hemat bersahaja. Kenapa? Karena kamar tidur bakal kami pakai sebentar saja. Kalau mahal-mahal, ya sayang aja. Kami sampai di Bandung sudah sore. Malamnya langsung keluar cari tempat makan, trus nongkrong-nongkrong cantik di kedai kopi sampai agak larut malam. Besok paginya langsung cabut jalan-jalan. Nggak bakal banyak di kamar ya kan? 

Orang yang pertama kali saya hubungi buat bantu saya cari kamar harga cakep di kantong adalah Silvi. Owner @pandatravelbdo yang cantik itu sudah cukup lama jadi konsultan saya dalam urusan penginapan. Dari hostel, guest house, hotel, villa, resort, bagi saya dia jagoan. Banyak yang ia tahu dan seringkali selalu pas dengan yang saya mau. Maka, dari Silvi lah nama Retropoint Bnb tercetus.

Bersama kawan-kawan blogger jumpa Silvi di Bandung

Retropoint BnB

Retropoint BnB. BnB singkatan dari Bed and Breakfast. Jadi, jika kita menginap di penginapan yang namanya menggandeng BnB, berarti kita membayar untuk kamar tidur dan sarapan. Nah, sebelum menulis lebih lanjut, silakan dicatat baik-baik bahwa saat ini Retropoint menawarkan kamar saja tanpa breakfast.

Sejak beroperasi pada tahun 2014, Retropoint baru punya 7 kamar, tipe Standard dan Deluxe. Dengan jumlah kamar yang masih terbatas tersebut pengelola menganggap lebih efisien jika saat ini tanpa sarapan. Ke depannya nanti, setelah jumlah kamar bertambah dan banyak, sarapan akan disediakan.

Selamat datang di Retropoint BnB Bandung

Datang Langsung Lebih Murah

Sebelum saya cerita bagian dalam penginapan ini, saya informasikan dulu mengenai cara pesan kamar, pesan di mana dan berapa rate-nya. 

Retropoint BnB bisa dipesan lewat OTA seperti Traveloka, Booking.com, Tiket.com, PegiPegi, dan airbnb. Bisa juga dengan telpon langsung ke Retropoint. 

Yang perlu dicatat adalah jika kita pesan langsung (by phone atau pun datang langsung) maka kita bisa dapat harga lebih hemat. Jika bayar pakai Gopay ada diskon promo GOJEK sebesar 15%. Lumayan banget kan!

Ruang multifungsi, bisa jadi ruang makan, tempat bekerja, atau pun tempat berkumpul

Rate Kamar Retropoint BnB

Retropoint BnB punya dua tipe kamar, yaitu Standard dan Deluxe. Semua kamar tipe Deluxe terletak di lantai dasar, dibandrol dengan harga Rp 240.000 / malam. Sedangkan tipe Standard terletak di lantai dua dengan tarif permalam Rp 220.000,- Pada saat peak season tarif Deluxe Rp 350.000 dan Standard Rp 330.000/malam

Hari Jumat tgl. 12/7 kami datang bertiga belas. Karena saya sudah pesan dari jauh-jauh hari, pastinya kami semua kebagian kamar. Para lelaki berdua, sedangkan perempuan karena jumlahnya ganjil ada yang bertiga. Hari itu kami menguasai Retropoint, semua kamarnya jadi milik kami. Penguasa sehari 😝

Liburan rame-rame, nginap asyik di guest house murah

Apa beda kamar deluxe dan standard? Beda pada luas dan fasilitas extra bed di lantai "mezzanine". Kalau luas sih, bedanya tipis. Extra bed nya yang kentara banget, sekaligus unik. 

Kenapa saya bilang unik? Karena letaknya di atas kamar mandi. Plusnya, tempatnya kuat. Bisa ditiduri oleh dewasa, berbadan besar sekalipun. So, tidak usah khawatir meski tempatnya tinggi.

Minusnya? Ini sih menurut saya ya. Buat naik kudu mikir haha. Pasalnya, pijakan tangganya berupa besi kecil dengan tiang yang tegak lurus. Tapi tenang, Mbak Dian dan Bai sempat mencoba naik kok. Mereka aman-aman saja, malah santai-santai di atas. Intinya, kamar deluxe bisa buat bertiga. 

Deluxe Room

Deluxe Room

Guest House di Jantung Kota

Retropoint BnB bertempat di Jl. Haji Basar 61, Kebon Jati, Bandung. Seperti yang saya sebutkan di awal, guest house ini cukup dekat dari Stasiun Bandung. Jika jalan kaki ke sini jaraknya hanya sekitar 10 menit.

Kalau dilihat di peta sih, Retropoint ini berada di jantung kota Bandung. Cukup dekat dengan tempat ramai seperti alun-alun, Cibadak Night Culinary Festival, Gardujati streetfood atau Pasirkaliki streetfood.  Meskipun di jantung kota, letaknya agak ke dalam, membuatnya agak tersembunyi dari keramaian. Karena itu suasananya cukup tenang ketika kita butuh ruang dan waktu untuk istirahat. 

Tampak mungil di luar, besar di dalam

Pertama sampai, tampak depan guest house memang kecil. Tapi begitu masuk, ternyata luas juga sodara-sodara. Terdapat 4 kamar di lantai dasar, dan 3 kamar di lantai atas. Ada ruang makan apik meskipun mungil. Kami bisa duduk-duduk di situ buat sarapan, minum-minum kopi/teh, bahkan ketika butuh tempat buat bekerja dengan laptop.

Yah, walaupun menginap di sini tanpa sarapan, setidaknya pengelola mampu menyenangkan hati tamu dengan menyediakan minuman teh dan kopi secara gratis kapan saja tamu ingin.




Modern dan Instagramable

Dilihat dari namanya, Retro, mungkin kita berpikir tentang sesuatu yang bergaya 70 an sampai 90 an. Tapi percayalah, desain interior dengan gaya seperti itu tidak ditemukan pada guest house ini.

Nuansa yang ada tampak kekinian dengan dekorasi minimalis, menghadirkan spot-spot menarik buat berfoto. Setidaknya, kalau mau selfie-selfie manis selama di guest house, nggak akan mengecewakan.

Menariknya, tiap kamar punya layout yang berbeda. Siapa tahu ada yang sedang iseng ingin foto di tiap kamar, dijamin stock foto jadi beragam. Untuk bed ada 2 pilihan, twin dan single. Kamarnya bersih, sprei dan bantalnya juga demikian. Ada meja kerja dengan 1 kursi, serta TV dan AC. Wifi gratis bisa kita gunakan kapan saja, meski memang nggak ngebut-ngebut amat, tapi cukuplah untuk sekedar buka-buka medsos.



Saat kami di sana, pengelola tampaknya baru saja merenovasi sejumlah ruangan, seperti dinding yang baru dicat, baunya masih tercium. Di area reception desk terpajang sejumlah sandal jepit buat  dipakai harian. Tamu bisa membelinya jika diperlukan. 

Kamar mandi menggunakan standing shower dengan air panas dan dingin, serta sabun mandi dan shampoo, tanpa sikat gigi dan odol. Handuk bersih sudah tersedia.

Lainnya, kita bisa dapat info tempat-tempat kuliner terdekat dari resepsionis, bila mau bertanya. Jika kita mau jalan kaki keluar gang, pasti akan menjumpai banyak tempat makan, baik tempat semacam kafe maupun kedai-kedai kecil dan pedagang kaki lima. Pokoknya, mudah kalau urusan makan.


I Love Travel

Penginapan Serba Bisa

Menurut saya, Retropoint cocok untuk menginap dengan keluarga, sendiri, atau pun bersama teman-teman. Seperti saya dan kawan blogger, nginap rame-rame pesan banyak kamar, aduh senangnya. Berada di sini seolah satu keluarga besar sedang liburan bersama di rumah nenek. Kumpul santai, ngobrol bareng, sambil sarungan 😂

Tinggal beberapa hari, atau sebentar saja, Retropoint cocok untuk pelancong yang lebih banyak beraktivitas di luar. Yes, mereka yang banyak pergi kelayapan jalan-jalan menjelajah kota, dan lebih senang berburu kuliner di luar, ngapain bayar mahal-mahal kalau balik kamar cuma buat tidur dalam durasi yang pendek?





Liburan di Bandung

Mau piknik tipis-tipis, atau liburan tebal sekalian, penginapan pasti jadi kebutuhan mendesak. Nah, kalau ke Bandung, guest house seperti Retropoint ini bisa dipertimbangkan untuk dimasukkan dalam daftar pesanan.  

Buat yang membutuhkan penginapan dengan kriteria seperti Retropoint, boleh banget hubungi ke nomor telepon 022-4266006 atau dari websitenya di www.retropoint-bnb.com. Nanti ada promo khusus sehingga harganya lebih murah. 

Baiknya pesan dari jauh-jauh hari supaya tidak kehabisan kamar. Pasalnya, nggak sedikit lho yang cari. Kalau hanya pesan 2 kamar, bisa bayar di tempat. Tapi kalau pesan lebih dari 2 kamar, perlu bayar dimuka dengan cara ditransfer ke rekening bank sebagai tanda jadi. 

Kami happy bermalam di Retropoint BnB Bandung 😍

Nah itu saja ulasan sederhana dari saya tentang Retropoint BnB. Semoga bermanfaat buat sobat traveler yang sedang mencari penginapan murah tapi bagus di Bandung. 

Retropoint BnB
Jalan H. Basar No. 61
Bandung-West Java

Facilities: private bed,LCD tv,wi-fi, tv cable,hot water, shower, AC

☎(+62)22 4266006
www.retropoint-bnb.com
IG https://www.instagram.com/retropointbnb/

Liburan Bandung bersama Bang Emmet, Mas Eko, Deddy Huang, Afith Husni, Bairuindra, Primastuti, Dian Radiata, Dewi Rieka, Kang Didno, Elvina Yanti, Tyar, dan Febri (Bandung 12/7/2019)