Tampilkan postingan dengan label kopi asiang. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label kopi asiang. Tampilkan semua postingan

Tempat Wisata Kuliner Khas dan Legendaris di Kota Pontianak


Kuliner Pontianak

Adakah pembaca blog saya yang belum pernah ke Pontianak? Jika ada, postingan saya kali ini berisi informasi tempat kuliner yang bisa dikunjungi saat berada di Pontianak. Beberapa di antaranya sangat terkenal dan legendaris, seperti Warung Kopi Asiang, Serikaya Sukahati, dan Es Krim Angi.

Saya berkunjung pertama kali ke Pontianak pada bulan April 2019 lalu untuk kegiatan Forest Talk with Blogger Pontianak yang diselenggarakan oleh Yayasan Doktor Sjahrir dan Climate Reality Indonesia

Saya berangkat bersama tim panitia dan pembicara Forest Talk yaitu Ibu Amanda Katili dari Climate Reality Indonesia, Mbak Atiek Widayati dari Tropenbos Indonesia, Mas Amril moderator acara talkshow, dan Hendika. Kami berada di Pontianak selama 3 hari sejak tgl. 19 April - 21 April 2019. Di sela-sela kegiatan Forest Talk, kami punya waktu luang untuk berwisata keliling Pontianak. Berikut adalah kegiatan wisata kuliner yang saya lakukan bersama tim Forest Talk.
Pontianak


Pondok Ale-Ale
Rumah Makan Menu Tradisional Khas Pontianak 

Saat datang ke suatu kota, seorang wisatawan biasanya memiliki keinginan untuk mencicipi menu lokal tradisional yang menjadi ciri khas daerah setempat. Di Pontianak, di manakah tempatnya? Mas Suden, driver mobil yang kami sewa selama di Pontianak merekomendasikan Pondok Ale-Ale. Di restoran inilah masakan khas Pontianak bisa ditemukan. Presiden Jokowi pun pernah makan di sini saat berkunjung di musim kampanye pemilu presiden 2019. 

Di Pontianak ada 4 Restoran Pondok Ale-Ale. Masing-masing terletak di Jl. Putri Dara Nante, Jalan Putri Candramidi (Podomoro), Ayani Megamall, Transmart Kuburaya dan yang paling baru ada di Jalan Sutoyo. Nah, yang di Jalan Sutoyo inilah yang menjadi tempat kami dinner. Alamat tepatnya di Jalan Letjen Sutoyo, Kelurahan Parit Tokaya, Kecamatan Pontianak Selatan, Kota Pontianak. 

Menu apa yang paling direkomendasikan oleh pelayan kepada kami? Tentu saja Ale-Ale, si Kerang Putih. Ale-Ale adalah sejenis kerang yang mirip dengan remis, tapi memiliki bentuk lebih kecil. Cangkangnya berwarna putih dan dagingnya berwarna putih bening. Ale-ale hanya bisa ditemukan di Kota Ketapang, Kalimantan Barat. Karena itu penyebutan Ale-Ale biasanya diikuti dengan Ketapang, jadi Ale-Ale Ketapang. 

Ale-Ale biasanya diolah menjadi beberapa macam masakan, di antaranya ale-ale rebus (paling simple), ale-ale asam manis, ale-ale bumbu mercon, dan serundeng ale-ale. Nah, di Pondok Ale-Ale ini hanya ada 2 pilihan cara masak. Ale-Ale Asam Pedas atau Ale-Ale bumbu mercon. Menu favorit lainnya yang kami nikmati di Pondok Ale-Ale adalah Ayam Sizchuan, Gulai Pakis, Ikan Fillet Saos Lada, Mun Tahu Sutera Jamur, dan Tumis Batang Keladi. 

Baca juga: Temukan Kuliner Khas Kalimantan Barat di Pondok Ale-Ale
Menu dinner kami di Pondok Ale-Ale
Ale-Ale Asam Pedas
Es Lidah Buaya, Minuman Favorit Khas Pontianak
Dinner bersama Ibu Amanda, Mbak Atiek, dan Mas Amril
Restoran Favorit Wisatawan
Besar, Bersih, dan Terkenal

Kopi Asiang
Seduhan Kopi Barista Bertelanjang Dada


Masyarakat Kota Pontianak punya budaya minum kopi yang kental. Karena itulah, kedai kopi banyak dijumpai di berbagai sudut kota berjuluk Kota Khatulistiwa ini. Baik siang maupun malam, berbagai lapisan masyarakat mengisi kedai-kedai kopi untuk bersantai minum kopi. Tidak terbatas dari yang muda hingga yang tua, pria maupun wanita, miskin maupun kaya, semua berbaur tanpa sekat-sekat pembatas. Bisa dikatakan, kopi ibarat nafas bagi orang Pontianak yang sulit dipisahkan dari kehidupan sehari-hari mereka sejak lama. 

Di Kota Pontianak sangat banyak warung kopi yang bisa ditongkrongi, salah duanya adalah Warung Kopi Asiang dan Warung Kopi Aming. Saya dan rekan-rekan mengunjungi keduanya, namun di sini saya hanya akan membahas Warkop Asiang.

Warkop Asiang merupakan warung kopi tradisional paling legendaris di Pontianak yang telah berdiri sejak tahun 1958. Sejak dulu hingga kini warkop Asiang sangat terkenal di kalangan wisatawan lokal maupun nasional. Yang membuat Warkop Asiang unik adalah kebiasaan Koh Asiang bertelanjang dada saat menyeduh kopi. Kebiasaan tersebut telah menjadi identitas yang membuat Warkop Asiang kesohor.

Kami datang ke Warkop Asiang pada waktu pagi. Sampai di warkop kurang lebih pukul 8, dan saya mendapati pengunjung yang berjubel di dalam maupun di luar warkop. Beruntung kami masih kebagian tempat sehingga bisa duduk santai menikmati sarapan. Ada banyak pilihan menu untuk sarapan seperti bubur ayam, bubur ikan, aneka mie, dan lainnya. Tentunya, ada beragam jajanan tradisional yang sangat cocok jadi teman minum kopi.

Warung Kopi Asiang 
Jalan Merapi, Pontianak, Kalimantan Barat. 

Ulasan lengkap dapat dibaca di: Warung Kopi Asiang Pontianak

Koh Asiang bertelanjang dada menyeduh kopi, sebuah kebiasaan yang membuat warkopnya jadi kesohor
Kopi Susu di Warkop Asiang
Minum Kopi di pagi hari bersama Ibu Amanda, Mbak Atiek, dan Hendika
Suasana di dalam warkop
Suasana di luar warkop

Pisang Goreng Pontianak
Serikaya Suka Hati

Ada yang sudah pernah atau biasa makan pisang goreng Pontianak bukan di Pontianak?
Ada. Saya! 😃

Pisang Goreng Pontianak bukan cuma familiar di telinga, tapi juga di lidah, jauh sebelum saya berkunjung ke Pontianak. Di BSD tempat saya tinggal ada 2 warung Pisang Goreng Pontianak. Warung pertama terletak di Jalan Pahlawan Seribu BSD City, depan deretan show room mobil. Warung kedua di Pasar Modern BSD. Pisang goreng di kedua tempat tersebut sama-sama enak dan jadi kesukaan saya. Namun, tentu saja jadi sedikit berbeda jika pisang goreng dibeli dan dimakan langsung di Pontianak, ya kan? Ada sensasi tersendiri yang membuat pengalaman makan pisang goreng Pontianak jadi lebih afdol.

Untuk menikmati Pisang Goreng Pontianak enak di Pontianak kami berkunjung ke Warung Suka Hati. Tempat ini sangat terkenal dan jadi favorit wisatawan yang ingin menikmati pisang goreng di Pontianak. Selain pisang goreng, tentu saja Serikaya jadi produk utama di Suka Hati. Di sinilah selai serikaya yang terbuat dari serikaya asli bisa didapat. Ada kemasan kecil, sedang, dan besar. Kita tinggal pilih sesuai kebutuhan. Sedangkan pisang gorengnya, bisa dipesan untuk dibawa pulang sebagai oleh-oleh. 

Kami datang ke Suka Hati dalam keadaan sempit waktu karena terburu-buru ke bandara. Jadi, kami hanya datang untuk mengambil pisang goreng yang sudah dipesan terlebih dahulu via telpon. Karena untuk oleh-oleh, pisang goreng pesanan kami digoreng setengah matang. Bila akan dimakan, baru digoreng ulang sampai matang. Harga 1 potong pisang goreng Rp 4.000,-

Idealnya, pisang goreng dimakan di tempat. Sayangnya saat itu sedang tidak bisa berlama-lama. Lain kali deh kalau ke Pontianak lagi. Yang penting, saya sudah sah mencicipi pisang goreng Pontianak 😃

Warung Suka Hati
Jl. Tanjung Pura No.17, Benua Melayu Laut, Kec. Pontianak Bar., Kota Pontianak, Kalimantan Barat 78117  Jam Buka: 06.00  Tutup pukul 17.00
Telepon: (0561) 735583
Warung Suka Hati
Pisang Goreng Suka Hati Pontianak 
Ubi Goreng Suka Hati
Selai Serikaya Suka Hati
Suasana di Warung Suka Hati

Pondok Kakap 
Restoran Seafood Enak di Kota Pontianak

Penggemar seafood bisa bersenang hati jika berkunjung ke Pontianak. Pasalnya, di Pontianak juga terdapat sejumlah rumah makan yang menyajikan seafood enak, salah satunya yang kesohor adalah Restoran Pondok Kakap.

Seusai acara Forest Talk (20/4) yang digelar sejak pagi sampai siang hari, sorenya kami keliling kota pergi berwisata ke beberapa tempat terkenal seperti Titik Khatulistiwa, Sungai Kapuas, Alun-Alun Kota, Rumah Radakng, dan lainnya. Setelah puas berkeliling, malamnya kami mencari tempat untuk makan malam. Pilihan bu Amanda adalah makan menu seafood. Pas banget saya sedang ingin sekali makan kepiting. Jadilah kami ke Pondok Kakap, rumah makan seafood rekomendasi Bang Suden, driver kami.

Makan seafood memang jadi pilihan menarik setelah malam sebelumnya puas mencicipi masakan tradisional Kalimantan Barat di Pondok Ale-Ale. Di Pondok Kakap kami memesan menu Ikan Betutu Steam Kecap, Sapo Tahu, Kepiting Saos Padang, Kepiting Lada Hitam, Tumis Pare, dan Tumis Pakis. Lho, malah nggak pesan Ikan Kakap? Enggak 😂

Penyuka sayur pakis seperti saya patut berbahagia, sebab di Pondok Kakap menu tumis pakis tersedia. Bila ingat di BSD tidak mudah mendapatkan sayur pakis, jelas saya gembira makan-makan di Pontianak selalu ada sayur pakisnya. 

Pondok Kakap
Jl. Ismail Marzuki No.33A, Benua Melayu Darat, Kec. Pontianak Sel., Kota Pontianak, Kalimantan Barat 78243
Tutup pukul 22.00
Telepon: (0561) 733606

Kepiting Lada Hitam
Kepiting Saos Padang
Ikan Betutu Steam Kecap
Dinner bersama Bu Amanda, Mbak Atiek, dan Hendika
Tempatnya luas, besar, dan bersih

 Mie Tiaw Melayu
Mie Melayu Halal asli Pontianak

Berburu mie di Pontianak? Jangan lewatkan Mie Tiaw Melayu Hairul Ali.

Saya baru tahu Pontianak punya hidangan mie khas yang disebut Mie Tiaw. Saya membayangkan makanan tersebut berupa mie berbentuk keriting bertekstur lembut campur kwetiaw yang berbentuk pipih bertekstur kenyal. Tapi ternyata saya salah, Mie Tiaw adalah sajian mie berbentuk kwetiaw seperti yang selama ini saya kenal. 

Kedai Mie Tiaw Melayu menyediakan 3 macam olahan mie yaitu goreng, siram, dan rebus. Kita tinggal pilih cara masak yang kita sukai. Untuk toppingnya ada 3 pilihan: disajikan lengkap, lengkap dengan telur, atau dengan telur saja. Yang dimaksud dengan lengkap adalah mie disajikan dengan daging sapi, daging ayam, telur, daun sawi, dan taoge. Kalau saya pribadi lebih suka Mie Tiaw yang disajikan Lengkap.

Mie Tiaw Melayu ini sangat cocok buat wisatawan muslim yang mengutamakan makanan yang halal. 

Mie Tiaw Melayu
Jl Patimura, Kota Pontianak Kalimantan Barat. 
Buka setiap hari dari jam 08.00 pagi hingga pukul 22.30 WIB.

Mie Tiaw Goreng Melayu
Diajak makan di sini oleh Bang Dwi Wahyudi pemilik www.bloggerborneo.com

HALAL nomor 1
Pilihan menu
Harga minumannya sangat bersahabat

Es Krim Angi
Es krim legendaris di Pontianak

Es krim legendaris ada di beberapa kota di Indonesia. Seperti es krim Toko Oen di Semarang dan Malang, serta Es Krim Tip Top di Medan. Nah, di Pontianak juga ada, namanya Es Krim Angi.

Nama Es Krim Angi saya ketahui pertama kali dari Mbak Atiek. Saya mendengarnya sejak hari pertama tiba di Pontianak (Jumat 19/4/2019). Mbak Atiek ingin ke sana dan mengajak kami untuk ikut mencicipi. Namun, kesempatan datang makan es krim hanya pada hari Sabtu, sedangkan hari Minggu tutup. Kami bergegas datang hari Sabtu tapi terlambat, kedainya sudah tutup. Harapan tinggal harapan, makan es krim Angi tidak kesampaian. Tapi, siapa sangka ternyata hari Minggu mendadak buka. Wuah, rejeki kami!

Kedai es krim Angi berada di teras sebuah rumah yang rindang. Di bagian depan pinggir jalan, papan nama Es Krim Angi terpasang sebagai penanda, meski tak terlalu besar tapi cukup terbaca. Tempat meracik es krim letaknya agak ke depan, mudah dilihat oleh pengunjung. Jadi, kalau ingin melihat cara pembuatannya, kita tinggal mendekat. Di tempat meracik es krim juga ada display jajanan, serta tumpukan kelapa muda utuh yang baru akan dibelah bila ada pesanan. 

Di sini ada 3 variant es krim, rasa coklat, matcha dan strawberry. Untuk topping bisa dengan kismis, ketan hitam, nangka, alpukat dan buah kelapa muda. Es krim bisa disajikan dalam cup kecil atau dalam batok kelapa muda yang masih ada daging buahnya, tergantung permintaan. Jadi, selain yang sudah dicampur dalam es krim, daging buah kelapa juga bisa kita keruk langsung dari batoknya. Rasa es krimnya sangat segar dengan rasa manis yang tidak berlebihan. Tentu saja rasa dan sensasi makan es krim kuno ini beda dari es krim kekinian.

Es krim Angi sudah ada sejak tahun 1950-an. Pembuatannya didapatkan dari warisan kolonial Belanda yang kemudian dikembangkan dengan rasa lokal. Sebagai informasi, Es Krim Angi atau Es Krim A Ngi populer dengan sebutan Es Krim Petrus. Disebut Es Krim Petrus karena lokasinya yang persis di seberang SMP dan SMA Petrus yang terletak di Jl. Karel Satsuit Tubun, Pontianak Selatan.

Harga es krim gelas kecil Rp 12.500, batok kelapa Rp. 23.000. Es Krim Angi bisa dibawa pulang sebagai oleh-oleh, jika mau. Karena buat oleh-oleh, es krim akan dikemas dalam kotak khusus yang diisi es. Buat penggemar es krim dan dessert wajib cicipi es krim jadul di sini.

Es Krim Angi
Jl. Karel Satsuit Tubun No.8, Akcaya, Kec. Pontianak Selatan
Kota Pontianak, Kalimantan Barat 78121
Buka pukul 09.00 - 17.00 tiap hari Senin-Sabtu
Telepon: 0813-4514-8282

Es Krim Angi Rasa Strawberry & Coklat
Meracik Es Krim
Bahan racikan Es Krim
Es Krim ditaruh dalam batok kelapa muda

Jajanan khas
Makan es krim bareng Bu Amanda, Mbak Atiek, dan Hendika
Kebaca nggak papan namanya? 😃
Tempatnya nyaman dan terbuka

Kue Bingke 
Oleh-oleh Khas Pontianak Paling Laris

Ada satu lagi makanan khas Pontianak yang bisa dinikmati di tempat atau dibawa pulang dijadikan oleh-oleh yaitu Bingke. Bang Dwi Wahyudi yang mengenalkan makanan ini kepada saya. Beliau pula yang mengantar dan menemani saya membeli Bingke.

Kue Bingke adalah penganan khas Pontianak yang mempunyai cita rasa manis dan bertekstur lembut. Kue bingke atau kue bingka terbuat dari campuran telur, santan, tepung terigu, dan gula pasir. Bingke tersedia dalam bentuk basah dan kering. Nah, bingke kering ini bagi saya sangat mirip dengan Bolu Kemojo Khas Pekanbaru. 

Salah satu toko bingke yang saya kunjungi adalah Bingke Kamboja. Di toko ini terdapat bingke dengan varian original, bingke pandan, bingke kacang hijau, bingke pulut (ketan), bingke durian, dan bingke regal. Dari semua varian tersebut saya paling suka dengan bingke original atau bingke berendem. 

Dinamakan Bingke Berendem karena bingke basah yang memiliki tektur lembut ini agak berair dan membuatnya seperti terendam air. Berendem sama dengan berendam.

Harga Bingke mulai dari Rp 20.000 - Rp 24.000 saja.

Bingke Kamboja
Jl. Tanjung Pura No.310, Benua Melayu Laut, Kec. Pontianak Selatan
Kota Pontianak, Kalimantan Barat 78243
Telepon: 0823-5319-1977




Sensasi Minum Kopi Racikan Barista Bertelanjang Dada di Warung Kopi Asiang Pontianak

Warung Kopi Asiang Pontianak - Di Kota Pontianak terdapat berbagai kedai kopi legendaris dengan atraksi kopi yang keren. Masyarakat di kota ini memang punya budaya minum kopi yang unik. Mereka terbiasa berbondong-bondong minum kopi di kedai sejak pagi hari. Salah satunya di Warung Kopi Asiang yang terletak di Jalan Merapi, Pontianak, Kalimantan Barat. 
kopi legendaris pontianak
Warung Kopi Asiang Pontianak

Jumat malam (19/4/2019) seusai bersantap malam lezat di Rumah Makan Ale-Ale (rumah makan masakan khas Pontianak), saya dan Ibu Amanda, Mbak Atiek, dan Mas Amril, pergi melihat-lihat suasana malam kota Pontianak. Tujuan kami Gajah Mada Coffee Street. Oh ya, saya ke Pontianak dalam rangka mengikuti kegiatan Forest Talk with Blogger yang digelar oleh Yayasan Dr Sjahrir dan Climate Reality Indonesia. Bu Amanda dan Mbak Atiek adalah 2 pembicara dalam talkshow di acara tersebut. Sedangkan Mas Amril adalah moderatornya. Kami berada di Kota Pontianak selama 3 hari.

Bu Amanda bercerita tentang warung kopi yang pernah dilihatnya. Katanya, kopinya enak, pengunjungnya ramai, suasananya seru, nuansa Melayu nya kental, pokoknya lain dari yang lain. Saya penasaran pada suasana yang digambarkan, bukan pada kopinya (saya memang bukan penggemar kopi hihi). Maka, ketika mobil kami melintas di Jalan Gajah Mada, saya memasang mata tajam-tajam. 
Salah satu kedai kopi di Gajah Mada Coffee Street

Gajah Mada Coffee Street

Sebutan Gajah Mada Coffee Street memang tepat. Warung kopi di kawasan ini mudah sekali dijumpai. Warungnya ada di banyak tempat, di ruko-ruko yang berderet sepanjang jalan. Tampilan warung-warungnya sederhana, bukan mentereng dan modern ala coffeeshop. Satu hal yang bikin saya takjub adalah membludaknya orang-orang yang duduk minum kopi. Dari dalam hingga luar warung tumpah ruah. Bahkan, motor-motor pengunjung turut berjejal di bagian depan hingga pinggir jalan. Seakan tak menyisakan ruang sedikitpun untuk sekedar lewat. Bukan hanya satu warung ramai orang, tapi hampir semua warung. 

Saya jadi ingat suasana malam hari di Aceh, kota dengan budaya minum kopi yang unik, dan warung-warung kopi yang selalu dipadati kaum Adam. Di Pontianak ini, makin malam pengunjung makin ramai. Tak ada waktu tertentu, weekdays dan weekend warung-warung kopi tetap diserbu. Kebiasaan ngopi memang menjadi tradisi warga Pontianak yang tidak bisa ditinggalkan. Biasanya didominasi oleh laki-laki, tapi bukan berarti tak ada perempuan yang masuk warung dan minum kopi.

Mas Sudin, supir mobil yang kami sewa bercerita. Katanya, ada 2 warung kopi legendaris yang sangat terkenal di Pontianak, yaitu Warung Kopi Asiang dan Warung Kopi Aming. Hmm…nama-nama bernuansa Tionghoa banget ya. Memang iya! Apakah malam itu kami bakal mampir? Oh tidak. Sabtu malam dan Minggu pagi kami baru ke sana. Malam itu, Kopi Asiang dan Kopi Aming cukup jadi penghias bibir dulu.
Kedai Kopi di Kota Pontianak

Sesaat di Warung Kopi Aming

Rencana pergi ke Warung Kopi Asiang baru terealisasi hari Minggu pagi (21/4/2019). Hari Sabtu (20/4/2019) kami sibuk acara, kegiatannya sampai sore. Usai acara lanjut jalan-jalan ke Tugu Khatulistiwa, Rumah Radakng (Rumah Panjang), dan sunset-an di Sungai Kapuas. Sampai di kota sudah malam. Dalam perjalanan menuju hotel Ibis Pontianak, kami diajak melewati Warung Kopi Aming. Kami mampir. Tapi bukan untuk duduk-duduk minum kopi. Mbak Atiek masuk memesan kopi (take away). Sedangkan saya, apa lagi yang akan diperbuat selain sibuk berburu foto untuk bahan cerita. 

Menurut cerita supir, Pak Jokowi pernah mampir ke Warkop Aming. Beliau memesan secangkir Kopi Susu seharga Rp 9.000,- dan mencicipi Roti Srikaya Panggang. Warkop Aming memang terkenal sebagai salah satu warkop legendaris yang ada di Pontianak. Sudah buka sejak 1970. Saking populernya, Kopi Aming sampai buka cabang di Jakarta. Ok baiklah. Suatu hari nanti bila kembali lagi ke Pontianak, saya akan berlama-lama di sini. Menikmati suasana sambil menyeruput kopi, berdua Mas Arif. 

Aming Coffee
Jl. Haji Abbas 1 No.157, Benua Melayu Darat.
Pontianak Selatan, Kalimantan Barat.
Telp: 0812-5609-230
Jam Buka: 06.00 - 23.00.

Aming Coffee Pontianak (in frame : Mbak Atiek)

Warkop Asiang Kuliner Wajib Dikunjungi di Pontianak

Saya sangat bersemangat menyambut perjumpaan dengan Koh Asiang, sang barista bertelanjang dada. Bukan mau lihat dadanya lho yaaa. Itu aurat! Asyiaaaap! Haha.

Saya mempersiapkan diri dengan sarapan penuh gizi di resto Ibis Pontianak, tempat saya menginap. Pokoknya, perut tak kan dibiarkan kosong demi secangkir kopi Asiang. Kenapa perut harus berisi? Sebab bakal ada efek ‘mabok’ jika saya minum kopi dalam keadaan lambung kosong. Mual, mulas, sakit kepala, bahkan bisa muntah-muntah. Lambung saya memang bermasalah, jadi mesti dijaga. Saya tak mau ambil resiko gara-gara kopi. 

Jam 8 kami meluncur. Warkop Asiang jadi tujuan pertama. Maka, mobil tidak belok kemana-mana, langsung melaju cepat ke Jalan Merapi, membawa Bu Amanda, Mbak Atiek, Hendika, dan saya. Mas Amril tak bersama kami, sudah pulang ke Jakarta Sabtu sore. Tapi Mas Amril sudah lebih dulu jumpa Asiang, dia ke sana Sabtu pagi. 

Kami agak berkejaran dengan waktu, sebab jam 10 Mbak Atik, Bu Amanda, dan Hendika harus berangkat ke bandara. Pesawat mereka jam 12. Sedangkan saya 17:45. Masih lama. Begitu mobil sampai di depan warkop Asiang, semua bergegas turun, langsung masuk mencari bangku. Urusan parkir biar Mas Sudin supir yang urus. Di warkop memang tak ada tempat parkir, gangnya sempit. Apalagi banyak orang. Jadi, kalau bawa mobil memang agak repot. 
Warung Kopi Asiang Pontianak
Warung Kopi Asiang Pontianak

Warung Kopi Tradisional, Sederhana Tapi Terkenal

Sederhana. Itulah yang terlihat dari Warung Kopi Asiang. Menempati 3 ruko, seharusnya warung ini sudah terbilang besar. Tapi, begitu ramainya orang di dalam dan di luar, warung jadi tampak sempit. Bahu-bahu bersenggolan, lutut di bawah meja pun harus diatur agar posisi duduk tak kena orang lain yang ada belakang/samping. 

Meja-meja dan bangku plastik memenuhi bagian luar warung. Berbagi tempat dengan dapur kecil yang terbuka. Dapur itu bukan sembarang dapur, tapi dapur tempat sang legenda meracik kopi pesanan para pengunjung. Di sanalah Asiang bisa djumpai. 



Sosok Asiang, Barista Kondang Tanpa Baju

Sebagai warkop paling terkenal di Pontianak, tak heran bila kawan-kawan di Pontianak berpesan pada saya: “Wajib ngopi di warkop Asiang, legendaris! Jangan lupa berfoto dengan Koh Asiang nya ya. Nggak pakai baju. Ikonik!” Ok, berarti nggak afdol kulineran di Pontianak tanpa ngopi di warkop Asiang. Dan, sebutan “nggak pakai baju” itu pun jadi semacam brand yang bikin saya jadi penasaran seperti apa sosok Asiang.  

Peramu kopi sekaligus pemilik kedai kopi kondang itu bernama Yohanes Fendi, ia kondang dengan nama panggilan Koh Asiang. Badannya tinggi besar, kekar dan berkepala pelontos. Ciri khasnya tidak memakai baju, hanya bercelana pendek. Yes, pria kelahiran tahun 1958 itu sudah terbiasa meracik pesanan kopi dengan telanjang dada. Tak pernah sekali pun menggunakan baju. Kebiasaan ini telah menjadi semacam identitas yang membuat Asiang jadi kesohor. 

Koh Asiang sibuk di dapurnya

Ingin rasanya cepat-cepat wefie berdua sang barista. Biar kayak orang-orang. Tapi apa daya Koh Asiang sibuk melayani pembeli. Saya juga agak ragu mengajak berfoto. Wajahnya tampak tanpa ekspresi, irit bicara, dan jarang tersenyum. Saya panggil pun tak dilihat 😂

Sesekali saja Koh Asiang bicara pada pelayannya, menanyakan pesanan tamu sudah beres atau belum. Suaranya menggelegar, mungkin biar mengalahkan berisiknya suara orang-orang. Sangar euy. Antara ngeri dan ingin senyum-senyum saya liatnya 😁

Gesit meracik kopi

Tangan kiri dan kanannya gesit bergerak menuangkan air ke sebuah wajan besar, meracik kopi, menyiapkan cangkir, mengisi susu, dan menuangkannya. Tangan kirinya terangkat tinggi ketika menuangkan kopi ke cangkir. Sementara tangan kanan sibuk mengaduk dan menyaring bubuk kopi berkali-kali yang dituangkan ke dalam teko. Atraksi keren ini sangat menghibur. 

Setelah puas mengambil foto dan video, saya mencoba wefie. Biarin deh berjarak. Yang penting ada muka saya dan muka Koh Asiang dalam satu frame. Eeeh ajaibnya nih, pas saya selfie, dia melihat ke kamera hp, dan tersenyum! Wkwkwk. Sadar wefie juga dia. 

Akhirnya liat Koh Asiang tersenyum 😂

Bersantai, Ngobrol, Hingga Transaksi Bisnis

Bagian dalam warung sudah penuh orang. Di luar lebih ramai lagi. Bangku-bangku plastik tak ada yang kosong, semua diduduki. Untunglah rombongan kami masih kebagian tempat. Itu juga dapatnya pas banget ada yang pergi. 

Sebagaimana umumnya warung kopi tradisional, warung ini terbuka. Yang di dalam kelihatan dari luar, begitu juga sebaliknya. Di dalam hanya pakai kipas angin, di luar kipas alami alias angin beneran. Orang bebas merokok. Kebanyakan sih yang merokok itu duduk di luar. Tapi asap tetap masuk. Ya memang beginilah keadaannya. Orang-orang betah saja duduk, yang datang tetap berbondong-bondong. Nggak peduli gerah, dan juga nggak peduli baristanya menyeduh kopi sambil keringatan. Pokoknya ngopi. Titik. 

Di luar dan di dalam selalu penuh

Hening? Jangan harap. Berisik terus nggak pernah sunyi. Suasana begini paling menyenangkan bagi saya, bikin bergairah. Beda kalau pasar atau mall, ramai dan berisiknya bikin pusing. Di warkop saya malah pasang telinga, menguping berbagai ocehan, dari obrolan serius sampai ngalor ngidul. 

Kata Mas Dwi Wahyudi, banyak transaksi terjadi di warung kopi, nilainya sampai miliaran. Memang,  nggak semua yang datang untuk berbisnis, kadang cuma bersantai. Kata Radit Mananta, ada nggak ada duit pokoknya nongkrong di warung kopi. Kadang, pernah ada yang datang duduk satu meja berempat, tapi pesan kopinya cuma satu. Padahal gaya sudah necis, badan harum, tapi bokek. Hehe. Di sini, laki-laki rapi jelly hingga yang kusut dan tampak belum mandi berkumpul. Sama-sama menikmati kopi. Kami juga dong! 

Semua orang ngopi!

Minum Kopi Susu Asiang

Pelayan perempuan menanyakan pesanan. Kopi hitam atau kopi susu? Kue atau roti? Itu saja? Di sini nggak banyak menu. Tapi, apa yang tersedia cukup nampol buat sarapan di pagi hari. Kuenya banyak jenis, ini nih yang bikin ngiler. Ada beberapa kue yang baru saya lihat bentuknya, tampaknya enak. Sayang perut sudah kenyang, kuenya cuma saya lirik. Saya minum kopi susu, dan saya berhasil menghabiskannya sodara-sodara! 


Minum kopi Asiang bareng Bu Amanda, Mbak Atiek, dan Hendika

Foto Bersama Asiang

Usai minum, saya beranjak mendekati dapur lagi. Saya masih penasaran untuk berfoto bareng Koh Asiang. Difoto ya, bukan wefie. Apa kali ini berhasil? Koh Asiang masih tetap sibuk. Di dekatnya ada seorang pemuda berparas Tionghoa. Saya tebak-tebak buah manggis. Mungkin itu cucunya Koh Asiang. Anaknya kaliii! Ah terserah. Saya cuma mau bilang ke pemuda itu bahwa saya mau numpang foto sama Koh Asiang. 

Ajaib, akhirnya saya dan Bu Amanda berhasil foto bareng Koh Asiang. Haha. Pencapaian banget ya foto sama sang barista. 

Kamu mau kopi buatanku atau buatan Koh Asiang?

Resep Turun Menurun Kopi Asiang

Saya mungkin terlihat sering mendatangi kedai kopi atau coffee shop. Tapi sesungguhnya, tiap saya masuk kedai kopi tidak berarti minum kopi. Sebab saya bukan penggemar kopi. Alasan saya masuk kedai kopi macam-macam. Kadang cuma ingin bersantai, menikmati suasana, atau pun mencicipi menu favorit selain kopi. Kalau ada yang ajak ngopi, tetap saya jabanin. Paling persiapan perut dulu. Meski bukan penikmat kopi tidak berarti saya tidak penasaran dengan resep-resep kopi yang disajikan. Apalagi kalau kedai kopi terkenal, pastilah ada sesuatu dengan kopinya. Nah, apa yang menjadi kunci dari Kopi Asiang sehingga banyak yang memburunya?

Dilihat dari usianya, warung Kopi Asiang sudah terbilang tua. Dirintis pertama kali tahun 1958 oleh ayahnya Asiang. Awal-awalnya, keluarga Asiang berdagang kaki lima, hingga akhirnya pindah ke dalam ruko. Selama berkiprah, keluarga Asiang menggunakan resep turun-temurun. Kunci utamanya ada pada biji kopi yang digunakan yaitu kopi Robusta asli Kalimantan Barat. Menurut keterangan, kopi tersebut digoreng dan digiling sendiri oleh keluarga Asiang. 

Menjadi Barista di Warung Kopi Warisan Keluarga

Teknik Meracik Kopi ala Asiang

Sama seperti kebanyakan warung kopi di Pontianak, racikan kopi Asiang hanya terdiri dari bubuk kopi dan gula. Yang berbeda adalah teknik membuat kopi ala Hainan yang dipertahankan oleh Koh Asiang dari dulu sampai sekarang.

Mulanya, kopi diseduh menggunakan ceret khusus, lalu ceret ditarik-ulur sampai kopi yang tertuang dalam cangkir tampak berbuih. Cara membuat kopi seperti ini disebut dengan metode Hainan. Menurut sejarahnya, orang-orang Hainan-lah yang mewarisi cara membuat kopi dengan disaring dan ditarik. Teknik ini membuat aroma kopi keluar optimal. 

Setelah ceret ditarik-ulur, kopi disaring menggunakan saringan unik berbentuk panjang. Kemudian kopi disajikan dalam cangkir kecil tebal. Tips ala Asiang agar seduhan kopi jadi sempurna ada pada air seduhan yang dipakai yaitu harus benar-benar mendidih. Sedangkan untuk takarannya, 5 sendok kopi untuk 1 teko air. 

Ciri khas Asiang saat meramu kopi sudah lama menjadi buah bibir. Tak heran bila sejumlah stasiun televisi swasta, majalah nasional, koran, dan surat kabar daring internasional pernah meliputnya. Koh Asiang tentu bangga. Ya, saya pun turut bangga melihat kedai kopi tradisional bisa berjaya di kotanya sendiri.

Koh Asiang mempertahankan metode meracik kopi ala Hainan 

Warkop Asiang Buka Sejak Jam 3 Pagi

Kapan waktu terbaik ngopi di Warung Kopi Asiang? Kalau saya sih sukanya pagi dan malam hari. Kalau siang agak kurang nyaman. Bukan jam-jam bersantai soalnya hehe. Iya, saya mikirin suasana, bukan kebutuhan minum kopinya. Sensasi paling seru berada di warkop menurut saya malam hari. Soal ini, kembali ke selera masing-masing juga sih.

Ada yang suka ngopi dini hari? Nah, warung Kopi Asiang buka mulai pukul 03.00. Pagi sekali! Jam segitu saya masih mimpi indah di tempat tidur wak!

Warkop Asiang buka Jam 3:00 - 16:00. Di jam-jam tersebut Asiang bekerja melayani pembeli. Jam paling sibuk dialaminya sejak pukul 06.00 hingga sekitar pukul 11.00 WIB. Pelanggan yang datang di pagi hari biasanya warga yang habis berolah raga. Pengunjungnya dari berbagai kalangan, mulai dari warga biasa hingga pejabat. 

Dilihat dari ketiadaan tempat parkir, paling mudah datang ke warkop ini pakai motor. Kalau pakai mobil, bakal numpang parkir di tempat yang cukup jauh. Ruas jalan depan warkop tak begitu lebar. Nggak mudah untuk parkir begitu saja. 

Tak pernah sepi

Foto-foto Koh Asiang bersama pejabat dan artis terpampang di dinding

Menu dan Harga Kopi

Menu kopi hanya ada dua pilihan: Kopi Hitam dan Kopi Susu. Sedangkan makanan ada beberapa. Kue, telor rebus, roti, dan makanan berat seperti bubur ayam.

Secangkir kopi hitam dihargai Rp6.000,- Untuk Kopi susu dihargai Rp9.000,- 
Sedangkan jika kopi itu dibungkus, harganya menjadi Rp11.000,- 
Aneka kue (kue apem, serabi, pastel, dll) dihargai Rp3.000,- Untuk roti selai Rp 5.000,- Bila ingin agak berat, semangkuk bubur ayam dan telur setengah matang juga nikmat untuk disantap.

Melihat pengunjung yang selalu ramai sejak pagi sampai malam, adakah yang bisa menebak berapa kilo kopi yang dihabiskan dalam sehari? 10 Kilogram, sekitar 300 gelas gaessss.

Kue-kue untuk menemani minum kopi

Cangkir Unik Khas Kopi Asiang

Jika diamati, kopi hitam dan kopi susu hangat yang disajikan menggunakan cangkir keramik khas Cina tempo dulu. Ukurannya mungil dan bergambar hiasan motif kembang pacar berwarna hijau pupus. Khas gaya Indo-China. Puluhan cangkir keramik cream tersebut lengkap dengan cawan kecil. 

Cangkir keramik bergaya Indo-China


Asiang Terus Bekerja Meracik Kopi

Pengunjung datang dan pergi, masuk dan keluar silih berganti. Tapi Asiang seakan-akan tak peduli. Ia tetap sibuk bekerja, meracik kopi pesanan pembeli. 

Bagi saya seorang pengunjung, saya mengingat Asiang sebagai barista yang unik. Suasana warungnya layak untuk dirindukan. Bagi Asiang, mana ada saya dalam ruang ingatannya, apalagi dirindukan. Kecuali saya datang tiap hari, bertemu dan bersapa sebelum menyeruput kopi. Eh tapi, kalau tiap hari, mungkin saya malah akan ditandai 😂

Minum kopi di Warkop Asiang Pontianak 
(Ibu Amanda, Mbak Atiek, Hendika, Mas Sudin supir, Hendika) 
Minggu, 21 April 2019


Sudah panjang usia Warkop Asiang. Sepanjang itu pula ia diingat sebagai “Kopi Telanjang”. Semoga tetap panjang umur dalam pahit dan manisnya kehidupan.

Warkop Asiang. Sederhana, tapi melekat kuat dalam ingatan para pelanggan setia.

Destinasi kuliner favorit di Pontianak ini wajib masuk list.

Warung Kopi ASIANG
Jl. Merapi, Benua Melayu Darat.
Pontianak Selatan, Kalimantan Barat.
Telp: 0813-1718-1918
Jam Buka: 03.00 - 17.00