Tampilkan postingan dengan label klinik kucing bsd. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label klinik kucing bsd. Tampilkan semua postingan

Selamat Jalan Kucing Larry, Terima Kasih Klinik Hewan drh Rajanti

Setelah kejadian yang menimpa dan sakit yang diderita, akhirnya Kucing Larry pergi untuk selamanya. Berpisah dengan Larry membuat saya sangat kehilangan. Kini Larry tak lagi merasakan sakit, ia telah sehat dan bermain gembira di sana, di sisi Allah SWT.
klinik hewan drh rajanti
Makam Kucing Larry di halaman depan Klinik Hewan drh. Rajanti Villa Melati Mas Serpong

Baru 2 hari sejak saya menulis tentang Larry di blog ini (9/3/2020), tiba-tiba Rabu pagi (11/3/2020) saya dikejutkan dengan kondisi memprihatinkan si kucing berbulu putih itu, ia masuk got. Saya tak elok jika membahas kejadian yang menimpanya, tapi yang pasti, sesuatu telah terjadi di luar sepengetahuan saya.

Sejak pulang rawat inap di Klinik Hewan Kittens Park di Golden Vienna BSD, Larry kami jaga betul supaya tidak keluar rumah, apalagi keluar pagar. Di siang hari beberapa kali kami keluarkan dari kandang, untuk makan atau diajak bermain ringan. Nggak dibiarkan keluar jauh, hanya di garasi dan di taman kecil depan rumah, sambil kami awasi. Kalau malam, kami masukkan kembali dalam kandang.

Biasanya saat sehat Larry kami lepas. Meskipun dilepas, perginya tidak jauh. Kalau tidak di depan pagar kami, dia main di depan pagar tetangga kiri dan kanan, bertemu sesama kucing. Biasanya lebih banyak main di garasi, sekadar berbaring, tidur, atau pun duduk saja sambil sesekali seliweran. 

Kali ini agak ketat dijaga karena masih dalam pengobatan untuk leher atasnya yang terluka. Kalau sudah sembuh, kami sudah merasa aman dan tenang. Sayangnya, baru 2 hari dalam perawatan, kucing itu tiba-tiba hilang dalam sekejab, padahal baru sejenak lepas dari pandangan. Ia menghilang semalaman, dipanggil tak ada suara. Setelah tahu ia berada dalam got, saya baru paham kenapa suaranya tak ada. Larry berada di tempat gelap dan basah, dan ia tak punya energi untuk mengeong sekadar memberitahu keberadaannya. Ya Allah 😭

Kejadian sebelum ini, bisa dibaca di sini: Merawat Kucing Larry di Kittens Park
Untuk pertolongan pertama dibawa ke drh Yuriko di Kittens Park Golden Vienna

Minggu lalu Alief sedang libur sekolah mulai tgl. 9 s.d 13 Maret karena kakak kelasnya ujian. Jadi, ada dia saat kejadian tak enak menimpa Larry.

Sejak Selasa sore saya dan Alief sudah sibuk mencari Larry, tapi tak ada hasil. Rabu pagi baru ketemu, dan seperti saya ceritakan di awal, kondisi saat ditemukan tak baik. Badannya gemetar, basah, kotor, perutnya kempes. 

Kami bergegas membawa Larry ke drh Yuriko di Klinik Hewan Kittens Park, Golden Vienna. Sebelum dibawa, badannya sempat kami bersihkan. Saya juga coba beri minum air agak hangat dan makanan basah, tapi sama sekali tak disentuh. Saya jadi cemas.

Sampai di klinik, drh Yuriko memeriksa suhu tubuh, namun termometer tak bisa mendeteksi sama sekali. Bahkan, angka nol pun tak muncul. Drh Yuriko langsung merujuk  ke Klinik Hewan drh Rajanti di Villa Melati Mas Serpong. Katanya, Larry mesti dimasukkan inkubator, di sana ada alatnya. 

Saya menurut apapun kata dokter Yuriko. Berbekal selembar surat rujukan, kami berangkat ke Villa Melati Mas, dilepas dengan raut wajah sedih dokter Yuriko. Saya tahu, ia pun cemas dengan kondisi Larry. Namun ia semangati kami untuk tetap berusaha mencari kesembuhan untuk Larry. 

Larry kami bawa pakai keranjang. Di perjalanan, ia terlihat aneh, tak mau diam. Padahal sebelumnya lemah, tak bersuara. Larry beberapa kali memutar badan, dan saat menghadap ke saya, matanya berkaca-kaca, lalu keluar air mata. Larry menangis!

Pikiran saya mulai jelek. Apakah ini pertanda usia Larry tak panjang? Saya mendekat, bicara setenang mungkin "Larry, sabar ya, sebentar lagi kita sampai klinik. Larry akan diobati, insha Allah sembuh."

Saat saya berkata begitu, Alief mengusap kening Larry, membuat Larry tenang lagi. Tapi, ada momen singkat di mana mata saya dan mata Larry saling bertemu, di situ seolah ada jarak yang tak lama lagi akan membuat kami tak bisa lagi saling melihat. Hiks.
Setiba di Klinik drh Rajanti, Larry langsung ditangani oleh drh. Meivy
Diinfus

Saya baru pertama kali ke klinik hewan drh Rajanti, dan rasanya klinik ini jauh sekali. Padahal jaraknya cukup dekat dari BSD. Dari Giant Villa Melati kurang lebih 1 kilometer, lalu belok kanan lurus saja sekitar 100 meter sudah sampai. Rasa khawatir takut Larry mati membuat perjalanan terasa sangat lama. 

Gedung klinik drh Rajanti cukup besar, berupa bangunan 2 lantai, punya area parkir, kantin, bahkan halaman yang cukup luas di bagian depan. Bagaikan rumah sakit, RS hewan. 

Menurut drh Yuriko, klinik drh Rajanti punya reputasi bagus dalam pelayanan kesehatan hewan, khususnya kucing dan anjing. Selain itu klinik ini punya fasilitas lengkap sehingga sering menjadi rujukan bagi klinik-klinik lain yang ada di Serpong dan sekitarnya. Untuk tarif pelayanan pun sangat terjangkau. Drh Yuriko sempat memberikan perbandingan harga untuk layanan cek darah, maupun rawat inap yang pernah dijalani oleh pasiennya yang lain, biayanya jauh lebih hemat dibanding di klinik lain. Harga terjangkau namun layanan yang diberikan maksimal.

Ketika sampai, saya langsung menuju ruang pendaftaran. Di sana ada banyak perawat berseragam warna merah maroon. Saya langsung menemui salah seorang perawat dan mengatakan kondisi kucing yang saya bawa gawat darurat. Dengan cara itu, saya ingin mereka cepat tanggap dan bersegera memberikan pertolongan untuk Larry.

Benar saja, tak lama seorang dokter, namanya drh Meivy, langsung mengajak saya membawa Larry ke ruang periksa. Tindakan pertama yang dilakukan sama seperti drh Yuriko, mengukur suhu tubuh. Sama seperti saat diperiksa drh Yuriko, suhu tubuh Larry tak terdeteksi, hipotermia parah. Dokter langsung menyuruh perawat menyiapkan inkubator.

Sambil menunggu inkubator disiapkan, Larry diinfus, dan langsung diambil darah untuk pemeriksaan lainnya. Dalam surat rujukan drh Yuriko memang ada penjelasan mengenai dugaan sakit pada liver dan ginjal. Mungkin karena itu drh Meivy mengambil darah. Catatan mengenai penanganan pada luka Larry pun dibuat lengkap dalam surat rujukan, namun drh Meivy ingin memfokuskan pada hipotermia dulu karena bila terlambat Larry bisa mati. 
Masuk inkubator (Klinik Hewan drh Rajanti 11/3/2020)

Setelah dilakukan pemeriksaan oleh drh Meivy, Larry langsung masuk inkubator. Saya sedih melihat kondisinya. Seumur-umur merawat kucing, baru sekarang sampai harus mendapat tindakan sejauh ini. 

Saya pernah lihat inkubator, dulu waktu baru melahirkan, tapi inkubator bayi. Ternyata ada juga inkubator buat kucing hipotermia. Betapa hewan pun wajib diperlakukan sebagaimana manusia, sebagai mahluk hidup.

Kata dokter, dengan kondisinya yang memprihatinkan, Larry harus dirawat inap. Saya setuju untuk hal itu, supaya kondisi Larry tetap berada dalam pantauan ahlinya. Saya percaya dokter akan menangani Larry dengan sebaik-sebaiknya. 

Saya dan Alief pulang, meninggalkan Larry dengan harapan bisa sembuh seperti sedia kala.

Di Klinik drh Rajanti ini, pemilik hewan yang jadi pasien rawat inap bisa memantau kondisi peliharaannya lewat nomor whatsapp khusus rawat inap. Respon terbaru akan diberikan oleh dokter jaga. Jika ingin bertanya langsung, bisa dilakukan di jam besuk. Jika belum sempat datang, bisa WA saja, atau telpon ke nomor tertentu khusus untuk telponan.

Riwayat informasi Larry selama dirawat inap di Klinik Hewan drh Rajanti

Kamis pagi (07:05 AM 13/3/2020), saya mengirim pesan whatsapp untuk menanyakan kabar Larry. Siangnya (11:10) baru dijawab oleh drh Shinda bahwa suhu Larry sudah 33,3 namun masih dianggap low dan masih harus dihangatkan. 

Sementara itu, hasil pemeriksaan darah menunjukan adanya gangguan pada liver dan ureum. Berdasarkan hasil tes tersebut, dokter kemudian memberi obat untuk menurunkan nilai fungsi hati dan ureum, antibiotik, dan pemberian infus. 

Saya lega saat mengetahui suhu badan Larry sudah naik. Dari semula tak terdeteksi sedikit pun kini menjadi 33,5 berarti sudah ada kemajuan. Begitu juga dengan tindakan dokter memberi obat sakit pada Larry membuat saya semangat dan optimis lagi Larry akan sembuh.

Sore jam 18:49 saya kembali menanyakan kondisi terbaru Larry. Kali ini drh Yessie yang mengabari bahwa suhu Larry sudah naik jadi 34,5. Alhamdulillah naik lagi meski sedikit. Menurut drh Yessie, Larry masih diberi penghangat, dan makan dibantu disuapi.

Tak cuma itu, drh Yessie mengirimkan video Larry. Dalam video itu, Larry tampak menunduk. Terdengar suara dokter memanggil namanya, namun Larry diam saja. Hanya terlihat sedikit gerakan perlahan, menandakan ia masih merespon. Saya terharu melihat video itu. Rasanya, ingin sekali memeluk Larry, dan mengatakan bahwa ia akan baik-baik saja.

Saya ucapkan banyak terima kasih ke drh Yessie atas kabar dan kiriman videonya. Anak-anak juga senang melihat kondisi terbaru Larry. Kami sama-sama merasa ada harapan hidup buat Larry. 
Jumat 13/3/2020 Larry pergi untuk selamanya

Kabar duka itu dikirim lewat pesan Whatsapp pukul 07:34 AM, Jumat 13/3/2020.

Tak ada nama dokter yang biasanya disebutkan di akhir pesan. Saya membaca pesan itu berulang kali, antara mempercayai bahwa kabar itu berisi tentang kematian Larry atau kondisi Larry menurun saja namun masih hidup.

"Selamat pagi ibu. Kondisi Larry semakin menurun, pagi ini Larry tidak dapat bertahan, kami turut berduka yang sedalam-dalamnya"

Saya meneruskan pesan itu ke drh Yuriko, menanyakan apa kabar itu benar tentang kematian Larry, dan dijawab iya. Setelah itu saya langsung masuk kamar, nangis sendirian, tidak mau diketahui oleh Alief. 

Pagi itu Alief akan berangkat camping ke Gunung Kencana. Saya tidak ingin dia sedih, lalu jadi kepikiran selama pergi. Alief sangat sayang Larry. Dulu waktu Oreo mati, dia demam. Adiknya juga, ikut demam. Maka, kematian Larry saya rahasiakan dari Alief dan Aisyah. Hanya suami yang saya kabari dan seorang teman sesama pemelihara kucing yang juga kenal Larry. 

Saya ingin segera ke klinik, tapi Alief baru berangkat jam 9. Jadi saya tunggu sampai melepas Alief pergi dulu, baru ke klinik, ditemani Mbak Emilia. Suami sedang di kantor, cuma berpesan supaya saya urus Larry dengan baik sampai dikuburkan dengan sebaik-baiknya.

Sampai di klinik, saya dibawa ke ruang perawatan. Di situ ada beberapa kucing sedang dirawat. Seorang dokter dan seorang perawat tampak sedang menangani seekor kucing. Larry ada di salah satu "kamar", ditutupi selembar underpad. 

Dokter yang mengantar (saya lupa namanya) bertanya kepada saya, mau dibuka nggak underpadnya? Saya jawab mau. Underpad dibuka, tampak Larry sudah terbujur kaku. Saat itu juga saya tidak tahan untuk tidak menangis 😭😭
Dalam gendongan perawat, sesaat sebelum dikuburkan

Di Klinik drh Rajanti ini, pasien yang mati bisa dikuburkan di klinik, dan boleh dibawa pulang jika ingin dikubur sendiri di halaman rumah. Pilihan ini membuat saya lebih mudah. Karena tak sanggup membawanya lebih lama dalam perjalanan, jadi saya pilih dikubur di klinik.

Perawat laki-laki pergi menggali lubang di halaman depan klinik. Tempatnya cukup luas, dan tampak tak dirawat karena rumput-rumput dibiarkan tumbuh liar. Katanya memang khusus buat kuburan kucing atau hewan yang mati diklinik. 
Halaman depan klinik tempat Larry dikuburkan. Pohon merambat di kantin, bunganya untuk bunga duka hewan kesayangan

Di depan klinik juga terdapat kantin.  Di situ ada tanaman merambat yang sedang berbunga. Bunganya seperti terompet, berwarna ungu. Kata perawat, tanaman itu selalu berbunga, sepanjang tahun, dan biasanya dipetik untuk keperluan menguburkan hewan kesayangan yang mati. Nah, saat Larry akan dikubur, dokter memetik beberapa bunga, diberikannya kepada saya, untuk ditaruh di atas makam Larry. 

Melihat Larry yang terbungkus underpad, dalam gendongan perawat, saya benar-benar merasakan kesedihan mendalam. Hingga akhirnya Larry dibaringkan dalam lubang, kemudian ditutupi dengan tanah, saya sadar benar-benar telah kehilangan Larry, untuk selamanya 😭

Lama, lama sekali saya menangis. Dan terus menangis, sampai Larry selesai dikubur.
Dokter dan perawat di Klinik drh Rajanti yang membantu menguburkan Larry
Selamat jalan Larry 😭

Sampai saat tulisan ini dibuat, saya belum memberitahu kedua anak saya. Saya masih mencari cara dan menunggu waktu yang tepat untuk menyampaikan kepada mereka. Saat ini mereka sedang bersiap menghadapi ulangan, saya khawatir berita duka ini akan menggangu pikiran sehingga melemahkan semangat mereka.

Apalagi, di musim wabah corona saat ini, di mana kesedihan bisa saja mempengaruhi pikiran yang berakibat menurunnya daya tahan tubuh. Saya tidak ingin anak-anak jadi sakit. Kabar duka ini lebih baik saya tunda. 

Anak-anak, terutama yang kecil, ada menanyakan kapan menjenguk Larry. Saya bilang nanti kalau sudah boleh keluar rumah. Kebetulan kan saat ini anak-anak sedang dirumahkan (libur sekolah karena wabah corona), jadi alasan untuk tidak keluar rumah membesuk Larry itu pas. 

Alief ada juga bertanya apa ada kabar dari klinik, saya bilang belum ada, anggap saja Larry masih dirawat. Alief mungkin percaya karena dia tahu Larry memang layak rawat inap yang lama, sampai sembuh. Alief juga sempat berkata, jika nanti Larry sembuh, dia mau membeli kandang baru buat Larry, pakai uang hasil youtube.

Saya sedih.

Sedih sekali.

Kematian Larry di bulan yang sama dengan kematian Oreo lima tahun lalu. Betapa, 5 tahun saya kembali patah hati karena kehilangan kucing. Seakan, tak mau lagi memelihara, tak sanggup bila berpisah lagi seperti ini.
Selamat bermain gembira di surga ya Larry 😭

Terima kasih buat drh Yuriko di Klinik Hewan Kittens Park Golden Vienna BSD. 

Terima kasih buat dokter-dokter di Klinik drh Rajanti Villa Melati Mas Serpong; drh Meivy, drh Shinda, drh Yessie, dan seluruh perawat yang sudah membantu.

Terima kasih buat segala keramahan selama menerima kunjungan saya dan Larry, terima kasih atas kasih sayangnya yang begitu baik pada hewan.

Terima kasih pernah berusaha menyelamatkan hidup Larry. Terima kasih telah "memanusiakan" hewan-hewan kesayangan. 

 =====

Klinik Hewan drh Rajanti Villa Melati Mas

Klinik Hewan drh Rajanti
Instagram: @klinikhewanrajanti
No HP Klinik: 
0878-0969-7784 (WA)
0813-9875-1770 (phone)
0857-1677-0854 (phone)

No Booking house call:
0812-9885-8128 (only WA)

No bagian rawat inap:
0881-1400-095  (only WA)

Jam jenguk pasien ruang rawat inap:
Senin -  Sabtu Jam 11:30 - 13.30 dan 17:00 - 19:00
Minggu/libur nasional jam 11:00 - 12:00 dan 15:00 - 16:00

Merawat Kucing Larry di Kittens Park, Klinik Hewan Khusus Kucing di BSD Serpong

Saya memiliki rasa sayang pada setiap jenis hewan, namun hanya ikan dan kucing yang sanggup saya pelihara. Yang lain, cukuplah sebatas sayang tanpa harus memelihara karena tidak semua hewan berani saya dekati dan elus-elus. Kesukaan saya pada kucing sama dengan kesukaan saya pada kegiatan jalan-jalan dan berwisata. Karena itu, meski blog ini adalah blog travel, cerita tentang kucing yang saya rawat akan saya tulis di sini. Dan ini, adalah tulisan ketiga tentang kucing yang ada di blog travelerien.
Merawat Kucing Kesayangan
Hari ini tepat tahun ke-5 sejak Kucing Oreo mati ditabrak mobil oleh orang tak bertanggung jawab. Jika masih hidup, usianya menginjak 6 tahun. Hari ini pula, 5 tahun lalu, hari pertama kami kedatangan Kucing Larry, pemberian tetangga sebagai pelipur lara atas matinya Oreo.

Cerita tentang kucing Oreo dan Larry bisa dibaca pada tulisan terdahulu pada link berikut (klik):

Saya tidak sengaja mengingat hari kematian Oreo. Semua bermula dari keinginan saya untuk menulis kronologi luka Larry, serta aktivitas merawat luka yang dialami oleh Larry di salah satu klinik kucing di BSD, yaitu Kittens Park, di Golden Vienna Kencana Loka BSD, Serpong.

Ketika mulai menulis di blog, saya mencari tulisan lama tentang Larry, dan ketemu tulisan yang link-nya sudah saya sebutkan di atas. Otomatis saya membaca, dan dari sana akhirnya sampai pada kisah kematian Oreo. 

Ya, hari ini Senin tgl. 9 Maret 2020 bertepatan dengan hari kematian Oreo, sekaligus hari kedatangan Larry pertama kali di rumah kami, 5 tahun yang lalu. 
Ketika Oreo dan Larry masih sama-sama kecil

Terkenang Oreo, Kucing Dari Dalam Got

Seperti yang pernah saya ceritakan pada tulisan terdahulu, saya dan keluarga tidak sengaja memelihara kucing. Dulu Oreo kecil kami temukan basah kuyup dalam got, lemah dan kelaparan. Lalu kami selamatkan dan rawat, sampai Oreo kuat dan sehat. 

Setelah agak besar Oreo kami lepaskan. Kami membiarkan Oreo bermain di luar, tapi kami membersihkan badannya setiap ia pulang ke rumah. Mainnya tak jauh, paling di garasi, di kebun kecil depan teras, atau di jalan depan rumah. Jalan depan rumah kami bukan jalan umum yang dilalui sembarang kendaraan. Oreo aman bermain di sana. Kecuali bila ada tetangga yang lewat sambil ngebut dan tak lihat-lihat jalan.

Ada beberapa ekor kucing lain milik tetangga yang sering datang ke rumah. Biasanya kami sambut dan beri makan. Setelah kenyang dan mau diajak bermain, kucing-kucing itu pergi. Kadang nggak mampir lagi, kadang mampir tiap hari. Kami tidak pernah bermasalah dengan kucing-kucing yang mampir. Dan mereka juga tidak pernah ada yang menetap, kecuali Oreo.

Setahun saja bersama kami, Oreo akhirnya pergi untuk selamanya, mati ditabrak mobil di depan rumah oleh orang yang tidak mau mengaku. Kami menguburkannya di pinggir jalan belakang rumah, di bawah pohon yang teduh.

Di hari kematian Oreo, tetangga lain yang baik hati mengantarkan anak kucing berbulu putih campur coklat terang. Sejak itulah, kami punya Kucing Larry.
Larry, 9 Maret 2020

Disiram air panas atau air keras?

Suatu hari kami menemukan Larry dalam keadaan terluka. Kami menduga luka tersebut akibat berkelahi dengan kucing lain. Soalnya, selama beberapa hari sebelum kejadian, hampir tiap malam terdengar suara kucing berantem, sangat ribut. Pernah ketika kami datangi, terlihat Larry sedang tatap-tatapan dengan kucing jantan lain. Saling mengeong, mungkin marah-marahan. Di hari lain saat ada keributan lagi, kami dekati lagi, ternyata bukan Larry. 

Intinya, beberapa hari jelang kejadian, hampir tiap malam ada kuncing berkelahi dan bikin ribut. Makanya, saat melihat kondisi Larry terluka, kami langsung menyimpulkan akibat dari cakar-cakaran atau gigit-gigitan dengan kucing lain.

Pertolongan pertama yang kami lakukan adalah membersihkan luka dan memberi betadine. Saat itu saya tidak terlalu panik, bahkan terlalu santai dengan kondisi luka Larry. Saya tidak bawa Larry ke dokter karena saya pikir nanti lukanya akan cepat mengering dan akhirnya sembuh. 

Tetangga depan rumah memelihara kucing non domestik, dan saat dia tahu Larry luka, dia memberi saya saran untuk mengolesi Larry pakai Benoson. Katanya biar luka Larry cepat kering. Nah, obat yang dia sarankan saya beli, dan saya pakaikan untuk mengobati Larry.

Tetapi, hingga beberapa lama itu luka tidak juga sembuh. Malah tambah lebar. Saya jadi cemas. Herannya, meski luka masih menganga, Larry masih rajin pergi bermain, berkelahi dengan kucing lain, bahkan kawin. 

Saya jadi bingung. Periksa ke dokter nggak ya? 

Selama Larry sakit, suami jarang di rumah. Anak laki pun sekolah dan sibuk sampai sore. Saya, kalau bawa Larry sendiri nggak berani karena takut sama lukanya. Tiap telpon klinik langganan buat minta bantuan penjemputan, selalu tidak bisa karena tugasnya di klinik tidak bisa ditinggal. Dan pada saat itu, tenaga di klinik memang sedang tidak banyak, jadi tidak bisa bantu jemput. Bawa Larry ke dokter nggak jadi terus. 

Hingga akhirnya saya panik saat melihat badan Larry yang jadi kurus. Makannya pun makin sedikit. Kali ini Larry nggak banyak main. Jika ada kucing lain, dia kabur, sembunyi di garasi. Mungkin takut disakiti. 

Saya jadi sedih. Akhirnya, Sabtu lalu pas suami dan anak ada di rumah, Larry langsung kami bawa ke dokter. 
Masih bisa keliling garasi dan bermain di luar pagar. Badannya agak kotor karena belum boleh dimandikan dulu selama pengobatan.

Penanganan Terbaik 

Bukan kali pertama Larry mengalami kejadian tidak mengenakkan seperti ini. Dulu pernah tersenggol tidak sengaja di garasi. Ceritanya waktu itu suami mau mengeluarkan mobil dari garasi. Mobil maju dengan pelan, tapi tiba-tiba ada suara gedebug seperti menabrak sesuatu. Ternyata Larry. Padahal tadinya tidak ada di depan. Entah datangnya dari mana. Suami seketika mematikan mobil dan menghampiri Larry. Larry kayak kaget. Lalu lari ke arah tanaman. Berdiam di sana dengan suara seperti menggeram. Saat didekati ternyata mulutnya berdarah. Tapi badannya tidak apa-apa. Tidak ada luka dan masih bisa jalan.

Tidak mau terjadi apa-apa, Larry kami bawa ke klinik hewan di Nusa Loka atas rekomendasi tetangga. Sampai di klinik diperiksa ternyata hasil rontgen menunjukan rahang Larry bergeser dan mesti dioperasi buat balikin seperti semula, supaya bisa makan. Biayanya lumayan besar. 

Nah, kali ini saya periksakan Larry ke klinik di Kitten Park, tempat saya biasa beli makanan Larry, dan tempat di mana dulu Larry biasa dimandikan. 
Jadwal buka toko dan klinik di Kitten Park

Salah Obat!

Kemarin Sabtu (7/3/2020) saya bertiga dengan suami dan Alief membawa Larry ke Klinik Hewan di Kitten Park. Dokter yang menangani ada dua, yaitu Dokter Yuriko dan dokter perempuan lainnya yang namanya saya tidak ingat. 

Setelah diperiksa, kondiri Larry ternyata parah. Larry mengalami dehidrasi, itu sebabnya lemas dan sulit makan. Saat itu juga Larry langsung diinfus. Tak hanya itu, Larry mesti dirawat inap untuk penanganan lebih lanjut. 

Mengenai luka, dokter Yuriko menduga Larry disiram air panas dan ia menanyakan kepada kami apakah hal itu benar. Saya sendiri sungguh tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi sehingga luka Larry separah itu. Dulu dugaan awal kami karena Larry berantem dengan kucing lain. Walaupun dalam hati sebenarnya agak curiga kenapa lukanya bisa seperti itu. 

Saat dokter tahu kami mengobati kulit Larry pakai Benoson, dokter bilang kami salah obat. Benoson itu obat anti radang pada kulit, justru membuat luka tambah sulit sembuh. Ya Allah pantas susah sembuh ternyata kami salah obat. Saya sungguh menyesal kenapa pas luka tidak langsung konsul ke dokter, tapi malah mendengarkan kata tetangga. hiks...

Saya pasrahkan pengobatan Larry pada Dokter Yuriko. Dokter perempuan ini sangat ramah. Ia tampak sabar sekali pada pasien yang dirawatnya. Caranya berbicara pada kucing, terlihat lembut dan penuh rasa sayang. Saya betah melihatnya. 
Ruang Prakter drh Yuriko (Foto ini diambil atas seijinnya)
Rawat Jalan Kucing Larry

Kucing Larry menjalani rawat inap selama 1 malam. Di pertemuan pertama, Dokter Yuriko memberikan infus untuk mengatasi dehidrasi yang dialami Larry. Luka dibersihkan dan diobati. Esoknya, Minggu (8/3/2020), Larry sudah bisa kami jemput dan bawa pulang, lanjut perawatan di rumah.

Hari itu, Dokter Yuriko menyebutkan kemungkinan adanya masalah pada ginjal dan hati Larry. Masalah ginjal menyebabkan gangguan pada pencernaan, itu sebabnya kemampuan makan Larry bermasalah. Kotoran berwarna abu-abu menunjukkan adanya gangguan pada hati. Dan semua masalah itu bisa diobati jika mau.

Saya sedih mengetahui hal itu. Tapi namanya kucing, udah tua pula, pasti ada saja masalah yang timbul pada kesehatannya. Sama seperti manusia. 

Apalagi, Larry kan bukan peliharaan yang kami kurung dalam rumah. Ia bebas berkelana kemana saja, bertemu kucing lain, melahap sembarang makanan di jalan, dan mungkin saja bertemu dengan bermacam penyakit. 

Dilema memang. Jika dikurung saja dalam rumah, rasanya seperti menyiksa. Bagi saya hewan butuh kebebasan, bergaul, dan merasakan hidup di dunianya. Lain halnya bila sengaja mengadopsi kucing ras. Perlu pengawasan khusus. Tapi di komplek ku ini, tetangga juga banyak yang memelihara kucing ras, namun dibebaskan keluar rumah. Kucing ras dan domestik bergaul, bermain bersama. 
Kondisi luka pada leher atas Larry

Saya berusaha untuk fokus dulu pada kesembuhan luka Larry. Nantinya, kalau mau dikebiri, atau menjalani pengobatan pada organ lain, ya monggo. 

Dokter Yuriko memberikan salep racikan untuk kami oleskan pada luka Larry, setiap pagi dan petang, sampai membaik. Minggu depan harus kontrol lagi untuk melihat perkembangan setelah pengobatan.

Sekarang di rumah, tugas Alief dan suami yang membersihkan dan mengobati luka Larry. Saya tidak berani. Selain memang jijik'an, meskipun sama kucing yang saya sayangi, saya juga phobia pada bentuk bulat-bulat. Nah, di kulit Larry yang luka dan menganga itu, saya sering melihat bentuk-bentuk seperti itu, dan asli bikin saya sakit kepala dan pingin muntah.

Selama masa pengobatan, saya menyiapkan makanan, membersihkan semua tempat makan dan minum, serta menjamin kandang Larry selalu bersih dan wangi. 

Saya tentu saja sangat berharap Larry sembuh kembali seperti sedia kala. Semoga Allah SWT memberikan kemudahan untuk sembuh, menolong Larry dengan kuasaNYA. Aamiin YRA.
Kittens Park

Kittens Park BSD

Toko hewan kesayangan ini merupakan toko langganan banyak orang. Tetangga saya kebanyakan berbelanja di sini untuk kebutuhan kucing peliharaan, juga untuk mendapatkan layanan kesehatan. Saya pun sudah datang ke sini sejak 5 tahun lalu. 

Saya suka Kitten Park karena sesuai namanya, toko hanya melayani segala kebutuhan untuk kucing. Begitu juga dengan klinik hewan yang ada di lantai 2, khusus kucing. Dulu pernah ke klinik hewan di Nusa Loka, di sana campur, melayani kucing dan anjing. Saya tidak anti anjing, hanya sedikit takut dan merasa lebih nyaman bila hanya kucing saja yang dilayani di sana.

Nah di Kitten Park ini tersedia berbagai merk makanan kucing. Dari yang kering maupun yang basah. Produk fashion kucing pun ada, dari baju, gelang, hingga kalung. Tempat makan & minum, tempat pasir, keranjang, hingga kandang, semua ada. 

Di Kitten Park, harga produk yang dijual termasuk bersahabat. Jadi, kita bisa berbelanja dengan harga normal yang tidak memberatkan kantong. Untuk pembayaran, toko menerima transaksi dengan cash dan debet ATM (BCA & Mandiri). Untuk kartu kredit belum tersedia. 

Untuk layanan kesehatan, klinik hewan ada di lantai 2. Ada 2 orang dokter wanita yang siap membantu bila ada keluhan pada hewan kesayangan. Dokternya ramah dan baik banget, insha Allah hewan peliharaan kita bisa ditangani dengan baik oleh mereka.

Di Kitten Park juga tersedia layanan perawatan seperti mandi untuk kucing, mandi biasa Rp 50,000 dan Rp 75,000 untuk grooming.

Nah, kalau kita hendak bepergian lama, kucing peliharaan bisa dititipkan di sini dengan tarip Rp 50.000 permalam. Teman saya Mbak Emil biasa menitipkan kucingnya di sini bila sedang mudik ke Sumatera, atau saat bepergian lama. Murah kok tarifnya, tapi kucing kita aman dan nyaman selama ditinggal. Makan terjamin, dimandikan pula.
Produk makanan kucing

Barang perlengkapan kucing peliharaan
Baju kucing

Buat teman atau tetangga yang tinggal di BSD, atau pun di sekitaran BSD Serpong, bila mencari kebutuhan perlengkapan untuk kucing, atau pun klinik kesehatan kucing, silakan ke Kitten Park, nomor kontaknya sbb:


Kittens Park

Ruko Golden Vienna 2 Blok CA No.6 Sektor 12
Jalan Kencana Raya, Serpong, Ciater,
Kec. Serpong, Kota Tangerang Selatan, Banten 15310
Jam buka: pukul 08.00
Buka setiap hari kecuali hari Kamis libur.
Telepon: (021) 75876336