Tampilkan postingan dengan label hotel dekat bandara. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label hotel dekat bandara. Tampilkan semua postingan

Menginap di Swift Inn Aeropolis Sambil Berwisata Seru di Kota Tangerang

Swift Inn Aeropolis Airport Tangerang - Hotel bandara atau terletak dekat bandara, menjadi opsi terbaik ketika seseorang tak ingin ketinggalan penerbangan dini hari, atau tengah transit dalam waktu yang lama. Swift Inn Hotel di kawasan Aeropolis, Neglasari Tangerang City merupakan salah satu dari sekian banyak opsi hotel yang akan memudahkan mobilisasi dari dan menuju bandara. Tak hanya nyaman sebagai tempat untuk bermalam, tapi juga menyenangkan sebagai tempat singgah ketika hendak menikmati wisata kota, kuliner, hiburan dan kebugaran. 

Blogger City Tour Kota Tangerang bersama Aeropolis 

Blogger Tour Aeropolis Airport dan Kota Tangerang

Pertengahan bulan ini, tepatnya 16-18 Januari 2019, saya dan banyak rekan blogger dari sejumlah kota di Indonesia berkumpul di Jakarta untuk menghadiri event peluncuran produk laptop dari merk laptop nomor satu di Indonesia. Lokasi peluncuran, sekaligus tempat penginapan, terletak di Hotel Pullman Jakarta Central Park. Usai kegiatan nan seru tersebut, semua blogger kembali ke daerah masing-masing. Nah, jadwal kepulangan mereka beragam. Ada yang pagi, siang, bahkan malam pada keesokan harinya. Ada waktu senggang sebelum jadwal flight. Waktu senggang yang agak lama inilah kemudian dimanfaatkan untuk berwisata. 

Wisata ke mana enaknya? Tentu yang nggak jauh-jauh dari bandara. Kota Tangerang pun jadi pilihan yang ideal. Apalagi, menurut pengakuan beberapa teman blogger, selama ini menginjak Tangerang sekedar untuk menjejak bandara. Melintas sesaat, tidak pernah yang benar-benar eksplor kota. Berarti, kesempatan baik sekali memilih jelajah Kota Tangerang sebelum kembali ke kota asal. 

Menginap di mana? Ingatan saya langsung tertuju ke Aeropolis. Bukan tanpa sebab nama itu langsung muncul. Pada November 2018 lalu, saya pernah ke Aeropolis untuk kegiatan Festival Budaya Nuasantara Kota Tangerang. Karena sudah kenal, makanya saya rekomendasikan ke kawan-kawan blogger, dan mereka setuju. Di sini ada hotel, tempat hiburan, kebugaran, tempat belanja, dan kuliner yang mudah.  

Rombongan nginap di Swift Inn Aeropolis Airport Tangerang

Aeropolis Intiland

Sebelum saya cerita tentang kegiatan kami selama berwisata di Kota Tangerang, ada baiknya saya perkenalkan lebih dahulu tentang Aeropolis. Aeropolis merupakan pengembangan terintegrasi dan pusat gaya hidup baru yang sesuai dengan arah pengembangan kawasan bandara. Kawasan ini menjadi kawasan favorit komunitas bandara (air crew dan ground crew) untuk hunian. Total lebih dari 4.000 unit dan ritel yang telah berhasil dipasarkan. Beberapa di antaranya adalah Aeropolis Residence 1-3, Aeropolis Crystal Residence, dan Onyx Residence. Di bangun oleh perusahan besar Intiland, Aeropolis adalah kawasan luas yang di dalamnya juga terdapat commercial park, sport club, boutique hotel, techno park, boutique office. Tak heran bila berada di kawasan ini seperti sedang berada di sebuah kota dalam kota.

Aeropolis memiliki lokasi strategis dekat bandara dan akses ke moda transportasi publik yaitu kereta bandara MRT/high speed train. 
-Sangat dekat dengan stasiun KA Bandara Soetta
-Waktu tempuh stasiun Bandara Soetta ke Stasiun Sudirman Baru Jakarta hanya 40 menit
-Tersedia jalur Kereta Api Eksekutif dan jalur Kereta Api Commuter
-Shuttle Bus Aeropolis ke Bandara dan Stasiun KA Bandara

Jadi, kalau ditanya apa saja sih highlight dari keunggulan Aeropolis? Ini jawabannya:
-Lokasi di depan Bandara Soekarno Hatta
-Transportasi berbasis rel Jabodetabek
-Jaringan Jalan Tol Jakarta dan sekitarnya

Lobby Swift Inn Hotel Aeropolis Airport 



Swift Inn Aeropolis Airport Soekarno Hatta

Swift Inn hotel merupakan produk dari IntiWhiz yang dimanage oleh Intiland. Kita tentu sudah sangat familiar dengan hotel bernama Whiz, tersebar di banyak kota di Indonesia. Sependek saya pernah traveling, hotel Whiz yang pernah saya inapi adalah di Yogyakarta dan Lampung. Pengalaman saya dengan Whiz baik, dan pastinya ingin coba lagi di lain waktu, jika sedang perlu. Walaupun, jujur harganya memang kadang agak lebih tinggi dari hotel tipe sejenis. Nah, nama Swift Inn masih terbilang baru buat saya, tapi syukurlah di tahun 2019 ini ada kesempatan untuk mendapatkan pengalaman menginap. 

Swift Inn berlokasi di Jalan Marsekal Surya Dharma, Tangerang City. Memiliki 140 rooms tipe Standar (84) dan Transit Room (56). Seluruh hotel berada di lantai 1, sedangkan 2 dstnya merupakan unit residence yang bisa dibeli dan disewa secara bulanan. Harga kamarnya kalau saya cek di Traveloka mulai dari Rp 223.000 (Standar Hollywood 8 jam), hingga Rp 280.000 (Standar Twin). Cukup bersahabat bagi para traveler, terutama backpacker. Memang sih di luar sana ada hotel yang lebih murah lagi, tapi beda fasilitas lah. Kalau di sini kan lengkap. Dari kuliner, hiburan, hingga sport club, semua free bagi tamu yang menginap.

Kamarnya memang tidak terlalu luas, pas saja untuk ukuran traveler yang cuma numpang singgah, sebelum melanjutkan perjalanan ke kota atau negara lain. Untuk salat, mungkin baiknya dilakukan di musola hotel yang terletak di lantai 2. Space di kamar agak sempit untuk melakukan gerakan-gerakan ibadah. Tapi entah juga kalau di kamar tipe hollywood, mungkin lebih leluasa. Kemarin saya di kamar standar twin, agak sempit.

Oh ya, untuk fasilitas kamar antara lain free wi-fi, breakfast area (Oryx resto), parking, 24 hour reception desk, dan 24 hours security guard. Untuk Wi-fi nya kencang, saya pakai nonton youtube pada malam hari, lancar saja. 

Swift Inn Aeropolis berada di dalam komplek area Aeropolis Residence yang dekat dengan masjid, rumah makan, mesin ATM, minimarket, salon, sport club, kolam renang, dan lain-lain

Kamar Swift Inn Hotel

Kamar Swift Inn Hotel

Kamar Mandi Swift Inn Hotel

Sharing tentang digital marketing di ruang meeting Aeropolis


Dalam lift 😃
  
Oryx Restoran Aeropolis

Jika memesan kamar di Swift Inn dengan sarapan, maka tempat sarapannya di Oryx Restoran. Agak unik sih, karena letak resto terpisah dari bangunan hotel. Meski di luar, tapi jaraknya dekat, persis di seberang lobby hotel. Hanya terpisah jalan dengan lebar beberapa meter saja. Resto Oryx merupakan resto kepunyaan Aeropolis. Di sini pengunjung bisa makan pagi, siang, dan malam. Menunya cukup beragam, kecuali sarapan, hanya 2 pilihan saja yaitu nasi goreng dan omelet, serta kopi atau teh. 

Selama di Swift Inn, kami makan siang, malam, dan pagi di Restoran Oryx. Bareng-bareng mencicipi menu mie rebus dan mie goreng ala Oryx, soto, capcay, cah kangkung telur puyuh, omelet dan nasi goreng. Saya tidak memperhatikan daftar harga menu, karena kemarin makannya ditraktir hehe. Tapi saya percaya sih, harganya standar. Kalau mahal, nggak mungkin ramai terus. Apalagi di sampingnya ada dua tempat makan lain yang menunya punya banyak peminat. Kalau Oryx pasang harga mahal, bisa-bisa pengunjung lebih suka melipir ke rumah makan di sebelah. Ya nggak? :D

Saat kita tidak ingin banyak bepergian jauh keluar hotel mencari makanan, Oryx resto bisa diandalkan. Resto ini juga bisa kita jadikan tempat bertemu dengan seseorang, lalu ngobrol sambil makan. Tempatnya nyaman, dan cukup asyik buat nongkrong lama-lama.  

Menu-menu yang kami cicipi di Restoran Oryx

Makan siang bang

Makan pagi neng

Live Musik Gratis Tiap Jumat Malam

Ketika menginap di hotel, kebutuhan kita kadang bukan sekedar kamar nyaman dan makanan saja, tapi juga hiburan. Biar pikiran fresh kembali. Buat yang sedang nggak pingin cepat-cepat tidur, tiap Jumat malam ada live musik gratis di Aeropolis. Tempatnya masih sekitaran hotel, di area komersil. 

Lumayan kalau sedang duduk nongkrong sambil ngemil makanan kesukaan bareng kawan, bisa sambil mendengarkan lagu-lagu kekinian, atau turut bernyanyi ringan. Kadang ya, saya pun kalau sedang lelah, penat oleh kerjaan, diajak mendengar musik itu rasanya sesuatu banget. Perasaan jadi senang, menular ke otot-otot di badan, jadi segar lagi. Kemarin ingin sih lama-lama, nyanyi-nyanyi, bahkan sambil goyang badan kalau bisa, tapi karena selama acara di Pullman sudah banyak acara hiburan 2 malam berturut-turut, kebutuhan hiburan mulai mengendur. Bukan karena nggak asyik, tapi karena sudah lelah. Maklumlah, 4 hari berkegiatan tanpa jeda, biarpun badan sehat, tetap saja digelayuti letih hehe. Lagi pula, esoknya kawan-kawan harus ke bandara, bersiap kembali ke kota masing-masing. Menikmati hiburan live musiknya cukup sebentar saja. Lain waktu kalau ke Aeropolis lagi dengan waktu yang lebih panjang dan santai, maulah berlama-lama menikmati nongkrong malam sambil dihibur lagu-lagu kesukaan. 

Live Music

Pertokoan dan rumah makan yang selalu ramai



Sport Club Aeropolis, Untuk Kebugaran Para Penghuni dan Traveler

Fasilitas kebugaran di Aeropolis yang satu ini tidak hanya diperuntukan penghuni residence, tapi juga tamu Swift Inn Hotel. Free kapan saja ingin bisa datang, asal sesuai jam buka. Ada kolam renang dan tempat gym. Dilihat dari ukurannya yang luas, terutama kolam renang, memang dibuat untuk menampung banyak orang. Bagi mereka yang tinggal di Aeropolis bersama keluarga dengan anak-anak, tentu menyenangkan sekali dengan adanya fasilitas kolam renang sebagus dan seluas di Refit.

Kemarin, tak terlihat banyak anak-anak, hanya satu-dua orang saja. Sisanya para pria, yang katanya adalah pramugara, serta beberapa pekerja di bandara. Pilot dan pramugari pun tentu saja sering terlihat berada di sini. Seperti yang saya tahu, residence di kawasan Aeropolis ini memang banyak tinggali oleh mereka yang pekerjaannya berhubungan dengan bandara, seperti staff bandara, bahkan pramugari/pramugara, dan pilot.

Buat tamu hotel, bebas saja kalau mau berenang atau nge-gym. Enak toh ya, nginap di Swift Inn. Abis santai-santai nikmati hiburan, nongkron enak sambil makan roti bakar, lalu bisa olah raga buat jaga kebugaran. Manteplah, abis jalan-jalan capek, lanjut terbang badan dan pikiran udah segar lagi. 

Sport Club





Olah raga yang kenceng biar dollar di blognya makin kenceng ya Fit!

Wisata Kuliner Laksa Khas Tangerang 

Ketika memiliki waktu senggang di Kota Tangerang, kemana badan hendak dibawa? Wisata! Yes, wisata aja biar happy. Ada sejumlah objek wisata yang bisa dikunjungi di Kota Tangerang, mulai dari bangunan bersejarah, taman-taman kota, wisata sungai Cisadane, kampung warna-warni, hingga kuliner-kuliner khas yang jadi favorit masyarakat Kota Tangerang.

Pihak Aeropolis dan Swift Inn, membawa serta media, serta Kang dan Nong Kota Tangerang untuk menemani kami berwisata. Wah, saya merasa surprise juga sebenarnya, sampai ditemani duta wisata kota segala jalan-jalannya. Berasa kayak tamu istimewa, yang perlu diguide oleh pemandu khusus.

Kuliner Laksa jadi destinasi pertama kegiatan kami jalan-jalan sore pada Jumat (18/1/2019). Siapa pun pencinta kuliner, tentu tahu ya kalau Laksa itu terkenal seantero Tangerang. Jadi, nggak afdol banget kalau ke Kota Tangerang nggak mencicipi kuliner satu ini. Saya, meski sudah berulang kali makan di sini, tetap saja suka. Apalagi pas bareng teman-teman blogger dari luar daerah, jadi ajang untuk memperkenalkan Laksa sebagai makanan khas Tangerang.

Buat yang ingin tahu tentang Kuliner Laksa bisa baca juga dalam tulisan saya berikut ini (klik) : Kuliner Laksa Khas Tangerang. 

Siapa juara makan Laksa? Mas Dwi, Bai, Afit, atau Priyo?

Laksa kuliner khas Tangerang

Sudah tahu belum Laksa itu makanan apa? Kang Iqbal dan Nong Karisma menjelaskan kuliner Laksa

Nong Karisma dan Kang Ikbal turut menemani kami jalan-jalan dan kulineran di Kota Tangerang

Jelang Magrib di Kampung Bekelir

Kampung warna-warni satu ini memang fenomenal banget. Sampai saat ini, pengunjung yang datang bukan hanya wisatawan sekitaran kota Tangerang, tapi dari berbagai daerah di Indonesia, bahkan luar negeri. Dari berita yang pernah saya baca-baca, tujuan orang datang ke kampung ini beragam, bukan sekedar menikmati keindahan mural, kecantikan kampung, tapi juga untuk penelitian, studi banding, bahkan mencari inspirasi untuk membuat kampung yang sama di tempat lain. 

Dari pantauan saya di IG @kampungbekelir, hampir tiap akhir pekan Kampung Bekelir ramai oleh pengunjung, baik anak-anak, remaja, dewasa, hingga orang tua. Ada yang sekedar buat foto-foto cantik, ada pula yang memang untuk menikmati keindahan warna dan mural yang ada. Dari golongan masyarakat biasa, pelajar, mahasiswa, pekerja swasta/negeri, hingga pejabat pun bertandang. Bahkan, pernah beredar foto presiden Jokowi sedang melintasi kampung ini ketika berkegiatan di Tangerang.

Keunikan Kampung Bekelir ada pada warna-warni cat dan mural yang menghiasi seisi kampung. Warna-warni dan mural tersebut bisa disaksikan di banyak tempat dan sudut, mulai dari jalan setapak, tembok rumah, pagar, hingga pot-pot tanaman. Mural yang dibuat bukan sembarang mural, melainkan karya 120 seniman mural se-Indonesia.  




Kampung Bekelir dulunya adalah kampung kumuh sedang yang ada di tengah Kota Tangerang. Luas seluruhnya 4 hektar. Terdiri dari 4 RT. Saat ini berpenduduk 1357 jiwa dari 353 kepala keluarga. Dicanangkan pada tanggal 30 Juli 2017 dan baru diresmikan oleh Walikota Tangerang pada tanggal 19 November 2017. Konsep kampung Bekelir adalah: mural grafity, warna-warni/bekelir, dan penghijauan. Seperti yang disampaikan oleh Pak Abu Lurah Kampung Bekelir, Konsep Kampung Bekelir sendiri mengadopsi dari Kampung Malaka di Malaysia karena di sana ada beberapa kampung yang dekat dengan sungai. 

Jelang senja di Kampung Bekelir, di bawah langit yang sedang mendung, kami bareng-bareng menyusuri gang-gang kampung penuh warna dengan agak terburu-buru. Selain gerimis, juga mendekati Magrib, waktunya ibadah. Andai lebih siang datangnya, dengan durasi yang lebih lama, tentu bisa lebih santai dan banyak dapat foto bagus. Tapi alhamdulillah, walau sesaat tetap senang, setidaknya teman-teman dari luar daerah sudah pernah langsung keunikan kampung yang namanya telah mendunia itu.

Buat yang ingin tahu lebih jauh tentang Kampung Bekelir, bisa baca tulisan saya di sini (kilk): Kampung Bekelir Kota Tangerang. 

Mural di tembok dan jalan setapak yang warna-warni

Payung warna-warni

Pot warna-warni

Banyak spot instagramable

Melihat Jembatan Berendeng di Malam Hari

Kampung Bekelir dikelilingi oleh sejumlah objek wisata Tangerang lainnya yang tak kalah menarik. Sebut saja Jembatan Berendeng yang baru diresmikan pada tanggal 4 Februari 2018 lalu. Jembatan warna-warni yang menghubungkan wilayah Benteng Makasar di kecamatan Tangerang dan wilayah Gerendeng di kecamatan Karawaci ini memiliki keistimewaan pada pijakan kaca yang menjorok ke sungai di tengah jembatan. Jembatan kaca tersebut masih jarang ada di Indonesia. Saat ini tercatat baru ada di Malang dan Kota Tangerang. Beberapa dari kami berani menginjak balkon kaca, yang lainnya tidak. Bagi yang takut ketinggian memang tampak mengerikan. Seolah bakal jatuh.

Menyaksikan Jembatan Berendeng di malam hari menghadirkan suasana yang berbeda. Jembatan terlihat bersinar indah kala dipandang dari kejauhan. Cahayanya keemasan, memantul di atas sungai Cisadane. Dan ketika berada di atasnya, terutama pada bagian tengahnya, akan terlihat tulisan Kota Tangerang bercahaya di kejauhan. Suasana yang menegaskan bahwa siapa pun telah dianggap sah bila berfoto di tempat ini. 

Jembatan Berendeng Kota Tangerang

Si manis para penunggu jembatan  Berendeng😂

Senja di Sungai Cisadane

Balkon kaca di Jembatan Berendeng


AEROPOLIS Residence

Sebetulnya masih ada ikon wisata lainnya yang wajib dikunjungi bila berwisata di Kota Tangerang, seperti Kuliner Malam Pasar Lama, Klenteng Boen Tek Bio, dan Masjid Al Azhom. Tapi, berhubung sudah malam, dan saat itu kami belum makan, jadilah kami pulang meluncur ke Kawasan Aeropolis, kembali hotel.

Meski ada lelah karena seharian berkegiatan, tapi hati terasa senang. Kapan lagi mengukir kenangan bareng sahabat-sahabat blogger dari luar daerah. Terlebih, jadi bisa mengenalkan keunikan Kota Tangerang, bahwa Tangerang itu bukan hanya tentang kemegahan Bandara Soetta, tapi juga tentang kota yang bisa menyenangkan untuk mereka yang hobi berwisata.

Dan tentunya, ada kawasan Aeropolis yang bisa dijadikan tempat bermalam, atau pun tinggal. Buat siapa pun yang akan mengisi waktu transit agak lama, Tangerang adalah kota yang asyik buat dijelajahi. Di kota ini, mau makan, belanja, atau pun berwisata, semua bisa. Kenyamanan dan kelengkapan sudah sangat memadai.  




Mengenai unit apartemen, di sini tersedia 2 tipe yang bisa dibeli atau pun disewa yaitu tipe Crystal (2 room) seharga Rp 700-800 jutaan per unit, dan tipe Studio Rp 200-300 jutaan per unit. Unitnya mungil, tapi cantik kalau sudah didekor dan diisi perabotan yang tepat. Selain dijual, unit tersebut juga ada yang disewakan. Harga sewa tipe Crystal Rp 5-6 juta perbulan. Untuk tipe studio Rp 1,8-2 jutaan perbulan.

Mau beli atau sewa tinggal sesuaikan dengan kebutuhan saja. Bagi yang sering banget wara wiri menggunakan bandara Soetta untuk pergi dan pulang dari mana saja, dan sering transit dengan durasi yang lama maupun agak lama, ada untungnya kalau sewa bulanan, atau bahkan mampu beli ya lebih baik lagi. Buat yang memang permanen bekerja di bandara, tingkat kepentingannya mungkin lebih tinggi bila beli. Kawasannya asyik kok. Terjaga, aman, rapi, tertib, dan yang paling saya suka itu suasananya yang kayak kota di dalam kota. Kualitas sih insha Allah ga diragukan lah ya.  






Roti Bakar 88

Hey, saya ingin sekali menyelipkan Roti Bakar 88 dalam tulisan ini. Jadi gini, warung roti bakar ini kan namanya tenar banget nih. Di BSD tempatku tinggal aja ada beberapa, selalu laris dan ramai pembeli. Makanannya enak-enak sih, terutama roti bakarnya. Emang top.

Nah, di Aeropolis tuh ternyata ada Robak 88 juga. Buat yang demen banget nongkrong di Robak 88, dan suka banget sama menu-menunya, jangan khawatir. Robak 88 ada di Aeropolis. Lokasinya tepat di depan Swift Inn. Jadi, mau sarapan roti bakar enak, atau siang-siang haus pingin minum es leci yakult yang seger itu, ke sini aja. 

Roti Bakar 88 Aeropolis

Perpaduan menu di Robak 88 dan Bims 😄

Seneng deh rame-rame maen di Aeropolis 😍

Kemarin kami nongkrong di sini sebelum akhirnya ke bandara, pulang ke kota masing-masing. Mas Dwi pulang ke Pontianak, Priyo dan Afit ke Yogyakarta, Mbak Dian ke Surabaya, Vina ke Pekanbaru, Bai ke Aceh. Saya dan Utami balik ke Tangsel, Mbak Vita kembali ke Bogor. Ohya, untuk ke bandara, di Aeropolis ini ada shuttle bus yang berangkatnya tiap jam. Ongkos per orang cuma Rp 15.000,- Sangat memudahkan kalau mau ke bandara. 

Seluruh kegiatan di Jakarta selesai. Singgah di kawasan Aeropolis pun usai. 

Kapan-kapan kalau ke Jakarta lagi, sudah tahu ya ada pilihan tempat menginap yang oke di dekat bandara yaitu Swift Inn. Bisa tidur nyaman, kulineran, menikmati hiburan, berolahraga, dan dekat pula dengan tempat-tempat wisata populer di Kota Tangerang.

Kapan mau saya temani keliling Kota Tangerang?