Tampilkan postingan dengan label hotel ciwidey. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label hotel ciwidey. Tampilkan semua postingan

Menginap di DRIAM Riverside, Resort di Tepi Sungai Ciwidey dengan Pemandangan Alam yang Membuat Malas Pulang

Pengalaman Menginap di Driam Riverside Ciwidey Bandung - Resort di Ciwidey dengan nuansa alam, terletak di tepi Sungai Ciwidey. Suasana tenang dengan pemandangan memesona langsung ke sungai Ciwidey yang mengalir tenang, bebukitan hijau, perkebunan dan pedesaan dikejauhan, dilengkapi taman cantik dengan banyak spot instagramable. Bagaimana rasanya menginap di Driam Resort saat pandemi? Apakah aman menginap dan berwisata di Driam di tengah pandemi? Ada spot wisata apa saja di Driam? Ada wahana bermain apa saja? Cocokkah untuk tempat liburan keluarga? Berapa tarif kamar Driam Riverside? Inilah cerita dan pengalaman saya saat menginap di Driam Riverside periode 4-6 Oktober 2020.

driam riverside
Driam Riverside - Ciwidey Bandung

Tidak sulit mencari rekomendasi hotel bagus di Ciwidey yang cocok untuk beristirahat dengan tenang sambil menikmati suasana santai dengan bahagia serta bermain dengan gembira. Berkat rekomendasi temanku Lenny pemilik IG @lenny.diary, saya menemukan DRIAM Riverside. 

Dari blog dan video yang Lenny bagi, saya lalu berselancar di dunia maya mencari tahu lebih banyak tentang hotel tersebut. Alhamdulillah setelah memeriksa di berbagai situs online booking hotel, mulai dari harga, ulasan hingga informasi promosi, saya langsung sreg dan akhirnya memesan kamar tanpa ragu untuk 3 hari 2 malam.

Saya dan suami berangkat dari BSD ke Bandung tgl. 3 Oktober 2020. Menginap satu malam dulu di Cibaduyut Bandung, baru ke Ciwidey. Perjalanan menuju Driam Riverside kami tempuh dengan berkendara mobil pribadi, melalui jalan raya Soreang - Ciwidey yang berjarak kurang lebih 5 KM saja dari Soreang. Lokasi Driam mudah ditemukan karena ada sejumlah petunjuk jalan yang memudahkan, ditambah Google Map yang menuntun arah jalan, kami bisa sampai dengan cepat. 

Reservasi di sini

Lobby

Himbauan untuk taat protokol kesehatan di tengah pandemi


Coffee bar dan mini mart di lobby

Harga Kamar Sangat Menarik
Untuk kamar kelas resort, di lokasi yang ideal sekali untuk refreshing, jauh dari keramaian kota, penuh ketenangan, harga yang ditawarkan sangat menarik. Kabarnya, selama pandemi banyak hotel menggelar diskon bahkan sampai banting harga. Apakah harga yang saya dapat saat itu juga efek dari pandemi? Entahlah.

Saya memesan kamar dengan harga paling ekonomis, yaitu Deluxe Standar seharga Rp 385 ribu / malam sudah termasuk makan pagi dan tiket wisata alam. Driam memang sedang promo saat itu, semua kamar diskon sampai 30%. Makanya murah banget. Dengan harga tersebut saya bisa dapat banyak. Mulai dari kamar yang bagus, makan enak, pemandangan alam, dan puas berwisata di tempat wisata yang mereka sediakan. Nggak perlu wisata kemana-mana lagi, di hotel saja nggak bosan-bosan.

Nah, pemesanan kamar saya lakukan langsung ke hotel, tidak melalui situs atau aplikasi booking hotel manapun. Saya pesan melalui WA Driam, dan alhamdulillah proses pemesanan dapat berjalan dengan mudah dan lancar. Terima kasih buat Mbak Krisda yang sudah merespon semua pesan saya dengan baik!

Harga Kamar DRIAM per Oktober 2020

 
Resort dengan Atmosfer Bali

Kayak udah pernah ke Bali aja wkwk. Lho iya memang pernah dong, beberapa kali. Dari menginap di hotel mewah, villa mahal, sampai resort spektakuler juga udah pernah di Bali haha *udah sombong belum saya? wkwk. Makanya berani bilang atmosfer Bali karena pas lihat kamar-kamarnya saya langsung ingat suasana saat menginap di Ubud Bali. 

Ohya, kamar-kamar di sini outdoor ya. Maksud saya, letak kamarnya di tempat terbuka gitu, nggak dalam gedung. Ya miriplah seperti villa-villa yang biasa dijumpai di Bali. Kalau misal sedang hujan, udah pasti mesti payungan menuju kamar. 

Kamar-kamar berderet di sisi kiri bagian utama gedung lobby. Setelah check in kami turun lewat tangga di sisi kiri lobby, lalu keluar menuju pintu di sisi kiri. Kalau ke kanan ke food court dan tempat wisata.

Tiap kamar ada gerbangnya segala, lalu ada setapak di halaman kecil menuju teras kamar, setelah itu baru pintu kamar. Nah, kemarin kehabisan kamar dengan single bed, akhirnya kami dapat twin bed. Ulala suami istri dipisah ranjangnya haha. Akhirnya kasur kami dorong dan rapatkan, biar bisa dekatan dan pelukan wkwk.

Deretan kamar. Sebelah kiri Deluxe Standard. Sebelah kanan Deluxe Riverview

Kamar saya paling kanan pojok

Ada gerbang sebelum menuju pintu kamar

Request Single Bed, dapatnya Twin Bed. Terpaksa didorong dan dirapatkan biar saya dan suami bisa dekatan dan pelukan 😂

Kamar Nyaman dan Sarapan Enak dengan View Memesona
 
Kamarnya cukup bagus, sangat bersih, semua dalam keadaan baik. Hanya satu yang saya keluhkan, nggak ada internet! Sejak masuk kamar, saya sudah sampaikan ke pihak hotel.  Keluhan saya direspon dengan baik, dan kelihatan memang ada yang bekerja bawa-bawa tangga dan peralatan, entah apa. Kata staff, teknisi sedang coba mengecek dan memperbaiki. Alhamdulillah esok pagi dan sampai saya check-out di hari ketiga sejak check-in internetnya jalan dan lancar. 

Paling suka tempat sarapan paginya. Ruangan semi indoor yang menghadap langsung ke lembah, di bawahnya ada sungai, dan di seberangnya ada bukit dengan pepohonan yang banyak dan hijau. Asri sekali. Cuci mata paling istimewa kalau begini. Makanya saya berlama-lama di sana. Menikmati suasana sambil mengambil gambar dan video. Videonya dapat lihat di channelku Katerina. S ya. 

Makan pagi pertama di hotel menu dihidangkan prasmanan. Meski tidak begitu banyak tamu, tapi pilihan untuk prasmanan ini menurut saya sebaiknya dihindari dulu selama pandemi. Saya makan dengan penuh kewaspadaan. Bismillah semoga dilindungi dari segala penyakit.

Soal menu, tidak banyak. Ada bubur ayam, roti tawar dengan beberapa pilihan selai, nasi putih dengan sayur dan lauk, buah potong. Minumannya ada teh, kopi, infuse water, dan 2 macam minuman buah. Sedikitnya menu ini mungkin terkait sedikitnya tamu. Meski tidak banyak pilihan, tapi soal rasa, waw saya suka karena semuanya terasa enak. Bukan menu yang dibuat dengan biasa-biasa saja. 

Sarapan di hari kedua sudah tidak prasmanan lagi. Tamu disuruh pilih menu yang ditawarkan, baru dibuat dan diantar ke meja. Saya memilih nasi goreng, omelet, roti tawar dengan selai nanas, dan teh. Sama seperti hari pertama saya sarapan, citarasa makanan yang saya santap tetap istimewa.

Tapi jangan GR ya Driam, saya bilang enak dan istimewa karena pada saat itu saya makan dalam keadaan lapar wkwk.
Menu sarapanku di hari ke-2

Menu sarapanku di hari ke-1

Pemandangan di tempat sarapan

View dari tempat sarapan, lembah dan sungai, serta bukit 


Free Tiket Wisata

Setiap pemesanan kamar, tamu mendapat gratis tiket wisata buat 4 orang. Tiket senilai Rp 20.000 ini dapat digunakan untuk masuk kawasan wisata Driam yang masih berada di satu kawasan dengan hotel. Pintu masuknya ada di sebelah kanan lobby. 

Lokasi wisata ada di bawah, kami perlu menuruni tangga untuk masuk. Padahal, sebagai tamu, kami bisa masuk lewat pintu bawah dari arah keluar kamar. Ruang di bawah lobby ada pintu keluar menuju pintu masuk tempat wisata, jadi harusnya kami nggak usah naik ke lobby dulu buat menuju pintu masuk. Muter-muter itu namanya haha.

Nah, kalau masuk dari atas, sejak di depan mata sudah disambut dengan susunan jendela kayu warna-warni, lalu berikutnya tembok penuh kipas dengan tambahan kata-kata selama datang kepada tamu. Sebuah dekorasi yang memancing orang seperti saya untuk berfoto dan mengambil foto.

Jalan menuju pintu masuk wisata DRIAM

Dekorasi yang cakep buat difoto

Food Court dan Resto

Kalian pasti bertanya di mana resto hotel? Di sana ada WOZA resto. Jika masuk Driam, tempatnya ada di sebelah kiri jalan, sebelum turun menuju lobby hotel. Nah, tempat lainnya yang saya sebut resto ada di area lobby, tempat tamu sarapan pagi. Tapi, entah apa ini resto yang buka tiap saat dan bisa makan di sana, atau hanya untuk sarapan pagi saja. Tempat makan lainnya ada di area wisata Driam, semacam food court. 

Saat saya ke sana, food court ini tidak sepi. Ada pengunjung dalam kelompok sedang acara gathering. Tapi tidak satupun dari mereka yang turun main ke area wisata, makanya saya katakan sepi saat saya masuk kawasan wisata.

Ada sejummlah tenant di food court, masing-masing menyediakan menu makanan dengan pilihan yang bervariasi. Saya rasa, di saat bukan pandemi, tempat ini pasti ramai sekali dengan para pelayan sibuk mondar mandir mengerjakan pesanan. Tapi pandemi telah membuat food court sepi. Food court ini semi terbuka, tanpa dinding. Punya view ke sungai dan bukit, bikin orang yang makan-makan akan merasa betah. 

Di area food court ini juga ada tempat minum kopi, serta tentunya tempat penjualan tiket masuk wisata. Saya tinggal memberikan kupon yang saya dapat saat check in. Lalu masuk. Nah, karena saya tamu, saya bisa masuk kapan saja. Misalkan sudah masuk lalu keluar, nanti masih bisa masuk lagi, tinggal tunjukkan kunci kamar.

Food Court di area wisata Driam

Peta Wisata DRIAM

Informasi Wisata di pintu masuk wisata Driam

WISATA DRIAM

Ada enak dan gak enaknya berwisata di musim pandemi. Bagi pemilik tempat wisata pasti gak enak karena mereka kehilangan pengunjung. Kondisi ini jelas memprihatinkan karena pendapatan menurun sementara hotel tetap beroperasi dan karyawan tetap harus digaji. Sedangkan di sisi saya sebagai tamu, berkunjung saat pandemi mestinya menakutkan bukan? Tapi karena hotel sepi, tempat wisata sepi, malah menguntungkan saya karena aman, jadi nggak perlu berdesak-desakan dan antri dalam kerumunan.

Tidak ada antrian masuk yang terjadi. Petugas bekerja dengan serius tapi santai, kami juga tidak perlu kepayahan menunggu kelar diperiksa dan segala macam proses masuk. Saya biasa ke Lembang, masuk tempat wisata biasanya berjam-jam, antrian kayak ular naga panjangnya bukan kepalang, lelah letih melanda, sungguh nggak enak sekali. Nah, sejak pandemi, saya yakin banyak tempat wisata di sana jadi sepi, termasuk di Driam ini.

Tiket seharga Rp 20 ribu hanya buat masuk saja. Di dalamnya banyak spot gratis yang bisa digunakan untuk sekedar duduk, berfoto, jalan kaki, atau pun bergaya di mana suka. Tapi ada spot-spot tertentu yang berbayar, yaitu wahana buatan yang rada ekstrem dan memacu adrenalin. Jelas harus bayar, karena alatnya dibuat dengan tidak sembarangan, pakai modal, pakai safety tingkat 1, karena sifatnya membahayakan bila tidak dibuat dengan benar. 

Nah, selanjutnya saya akan tampilkan semuanya dalam bentuk foto, tidak usah diceritakan lagi ya. Oh tapi, tidak semua yang ada di lokasi wisata saya tampilkan di sini. Nanti kebanyakan. Saya pilih yang saya suka saja.

Kiri: lokasi pertama setelah pintu masuk wisata
Kanan: Spot foto semacam balkon terbuka untuk berfoto dengan latar belakang pemandangan sungai, sawah, perkebunan, bukit, dan pedesaaan.  GRATIS.

DRIAM Nest Rp10,000 -  (difoto oleh fotografer, dapat file foto). Tempat duduk ala sangkar burung gitu, cocok nggak kalau dikasih caption "Bagaikan Burung Dalam Sangkar?" 😂

BAMBOO BRIDGE. Gratis! Dua macam jembatan bambu.
Kiri: Ujungnya menggantung Kanan: Ujungnya sampai ke bukit di seberang sungai. Kabarnya, nanti akan ada paket wisata outbond sampai ke ujung jembatan lalu menjelajah hutan. Bakal seru banget dong ya.

Sky NET Rp10,000 - Paling suka duduk di sini, santai sambil menikmati pemandangan alam. Di bawahnya ada sungai berbatu. Ngeri cuy kalau jatuh wkwk. Tapi tenang, sky net ini nggak akan dibuat kalau membahayakan.  Semua sudah diperhitungkan. Jangan lupa, ini tempat berfoto doang haha. Mau tiduran niatnya, tapi fotografer udah bilang kelar. Oke. Mayanlah dah udah deg-degan di balik selimut. Itu selimut disemprot dulu sebelum dipakai. Takut ada serangga katanya. Saya sih gak takut serangga. Takutnya kalau ada ular sembunyi di dalam selimut. Ngeri tingkat dewa haha

Double Swing Rp20,000 - Saya kira mirip ayunan di Bali yang dulu saya naiki waktu di Ubud, ternyata beda. Kalau dulu di Bali diayun kencang sampai bikin saya jejeritan, kalau ini enggak. Diam saja di tempat setelah di pindah ke atas sungai. Alat pemindahnya semacam crane terbuat dari baja, besar dan kuat. Sempat deg-degan sih, tapi tetap berani. Saat berpindah tempat nggak mau lihat ke bawah. Pas sudah di tengah, tergantung di atas sungai, baru berasa senangnya. Ternyata asyik juga di atas ketinggian. Sewaktu mau balik ke tempat semula, ayunannya diayun kencang, auto teriak dong. Rupanya memang disengaja, fotografer mau ambil moment ekspresi tegang dan histeris.

Hover Tent Rp 25.000 - Takut jatoh euuuy haha. Tapi kata mas yang jaga jangan takut, tenda ini mampu menampung beban hingga 200kg. Yaelah saya kan cuma 40Kg mestinya santai wae ya haha. Sekilas ngeri ya tendanya, kalau duduknya merosot wuiih alamat meluncur ke atas sungai penuh batu. Tapi tenang, udah pakai safety dong. Ada tali yang diikat di pinggang. Mestinya di kaki/paha juga. Berhubung saya pakai rok, ya udah di pinggang saja. Tapi abis itu saya stop naik wahana ekstrem, saya mau ganti baju dulu yang pakainya ringkas dan aman, yaitu celana. Tapi itu terjadi keesokan hari. Karena pas mau balik lagi, sorenya mendung dan akhirnya hujan. Nggak serulah kalau hujan. Ohya, kalau misal numpang tidur di tenda tergantung semalaman, kira-kira boleh nggak ya? Biar ada lagunya: Semalam di Tenda gantung 😂

Taman Tempat Bersantai

Tempat wisata sedang sepi. Orang yang berkunjung bisa dihitung jari. Saat saya masuk di hari kedua, cuma satu keluarga yang seliweran, suami istri dengan dua anaknya masih kecil. Mereka tamu hotel. Nah, karena tetap sepi, enak banget kan buat bersantai dan leyeh-leyeh di tempat wisata Driam. Tenang, nggak ada yang gangguan. Bahkan karyawan hotel aja nggak ada yang berani mendekat dan lewat 😁

Piknik di pinggir sungai

Baca buku di taman banyak bunga

Sungai Ciwidey
Catatan: Jika sedang turun hujan terus menerus pengunjung dilarang turun ke sungai karena dikhawatirkan banjir bandang. Ada petugas berjaga di sekitar sungai. Tamu boleh nyebur jika mau. Saat saya di sana ada orang tua dengan anaknya sedang bermain air di sungai, di antara batu-batu itu. 

Bunga Kenikir banyak tumbuh di tepian sungai. Lihat video bunga di DRIAM di channel saya Katerina. S

Bunga dimana-mana, di tepi sungai di kawasan wisata DRIAM


DRIAM tempat bersantai, berpetualang, Bermain, Bergembira

Saya senang menginap di Driam. 3 hari 2 malam terasa kurang. Berdua saja sama suami, kami cuma mengisi waktu dengan duduk-duduk santai, mengambil gambar, dan menikmati suasana. 

Tentu saja selama di sana saya teringat anak-anak di rumah. Andai ada mereka, pasti lebih gembira lagi, karena tempat untuk bermain yang sesuai dengan usia mereka lengkap. Terutama Alief, anak saya yang sulung, penasaran sekali ingin mencoba wahana-wahana yang ada. 

One Stop Tourism Destination memang tepat sekali dilekatkan pada wisata Driam. Di sini orang bisa menginap sambil melakukan banyak hal-hal yang menyenangkan. Tempat makan, tempat wisata, tempat bersantai, semuanya ada. Bahkan tempat belanja souvenir pun ada.

Bukan resort mewah tapi suasananya yang mewah. Kalau saya sih ke sini tuh seperti bukan membayar kamarnya tapi membayar suasananya. Hal yang paling saya sukai karena ada sungainya, melihat air mengalir, bisa turun membasahi kaki, duduk di batu-batu, itu hal yang mahal bagi orang kota. Nuansa alamnya benar-benar terasa, apalagi di tepi sungai itu bukit dengan hutannya, sangat asri dan menyejukkan mata. Udara Ciwidey yang dingin, meski tak sedingin Ciwidey puncak, menambah rasa betah di Driam.

Jika rindu Ubud Bali atau tempat-tempat tenang dan spektakuler di Bali, bolehlah ke Driam dulu buat obat kangen, lebih dekat dan mudah dicapai. Saya pikir tempat wisata dan penginapan bagus-bagus cuma ada di Lembang, ternyata di Ciwidey pun ada. 

Saya berterima kasih buat Mas Tresno dan kru atas keramahannya selama kami berwisata. Juga Mbak Krisda, marketing executive Driam atas respon-responnya yang baik. 

DRIAM Riverside Recommended! 

Sekarang berdua dulu, nanti balik lagi bersama anak-anak. Aamiin

Asri

Bekerja dengan tenang
 

Refreshing di tengah pandemi tentu banyak sekali syarat yang harus dibuat dan dipatuhi sendiri. Mulai dari hal terkecil hingga hal terbesar mesti diwaspadai, karena kehati-hatian adalah kunci agar terhindar dari penularan Covid-19. Saya tidak bisa mengandalkan orang lain untuk menjaga diri kami (saya dan suami), kami mengandalkan diri kami sendiri untuk menjaga diri, tentunya Tuhan nomor satu, sebaik-baik penjaga. Jadi tetap doa yang utama, lalu usaha.

Saya ke Driam tidak dalam rangka liburan. Jika liburan sudah pasti saya mengajak kedua anak saya. Saya juga tidak sedang menyarankan untuk melakukan kegiatan wisata ya. Tapi saya himbau sebaiknya selalu berhati-hati saat berkegiatan di luar rumah, di mana pun.

Sebelum berangkat ke Bandung, saya dan suami rapid test di Prodia Lab, hasilnya Non reaktif. Saya sempat posting mengenai rapid test ini di IG saya @travelerien. Kalian bisa lihat di sana. Setelah dari Bandung, kami SWAB di sebuah RS di Margonda Depok, alhamdulillah negatif. Lalu SWAB lagi baru-baru ini, alhamdulillah negatif.

DRIAM RIVERSIDE

Kesimpulan

- Lokasi strategis, belum terlalu jauh ke puncak, masih dekat ke Soreang. Tidak terlalu dari Kota bandung. Jalan menuju ke sana lengang saat weekdays, dan mulai padat bahkan macet saat weekend. Itu yang kami alami. Tapi macetnya nggak separah macet di Puncak Bogor.

- Cocok buat liburan berdua pasangan saja, cocok juga buat liburan keluarga bersama anak-anak.

- One stop tourism destination. Udah nggak usah kemana-mana lagi kalau sudah di sini. Everyday is holiday. Karena suasana berliburnya ada tiap saat. Kecuali mau mengunjungi destinasi alam populer lainnya di Ciwidey seperti Kawah Putih, ya mesti jalan lagi  ke arah puncak, masih jauh.

- Kalau niatnya liburan pastinya mau santai saja nggak pakai mikirin dan melakukan kerja. Tapi nggak semua orang datang ke sana buat liburan, ada yang justru menyepi untuk bekerja, jadi perlu internet agar pekerjaan lancar. Nah, DRIAM mesti selalu bisa mengatasi persoalan internet yang kembang kempis sinyalnya, atau bahkam sekarat ga ada internet sama sekali sewaktu saya baru datang di sana. Kalau cuma untuk komunikasi via WA misalnya, nggak perlu internet hotel, internet pribadi juga bisa. Beda dengan yang datang untuk bekerja, butuh internet sepanjang waktu dan kerjanya bukan cuma buat chating.

- Selama masih pandemi, akan lebih baik sarapan tidak disajikan prasmanan. Saya setuju dengan cara yang saya alami saat sarapan di hari ke-2, tamu tinggal memilih dari daftar menu, baru sarapan dibuat dan diantar ke meja. Bukankah ini bagian dari protokol kesehatan hotel?

- Harga bersahabat. Semua kamar ok, tinggal pilih sesuai selera. Tadinya saya pingin ambil kamar dengan view sungai. Tapi beda harganya lumayan. Nah, karena di sana bisa kapan saja lihat sungai, saya pilih menghemat tapi banyakin keluar dan bisa lihat view sungai kapan saja dari tempat lain selain kamar riverview. Dari resto bisa, dari foodcourt bisa, dan kapan saja bisa masuk kawasan wisata lalu turun ke sungai untuk lebih dekat. Tapi memang, berada di Deluxe Riverview memang bakal beda nuansanya, tiap saat pandangan bisa ke lembah, sungai dan bukit di seberang. Kalau balik lagi ke DRIAM saya harap bisa menempati kamar family yang menghadap sungai.

- Saya belum menemukan kekurangan lainnya. Jadi saya anggap, DRIAM sudah cukup ideal untuk tempat bekerja yang tenang, atau pun liburan yang menyenangkan.

Semua informasi tentang DRIAM Riverside dapat dibaca di website www.driamriverside.com

Fasilitas dan aktivas di Driam silakan klik link berikut : Fasilitas dan aktivitas di Driam

Wahana wisata DRIAM silakan klik link berikut: WAHANA WISATA DRIAM RIVERSIDE

DRIAM Riverside

Jalan Raya Soreang Ciwidey KM. 25 BANDUNG

Telp: 022-85921210, 022-85921282

Email: reserv@driamriverside.com

Instagram: @driamriverside

-------------------------------------------------------------------------


Trip Ciwidey Bandung periode 3-10 Oktober 2020, baca juga artikel lainnya:


AirBnB Homey Studio Room Near Leather Craft Center, Penginapan Murah dan Nyaman di Bandung

Menginap di Pondok Winagung, Hotel Murah Dilengkapi Resto dan Kolam Renang di Rancabali Ciwidey

Video di DRIAM:

Menginap di DRIAM Riverside

Banyak Bunga di Tepi Sungai di DRIAM

Bersantai di Tepi Sungai Siwidey di DRIAM

BTS Foto di Wahana DRIAM


Menginap di Pondok Winagung, Hotel Murah Dilengkapi Resto dan Kolam Renang di Rancabali Ciwidey

Pondok Winagung, Hotel & Resto di Rancabali Ciwidey - Rencana menginap di hotel ini 3 hari 2 malam saja, tapi karena betah dan merasa cocok, akhirnya jadi 5 hari 4 malam. Saya suka karena ada resto, nggak susah cari makan, tinggal pesan apa saja bisa diantar ke kamar. Suasananya lebih berasa kayak di home stay. Mobil bisa parkir depan kamar. Kamarnya luas, teras private, kamar mandi besar, ada kolam renang, sering dilewati angkot, aman, dan teteh-teteh yang kerja di sana ramah-ramah. Harga kamarnya murah tapi beneran bikin puas. Saat check-out, saya bahkan dikasih hadiah. WOW!


Pondok Winagung jadi penginapan ketiga yang kami tempati selama bepergian ke Kota Bandung dan Ciwidey periode 3- 10 Oktober 2020. Hotel ini saya temukan di situs Agoda dengan nama OYO 428 Winagung Bandung. Tapi sayang kamarnya unavailable. Saya sempat google nomor telp yang bisa dihubungi, ketemu nomor HP seseorang tapi saat dihubungi katanya dia bukan orang Pondok Winagung dan saya disuruh pesan lewat booking.com.

Selain Pondok Winagung, hotel lainnya yang jadi incaran saya adalah RedDoorz Near Happy Farm 3. Hotel ini juga saya temukan di Agoda. Sayangnya, meskipun kamarnya tersedia, saya merasa ragu untuk langsung memesan karena ulasan dari beberapa tamu yang pernah menginap di sana kurang baik. Akhirnya, sebelum berangkat ke Bandung, 2 hotel saja yang fix saya pilih untuk menginap di tgl. 3-6 Oktober yaitu AirBnB Bandung Homey Studio Room Near Leather Craft Center dan Driam Riverside. Untuk tgl. 6-10 nanti cari langsung saat sudah di Ciwidey.

Saat sudah menginap di Driam Riverside, saya dan suami menjelajah Rancabali sambil mencari hotel. Kami mendatangi Pondok Winagung dan RedDoorz Near Happy Farm 3. Di Pondok Winagung kami sengaja makan di restonya, kemudian baru lihat-lihat kamar. Saat pertama lihat, saya langsung sreg. Pertama, karena tempatnya luas, bersih, tenang, tempat parkir banyak, lebih asri karena ada taman, kolam ikan dan kolam renang, dan kamarnya gede-gede. Sedangkan RedDoorz Near Happy Farm 3 yang secara gambar di situs pemesanan hotel tampak luas dan bagus, aslinya jalan masuknya sempit, tempat parkir sempit, kamar sempit, dan terasa nggak nyaman banget karena hotel sedang renovasi. Berisik, agak kotor, dan berantakan.

Akhirnya saya putuskan untuk menginap di Pondok Winagung saja.
Pondok Winagung terletak di Jalan Ciwidey Rancabali KM 3 Kp. Cikembang No 18 RT 01, RW 12 Panundaan, Kab Bandung. Lokasi sebelum Happy Farm dan Kawah Putih. Strategis dan berada di depan jalan raya sehingga mudah ditemukan.

Bagian depan ini tempat parkir resto berkapasitas hingga 20 mobil

Restoran Pondok Winagung


HARGA KAMAR

Hanya ada dua tipe kamar di Pondok Winagung. Kamar dengan harga Rp 250.000 dan Rp 300.000. 

Dari kedua harga tersebut tidak ada perbedaan pada luas kamar maupun fasilitas di dalamnya, hanya beda pada letak. Kamar Rp300 ribu agak ke depan, menghadap ke kolam renang yang berjarak 4-5 meter saja dari pintu kamar. Saya pikir, pemandangan ke kolam tidak terlalu perlu. Lagipula saya nggak berani berenang karena udara di sana tergolong dingin, sedangkan air di kolam bukan air panas. Saya tidak mau cari penyakit dengan kena flu he he. Jadi, saya pilih kamar dengan harga Rp250ribu saja.

Harga kamar tanpa sarapan. Jadi kalau mau makan pagi bikin sendiri saja atau order ke resto. Jam berapapun order pasti dilayani dan bisa di antar.

Saya perhatikan, rata-rata harga kamar hotel di Ciwidey Rp 250ribu. Kalau saya lihat di situs booking online, kamar hotel di sana bisa dipesan di bawah 200 ribu. Tapi entah kenapa semua tidak tersedia, padahal pas datang langsung, kamarnya banyak. Menurut info dari teteh yang kerja di Pondok Winagung, katanya hotel sudah tidak bekerja sama lagi dengan OYO maupun situs online booking hotel manapun. Alasannya bikin rugi. Oh!

Gedung hotel dengan kamar-kamar seharga Rp250ribu

Kamar seharga Rp300ribu menghadap ke kolam dan resto

Pemandangan dari depan kamar seharga Rp300ribu

Kolam renang samping resto


FASILITAS KAMAR

Dengan tarif Rp 250ribu permalam, tentu saya tidak perlu berharap bakal dapat kamar mewah dengan berbagai fasilitas berkualitas. 

Sebuah single bed ditutupi sprei merah jambu, lengkap dengan selimut berwarna ungu muda jadi tempat tidur saya dan suami selama menginap di Pondok Winagung. Senada dengan gorden merah jambu dan karpet merah maroon, membuat kamar tampak ceria meski tanpa dekorasi apapun. Polos gitu aja dindingnya. Alhamdulillah ada karpet bersih, jadi kalau pas mau kerja bisa duduk di lantai nggak kedinginan.

Semuanya bersih meski tidak wangi. Bersih sejak dari teras, dalam kamar, hingga kamar mandi. 

Ada TV yang tidak pernah kami gunakan untuk menonton karena kami bisa pakai laptop jika butuh tontonan. Ada WiFi dengan beberapa pilihan user ID. Semuanya aktif selama 24 jam dan bisa digunakan kapan saja, GRATIS! Internetnya kadang ngebut kadang lemot, tapi lemotnya nggak lama. Biasanya pagi hari saja.

Ada galon berukuran sedang berisi air minum siap minum, dan 3 buah gelas. Tidak ada peralatan masak maupun makan. Untunglah saya bawa peralatan makan lengkap, dari mug, sendok garpu, pisau, gunting, teko listrik, tupper ware, hingga teh gula buat bikin minuman sendiri. 

Sayang sih ga ada peralatan itu. Harusnya, dipertimbangkan oleh hotel untuk disediakan karena tamu tidak mendapat sarapan maupun komplimen lainnya. Soalnya, sewaktu menginap di AirBNB Homey Studio Room di Bandung, dengan harga Rp229.750 saya dapat fasilitas macem-macem. Di sini tidak sedia panci dan kompor, jadi saya tidak bisa bikin ramuan herbal obat suami saya. Terpaksa stop minum obat herbal. Karena hal semacam ini, akhirnya saya pesan panci listrik di Tokopedia, buat traveling berikutnya he he

Ada wastafel di depan kamar mandi. Air mengalir lancar lewat keran. Sering saya gunakan buat mencuci peralatan makan yang saya bawa sendiri. Kamar mandinya berukuran besar. Pakai kloset duduk. Ada keran air hangat yang sangat berguna karena udara di sini dingin, saya tidak sanggup kalau tidak mandi dengan air hangat. Ada sebuah ember yang selalu saya pakai buat merendam baju kotor. Di sini tidak sedia jasa laundry, jadi saya mencuci baju sendiri. Karena berdua, jemuran handuknya nggak cukup, jadi saya minta dua biar bisa dipakai buat menjemur pakaian juga. Dikasih sih.

Ohya kamar tanpa AC ya. Buat saya tidak masalah karena nggak bakal kepake juga. Udara di sini sejuk dan akan lebih dingin pada waktu malam. Saya selalu selimutan, jaketan, dan kuplukan. Selimutnya tidak terlalu tebal tapi hangat, cukup ampuh melindungi badan dari udara dingin.

Hotel menyediakan 2 buah handuk bersih, sabun dan samphoo, serta odol dan sikat gigi. Saya lebih suka pakai sabun, samphoo, odol dan sikat gigi sendiri. Kalau handuknya saya pakai.

Hotel tidak sedia sandal. Untunglah sandal dari Driam Riverside saya bawa, jadi bisa dipakai di kamar. Lantainya dingin euy, kudu sandalan. 
Kamar luas

Karpet bersih

Kamar Pondok Winagung

RESTORAN

Selama di Pondok Winagung saya dan suami tidak pernah makan di luar, pesan makanan selalu di resto hotel. Variasi menunya banyak, jadi banyak pilihan. Aneka nasi dengan ikan, tahu, tempe, sambal dan lalapan, menu indomie dalam berbagai pilihan, menu-menu kekinian ala cafe, menu tomyam, tongseng, sop, dan lain-lain, semua ada. Begitu juga dengan minuman dari aneka kopi, teh, jus buah, hingga bajigur dan bandrek juga ada.

Menu yang paling sering saya pesan Nasi Goreng Winagung. Nasi goreng dengan sosis, bakso, dan telur dadar, lengkap dengan kerupuk, terasa lebih cocok buat saya makan saat sarapan di sana. Untuk makan siang, biasanya saya memesan menu ikan. Nah ikannya ikan Nila yang diambil langsung dari kolam hotel. Ya, di hotel ini ada berapa kolam ikan. Satu di depan dekat resto, satu lagi di samping kantor, dan lainnya di tempat semacam parit dekat taman.

Pernah saya pesan tomyam, tumis taoge, sayur asem, ikan peda, ayam, dan lainnya. Untuk tomyam isinya bukan cumi maupun udang asli, tapi assorted fishcake dengan berbagai bentuk. Yah kayak makan bakso suki kuah tomyam.

Ini beberapa harga makanan yang pernah saya pesan dan bayar:
- Nasi Goreng Winagung Rp 25ribu
- Nasi Ikan Asin Peda, Tahu, Tempe Rp 25ribu
- Nasi Ayam Goreng, Tahu, Tempe Rp25ribu
- Nasi Ikan Nila Goreng, Tahu, Tempe Rp 25ribu
- Tumis Taoge Rp 20ribu
- Sayur Asem Rp 20ribu
- Teh Tawar Rp 5ribu
- Jeruk Panas Rp 12ribu
- Tomyam Rp35ribu

Harganya relatif ya, buat saya nggak terlalu mahal jika dilihat dari segi kepraktisan di mana saya tidak perlu keluar hotel lagi buat cari makanan, lagi pula bisa diantar ke kamar. Kalau minuman, seperti teh tawar, kalau biasanya dimana-mana gratis, di sini bayar 5 ribu hehe. Kalau misalnya teh manis hangat, saya pikir wajarlah Rp 5ribu. Selain itu, tumis taoge dan sayur asemnya kemahalan sih segitu hehe. 

Untuk tomyamnya, sayang banget pakai aneka bakso suki, akan lebih enak kalau pakai udang dan cumi asli. Minuman jeruknya manis banget, sepertinya bukan jeruk asli tapi sirup. Saya konfirmasi ke teteh yang melayani, katanya memang pakai sirop. Coba pakai jeruk asli, pasti lebih sehat. 

Ohya, saya ngarep di sini ada menu karedok dan gado-gado, sayangnya belum ada. Waktu itu saya cari di Saung Jempol Sari, dapat sih karedok, harganya cuma Rp 13ribu. Di warung lain juga ada, cuma 10 ribu.

Menu nasi dengan ikan Nila goreng

Menu nasi ikan peda dengan tumis taoge

Cafe

Outdoor

Indoor

Usaha Keluarga

Sewaktu pertama kali tiba di hotel, saya langsung datang ke kantor untuk check in. Jangan bayangkan kantor seperti dihotel-hotel berbintang ya. Kantornya ada di pojok kiri dari jalan masuk hotel, dekat taman bermain dan kolam ikan, lebih mirip sebagai ruang tamu rumah. Untuk masuk ke kantor, saya melewati sebuah garasi. Di sana tak ada staff seperti di hotel-hotel. Saya tak menemukan siapa pun kecuali seorang ibu sedang mengenakan mukena. Saya mengucap salam, namun beliau tak membalas, sepertinya tak mendengar suara saya. Saya amati lagi, tampak si ibu sedang membaca alquran. Saya lalu pergi.

Tapi kemudian balik lagi, dan memanggil lebih keras, barulah beliau menyadari kedatangan saya.

Beliau adalah Ibu Sunarsih pemilik hotel Pondok Winagung. Kami berkenalan, dan akhirnya ngobrol. Saya pikir, lebih baik saya ngobrol dulu daripada buru-buru masuk kamar, biar ada yang bisa saya ketahui lebih jauh tentang Pondok Winagung.

Menurut penuturan Bu Sunarsih, beliau adalah pensiunan Bank Indonesia, dulu bekerja di Jakarta. Putranya memiliki beberapa usaha rumah makan di Jakarta, tapi kemudian ditutup dan akhirnya membantu usaha hotel dan resto mereka di Ciwidey. 

Bu Sunarsih memiliki 2 orang anak, Agung dan Wina. Nah, nama kedua anaknya inilah yang kemudian digabung, dijadikan nama hotel dan resto yang mereka kelola yaitu Winagung. 

Saya akhirnya mengenal Wina karena dialah yang melayani tamu namun buka secara langsung melainkan lewat Whatsapp. Jadi, selama di hotel itu saya kan sering pesan makanan, nah semua pesanan harus dikirim lewat WA. Wina lah yang pegang WA. Dari sanalah saya kenal Wina.

Wina lah yang melayani pesanan makanan saya diwaktu pagi, saat para asistennya belum datang. Enak lho nasi gorengnya Wina hehe

Setelah mendengar cerita bu Sunarsih tentang hotelnya, saya diberi kunci. Kunci dengan gantungan kayu yang talinya dari karet gelang. Sederhana. 

Kantor

Kantor

Kantor

Keluarga Bu Sunarsih bersama suami, Wina dan Agung


Cita-cita di Masa Depan

Melihat usaha keluarga Bu Sunarsih, saya otomatis teringat pada rencana besar saya dan suami, yaitu bikin usaha wisata dibidang resto dan perhotelan. Pinginnya bikin penginapan di daerah wisata yang sejuk dekat dengan pegunungan, lengkap dengan kedai kopi, taman bermain anak, kolam ikan, dan kebun sayur sebagai taman hijau di penginapan. Tempat lainnya juga pingin jika dekat pantai, bisa memandang lautan tiap saat. Iya, saya pingin punya usaha di dua tempat seperti itu.

Bukan hotel dengan gedung megah yang ingin kami buat, tapi rumah-rumah kayu yang dibangun menjadi pondok/villa dan akan kami namakan home stay bukan hotel. Dan di antara pondok-pondok itu, kami tempati salah satunya buat tinggal. Iya, saya bercita-cita tinggal di penginapan yang kami kelola he he.

Ya, seperti keluarga Bu Sunarsih yang tinggal di Pondok Winagung. Mereka menempati beberapa kamar yang ada di hotel. Seperti Wina misalnya, dia menempati kamar nomor 9, salah satu kamar yang ada digedung belakang, dekat kamar saya. Di sana juga tinggal Agung dengan keluarganya, karena itulah setiap hari saat saya berada di sekitaran cafe dan kolam renang,  saya melihat ada anak-anak bermain, ternyata cucunya bu Sunarsih.

Saat saya di sana, ada beberapa pekerja sedang memperbaiki bangunan dan taman, sambil diawasi oleh suami Bu Sunarsih. Suami bu Sunarsih ini sangat rajin, pernah saya melihatnya membersihkan kolam renang sendirian, dan suatu waktu saya lihat dia makan di dekat kolam, sambil mengawasi cucunya bermain.

Sebuah kehidupan yang saya inginkan di hari tua, mengurus usaha penginapan dan rumah makan, sambil bermain bersama cucu. Tentunya, mau juga berkebun sayur dan beternak hewan seperti ayam, angsa, kambing, dan sapi. 

Ah, saya jadi mengurai cita di sini.





Catatan:
  • Sediakan uang cash untuk pembayaran hotel dan makanan di resto karena tidak tersedia mesin gesek untuk debet maupun kredit. Tapi hotel menerima pembayaran melalui transfer. Kemarin saya membayar dengan transfer via Klik BCA.
  • Pembayaran dilakukan dimuka 100%
  • Meskipun tidak ada teko listrik atau kompor dengan panci untuk memasak air, kita bisa minta air panas ke teteh-teteh yang bekerja di sana. Saya belum pernah minta karena punya teko listrik sendiri, saat butuh air panas untuk bikin minuman saya tinggal masak.
  • Tidak ada jasa cuci setrika, kalau memang harus mencuci pakaian bisa cuci sendiri di kamar mandi pakai ember besar yang disediakan
  • Jalan raya persis di depan hotel, jika ingin mencoba pengalaman naik kendaraan umum, ada angkot yang sering lewat bisa mengantar sampai ke masjid di alun-alun. Saya sempat mencobanya saat mencari buah mangga. Ongkos dari hotel ke masjid cuma Rp3ribu
  • Jika berkendara, bisa arahkan ke atas untuk mencoba beberapa kuliner lain dari resto lain seperti Saung Jempol Sari yang menyediakan aneka menu tradisional Sunda.
  • Lokasi hotel sudah dekat dengan Kawah Putih dan Happy Farm. Kalau mau berwisata, ada banyak pilihan tempat wisata lainnya yang bisa ditempuh dalam jarak dekat.
  • Gratis Parkir
  • Gratis WiFi
  • Jika kamar perlu dibersihkan, panggil saja teteh-tetehnya. Mereka biasanya sering terlihat di lorong dekat kamar 10 dan 11. Mereka baru datang kalau diminta.
Kamar 12


Suasana yang tenang, keramahan para teteh yang bekerja, udara sejuk sepanjang waktu, kamar sederhana namun luas, kemudahan akses, lokasi strategis, dekat dengan tempat-tempat wisata Ciwidey, merupakan alasan yang membuat saya betah di Pondok Winagung. 

Saat saya di sana sedang tidak banyak tamu. Hanya beberapa orang saja. Ada yang datang untuk istirahat setengah hari saja lalu keluar, ada yang bermalam lalu keluar di esok hari. Ada yang datang dengan mobil, ada yang pakai motor. Saya jarang sekali berpapasan dengan tamu lain, hotel malah terkesan nggak ada tamunya karena selalu tampak sepi.

Dari beberapa hotel lain yang saya survey langsung, khususnya Ciwidey bagian atas ya, Pondok Winagung ini yang paling cocok untuk saya. Maunya 3 hari 2 malam saja, akhirnya nambah jadi 5 hari 4 malam. 

Harga murah tapi puas, makanya bayar RP 250ribu jadi ikhlas. Kalau lebih mahal lagi sih, jangan lah ya he he. 

Buat kamu yang sedang cari penginapan di Ciwidey atas, Pondok Winagung ini bisa jadi pertimbanngan yang baik.

Tiap pagi di depan kamar, saya sering dapat cahaya matahari bagus begini


Pondok Winagung
Jalan Ciwidey Rancabali KM 3 Kp. Cikembang No 18 RT 01, RW 12 Panundaan, Kab Bandung
(Sebelum Happy Farm dan Kawah Putih). 
Lokasinya strategis dan depan jalan raya banget, jadi mudah ditemukan.
HP: 0812-1255-6711


Video selama menginap di Pondok Winagung bisa ditonton pada link berikut-- > Klik Makan dan Menginap di Pondok Winagung, Hotel dan Resto di Rancabali Ciwidey