Tampilkan postingan dengan label famtrip kota tangerang. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label famtrip kota tangerang. Tampilkan semua postingan

Berburu Aneka Kuliner Jadul hingga Kekinian di Pasar Lama Kota Tangerang

Kuliner Malam Pasar Lama Tangerang - Suasana Kawasan Kuliner Pasar Lama Tangerang ternyata sangat asyik dinikmati pada malam hari. Banyak pedagang gerobak dan warung tenda menyediakan aneka jajanan jadul hingga kekinian. Kafe dan resto yang nyaman buat ngemil-ngemil sambil nongkrong cantik pun berderet. Tinggal pilih suka makan apa dan di mana. Sabtu lalu (10/10/2018), saya dan teman-teman famtrip memilih berburu kuliner di warung-warung tenda dan gerobak. 

Kuliner Malam Pasar Lama Tangerang
Kuliner Malam di Pasar Lama Kota Tangerang 

Kulineran malam hari di Pasar Lama merupakan rangkaian kegiatan City Tour Kota Tangerang yang digelar oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tangerang dalam rangka Festival Budaya Nusantara 2. City tour bertema ‘Famtrip Generasi Milenial Jelajah Pariwata Kota Tangerang’ ini diikuti oleh 50-an peserta yang terdiri dari blogger, vlogger, media, dan GenPi se-provinsi Banten.

Sabtu siang sebelum acara kuliner di Pasar Lama, seluruh peserta diajak mengikuti acara pembukaan dan talkshow terlebih dahulu di Hotel Kyriad. Acara tersebut dihadiri oleh Ibu Eneng Nurcahyati Kadispar Provinsi Banten, Ibu H. Raden Rina Hernaningsih, S.H, M.H Kadisbudpar Promosi Pariwisata Kota Tangerang, dan Bapak Rizal Kabid Promosi Pariwisata Kota Tangerang. Pembukaannya dilakukan oleh Ibu Rina, sedangkan talkshow-nya diisi oleh Ibu Eneng, Mas Teguh Sudarisman, dan saya (sesi sharing Travel Blog). 
Baca juga: Talkshow Travel Blog Famtrip Jelajah Pariwisata Kota Tangerang
Famtrip City Tour Kota Tangerang
Famtrip City Tour Kota Tangerang

Kota Tangerang adalah kota modern yang dalam 5 tahun ini mengalami banyak sekali kemajuan. Dari sisi pariwisata, perkembangannya sangat pesat. Saya mengenal Tangerang sebagai kota belanja, dan bila berkunjung ke kota ini, kulineran adalah kegiatan yang paling sering saya lakukan. Akan tetapi, jujur saya belum pernah menjelajah Kota Tangerang di malam hari, khususnya Pasar Lama. Saat tahu akan diajak menikmati suasana Pasar Lama, saya antusias dan penasaran. 

Pengalaman seperti apa yang akan saya dapatkan dari Pasar Lama di malam hari?

Saya dan seluruh peserta famtrip berangkat dari Hotel Kyriad jelang magrib. Naik bus besar, berangkat rombongan. Saat bus sudah jalan, tiba-tiba ada yang menelpon. Rupanya Cory! Dia tertinggal bersama Rara.

Alamak!  Yang naik bus pada nggak ngeh, hanya fokus pada diri sendiri. Dua bidadari sampai tertinggal karena nggak saling cek dan ricek lagi 😂 Akhirnya Rara dan Cory menyusul naik taksi online. Cuma bayar Rp 7.000 ke Pasar Lama. Murah, karena dekat. Ya, Pasar Lama itu berada di tengah kota. Mudah dijangkau dari mana-mana, termasuk dari hotel Kyriad. 

Suasana Pasar Lama Sabtu malam (10/11/2018)

Pasar Lama itu di mana?

Kalau ada yang tanya-tanya lokasi Pasar Lama ke saya, jawaban termudah dari saya adalah: Dekat stasiun Tangerang! Hehe. Kadang saya tambahkan begini: Dekat Masjid Agung Kota Tangerang. Dekat Klenteng Boen Tek Bio. Nah, kalau masih belum jelas juga, lihat Google Peta. Zaman internet seperti sekarang, di mana setiap orang hampir punya smartphone, Google Map akan mempermudah. Tinggal tap tempat yang ingin dituju, maka Google akan mengarahkan kita sampai ke tujuan.

Malam itu, bus kami berhenti di depan pendopo (samping Masjid Agung Tangerang) beberapa puluh meter dari kawasan Pasar Lama. Satu hal yang perlu diingat, jika memasuki kawasan ini pada malam hari, terutama weekend, tinggalkan mobil di tempat yang agak jauh. Lebih baik jalan kaki ke arah pasarnya. Kendaraan yang melintas sangat padat. Jangankan mobil, motor saja berjejal. Karena itu pada waktu tertentu, jalan di kawasan kuliner ini ditutup. Tapi memang ada saja pengendara yang tidak tahu, mereka tetap melintas. Akhirnya bikin sempit jalan, padahal gerobak dan tenda warung penjual makanan sudah meluber sampai ke jalan. Laju kendaraan tersendat lama. Lebih baik hindari resiko stress karena macet 😃

Kota Tangerang

Dari jauh keramaian di kawasan kuliner Pasar Lama sudah terlihat. Mata dimanjakan oleh lampu-lampu yang menjuntai di atas jalan. Para pengunjung yang berjalan hilir mudik, aroma aneka masakan, asap sate yang dibakar, bunyi minyak panas sedang menggoreng sesuatu, suara klakson, panggilan-panggilan pedagang mengajak mampir, bahkan suara-suara orang makan sambil ngobrol heboh, memancing saya untuk lebih mendekat. Sesekali berhenti, melihat aneka makanan di baik kaca gerobak yang berbaris rapat sepanjang jalan.

Asyik? Tentu.

Terkadang saya ingin menikmati makanan di tempat yang tenang dan nyaman. Di waktu lain dalam suasana yang berbeda, ramai dan hingar bingar ala pasar, pun tak kalah nikmat. Ngemper di depan ruko, duduk di bangku kayu sederhana bersama orang-orang tak dikenal, dihibur pengamen, dan kadang ditemani gerimis. Kenikmatannya beda-beda, tapi sama menyenangkan. 

Pasar Lama Kota Tangerang
Pasar Lama Kota Tangerang



Makan apa?

Kami dibekali uang Rp 50,000 per orang. Dilepas bebaskan untuk makan apa saja yang ada di Pasar Lama. Maka, perburuan pun dimulai. Kami pergi berkelompok, sebab ada tugas dari panitia: Membuat video kuliner yang nantinya akan dinilai untuk mendapatkan hadiah. Semacam challenge gitu deh.

Saya satu kelompok dengan Rara (blogger), Amal (GenPI Kota Tangerang), dan Neng (GenPi Kota Tangerang). Ada banyak jajanan yang kami jumpai. Pilah pilih agak lama belum ada yang cocok. Terakhir, kami merapat agak ke dalam dekat ruko, di sanalah kami menjumpai Sate H. Ishak. Sebetulnya, kami terbawa ke sate ini karena Neng ingin beli bakso. Nah gerobak baksonya dekat sate. Kebetulan saya ingin cari makanan yang mengenyangkan (sate kan pakai lontong), maka pilihan pun jatuh pada sate. Amal dan Rara setuju. 

Ada yang sudah pernah makan Sate  Ayam H.Ishak? Bagaimana rasanya? Enak? 

Sate Ayam H.Ishak Pasar Lama Kota Tangerang
Sate Ayam H.Ishak Pasar Lama Kota Tangerang

Kalau tak menjajal tak tahu rasanya. Jadi, kami pun memesan 3 porsi. Saat itu pembelinya sangat ramai. Bangku panjang yang dijejer di depan ruko sudah penuh oleh orang makan sate. Antrian pembeli yang berdiri dekat gerobak juga banyak. Mereka mengelilingi penjual yang bekerja tak sendirian melayani pembeli. Kalau tak salah hitung, ada 6 orang yang melayani. Semuanya laki-laki.

3 orang bertugas membakar sate. 1 orang bertugas menyiapkan sate yang akan dibakar. 1 orang menata sate di atas piring, dan 1 orang lagi bertugas memotong lontong dan meletakannya dalam piring-piring yang sudah diisi sate. Jadi, meskipun ramai pembeli, antrinya tidak terlalu lama. Karena yang melayani bukan satu orang. Pekerjaan menyajikan sate siap makan jadi cepat.

Saya sendiri bukanlah penggemar sate, apalagi sate ayam. Tapi di sini, saya jadi enak makan sate. Dagingnya terasa lembut, dan bumbunya meresap sampai ke dalam. Aromanya juga wangi.

Sayangnya saya tidak sanggup menghabiskannya. Bukan karena tidak enak, tapi karena porsinya banyak. Baik satenya maupun lontongnya. Akhirnya, dibantu Rara dan Amal untuk menghabiskannya. Alhamdulillah nggak mubazir. 

Sate Ayam H.Ishak Pasar Lama Kota Tangerang

Sate Ayam H.Ishak Pasar Lama Kota Tangerang



Harga sate ayam H. Ishak Rp 25.000 per porsi. Satenya 10 tusuk, sudah sama lontong. Jadi, uang jajan saya masih sisa Rp 25.000. Saya belikan air mineral 3000, sisanya beli Bola Ubi Rp 10.000 (10 bola). Masih sisa 17.000 hehe. Dengan uang segitu sudah kenyang jajan di Pasar Lama. Murah meriah dan enak.

Apa kabar teman-teman yang lain? Mereka jajan apa?

Seperti yang saya sebutkan di awal tulisan ini, aneka makanan dijual di Pasar Lama. Mau makanan jadul hingga kekinian ada. Makanan khas Nusantara maupun internasional juga ada. Tinggal pilih saja sesuai selera.  



Dari cerita teman-teman, mereka mencicipi berbagai macam kuliner. Seperti Cory, dia makan Bakso Mas Gino, Coklat Pisang Milo, Lemon Sprite, hingga Sate Ayam Teriyaki. Valka jajan Sate Taichan dan Cumi Bakar. Lia makan Pempek Bakar dan Bubur Kepiting. Linda makan Soto Ayam Santan. Tami makan Nasi Goreng Ati Ampela dan minum Kopi Belitung. Bu Denik makan Bubur Selada. Neng beli Lumpia Basah dan Bakso. 

Nah itu tadi baru 6 orang yang cerita tentang makanan-makanan yang mereka beli. Yang lain saya tidak tahu jajan apa saja. Pastinya beda-beda karena di kawasan kuliner Pasar Lama ini ada banyak sekali jenis jajanan yang bisa dibeli. 



Saya dengar nih ya, di kawasan kuliner Pasar Lama ini juga ada yang jual makanan ekstrem, yaitu olahan ular dan biawak. Wow baru dengar namanya saja saya sudah ngeri, apalagi makannya. Saya tidak tahu di sebelah mana penjualnya. Tampaknya bukan di tempat kami makan kemarin karena tidak melihat ada tenda/gerobak dengan nama-nama makanan seperti itu. Buat pencinta kuliner ekstrem, coba saja ke Pasar Lama ini kalau mau mencicipi menu ular dan biawak hehe.

Kelar makan sate, perut kenyang. Pingin sih jalan-jalan lagi, liat-liat kuliner lainnya. Tapi kami masih ada acara lain di pusat pemerintahan Kota Tangerang yaitu menyaksikan pertunjukan musik di lokasi pagelaran Festival Budaya Nusantara. Jadi, acara kulinernya kami sudahi. 

Kalau dibilang puas, tentu belum puas. Karena masih banyak kuliner yang belum saya coba. Rencananya saya ingin datang lagi ke sini, ajak keluarga kulineran di akhir pekan, atau di hari libur lainnya. Pasti tak kalah seru dan mengasyikan. 



Kegiatan city tour Sabtu malam kami tutup dengan nonton band di panggung pertunjukan tempat Festival Budaya Nusantara yang akan dibuka pada keesokan harinya, Minggu (11/11/2018). Masyarakat Kota Tangerang yang menyaksikan ternyata ramai. Dari anak-anak, remaja, hingga yang tua dan dewasa, semua kumpul di lapangan. 

Kami tidak nonton musik sampai pertunjukan usai. Kami cepat pulang, karena ingin istirahat lebih cepat, sebab Minggu pagi sudah ditunggu oleh bermacam kegiatan yang akan dilaksanakan seharian. 



Alhamdulillah kembali ke Hotel Kyriad dengan senang. Bawa pulang kenangan dari jalan-jalan malam di Pasar Lama Kota Tangerang.

Ada yang ingin tahu kegiatan City Tour kami di hari Minggu (11/11/2018)? Tunggu tulisan berikutnya ya. Saya akan cerita tentang sejumlah destinasi wisata yang ada di Kota Tangerang. Mulai dari taman-taman tematik, cagar budaya, wisata sungai, hingga kuliner khas. 

Oh, ya. Buat wisatawan yang ingin menggoyang lidah di Pasar Lama, kawasan ini disebut juga dengan  Pecinan-nya Kota Tangerang. Disebut Pecinan karena sejumlah bangunan yang ada bergaya Tionghoa keturunan. 

Pasar Lama Tangerang
Jl. Ki Samaun, Kecamatan Tangerang, Sukasari, Kec. Tangerang, Kota Tangerang, Banten 15810
Buka mulai pukul 15.00 sampai tengah malam. 


Salam Pariwisata! 

Festival Budaya Nusantara 2 - Kota Tangerang

Tonton juga cerita kulineran di Pasar Lama ini dalam video yang saya upload di channel youtube saya berikut ini:

Talkshow ‘Famtrip Generasi Milenial Jelajah Pariwisata Kota Tangerang’ di Hotel Kyriad Airport Tangerang

City Tour Disbudpar Kota Tangerang - Selama dua hari sejak Sabtu (10/11/2018) hingga Minggu (11/11/2018) saya berada di Kota Tangerang untuk mengikuti kegiatan Festival Budaya Nusantara 2018. Saya hadir memenuhi undangan dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tangerang sebagai narasumber Talkshow Travel Blog, sekaligus jadi peserta famtrip bertema ‘Famtrip Generasi Milenial Jelajah Pariwisata Kota Tangerang”. 

Ibu H. Raden Rina Hernaningsih, S.H, M.H Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tangerang bersama narasumber Talkshow Teguh Sudarisman (Travel Vlog & Fotografi), Katerina (Travel Blogger) dan peserta Famtrip Generasi Milenial Jelajah Pariwisata Kota Tangerang

Festival Budaya Nusantara merupakan festival tahunan yang diselenggarakan oleh Disbudpar Kota Tangerang. Tahun ini merupakan gelaran yang ke-2, dan akan berlangsung selama 5 hari, mulai tanggal 11 – 15 Nopember 2018. Kegiatan festival diisi dengan beragam lomba, diawali dengan pembukaan dan parade budaya, dilanjutkan dengan berbagai kegiatan lomba, serta akan ditutup dengan kehadiran pelawak Aziz Gagap dan penyanyi Dewi Gita. 

Pembukaan festival dilaksanakan pada hari Minggu (11/11/2018), namun untuk kegiatan talkshow dan famtrip sudah dimulai sejak Sabtu (10/11/2018). Untuk dua kegiatan ini, disbudpar Kota Tangerang mengundang para blogger, vlogger, media, dan perwakilan dari komunitas Genpi se-provinsi Banten. 

Jumlah peserta famtrip terbilang banyak, kurang lebih 50 orang. Untuk blogger dan vlogger tercatat ada 15 orang. Sisanya media dan Genpi. Rekan-rekan blogger yang hadir di antaranya Winda Puspita (Tangsel), Cory (Tangsel), Linda (Jakarta), Afni (Tangerang), Nuty Laraswaty (Bekasi), Valka (Jakarta), Evrina (Blogger), Kurnia Amelia (Tangsel), Rachmanita (Tangsel), Utami (Tangsel).

Sedangkan dalam deretan nama-nama vlogger ada Riyardi Arisman (Depok), Kairul Leon (Bogor), Veronika (Jakarta), Yesi (Tangerang), dan Ratna Aulia (Jakarta).

Ibu Eneng Nurcahyati, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Banten bersama peserta famtrip

Undangan jadi narasumber talkshow saya terima sekitar 3 minggu sebelum kegiatan berlangsung. Kebetulan sedang tidak ada jadwal, dan pada dasarnya memang sangat tertarik dengan kegiatan yang akan dilaksanakan, maka undangan tersebut langsung saya terima. Kapan lagi menjelajah Kota Tangerang bersama teman-teman blogger dan vlogger yang saya kenal kalau bukan sekarang.

Menurut informasi dari Ulfa (tim panitia event), topik yang akan diperbincangkan oleh saya dalam talkshow adalah seputar dunia travel blogging. Topik ini berkaitan dengan kegiatan famtrip yang bertujuan untuk membekali para peserta dalam mengenali potensi wisata Kota Tangerang, dan kemudian menginformasikannya lewat blog dan sosial media.

Nah, meskipun bentuk acaranya talkshow, bukan workshop, saya tetap menyiapkan materi presentasi.

Baca juga: Kampung Bekelir Destinasi Digital di Kota Tangerang

Jadi narasumber bareng sosok-sosok keren ini:  Ibu Rina Kadisbudpar Kota Tangerang, Bapak Rizal Kabid Promosi Pariwisata Kota Tangerang,  dan Mas Teguh Sudarisman

Menjadi pembicara di hadapan para generasi milenial yang sudah melek dengan berbagai kecanggihan teknologi dan sudah terbiasa dengan kegiatan berbagi informasi lewat sosial media, menjadi tantangan tersendiri buat saya. Bisa jadi peserta talkshow adalah para netijen yang lebih cerdas dan pintar daripada saya dalam hal menginformasikan kegiatan pariwisata.

Oleh karena itu saya merasa harus menyampaikan sesuatu yang berbeda, kalau bisa sesuatu yang belum mereka ketahui. Pokoknya sesuatu yang khas dari saya, semacam tips rahasia menjadi travel blogger sukses ala travelerien (PD banget ya sebut diri sukses 😂). 

Menurut Ulfa, para pembicara talkshow terdiri dari Ibu Eneng Nurcahyati Kadispar Provinsi Banten, Ibu H. Raden Rina Hernaningsih, S.H, M.H Kadisbudpar Kota Tangerang, saya (travel blogger), dan narasumber lainnya dari kemenpar (influencer/vlogger). Namun, jelang hari H, narasumber dari kementrian pariwisata berhalangan hadir. Akhirnya saya merekomendasikan Mas Teguh Sudarisman sebagai pengganti. Alhamdulillah pihak disbudpar langsung menyambut dan sangat setuju Mas Teguh menggantikan narasumber yang berhalangan.

Bagi saya, Mas Teguh Sudarisman adalah guru, dan beliau sudah memiliki jam terbang sangat tinggi dalam hal pelatihan menulis, fotografi, dan video. Sudah ratusan workshop yang dibuatnya hingga saat ini.  

Hotel Kyriad Airport Tangerang

Sabtu siang (10/11/2018), kami berkumpul di Hotel Kyriad Airport Tangerang. Hotel ini jadi tempat kami menginap selama 2 hari 1 malam mengikuti kegiatan famtrip Jelajah Pariwisata Kota Tangerang. Kami berangkat dari kota masing-masing. Beberapa teman blogger dan vlogger yang tinggal di Bekasi, Bogor, Jakarta dan Depok, menggunakan kereta untuk mencapai Tangerang. Moda transportasi satu ini memang jadi andalan, stasiunnya pun berada di tengah kota.  

Hotel Kyriad adalah Hotel bintang 3 yang berlokasi di Jalan Marsekal Suryadarma No. 1, Neglasari. Saya berangkat dari BSD jam 10, tiba jam di hotel 11.10 WIB. Saya kira datang paling cepat, ternyata ada Amel yang sudah tiba sejak jam 9 pagi. Luar biasa, saking semangatnya mau ikut famtrip dan talkshow! 😄

Media dan perwakilan Genpi se-Banten pun berdatangan. Ada yang mewakili Genpi Lebak, Genpi Serang, Genpi Kota Cilegon, Genpi Kota Tangerang, dan lainnya. Senangnya nih, kegiatan ini akhirnya mempertemukan saya dengan Kang Yasin, sosok yang dikenal sebagai penasehat pengurus Genpi Banten. Selain itu, saya juga berkenalan dengan para Kang dan Nong Banten, serta Kang dan Nong Kota Tangerang.
Baca juga: Seba Baduy, Amanat Leluhur yang Masih Dijunjung
Rekan-rekan peserta Famtrip Generasi Milenial Jelajah Pariwisata Kota Tangerang

Rekan-rekan peserta Famtrip Generasi Milenial Jelajah Pariwisata Kota Tangerang

Kang Yasin dan Marisca dari Genpi Banten

Blogger Kompasiana turut hadir jadi peserta Rekan-rekan peserta Famtrip Generasi Milenial Jelajah Pariwisata Kota Tangerang

Kegiatan talkshow bertempat di ruang meeting Seruni Hotel Kyriad. Acara dimulai pukul 13.00 WIB. Peserta sudah kumpul, begitu juga dengan para narasumber. Hanya bunda Eneng yang belum, beliau masih dalam perjalanan dari TMII menuju Kyriad. Menurut informasi, kemungkinan jam 3 sore baru tiba. Masih lama jika ditunggu.

Nah, karena Ibu Rina kadisbupar Kota Tangerang sudah hadir, begitu juga Bapak Rizal Kabid Promosi Pariwisata Kota Tangerang, maka acara pun langsung dimulai. 

Dalam sambutannya, Ibu Rina mengatakan bahwa kegiatan famtrip ini digelar untuk memberikan ruang dan kesempatan kepada para blogger, vlogger, media, dan genpi untuk mengeksplorasi pariwisata yang disediakan Kota Tangerang.

“Para peserta akan diberikan materi terlebih dahulu melalui talkshow ini, dan untuk selanjutnya diharapkan para peserta bisa membantu mempromosikan pariwisata Kota Tangerang ke kancah nasional, bahkan dunia,” ujar Ibu Rina.

Pembukaan Famtrip Jelajah Parisiwata Kota Tangerang oleh Ibu H. Raden Rina Hernaningsih, S.H, M.H, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tangerang

Usai memberikan kata sambutan dan pesan-pesan pariwisata kepada seluruh peserta, Ibu Rina meresmikan pembukaan ‘Famtrip Jelajah Pariwisata Kota Tangerang’. Pembukaan ditandai dengan mengetuk mikropon sebanyak 3x. Nggak ada gong, mic pun jadi 😄

Selanjutnya, Ibu Rina pamit meninggalkan acara karena masih ada acara lain yang harus dihadiri. Beliau mempersilakan talkshow dilanjutkan. Sebelum beliau keluar ruangan, kami diajak foto bersama.

Sementara itu, Bunda Eneng masih dalam perjalanan menuju Hotel Kyriad. Acara selanjutnya sharing tips travel blog dan vlog.  



Tak lama setelah Ibu Rina meninggalkan ruangan, teman-teman peserta talkshow diajak coffee break dulu. Menikmati sajian jelang sore supaya jadi semangat dan segar lagi, sehingga bisa menyimak materi yang akan kami sampaikan. 

Sesi sharing yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba. 

Acara dipandu oleh Keke sebagai moderator. Talkshow diawali oleh Mas Teguh Sudarisman yang berbagi tips tentang travel vlog dan fotografi. 

Seperti yang sudah saya dan kawan-kawan blogger ketahui bersama, karir penulisan Mas Teguh sudah dimulai sejak lama. Beliau adalah travel blogger, penulis buku, penulis di majalah-majalah dalam pesawat, fotografer, vlogger, dan tentunya pelatih kepenulisan yang sudah mumpuni. Ratusan workshop telah diadakannya di berbagai tempat di Indonesia, dan telah dihadiri oleh ribuan peserta. Ilmu yang diajarkannya memang banyak diminati, tak heran bila kehadirannya selalu dinanti oleh para netijen yang haus ilmu menulis dan fotografi, khususnya yang bertema travel. 

Talkshow Travel Blogging

Lain Mas Teguh, lain pula saya. Bila Mas Teguh dapat berbagi cerita dan pengalaman dengan lancar tanpa teks, saya malah sebaliknya. Pakai laptop, buka file presentasi, dan bicara mengikuti bahan yang sudah saya siapkan.

Ada yang penasaran dengan materi yang saya sampaikan? Perlu ditulis di sini nggak? Kapan-kapan saja ya 😃

Pada intinya, saya berbagi pengalaman selama menjadi blogger sejak tahun 2008 dan khususnya tentang kegiatan menulis cerita perjalanan yang saya lakoni mulai tahun 2012 sampai dengan sekarang. Saya tidak berbagi ilmu SEO atau pun cara-cara mendulang trafik melalui trik-trik ngeblog ala pakar SEO. Saya berbagi cerita tentang tips-tips menjadi travel blogger yang bahagia 😊

Bahwa, menjadi travel blogger itu karena passion saya ada di situ. Ada ketulusan dan keikhlasan di dalamnya. Ada konten dan konsisten yang menjadi kunci, bila ingin sukses dengan hobi yang dijalani dengan hati.

Mau saya ceritakan lebih detail dan panjang? Nantikan saya pada workshop berikutnya 😄



Bunda Eneng akhirnya tiba ketika sesi travel blog dari saya hampir selesai. Kehadiran beliau disambut gembira oleh para peserta.

"Yeay bunda datang..."
"Akhirnya bunda datang..."

Ucapan-ucapan itu terdengar dari deretan bangku peserta. Pertanda kehadiran bunda Eneng memang sudah dinanti-nantikan.

Segera setelah sesi sharing dari saya selesai, bunda langsung berdiri dan memberikan sambutannya. Beliau sangat mengapresiasi kehadiran para peserta, baik dari Kota Tangerang sendiri, maupun dari kota-kota jauh di luar Banten seperti Bekasi, Bogor, dan Jakarta. Bunda Eneng sangat berharap, para netijen yang ikut serta famtrip dapat menginformasikan berbagai kegiatan pariwisata dengan baik dan elegan. Bila ada kekurangan, sampaikan dengan cara yang positif sehingga bisa jadi bahan masukan buat pihak terkait.

Talkshow bareng Ibu Eneng Nurcahyati, Kadispar Provinsi Banten 

Bunda Eneng sangat mendukung kegiatan talkshow dan workshop travel blog / vlog yang diselenggarakan oleh disbudpar Kota Tangerang di acara famtrip ini. Menurut beliau, tips dan trik menulis sangat diperlukan supaya netijen dapat menguasai cara membuat konten yang berkualitas, sehingga informasi pariwisata bisa disampaikan dengan baik dan dapat diterima dengan baik pula oleh masyarakat yang akan berwisata.

Kehadiran bunda Eneng membuat acara talkshow makin seru, apalagi saat bunda mulai bagi-bagi hadiah lewat kuis-kuis yang dibuatnya. Bunda menguji pengetahuan peserta dengan pertanyaan-pertanyaan seputar destinasi yang ada di Banten dan Kota Tangerang.

Otomatis, sesi kuis ini bikin peserta heboh, suasana pun jadi riuh. Banyak bingkisan yang dibagikan, pemenangnya didominasi oleh vlogger dan blogger luar Banten. Kenapa luar Banten? Karena yang boleh ikut kuis memang hanya mereka yang datang dari luar Banten. Rupanya bunda ingin tahu sejauh mana netijen luar Banten mengenal Parwisata Banten 😄

Seru!

Evrina (blogger) menerima hadiah dari Bunda Eneng (Kadispar Provinsi Banten)

Khairul Leon (Vlogger) juga dapat bingkisan nih

Horeee pada dapat hadiah dari Bunda Eneng

Foto bareng narasumber dulu ya Amel 😃

Acara talkshow berakhir sekitar pukul 17:00 WIB, maka usai sudah kegiatan pertama di hari pertama famtrip. Selanjutnya, seluruh peserta famtrip check-in kamar, menaruh barang, dan langsung berangkat menggunakan bus ke Pasar Lama Kota Tangerang untuk mengikuti kegiatan kuliner malam.

Saya sangat berterima kasih kepada Disbudpar Kota Tangerang yang telah memberikan saya kesempatan untuk bergabung dalam kegiatan Festival Budaya Nusantara ke-2 Kota Tangerang tahun ini, baik sebagai peserta famtrip, maupun sebagai narasumber talkshow travel blog.

Talkshow ini menjadi pengalaman berharga untuk saya sebagai travel blogger. Semoga sedikit ilmu dan pengalaman yang saya bagikan, bisa bermanfaat untuk seluruh peserta. Bila ada kesempatan lagi dengan durasi yang lebih panjang, insha Allah saya akan berbagi kembali melalui kegiatan workshop.

Semoga pariwisata Kota Tangerang makin maju, dikenal luas oleh nasional maupun dunia, dan kunjungan wisatawan semakin meningkat.

Salam pariwisata!





Video talkshow dan pembukaan kegiatan famtrip Jelajah Kota Tangerang bisa ditonton di channel Youtube Tangerang TV berikut ini: