Tampilkan postingan dengan label boutique hotel. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label boutique hotel. Tampilkan semua postingan

Inspirasi dari Sandalwood Boutique Hotel


Merayakan Sukacita dan Memetik Inspirasi dari Sandalwood Boutique Hotel

Inspirasi dan semangat untuk berkarya, berbagi sukacita, atau pun untuk kehidupan yang semakin baik bersama orang-orang terkasih, bisa hadir kapan saja mengisi jiwa. Kali ini saya mendapatkannya saat liburan singkat di Sandalwood Boutique Hotel pada 23-25 Februari 2018 lalu. Liburan terencana tanpa ekspektasi berlebihan, juga tanpa ada preferensi selain mengajak keluarga bersama-sama menghabiskan akhir pekan selama 3 hari 2 malam di Lembang yang berjarak kurang lebih 166 kilometer dari Jakarta.

Sandalwood Boutique Hotel - Lembang Bandung
Sandalwood Boutique Hotel - Lembang Bandung

Liburan Santai


Hari Jumat saya pilih sebagai waktu yang cocok untuk memulai perjalanan berkendara mobil dari BSD Tangsel menuju Lembang, Bandung. Hari di mana anak-anak pulang sekolah lebih cepat dari biasanya. Jadwalnya jam 3 sore sudah berangkat biar nggak terlalu malam sampai Bandung. Tapi suami baru balik ke rumah jam 4 sore. Mandi dan salat dulu. Jam 5 baru berangkat. Sudah kesorean tapi tak apa. Namanya juga mau liburan santai, nikmati saja tanpa panik. Toh nggak ada yang dikejar.

Kepadatan jalan tol di akhir pekan membuat perjalanan menuju Bandung jadi lebih lama. Karena sudah biasa dengan kondisi seperti itu, kami tidak kaget. Anak-anak pun bisa diajak tenang. Ada sesekali Humayra tampak tak sabar ingin lekas sampai. Saya coba memberinya penjelasan bahwa untuk mencapai tujuan nggak melulu jalannya lancar tanpa kendala. Kesayanganku ini akhirnya mau ngerti. Setelah tenang, dia mulai asik lagi sambil nyanyi-nyanyi mengikuti lagu di radio. Sesekali ia menggoda neneknya yang terkantuk-kantuk. Sedangkan Alief, abangnya, sibuk ngemil. Di sebelahku, suami tetap menyetir dengan hati-hati.

Liburan Keluarga di Sandalwood Boutique Hotel
Liburan Keluarga di Sandalwood Boutique Hotel

Hujan Sepanjang Jalan, Bawa Ceria Sampai Lembang

Hujan turun berjam-jam, jalanan macet. Sedikit rasa lapar menerbitkan keinginan untuk makan malam sesi kedua. Semua mewarnai perjalanan selama hampir 6 jam. 2 kali lipat dari waktu normal. Kami mengikuti rute menuju Lembang lewat jalan pintas yang disarankan Google. Sesekali jalannya sepi, gelap, dan sempit. Kadang naik dan turun tanjakan. Berasa nyasar, padahal tidak.

Sampai di titik lokasi tujuan kami berhenti. Hampir jam 11 malam saat itu. Tak saya lihat ada penampakan gedung hotel yang tinggi. Adanya rumah besar bertingkat dua, bergaya country. Beberapa mobil tampak terparkir di halaman depannya yang luas. Di tengah keraguan itu, tiba-tiba Humayra menunjuk ke arah pagar, sambil berkata: “Itu ada tulisan Sandalwood, Ma!” Spontan kami menoleh ke tulisan yang ditunjuknya. Dalam suasana malam yang temaram, nama hotel terbaca. Alhamdulillah tak salah alamat.

Di bawah gerimis yang menyambut basah, seorang petugas jaga menyongsong kedatangan, menjemput kami pakai payung. Diantarnya kami sampai masuk hotel, bertemu seorang bapak berjas rapi di meja resepsionis yang langsung menyapa kami dengan salam penuh keramahan. Dipersilakannya anak-anak, suami, dan ibu duduk di ruang tunggu. Kemudian baru melayani saya check-in. Beliau sempat bercerita, katanya masih ada beberapa tamu lain dari Jakarta yang masih dalam perjalanan menuju hotel. Dari situ saya jadi tahu, ternyata kami bukan satu-satunya tamu yang datang kemalaman.

Baca juga: Sandalwood Hotel dan Ingatan Rumah Cowboy di Masa Kecil


Sandalwood Boutique Hotel - Country House
Sandalwood Boutique Hotel - Country House
  
boutique hotel
Di depan pintu masuk Sandalwood Boutique Hotel

Rosewood Family Suite, Feels Like a Royalty
 

Saat pertama tiba di Sandalwood, tampak depan hotel tidak memperlihatkan adanya gedung lain di belakangnya. Ruang resepsionis tempat saya check-in berada paling depan, menyatu dengan Kafe Savannah in Woodlands. Sedangkan lantai dua menjadi tempat tinggal keluarga Om Billy Mamola, owner Sandalwood yang juga founder tempat wisata berkuda De Ranch. Nah, di belakang rumah besar inilah gedung-gedung hotel berada. Di sini ada 3 gedung dengan 30 kamar yang terdiri dari 5 tipe kamar yaitu deluxe, junior suite, family suite, royal suite, dan royal suite jasmine.

Kami diantar ke kamar yang terletak di gedung ke 2. Kamar yang kami tempati tipe royal suite, namanya Rosewood. Dalam kamar family suite seluas 60m2 ini terdapat dua king sized bed. Pas untuk kami berlima. Ibu, saya dan Humayra bisa satu bed bertiga. Sedangkan suami dan Alief berdua. Luas kamarnya bikin kagum. Meski sudah ditempati berlima, masih leluasa. Kalau tambah 3 orang lagi, plus 1 king sized bed lagi pun masih muat.
Kamar kami ini namanya Rosewood - Family Room tipe Royal Suite

Terdapat lemari penyimpanan yang banyak, TV kabel, lemari pakaian berukuran besar, standing mirror, meja konsol menghadap kolam renang, kursi baca yang empuk. Kamar mandi shower dengan peralatan mandi yang lengkap termasuk hair dryer. Handuk tersedia mulai dari ukuran besar dan kecil. Masing-masing kami dapat 2 handuk dengan 2 ukuran. Gelas, mug Sandalwood, piring, sendok, dan teko listrik untuk membuat minuman, lengkap dengan gula, teh, dan kopi. Internet gratisnya lancar. Oh ya, di dalam lemari terdapat piyama, deposite box, dan 4 pasang sandal hotel.

Rosewood room sangat menyenangkan dari segi luas, juga dari segi desain dan dekorasi. Bergaya vintage dan shabby chic, menawarkan keindahan sekaligus kenyamanan. Malam itu, karena sudah larut, kami tak punya keinginan lain selain lekas bersih-bersih badan, salat, lalu tidur. Tidur dalam hangatnya kebersamaan meski Lembang memeluk erat dengan udara malamnya yang sangat dingin.
 


Rosewood - Royal Suite Sandalwood Boutique Hotel
Rosewood - Royal Suite Sandalwood Boutique Hotel

Semangat Pagi di Tengah Dinginnya Udara Lembang
Udara di kamar sejuk sepanjang waktu walau tanpa AC. Malam hingga pagi hari, suhu jadi lebih dingin. Itu di dalam kamar, di luar lebih dingin lagi. Buat yang tidak biasa seperti saya, badan jadi menggigil. Usai salat Subuh rasanya ingin meringkuk lagi di kasur. Tapi anak-anak malah semangat bangun. Humayra bolak-balik mengintip kolam renang di samping kamar. Ia mengajak keluar. Sepagi itu ia ingin bermain air. Tapi saya bilang ke dia, kalau mau berenang harus makan dulu. Biar perut aman. Semua setuju.

Kamar Rosewood kami berada di lantai dasar gedung ke-2. Sedangkan Pine Restoran yang jadi tempat makan terletak di gedung ke-3. Terpisah oleh kolam renang dan taman yang dinaungi oleh pohon-pohon pinus. Restorannya berada di lantai 3. Naiknya lewat tangga. Tidak ada lift. Di Sandalwood, semua lantai atas hanya bisa diakses pakai tangga. Lantai tertinggi hanya sampai 4. Tidak terlalu tinggi. Kalau jalan kaki naik turun tangga masih aman. Asal tidak tiap saat saja hehe. Apalagi buat ibu saya yang sudah tua.



Santai pagi di teras kamar


Kehangatan di tengah dinginnya udara Lembang

Konsep boutique hotel yang dipakai membuat Sandalwood tampil beda dari tipikal hotel pada umumnya. Perbedaan paling nyata terlihat pada desain interior dan dekorasinya. Dan menurut saya, hotel geulis yang memiliki view langsung ke Gunung Tangkuban perahu ini lebih cocok disebut rumah liburan. Suasana berliburnya dapet banget.

Tata dekorasi yang ciamik, membuat Sandalwood punya banyak sudut menarik. Bikin diri jadi ingin berpose dan berfoto di mana-mana. Contohnya bisa dilihat di sepanjang sisi tangga yang dihiasi jejeran frame berisi kata-kata bermakna tentang cinta, keluarga, dan hidup. Membacanya bikin jadi tersemangati dan terinspirasi, meski dibaca berulangkali saat bolak-balik turun naik tangga. Sederhana, tapi bikin merenung, lalu ada efek positif buat pikiran. Perasaan jadi happy. Mood jadi baik.



Dekorasi manis di tangga 😍


Love You - Love What You Do


Sarapan Kuliner Khas Bandung di Pine Restoran 
 Ada kisah yang saya dengar tentang gedung ke-3, tempat Pine Restoran berada. Dulunya, lokasi gedung ini adalah kandang kuda milik Om Billy. 26 tahun lalu, dekat kandang kuda ini pula Om Billy menanam pohon-pohon pinus. Kini pinus-pinus itu tumbuh tinggi di sisi kandang kuda yang kini sudah menjelma gedung besar yang di dalamnya terdapat restoran, kantor, ruang meeting, dan kamar hotel. Sedangkan kuda-kuda, ditempatkan di De Ranch yang berlokasi tak jauh dari Sandalwood. Kebanyakan orang mungkin sudah tahu De Ranch itu tempat wisata berkuda. Foundernya adalah Om Billy, owner Sandalwood yang pernah meraih gelar sebagai Master of Indonesian Horsemanship.

Pine Restoran juga punya cerita sendiri kenapa ditempatkan di gedung ke-3. Karena sang owner melihat lokasi inilah yang memungkinkan restoran punya pemandangan ke segala penjuru. Menyenangkan rasa ketika sebuah resto lebih dari sekedar tempat bersantap. Dari tempat ini saya bisa menikmati indahnya panorama pegunungan dan bukit-bukit berkabut, merasakan hangat mentari pagi yang cahayanya menembus jendela-jendela kaca di sisi timur, menyaksikan pemandangan desa-desa di kejauhan dengan rumah-rumah yang hanya terlihat atapnya, dan tentunya menghirup udara segar dari sisi barat resto yang terbuka menghadap ke hutan pinus kecil Sandalwood.


Baca juga: Sinar Mentari Menemani Bersantap Pagi di Pine Restoran


Pine Restoran Sandalwood Boutique Hotel


Pine Restoran - Kebersamaan 💗

Restoran menyajikan variasi menu yang faktanya disenangi oleh seluruh keluarga saya. Anak-anak, terutama si bungsu Humayra, menyukai apapun yang ia pilih untuk dimakan.


Yang membuat saya bahagia, di sini tersaji Mie Kocok Bandung kesukaan. Kalau sudah ada menu satu ini, yang lain lewat. Bahkan saat sarapan di keesokan hari, Mie Kocok Bandung tetap saya jadikan pilihan prioritas untuk sarapan.

Selain mie kocok, saya juga tidak melewatkan Serabi Bandung. Gorengan pisang, bakwan, dan combro juga jadi favorit. Satu lagi yang harus saya sebut: Jamu. Ya, bagi saya minuman tradisional ini terbaik dari segala minuman yang ada. Terlebih, menurut Tante Nila istri Om Billy yang pagi itu menyapa saya yang sedang sarapan, jamu itu dibuat sendiri dari bahan-bahan alami. Disajikan segar untuk semua tamu Sandalwood. Sehat!



Makanan di Pine Restoran
Mie Kocok Bandung kesukaan


Menu sarapan lainnya seperti lontong sayur, nasi uduk, bubur ayam, bubur kacang hijau ketan hitam, spaghetti, aneka pastry, sereal, omelet, nasi putih dengan beberapa olahan lauk, buah2an potong, pudding, dan masih banyak lagi lainnya yang tidak dapat saya ingat semuanya, bisa dipilih sendiri sesuai selera.

Favorit suami lontong sayur, Humayra doyan bubur ayamnya, spaghetti nggak absen dari menu pilihan Alief, kalau ibu tidak memfavoritkan 1 macam makanan karena baginya semua makanan adalah enak selama dinikmati dengan suasana hati yang senang. Ibu memang top 😃



Jamu dan cemilan-cemilan khas


Kebersamaan 💗

Sabtu Santai Beraktivitas Suka-suka 
 

Mungkin kami terlalu santai selama sarapan. Terlena dengan suasana, sampai tidak sadar sudah jam 10-an. Sebenarnya, karena saya sangat suka berlama-lama duduk di sisi timur resto. Kami makan di sana saat cahaya matahari pagi menembus jendela kaca. Sinarnya jatuh mengenai kami, makanan di meja, dan apapun yang dilewati tanpa penghalang. 


Usai makan kami pindah duduk ke sisi barat yang terbuka, menghadap taman hotel yang sejuk oleh pohon-pohon pinus. Ngobrol di sana sambil membincangkan apa saja. Foto suka-suka berlatar tulisan-tulisan dan dekorasi. Lalu, ketika obrolan mereda, pandangan sama-sama tertuju ke kolam renang, Humayra mulai teringat dengan keinginannya untuk berenang. Saat itulah acara duduk-duduk di resto bubar.

Sabtu pagi sinar matahari bersinar terang. Taman Sandalwood dan kolam renang berlimpah cahaya. Hari yang benderang buat bersenang-senang di luar kamar. Anak-anak berenang di kolam yang jaraknya sekitar 10 langkah saja dari pintu kamar. Ibu duduk-duduk santai di bangku pinggir kolam, memperhatikan Humayra yang sendirian menguasai kolam. Sedang sepi. Oh, maksud saya ramainya sudah lewat, beberapa waktu sebelumnya.



Si cantik bersantai di pinggir kolam


Santai

Saya dan suami baru saja jalan kaki di bawah pohon-pohon pinus ketika Humayra memanggil. Ternyata dia cuma mau lapor kalau renangnya udahan. Katanya dingin. Tumben. Biasanya bisa berjam-jam. Ah iya, ternyata air kolam penyebabnya. 


Siapapun tahu, Lembang itu udaranya sejuk, bahkan cenderung terlalu dingin untuk ukuran kami orang pinggiran Jakarta yang suhu udaranya terbiasa panas. Maka, air kolam renang yang menggunakan air dari sumur resapan ini tergolong sangat dingin. Pantesan Humayra tidak tahan. Dia lari masuk kamar, mandi air hangat, pakai baju hangat, minta susu, lalu tidur 😃


Sandalwood Boutique Hotel

Rumah Cowboy

Seperti yang saya ceritakan sebelumnya, Sandalwood ini kan hotel berkonsep boutique. Tipikalnya beda dari hotel pada umumnya, terutama dari segi aristektur dan desain interior. Hal ini bisa terlihat sejak pertama kali tiba. Mulai dari rumah depan yang bergaya country, kafe bak ruang galeri, kamar-kamar modern bergaya shabby chic, hingga dekorasi-dekorasi cantik yang menghiasi seluruh hotel.

Bicara rumah country, tampak ada kaitannya dengan sang pemilik. Om Billy memiliki kecintaan yang besar terhadap kuda sejak ia kecil.

Dunia kuda membuat ingatan saya terlempar ke masa lalu, pada kenangan saat kecil. Kenangan tentang film cowboy yang saya tonton di televisi hitam putih. Dalan benak saya; Kuda dan penunggang kuda identik dengan rumah bergaya country. Maka, Sandalwood itu bagi saya sempurna.

Sandalwood Boutique Hotel


Sandalwood Boutique Hotel


Di ruang resepsionis ada pojok cowboy. Demikian saya menyebutnya.

Foto Om Billy saat muda terpampang gagah sedang menunggang kuda. Di situ ada aneka topi cowboy, belt, boot, dan pelana. Properti ini boleh dipakai buat berfoto. Kami pun mencobanya.

Foto Om Billy sedang menunggang kuda juga saya jumpai di ruang tunggu, lorong-lorong hotel, kafe, dan masih banyak tempat lainnya. Selain dalam bentuk foto, juga ada dalam bentuk lukisan. Dari situ saya sudah bisa menebak siapa beliau. So, rumah country ini memang sesuai dengan identitas pemiliknya.

Oh ya, kalau mau wisata berkuda di De Ranch, sebetulnya dekat dari Sandalwood. Tapi kali ini kami tidak melakukan aktivitas di luar hotel. Semua kompak ingin leyeh-leyeh di hotel. Baiklaaaah 😃



Billy Mamola dan kudanya dalam bingkai foto


Billy Mamola dan kudanya dalam lukisan

Kamar-kamar Nyaman dan Cantik 
 

Sabtu siang saya dan keluarga mencoba kulineran di luar hotel. Kami direkomendasikan ke sebuah warung sate. Sebenarnya bisa sih jalan kaki, nggak sampai 50 meter jaraknya. Tapi karena siang itu hujan, jadinya pakai mobil. 


Usai makan kami langsung balik ke hotel. Anak-anak dan ibu ingin santai di kamar. Saya dan suami keliling hotel, mau lihat-lihat kamar. Sebab katanya, 30 kamar yang ada di Sandalwood itu isinya nggak ada yang sama. Saya penasaran.

Sepanjang siang hingga jelang sore saya dan suami melihat beberapa kamar yang ada di gedung 1 hingga 3. Kebetulan ada yang ajak, jadi bisa leluasa. Siapa dia? Sebut saja namanya Rizal *lol. Kalau secara mandiri belum tentu bisa, karena kamar hotel itu kan pribadi banget, bukan asal dikunjungi layaknya tempat wisata yang terbuka untuk umum, meskipun kita sedang jadi tamu hotel.


Untuk melihat kamar-kamar di Sandalwood Hotel, bisa buka postingan saya yang satu ini: Kamar-Kamar Cantik dan Unik di Sandalwood Boutique Hotel.


Kamar-kamar cantik yang sempat saya lihat secara langsung selama berada di hotel

Kami melihat beberapa kamar di gedung 1 hingga gedung 3.

Secara ukuran, masing-masing tipe kamar memang punya ukuran yang sama. Yang membedakan adalah isinya seperti dekorasi, warna, dan model perabotan. Tidak seragam seperti kamar-kamar hotel pada umumnya.

Misal kamar Rosewood yang saya tempati bernuansa biru lembut, sprei motif bunga, karpet bulu warna perak, gordennya hijau muda, meja konsolnya putih panjang, cerminnya berdiri, lemari bajunya warna putih gading. Nah, di kamar lain dengan tipe yang sama seperti Ebony Suite beda lagi. Di Ebony nuansanya abu-abu, lemarinya coklat, cerminnya nempel dinding, gordennya coklat muda, spreinya abu-abu motif daun, dll.


Kamar-kamar tipe deluxe pun demikian. Di kamar A nuansanya pink, di kamar B bernuansa biru tua, kamar C kuning, kamar D ungu, dan seterusnya. Itu baru soal warna, belum dekorasi dan perabotannya, beda lagi.


Salah satu sudut kamar tipe deluxe


Berbeda pada warna, motif, desain, dan model perabotan, namun semuanya sama-sama menampilkan keindahan. Bukan sekedar indah tapi memiliki nilai seni dan estetika. Tampak betul barang-barang yang diletakkan dalam kamar dipilih berdasarkan kualitas sehingga memberi nilai lebih kepada tamu mana pun yang menempatinya.


Dari cerita yang saya dengar, pernah ada tamu honeymoon dari Singapore memesan 7 kamar berbeda untuk dia tinggali selama 7 hari di Sandalwood. Ketertarikan dan kekaguman yang mendasari hal tersebut bisa jadi merupakan keinginan tamu-tamu lainnya yang sudah pernah menginap di Sandalwood, termasuk saya.

Kamar-kamar yang sangat manis. Tiap sudutnya cantik untuk dijadikan tempat berpose. Sayang kalau dilewatkan begitu saja. Selfie dan wefie, hingga dibantu oleh Rizal yang dengan sukarela menjadi fotografer kami. Jepret sana jepret sini sampai bosan baru pindah ke kamar lainnya 😂



Perabotan berkualitas di kamar Aquila
 
Malam Mingguan di Savannah in Woodlands


Udara Lembang yang dingin bikin mudah merasa lapar. Anak-anak berkali-kali ngemil. Untung sedia banyak snack yang dibawa dari rumah. 


Sabtu sore jadwal makan malam jadi lebih dini. Saya ajak kulineran keluar hotel, tapi mereka sudah mager, katanya makan di kamar saja. Akhirnya saya pesankan makan di Kafe Savannah in Woodlands, lewat layanan kamar. Anak-anak langsung memilih sendiri makanan yang ada di list menu. Dari deretan menu yang ada, Nasi Sunda dan Nasi Liwet jadi pilihan.

Sorenya, sebelum makan malam bareng di kamar itu, kami bersantai di Savannah. Duduk-duduk sambil ngobrol ringan tentang apa saja. Ditemani teh dan kopi serta snack-snack jadul yang tersedia gratis. Usai makan malam balik lagi ke kafe. Tapi berdua suami saja karena anak-anak mau nonton film di kamar, ditemani neneknya. Sepertinya pada ngerti kalau mama papanya butuh waktu berduaan di malam minggu.


Baca juga : Keindahan dan Kenyamanan Cafe & Coffeeshop Savannah in Woodlands


Savannah in Woodlands

Café & Coffeeshop Savannah in Woodlands itu buat saya top banget. Sarat dekorasi dari ujung ke ujung. Dari yang tegak di lantai, nempel dinding, sampai yang menggantung. Piring-piring, gelas, mangkok, mug, tempat bumbu, teko, kaleng, botol, dan bermacam perkakas lainnya dalam berbagai bentuk, warna, dan ukuran, memenuhi seisi ruangan. Berasa di ruang galeri, atau seperti di supermarket perabotan macam IKEA. Ya, mirip supermarket itu.

Semua tertata rapi pada tempatnya. Dan yang pasti, masuk kafe itu bikin pingin motret tiada henti.

Kalau datang ke sini untuk makan, bakal lebih lama foto-fotonya ketimbang makan hehe. Saya dan suami lama berdua-duaan di sini. Nyaman, betah, dan hangat. Padahal udara Lembang sedang dingin-dinginnya saat itu.

Saat kembali ke kamar anak-anak sudah tidur. Neneknya juga. Saya dan suami belum ngantuk. Kami duduk di teras yang menghadap ke hutan pinus kecil. Duduk-duduk lagi di situ sambil ngobrol. Ada saja yang dibincangkan, sampai akhirnya kantuk itu datang, baru kami tidur.



Kafe sarat dekorasi
  
Rumah Liburan Kaya Inspirasi
Inspirasi itu adalah Om Billy Mamola. Saya bertemu dengannya tanpa sengaja di resto, sebanyak 2 kali di hari yang berbeda. Dari sapa dan senyum ramahnya semua bermula. Berlanjut pada obrolan berfaedah tentang kehidupan dan kisah-kisah yang melatari kesuksesannya.

Sukses dari segi kebahagiaan hati di mana ia bisa senantiasa mencintai dan berbuat baik pada keluarga. Mencintai alam sekitar dengan menyelaraskannya dengan tempat tinggal/hotel. Memiliki energi dan perhatian besar pada kuda-kuda kesayangan yang jadi peliharaan. Bermanfaat bagi orang sekitar dengan menciptakan lapangan pekerjaan. Menyayangi anak-anak dengan mengajarkan cara menghadapi dan menyikapi masalah sejak kecil.



Billy Mamola

Tante Nila hobi mengoleksi barang-barang dekoratif dan vintage. Sandalwood yang berkonsep boutique hotel yang dibangun Om Billy menjadi ruang yang cukup sebagai tempatnya menyalurkan hobi.

Tante berparas cantik ini dulunya seorang pengusaha fashion terkenal di Bandung dengan produk sepatu bermerk Justine. Tak heran jika hotel dan café bisa tampil manis berkat jiwa fashionable yang dimilikinya.

Om Billy dan Tante Nila adalah dua pribadi yang saling melengkapi. Kekompakan mereka berbuah manis. Keindahan dan kenyamanan boutique hotel adalah buktinya.

Bersama Om Billy Mamola & Tante Nila Purnamasari

Sejak tahun 90-an Om Billy membuat 3 sumur resapan di kawasan hotel agar air hujan tidak terbuang percuma. Air tersebut digunakan untuk berbagai keperluan seperti mengisi kolam renang dan lainnya. 26 tahun silam ditanamnya pohon pinus di samping kandang kuda agar halaman belakang rumah tetap hijau dan teduh. Meski kini kandang kuda telah dipindahkan, pohon pinus tetap dibiarkan tumbuh di sisi hotel yang dibangunnya. Tata bangunan hotel tidak terlepas dari prinsip keselarasan antara rumah/hotel dengan alam sekitarnya sehingga air, sinar mentari, udara segar, dan indahnya pemandangan alam Lembang bisa bermanfaat untuk hidup dan kehidupan.

Sejak pertama kali masuk hotel saya menjumpai foto dan lukisan seorang pria sedang menunggang kuda terpajang di beberapa tempat. Dugaan saya benar bahwa itu adalah foto sang pemilik dan pemiliknya adalah seorang yang suka menunggang kuda.

Seperti yang disampaikan sendiri oleh Om Billy kepada saya, dia sudah memiliki minat belajar menunggang dan memelihara kuda sejak umur 6 tahun. Lalu ia mempelajari karakter kuda, baik secara autodidak, maupun dengan menambah pengetahuan tentang seluk-beluk peternakan kuda di beberapa negara seperti Jerman, Inggris, Australia, Swiss dan Belanda.


💜 Liburan keluarga  💜
💜 Liburan keluarga bersama buah hati 💜

Om Billy adalah putra kelahiran Bandung berdarah campuran Manado, Cina, dan ada keturunan Belanda. Tahun ini usianya 64 tahun, sama seperti usia ayah saya, jika masih hidup. Kagum dan hormat saya padanya seperti pada seorang ayah.

Perhatian dan energi yang dimilikinya dalam memelihara dan melatih kuda sangat besar. Seperti yang dituturkan kepada saya, juga kepada orang lain yang pernah bertemu dengannya, bahwa ia pernah membantu melatih polisi agar dapat menunggang kuda dengan baik.

Bahkan, lima belas ekor kudanya ditempatkan di kawasan hutan Cikole untuk membantu mendeteksi bencana alam lebih dini. Om Billy juga memimpin horseback SAR (search & rescue) dan menjadikan Sandalwood sebagai base camp sementara.



Sofa bersejarah bagi Om Billy dan Tante Nila, sofa pertama sejak awal menikah


Ada saat di mana Om Billy menyentuh pundak Alief, bagai kakek pada cucunya sendiri. Beliau bicara tentang mengenal alam dan cara menghadapi masalah lewat perjalanan-perjalanan keluar rumah. Tentang anaknya yang pernah dikirim sendirian ke negeri jauh, di Timur Tengah, agar belajar mandiri dan berani. Kemudian tentang cucu-cucunya yang masih kecil, yang sudah diajarkan cara bepergian sendiri dengan angkot.

Point penting dari cerita-ceritanya itu: “Kamu harus mengenali masalah, dan belajar cara menghadapinya dengan berani.”

Om Billy juga sosok penyayang, terlebih kepada anak-anak. Ia sangat bersemangat ketika bercerita tentang pengalamannya menjadi guru tamu di sebuah sekolah alam. Betapa itu menjadi pengalaman yang membuatnya sangat bahagia.

Kakek tampan yang pernah meraih juara I Supersemar Cup kejuaraan berkuda Indonesia ini kemudian menunjukkan ponselnya kepada kami. HP nya tampak kecil dan ‘ketinggalan’ dibanding HP Android anak saya yang merek A itu. Katanya, itu HP baru. Pengganti HP yang telah rusak karena telah dipakai sekian lama. HP itu hanya digunakannya untuk menelpon dan menerima telpon. Bukan untuk bersosial media karena ia sengaja tidak membuat akun sosmed di manapun. Om Billy juga tidak menggunakan HP untuk mencari tahu sesuatu di mesin pencari. Baginya, hidupnya ada di dunia nyata. Di sanalah tempat nyata untuk berkarya, bertemu orang-orang, menjalin relasi, dan menjadi bermanfaat untuk orang lain. Kesuksesannya saat ini adalah bukti nyata atas konsistensi kehidupan sosialnya di dunia nyata.


Ruang duduk di gedung 3

Om Billy juga bercerita tentang bagaimana ia menjalani keseharian. Tidur lebih awal, bangun lebih pagi, lalu pergi ke hutan dan ranch. Memberi makan dan memeriksa keadaan kuda-kuda. Setelah itu baru balik ke rumah (sandalwood), mandi, lalu makan pagi bersama istri. Siang hingga petang melakukan pekerjaan dari rumah. Sorenya bersantai sambil membaca buku untuk menambah wawasan.

Soal prestasi berkuda, tak ada keraguan lagi. Om Billy pernah memperoleh penghargaan kehormatan dari pemerintah Kabupaten Sumba Timur atas prestasinya menciptakan rekor Indonesia berkuda terjauh dan terlama dengan 602,2 km selama 12 hari berturut-turut.

Kini usianya memang tak lagi muda, tapi masih berjiwa muda, dan tidak pernah berhenti untuk berkarya. Saya mengagumi semangatnya, gaya hidupnya, dan caranya memandang hidup.

Selalu berbuat yang terbaik, bermanfaat untuk diri sendiri apalagi bagi orang lain. Itulah prinsip hidup Om Billy.
 


Banyak spot foto cantik

Dengan merintis dan mendirikan De’Ranch sebagai tempat berkuda sekaligus objek wisata berbasis peternakan, Om Billy mengajak masyarakat untuk melestarikan ternak kuda. Kabarnya, bulan April ini De Ranch punya fasilitas bermain baru dan seru yang bisa dicoba oleh seluruh keluarga.

Lain waktu, kalau saya liburan lagi di Sandalwood, De Ranch bakal saya jadikan tempat untuk beraktivitas selama liburan di Lembang. Semoga kembali lagi di rumah liburan penuh inspirasi ini, Sandalwood!



Rumah adalah tempat di mana hati bertahta

Kenangan dari Lembang 

Menikmati momen kebersamaan dengan keluarga pada akhirnya bukan sekedar pindah tidur untuk melihat dan merasakan suasana baru, melainkan juga mendapatkan banyak ide, hikmah hidup, pengalaman, dan dorongan kuat untuk kembali melanjutkan cita-cita besar yang pernah dibuat ketika awal berkeluarga.

Sejenak di Sandalwood Hotel adalah tentang rumah liburan yang nyaman, juga inspirasi dari pribadi penuh cinta seorang Billy Mamola, owner hotel sekaligus founder De Ranch Lembang yang darinya terpancar semangat tak pernah padam untuk berkarya dan membagi sukacita.

Liburan bahagia penuh makna 😊
  
Untuk informasi rate kamar, wedding package, meeting package, dan gathering package, bisa dibaca pada postingan saya sebelum ini, dan silakan hubungi contact berikut untuk keterangan lebih lanjut :
Sandalwood Boutique Hotel
Jl. Sesko AU no. 1, Lembang
Kabupaten Bandung, Jawa Barat 40391
Reservation: 022-2788070
Email: sandalwood_lembang@yahoo.com
www.sandalwoodlembang.com


Inspirasi Billy Mamola

Sinar Mentari Menemani Bersantap Pagi di Pine Restoran

Pine Restaurant Sandalwood Boutique Hotel

Sinar mentari pagi menembus bebas kaca-kaca jendela yang berada di sisi timur restoran, menyinari semua bagian ruang yang dilewatinya. Cahayanya jatuh mengenai makanan, minuman, dan orang-orang yang sedang menikmati sarapan. Sementara di sisi barat yang berdampingan dengan hutan pinus yang teduh, udara segar melingkupi seisi restoran yang berkonsep terbuka. Suasana tenang dan nyaman menyertai waktu-waktu sepanjang bersantap. Di sini, makanan tradisional khas Bandung menjadi menu-menu kesukaan yang tidak bosan saya nikmati selama 3 hari 2 malam menginap bersama keluarga di Sandalwood Boutique Hotel, Lembang, Bandung.

Pine Restaurant Sandalwood Boutique Hotel

Tempat Sarapan Tamu Hotel

Sandalwood Hotel memiliki dua tempat makan. Pertama, Cafe & Coffee Shop Savannah in Woodlands. Yang kedua Pine Restoran. Savannah in Woodlands bisa dikunjungi kapan saja oleh tamu maupun bukan tamu hotel. Sedangkan Pine Restoran difokuskan untuk tamu hotel sebagai tempat sarapan. Jika ada acara tertentu, Pine Restoran bisa dipesan sebagai tempat makan rombongan tapi di luar jam sarapan (07.00-10.00 WIB). 

Savannah terletak di area terdepan hotel, sedangkan Pine Restoran berada di gedung paling belakang. Menurut cerita, dulunya lokasi restoran adalah kandang kuda, tempat Om Billy Mamola (pemilik Sandalwood Hotel) menyimpan kuda-kuda peliharaannya. Di dekat kandang kuda itu pula, sekitar 26 tahun yang lalu, Om Billy menanam pohon-pohon pinus. Ketika hotel mulai dibangun pada 2014, kuda-kuda dipindahkan ke De Ranch (kawasan wisata berkuda milik Om Billy). Kandang kuda diubah menjadi salah satu gedung hotel yang terdiri dari kantor, ruang meeting, kamar hotel, dan restoran. Sedangkan pohon-pohon pinus kini telah tumbuh tinggi, membuat teduh kawasan hotel dan menambah keasrian.

Baca juga: Kamar-kamar Cantik dan Unik di Sandalwood Boutique Hotel
Pine Restoran berada di balik pohon-pohon pinus

Restoran Berdekorasi Cantik 

Saya dan keluarga menempati kamar Rosewood yang gedungnya berada di area tengah kawasan hotel, terpisah dengan Pine Restoran yang terdapat di gedung lain. Jika hendak sarapan, kami harus jalan kaki melewati area kolam renang yang terbuka dan taman pinus. Jaraknya tidak jauh, sekitar 20 meter dari kamar. 

Pine Restoran terletak di lantai tiga. Untuk mencapainya menggunakan tangga. Sekadar informasi, seluruh lantai atas yang ada di Sandalwood hanya dapat diakses melalui tangga, tidak ada lift. Tapi jangan khawatir, lantai tertinggi gedung hanya sampai empat. Naik turun tangga masih aman. Kalau buat saya malah bagus, bisa sambil olah raga buat melatih kekuatan kaki he he.  

Seperti yang pernah saya ceritakan pada tiga postingan sebelumnya, Sandalwood bagi saya adalah hotel dengan suasana rumah yang menyenangkan. Saya menyebutnya Rumah Liburan. Hotel berkonsep boutique ini memiliki keunikan dari segi desain dan dekorasi. Hal tersebut memberi sentuhan yang berbeda dari tipikal hotel pada umumnya. Di Sandalwood, saya nyaris tak menjumpai ruang dengan lantai dan dinding-dinding tanpa dekorasi. Bukan sekadar dekorasi pemanis, tapi mengandung estetika dan inspirasi. Di sudut manapun berada, selalu tampak menarik untuk difoto atau pun jadi tempat berfoto. Pine Restoran pun tak luput dari dekorasi-dekorasi yang sedap dipandang.
It's a feeling -  Pine Restoran


Homey & Cozy - Pine Restaurant


Berlimpah cahaya mentari


Dekorasi Pine Restaurant


Love Home
Love You - Love What You Do

Rak dekorasi di restoran

Live Simply

Menu Tradisional Kesukaan
   
Menikmati menu khas yang menjadi kesukaan adalah salah satu hal terbaik yang saya rasakan di Sandalwood. Saya amat senang dan tidak bosan selama dua hari berturut-turut sarapan dengan Mie Kocok Bandung, Kue Serabi, Pisang Goreng, dan meminum minuman jamu. Dua hari dengan menu yang sama persis itu sesuatu lho, pertanda bahwa makanan itu memang menjadi kesukaan. Mau dibilang ndeso? Huahaha...saya malah bangga menyukai makanan-makanan itu. 

Sebagaimana hotel pada umumnya, menu makanan tentulah bervariasi, apalagi sekelas Sandalwood Boutique Hotel. Restoran juga menyajikan menu-menu lainnya, baik makanan Indonesia, maupun internasional. Ada lontong, spaghetti, nasi goreng dengan aneka lauk, omelet, aneka roti, kue-kue, bakwan, combro, sereal, teh, kopi, dan lain sebagainya yang saya tidak hafal namanya tapi ingat rupa makanannya. Jenis menu memang tidak terlalu banyak, tapi soal cita rasa, apa yang saya makan berhasil menjamin kenikmatan indra pencecap.

Seperti yang disampaikan kepada saya, Pine Restoran tidak memiliki chef seperti chef-chef di restoran hotel. Pihak hotel mempekerjakan warga sekitar hotel yang pandai memasak dan memiliki kemampuan membuat makanan khas Bandung dengan resep aslinya menjadi juru masak andalan. Meski demikian, mutu makanan yang disediakan tetap sesuai standar hotel.

Semua suguhan di resto dibuat sendiri, bahannya diolah oleh para juru masak untuk kemudian menjadi hidangan lezat para tamu hotel. Misalnya jamu, minuman tersebut dibuat oleh mbak-mbak di dapur Pine Resto dengan menggunakan bahan-bahan alami. Informasi tentang ini saya dapatkan langsung dari Tante Nila (istri Om Billy) yang menyapa saya ketika sedang sama-sama sarapan di Pine resto. 

Baca juga : Sandalwood Hotel dan Ingatan Rumah Cowboy di Masa Kecil


Menu-menu sehat dan mengenyangkan


Serabi Bandung


Combro


Pisang Goreng


Bakwan


Cemilan jadul dan Jamu buatan sendiri


Pilihan sarapan kesukaan anak-anak


Serabi - terenak dan paling kusukai


Mie Kocok Bandung - terenak dan paling kusukai

Buah dan puding


Santap!

Menyenangkan dan Mengenyangkan

Ada banyak alasan untuk berlama-lama di Pine Restoran. Tempat makan ini bagi saya bukan sekadar tempat untuk menunaikan kewajiban mengisi perut di pagi hari, melainkan juga menikmati suasana. Kenyamanan, keindahan, dan kenikmatan bersantap menjadi satu kesatuan yang membuat betah.

Saya menyukai sisi timur resto yang menghadap ke arah Tangkuban Perahu. Pemandangan pegunungan yang memanjang bak punggung naga, terlihat kebiruan di bawah langit pagi yang berawan. Sinar mentari pagi tumpah ruah menembus bebas kaca-kaca jendela. Cahayanya mengenai seisi ruang resto; makanan, minuman, dan orang-orang yang bersantap. Sedangkan di sisi barat yang terbuka, udara segar dan sejuk senantiasa melingkupi restoran. Pemandangannya langsung ke hutan pinus dan kolam renang. Suasananya sangat tenang dan nyaman, membuat betah.

Baca juga : Keindahan dan Kenyamanan Cafe & Coffee Shop Savannah in Woodlands

Pemandangan Gunung Tangkuban Perahu di balik jendela


Family time - Pine Restaurant Sandalwood Boutique Hotel


Family time - Pine Restaurant Sandalwood Boutique Hotel
   
Inspirasi dari Sang Owner

Pada hari kedua di Sandalwood, saya berjumpa Om Billy Mamola di Pine restoran, tapi bukan di jam sarapan. Pria kelahiran tahun 1954 ini adalah owner Sandalwood Hotel dan juga merupakan founder De Ranch Lembang. Sapaan hangat dari beliau membuat momen berkenalan yang seharusnya berlangsung dalam waktu singkat malah menjadi acara bincang-bincang yang akrab dan agak lama. Akhirnya terciptalah obrolan penuh makna dari seorang Master of Indonesian Horsemanship yang berbicara tentang hidup untuk merayakan sukacita, apapun yang kita alami dalam hidup. Beberapa point penting tentang kehidupan, menjadi masukan manis yang saya resapi dalam-dalam.

Saat sarapan di hari ketiga, tanpa sengaja saya berjumpa Tante Nila, istri Om Billy. Saya sebetulnya tidak tahu siapa beliau karena belum pernah berjumpa sebelumnya. Namun wajahnya mengingatkan saya pada foto yang terpajang dekat meja resepsionis, sama persis. Ya, wanita memesona dengan penampilannya yang anggun dan berwajah cantik itu memang Tante Nila. 

Saat sarapan, saya lihat Tante Nila beberapa kali memeriksa makanan-makanan yang disajikan dalam menu sarapan. Membuka tutup wadah-wadah makanan, melihat-lihat, lalu menutupnya kembali. Beliau juga menyapa beberapa tamu yang sedang makan. Sampai akhirnya saya pun kebagian disapa ketika sedang menuang minuman jamu ke dalam gelas. 

"Enak jamunya, buatan sendiri dari bahan-bahan alami. Saya juga minum," ucapnya seraya tersenyum.

Buat saya, bahagia itu sederhana. Sesederhana disapa oleh tante pengusaha fashion yang pagi itu sedang mengambilkan makanan pagi untuk om pemilik 40 ekor kuda yang sedang duduk menunggu di sudut restoran. Pasangan usia lanjut yang berbahagia!  

Beberapa waktu sesudah sarapan, obrolan di hari sebelumnya bersama om Billy berlanjut. Rejeki bagi saya bisa dapat kesempatan ngobrol akrab dengan beliau. Dan entah mengapa, laki-laki penuh semangat yang usianya sama persis dengan almarhum bapak saya itu sangat menyenangkan untuk diajak berbincang. Aura cinta dan bahagia yang dimilikinya terpancar indah dari kata-kata dan bahasa tubuhnya. Sangat nyata.  

Kagum saya pada Om Billy karena banyak hal. Salah satunya dari gaya hidupnya. Tidur cepat di waktu malam, bangun lebih pagi lalu pergi menengok kuda-kudanya untuk diberi makan. Setelah itu baru kembali ke rumah Sandalwood, dilanjut sarapan ditemani istri tercinta. Siangnya melakukan kegiatan-kegiatan bermanfaat. Sungguh bergaya. Yang tak kalah mengagumkan adalah meski tak lagi muda tapi semangatnya untuk tetap berkarya dan memberi manfaat kepada siapa saja masih tinggi. Sosok inspiratif!

Tante Nila Purnamawari - Owner Sandalwood Boutique Hotel


Om Billy Mamola - Owner Sandalwood Boutique Hotel


We are here @ Sandalwood Boutique Hotel


Makan di Pine Restoran, menikmati menu-menu lokal kesukaan, merasakan kenyamanan dan ketenangan, serta mendapatkan momen bahagia bersama keluarga yang kelak akan menjadi kenangan manis bagi anak-anak, juga bagi kami orang tua yang terus menua seiring waktu. Liburan yang mengesankan 😍

 
Sandalwood Boutique Hotel
Jl. Sesko AU no. 1, Lembang
Kabupaten Bandung, Jawa Barat 40391
Reservation: 022-2788070
Email: sandalwood_lembang@yahoo.com
www.sandalwoodlembang.com