Ada sebuah pesan di Whatsapp.....
🌸🍀🌸🍀🌸🍀🌸🍀🌸🍀🌸🍀🌸🍀🌸🍀🌸🍀🌸🍀🌸🍀🌸
"Alief terbangun karena belum salat Magrib dan Isya 💗"
🌸🍀🌸🍀🌸🍀🌸🍀🌸🍀🌸🍀🌸🍀🌸🍀🌸🍀🌸🍀🌸🍀🌸
Alief dijemput di ruang perawatan, ia dibawa ke ruang operasi. Seorang laki-laki petugas keamanan RS menarik bed dari depan, sementara 2 suster mendorong bed dari belakang. Aku mengikuti mereka. Ruang operasi tak jauh dari kamar perawatan. Masih satu lantai dan berjarak kurang lebih 20-30 meter saja.
Langkahku terhenti persis di depan pintu ruang operasi. Alief dibawa masuk, dan aku berdiri di depan pintu. Kucoba mengintip dari kaca yang tak berpenghalang agar tetap bisa melihatnya. Namun Alief dibawa ke ruang lain, ia lenyap dari pandanganku. Aku merasa tegang, sekaligus cemas. Ini operasi pertama kali yang akan dijalani oleh Alief.
Suster bilang, operasi berjalan kurang lebih 2 jam saja. Bagiku, itu tak lama, aku bersedia menunggu sampai selesai. Tetapi faktanya Alief baru keluar dari ruang operasi pukul 19.
Baca juga: Alief Kecelakaan Motor
Kamis Malam 25 Juni 2020 Pukul 20.00 WIB
Operasi selesai, aku jadi lega dan tenang lagi. Alief kembali dibawa ke ruang perawatan, aku dan suami terus bersamanya. Tapi malam itu aku harus pulang karena selama pandemi RS hanya mengijinkan 1 orang saja untuk menunggu pasien. Berat untuk pulang, rasanya ingin terus di samping Alief. Tapi aku percaya, suami bisa mengurus segala sesuatunya.
Setelah aku di rumah, tiap hal yang terjadi di Alief dilaporkan oleh suami lewat Whatsapp. Soal Alief sudah makan, lalu muntah, lemas, tertidur, dan lain sebagainya, semua ia ceritakan. Hingga akhirnya aku tertidur....lalu terbangun di jam 2 pagi keesokan hari..
Oh hari sudah berganti Jumat rupanya.
Aku langsung mengecek Whatsapp. Sebuah foto dan pesan terbaca olehku, mengawali Jumat Berkah...
"Alief terbangun karena belum salat Magrib dan Isya 💗"
Tak Lalai Meski Lunglai
Tentang salat yang terlewat itu, ada 2 waktu salat yang Alief lewatkan karena menjalani operasi.
🌻Pertama, salat Ashar. Dia masuk ruang operasi pukul 14, sudah salat Dzuhur dulu, tapi tidak jama Ashar. Karena dia pikir operasi hanya 2 jam saja, jadi pas keluar nanti masih bisa salat Ashar. Ternyata, Alief baru keluar ruang operasi pukul 19.
🌻Kedua, salat Magrib. Jelas terlewat karena saat magrib Alief masih di ruang operasi.
Ketika waktu Isya tiba, dia baru pindahan dari ruang operasi ke kamar perawatan. Suster dan kami masih beberes segala sesuatu. Hingga akhirnya aku pulang, dan selanjutnya Alief bersama papanya. Seperti yang diceritakan suami, Alief makan, lalu muntah, dan lemas akhirnya tertidur. Mungkin masih dalam pengaruh obat bius atau obat lainnya.
Berdasarkan cerita suamiku, pukul 1 dini hari Alief bangun, minta dibantu tayamum karena mau salat Magrib dan Isya yang terlewatkan saat dia operasi.
Soal salat Ashar yang dia lewatkan saat masih menjalani operasi, tetap dikerjakan sesuai ketentuan mengerjakan salat yang tertinggal.
Masha Allah. Sepatuh itu nak....
Prestasi di dunia memang membuat tampak hebat di mata manusia, tapi sungguh, bagiku prestasi hebat Alief adalah saat dia tahu bahwa hebat itu untuk di mata Tuhan. Dia tahu lalai salat itu dosa, bukan prestasi, jadi dia tak suka jika ada salat yang terlewatkan. Jika tak sengaja terlewat, ia bergegas mengerjakannya.
Aku pernah memergoki Alief menasihati adiknya begini: "Rugi amat telat salat, padahal kalau di awal waktu lebih baik, ngapain aja adek nunda-nunda salat?"
Aku menguping pembicaraan kakak beradik itu. Adiknya yang saat itu masih SD jadi ngambek saat dinasihati kakaknya. Ya, waktu itu.
Kuakui, suamiku punya peran besar dalam membentuk kecerdasan spiritual Alief.
Sejak kecil suamiku dekat dengannya. Alief biasa diajak salat 5 waktu berjamaah di masjid atau di musala dekat rumah. Kebiasaan sejak umur 3 tahun itu terus ada sampai sekarang, dengan atau tanpa suamiku.
Teman baca Alquran di rumah siapa lagi kalau bukan papanya, biasanya rutin baca usai salat subuh dan Isya. Kadang salah satu saja karena suami gantian baca Alquran dengan Aisyah, adiknya.
Aku, ibu yang biasa-biasa saja. Kami semua, juga keluarga yang biasa-biasa saja. Masuk dalam kelompok amat religius dan alim belum lah. Tapi tentu, kami adalah orang tua yang punya banyak harapan baik untuk anak-anak kami, harapan yang luar biasa dan istimewa.
17 tahun kini umur Alief
Harapanku, ia selalu menjadi anak yang soleh dan makin bertaqwa kepada Allah SWT.
Semoga tidak ditimpa musibah dan celaka lagi, panjang umur dan selalu sehat, lebih banyak kemudahan dan rejeki, lancar pendidikan dan segala urusan, bahagia dan sejahtera, serta punya hati yang penuh kasih sayang kepada siapapun.
Kado?
Doa adalah paling utama.
Lainnya?
KTP dan SIM... itu saja.
Doa baik adalah kado utama dan terindah untuk Alief.
Kami juga berdoa untuk diri kami sendiri, semoga selalu menjadikan teladan Rasul sebagai teladan paling baik untuk menjadi orang tua yang baik dalam mendidik anak-anak.
Bukankah ada 3 hal yang bisa menyelamatkan hidup kita di kehidupan mendatang?
1. Doa anak soleh
2. Amal Jariyah
3. Ilmu bermanfaat
Dengan memiliki ilmu maka Insya Allah kita bisa dan mampu mendidik anak-anak jadi insan sholeh/sholeha. Dengan ilmu yang kita punya lalu ditularkan supaya beemanfaat bagi orang lain dan sekitar maka akan jadi amalan yang tak pernah terputus.
Bismillah. Semoga ini bisa jadi pengingat, terutama untuk diriku sendiri agar lebih mendekatkan diri pada Tuhan dan mawas diri. Aamiin YRA
💙 atas usia dan kesehatan Alief, alhamdulillah selamat dari kecelakaan dan sembuh dari luka-luka yang dialami --> Alief Kecelakaan Motor
💜 alhamdulillah sudah lulus tes masuk kuliah Binus University
💛 alhamdulillah dapat beasiswa Binus --> Lulus Tes Masuk Kuliah di Binus Alief Raih Beasiswa Widia Scholarship
💚 alhamdulillah atas anugerah yang begitu indah
Tetap sweet di berapapun usia, bukan pas seventeen aja 😍