Tampilkan postingan dengan label Wisata Kuliner Depok. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Wisata Kuliner Depok. Tampilkan semua postingan

Makan di RM Gubug Gurame Usai Mengunjungi Masjid At Thohir Tapos Depok

RM. GUBUG GURAME, TAPOS, KOTA DEPOK

Kegiatan wisata kuliner di RM. Gubug Gurame ini sama sekali gak direncanakan. Aku dan keluarga jadi singgah makan usai mengunjungi Masjid At Thohir. Kunjungan ke Masjid At Thohir juga gak ada dalam rencana. Jadi, keduanya serba dadakan saja saat kami dalam perjalanan menuju rumah ibu mertua di Cimanggis, Depok.

Ada banyak jalan menuju rumah ibuku di Cimanggis. Bisa lewat jalan biasa dengan rute BSD-Pamulang-Sawangan-Depok, bisa lewat tol keluar Pasar Minggu lewat Tebet-Margonda, bisa lewat tol Jagorawi keluar Cibubur, bisa juga keluar Cijago, bahkan bisa keluar Cimanggis.

Nah, hari itu kami keluar Cimanggis, yang artinya kami melewati kawasan Podomoro. Di kawasan itulah letak Masjid At Thohir. Masjid yang keindahannya aku lihat pertama kali dalam video Reels Anggey Anggraini (@her_journeys) yang diposting tgl. 11 Mei 2022. Video yang aku maksud dapat ditonton pada tautan berikut: Reels Masjid At Thohir.

Masjid At Thohir sendiri diresmikan oleh Presiden Joko Widowo pada hari Rabu tgl. 9 Maret 2022. Sebagai informasi, Masjid At Thohir dibangun oleh keluarga Menteri BUMN Erick Thohir sebagai tanda bakti untuk sang ayah yakni Alm. Mohammad Teddy Thohir.

Masjid At Thohir berdiri di atas lahan seluas 2,8 hektar di kawasan komplek Podomoro,Tapos, Kota Depok. Kehadiran masjid yang didesain dengan arsitektur klasik modern ini sukses menarik perhatian masyarakat karena tampil megah dan memesona.

Warna putih menyelimuti keseluruhan bangunan masjid. Warna yang melambangkan kesucian, sejalan dengan makna At Thohir yang dalam bahasa Arab bermakna suci. 

Selain itu, masjid ini memiliki 29 kubah dengan ukuran berbeda, memiliki lampu warna-warni yang menggunakan kecanggihan teknologi video mapping, area imam dihiasi kaligrafi asmaul husna,  dan nama masjid yang dihiasi air mancur. 

Bagian dalam Masjid At Thohir berkapasitas 1.976 jamaah dan 1.395 jamaah pada fasilitas pendukung seperti plaza serbaguna.


Aku sendiri gak nyangka kalau masjid ini ternyata sangat mudah dicapai dari jalan yang sering aku lewati ketika hendak ke rumah ibu. Jaraknya dari jalan utama yang biasa kami lalui sangat dekat, kurang dari 5 menit berkendara mobil sudah sampai.

Suami sendiri tahu letak masjid ini juga ga sengaja, waktu jemput ponakanku di sekolah. Jadi, ponakanku itu (ibunya adalah adek suamiku) bersekolah di Sekolah Karakter Indonesia Heritage Foundation di Tapos, Depok. 

Mengenai sekolah tersebut, dapat dibaca lebih lanjut dalam link berikut: Sekolah karakter Indonesia Heritage Foundation

Letak sekolah dan masjid At Thohir ini berdekatan, bahkan saling terhubung. Meskipun jalan masuk utamanya lebih dulu sebelum masjid, tapi ada jalan lain berupa jembatan yang menghubungkan area parkir depan masjid dengan sekolahnya ponakanku. Kenapa jembatan? Karena di situ ada sungai.

Waktu suamiku jemput ponakanku, ternyata sekolahnya tuh menerapkan aturan denda bila telat jemput, kalau ga salah 20K jika telat 1 jam, dan sekian jika berjam-jam kemudian.

Selain sekolah dan masjid, aku juga melihat beberapa tower apartemen, semuanya merupakan bagian dari kawasan komplek Podomoro. 




Cuaca siang itu sangat terik, mataku terpicing-picing memandangi komplek Podomoro yang luas. Tak ada tempat ngadem selain di dalam mobil sendiri. Mau masuk masjid waktu salat Dzuhur belum tiba. Kami akhirnya pergi.

Jujur aku belum puas menikmati keindahan masjid ini. Makanya janji dalam hati suatu hari mau datang lagi, liat-liat dalamnya, dan salat tentu saja. Yang pasti, bisa jadi pilihan yang bagus buat wisata religi.

Setelah keluar dari komplek Podomoro itu kami mulai membahas makan siang. Suami bilang di sekitar situ ada beberapa rumah makan Sunda yang cocok buatku. Oh ya, selama Juli hingga Agustus ini aku sedang dalam proses nurunin kolesterol tinggi.

Yak, bulan Juli lalu aku MCU, semuanya baik kecuali kolesterol, ada di angka 308. Syok dong akunya haha. Hasil periksa sebelum-sebelumnya serba aman dan aku sehat, tiba-tiba kolesterol, tinggi banget pula, ya kaget. Udah gitu ga ada gejala apa-apa, gawat banget kan, tau-tau stroke aja, huhu naudzubillah.

Syukurlah suamiku support aku, jadi untuk makan pun dia pilihin yang sesuai dengan kondisiku. Makanya diajak ke rumah makan Sunda yang biasanya menyajikan menu yang bersahabat untuk penderita kolesterol tinggi.

Jadi di sekitar jalan Raya Tapos itu ada tiga rumah makan Sunda yang suamiku tahu, aku dan Aisyah diajak ke salah satunya. Katanya, bakal cocok dengan seleraku, ada nuansa wisata-wisatanya. Apa itu? Ternyata saung makan di atas kolam ikan haha. 

Nama rumah makannya Gubug Gurame.



Kata suamiku, dia dan rombongan karyawan di kantornya pernah makan di Gubug Gurame ini. Testimoni dari teman-temannya yang pernah makan bagus semua. Makanannya enak dan harganya wajar. Dalam artian sesuai, ga dimahal-mahalin, tapi bukan murah banget juga. Pas aja.

Lokasi Gubug Gurame ini kurang lebih 3,4 kilometer dari Masjid At Thohir yang terletak di kawasan Komplek Podomoro. Dapat dicapai dalam waktu kurang lebih 11 menit saja. Waktunya insha Allah akurat karena di sana bukan daerah macet.

Gubug Gurame beralamat di Jalan Raya Tapos No. 8, Cimpaeun, Kec. Tapos, Kota Depok.

Kalau jalan dari kawasan Podomoro tadi, letaknya sebelah kanan jalan dan agak masuk di dalam. Kurang lebih 20 meter dari jalan raya. Ternyata di dalamnya tuh luas, tempat parkirnya banyak. Kata suamiku kalau lagi rame, parkirannya bisa sampai ke jalan. Wah.

Setiba di Gubug Gurame, kami ga langsung liat saung-saung dan kolam ikannya. Ternyata mesti masuk dulu. Depannya sih kayak bangunan kekinian. Ga nampak ciri khas rumah makan Sunda yang biasanya tampil dengan nuansa tradisional.

Ternyata, saung makan ada di dalam, berjejer di  atas kolam ikan. Ada mbak-mbak yang menyambut di ujung jalan masuk, salah satu di antara mereka langsung mengarahkan ke saung makan di atas kolam. Bebas pilih. Kami pilih yang paling dekat, biar cepat duduk haha. Udah kepanasan dan laper soalnya.

Akang-akang dan teteh-teteh seliweran nganter makanan, salah satu mampir ke saung kami, langsung menawarkan menu. 


Ada banyak pilihan menu menggugah selera yang menarik untuk dicicipi di sini. Namun tentu saja ga mungkin semua harus dipesan. Kami memilih apa yang paling ingin dinikmati siang itu.

Aku dan suami sepakat untuk order Gurame Dabu-Dabu. Sebetulnya ada beberapa pilihan gurame dengan aneka sambal, tapi dabu-dabu itulah yang sedang kami inginkan. 

Kami juga memesan karedok dan jengkol goreng, lengkap dengan sambal dan lalapan sangat segar.

Ukuran guramenya besar, sangat cukup untuk dimakan berdua dengan suami. Bahkan bisa buat bertiga. Tapi Aisyah punya selera sendiri, pilihannya Ayam Teriyaki. Anakku tuh memang gitu, diajak makan diresto yang menyajikan menu tradisional, pesennya tetep makanan lain haha.

Untuk minumannya kami pesan 1 es teh sereh dan 2 jus alpukat. Untuk teh tawar hangat dihidangkan gratis.

Sebagai gambaran harga makanan yang kami pesan bisa dilihat pada struk pembayaran berikut.


Jujur aja tempatnya tuh enak, nyaman, dan BERSIH!

Yaaa walaupun secara penampakan biasa saja, malah terkesan jadul, depannya juga ga ada nuansa bangunan tradisional urang Sunda gitu, tapi aku betah di sana.

Air kolamnya rada butek, tapi bukan kotor, dan juga ga bau. Ikannya buanyak, dari yang kecil sampai gede banget. Saat diberi makan, ikannya pada muncul. Nah, kalau sudah liat ikan gitu, udah pasti jadi seru dan seneng. Apalagi Aisyah, wah dia mah pengen lama-lama, kalau perlu sampe sore hehe.

Kami menikmati kegiatan memberi makan ikan setelah makan. Karena sebelum makan itu kami fokus untuk bersegera makan saja, saking udah laper. Selain itu, restonya  memang gak bikin kami berlama-lama menunggu.  Tahu-tahu makanan diantar dan dihidangkan.

Senang rasanya kalau pas lagi lapar banget gitu kita ga perlu nunggu lama sampe bosen. Meskipun cepat terhidang, bukan berarti makanannya tersaji sembarangan.

Guramenya bener-bener segar. Terlihat dari bentuk dan tekstur dagingnya, serta rasa dagingnya yang gurih. 

Gurame Dabu-Dabu, tentunya bertabur dabu-dabu berupa potongan cabe merah dan hijau, serta potongan tomat hijau. Gurih daging gurame berpadu pedasnya dabu-dabu, terasa sungguh nikmat.

Sangat disarankan kalau ke Gubug Gurame makan masakan Gurame, karena di sini tuh memang andalannya, sesuai nama rumah makannya. 

Kita tinggal pilih menu gurame sesuai selera. Digoreng atau dibakar sama enak.

Untuk membuktikan kelezatan gurame Gubug Gurame, aku take away untuk ibuku, biar dicicipi oleh ibu. Hasilnya? Ibu bilang bagus gorengnya, rasanya pun sangat enak. 

Sembari menikmati gurame dabu-dabu, suamiku menghabiskan karedok yang dipesannya. Suamiku memang penggemar berat karedok dan sejenisnya seperti pecel dan gado-gado. Kalau di rumah makan Sunda, atau di pondok gurame seperti Gubug Gurame ini, karedok jarang dilewatkannya.

Jengkol goreng di sini enak, gurih, garing,dan minyaknya tidak berlebihan. Kami menjajal jengkol goreng Gubug Gurame karena ingin membandingkannya dengan jengkol goreng di tempat-tempat lain. Menurutku, sama enak dengan jengkol goreng versi warung pecel lele mas Slamet di Anggrek Loka BSD.

Aku paling suka liat lalapan segar di Gubug Gurame ini. Terlihat dari kesegarannya benar-benar pilihan. Timun dan tomat besar yang ga ada cacatnya, begitupun kacang panjang, kol, daun kemangi, dan daun tespongnya, ga terlihat ada bagian yang layu dan menghitam. Benar-benar dipilih yang bagus kualitasnya.

Aisyah bahagia dengan Ayam Teriyaki yang dipesannya. Sendirian ia menghabiskan seporsi Ayam Teriyaki, tanpa dibantu oleh siapa pun dari kami.

Aku ajak mencicipi gurame dabu-dabu ga  mau. Seperti biasa, takut pedas. Aisyah memang ga suka dan ga bisa makan pedas. Jadi ya udahlah, aku gak maksa. Sebahagianya Aisyah saja. Yang penting apa yang dia makan adalah makanan yang baik dan halal.

Kalau soal minuman, jus alpukat paling jadi favoritnya Aisyah.



Alhamdulillah senang rasanya makan di Gubug Gurame ini.

Makanan enak, tempatnya pun gak mengecewakan. Meskipun tempatnya tuh bukan yang spesial banget, setidaknya kalau sedang ingin kulineran santai sembari menikmati suasana tenang di atas kolam ikan, bonus bercengkerama dengan ikan-ikan, tempat ini bisa jadi pilihan.

Namun poin pentingnya adalah rumah makan ini bisa jadi pilihan tempat makan saat sedang berwisata religi ke Masjid At Thohir yang terkenal dengan keindahannya itu.

Pasalnya nih, dalam kawasan komplek Podomoro itu, tepatnya sekitaran masjid, ga ada tempat makan. Entah kalau jalan terus ke arah belakang masjid ya, aku belum sampai sana. Yang jelas, sejauh mata memandang dari area masjid itu, ga ada tempat jajan. Jadi, kudu keluar komplek buat cari makan.

Kamu udah pernah ke Tapos, Depok?

Masjid At Thohir dan Gubug Gurame ini bisa jadi tujuan wisata religi dan wisata kuliner di Depok.


Bin House, Kafe Hits dan Kekinian di Margonda Depok

Kafe estetik di tepi jalan Margonda Raya ini bernama Bin House. Namanya bikin saya jadi ingat Hyun Bin, pemeran utama drakor Crash Landing on You. Ada hubungannya kah? Gak ada! Mirip aja gitu, walau cuma sama Bin nya😆

Terletak di pinggir jalan Margonda Raya, Beji DEPOK. Gak jauh dari stasiun Pondok Cina. Saya menemukannya saat mencari "kafe instagramable di Margonda" di Google. Lalu, Bin House muncul dalam daftar.

Saya secara spesifik menulis Margonda karena memang sedang ada keperluan rawat jalan suami di RS Bunda Margonda. Hari itu Minggu, tanggal 15 Mei 2022. Tepat 1 minggu sejak suami keluar dari RS Bunda Margonda setelah dirawat selama 7 hari karena masalah batu empedu.

Heran gak kenapa dokter dokter spesialis penyakit dalam suami buka praktek di poli pada hari Minggu?

Saya awalnya heran. Kemudian tidak lagi. Dokternya bilang gini: "Jalan Margonda Raya Depok itu kan terkenal macet. Pasien saya sering ngeluh kalau saya praktek hari Senin-Sabtu. Pada stress di jalan. Akhirnya saya buka di hari Minggu, khusus buat pasien saya (yang pernah rawat inap)."

Dokternya baik banget. Rela kerja hari Minggu, demi pasien. Alasannya pun benar adanya. Sebagai orang yang cukup sering melintasi jalan Margonda Raya untuk mengunjungi bapak (kini almarhum) dan ibu mertua yang tinggal di Cimanggis Depok, saya adalah saksi betapa jalan Margonda itu lumayan ngeselin 😁

RSU Bunda Margonda. Kiri: Gedung RS tempat suami rawat inap. Kanan: Atlanta Residence, poli tempat dokter praktek ada di lantai 1-5

Hari Minggu sebetulnya jalan Margonda gak terlalu lengang juga, tapi agak mendingan ketimbang weekdays dan Sabtu. 

Kami berangkat sekeluarga. Jarak dari rumah saya di BSD ke Margonda Depok gak dekat-dekat amat. Berangkat jam 7, sampai jam 9. Harusnya 45 menit saja sampai. 

Waktu tempuh jadi lama karena situasi di jalan sedang padat. Sampai di RS antrian sudah panjang. Suami dapat nomor antri gede. Menurut suster, kemungkinan akan dipanggil setelah Dzuhur. Alamaaak datang pagi tetep aja diperiksa siang 😅

Untuk itulah saya mencari tempat makan. Biar bertenaga buat hadapi antrian panjang. Maunya makan dekat RS, yang tempatnya nyaman buat duduk agak lamaan, dan makanannya cocok buat sekeluarga. 

Akhirnya, ketemu sama Bin House ini, yang ternyata memang deket banget dari RS. Saya happy!

Atlanta Residence Depok: gedung poli, tempat praktek dokter. Laboratorium Diagnosis RSU Bunda Margonda: Gedung utama tempat rawat inap pasien. Bin House Margonda: yang lagi saya ceritakan di sini 😁

Sudah Tahu Dekat, Malah Naik Mobil

Gedung RSU Bunda Margonda itu letaknya di pinggir jalan persis. Bisa keliatan dari jalan. Tapi, yang keliatan itu bukan gedung poli tempat para dokter praktek melayani pasien rawat jalan. Melainkan gedung yang di dalamnya terdapat IGD, pendaftaran, administrasi, kamar rawat inap, lab, dan lainnya. 

Ruang poli ada di gedung terpisah, namanya Atlanta Residence Depok (lihat gambar di peta). Ga nempel sama gedung RS. Ada jarak yang harus ditempuh dengan jalan kaki untuk ke sana. Saya pun nggak nyangka kalau poli ada di sana. Kirain apartemen saja. Ternyata lantai 1-5 dipakai oleh RS.

Atlanta itu kan agak masuk ke dalam. Jalannya mayan juga kalau dari depan. Ini juga yang bikin penampakan Bin House di app Google Maps terlihat agak jauh. Makanya kami mobilan ke Bin House. 

Eh ternyataaaa, bukannya cepat sampai, malah makan waktu sampai 30 menit. Karena pas keluar dari RS itu, mobil harus belok kiri dulu, lalu di depan sana muter balik ke arah UI. Abis itu muter balik lagi ke arah RS sesuai petunjuk G Maps. 

Pas udah dekat dengan titik lokasi, mobil dipelanin, saya memperhatikan pinggir jalan. Lalu shock sendiriiiii....ternyata Bin House itu samping-sampingan sama RS wkwkwk. Gubrak dah. Ngapain coba mobilan. 


Letaknya sangat strategis. Di pinggir jalan persis. 

Meskipun di pinggir jalan, keberadaan Bin House gak langsung keliatan dari jalan. 

Beda dengan Warunk Upormal yang ada di sebelahnya. Gedungnya kentara, dan orang-orang bisa langsung melihatnya dari jalan. Sedangkan Bin House agak ke dalam. Ketutup pohon-pohon dan dua bangunan kecil di depannya. 

Pantesan pas saya posting di IG dan FB, teman-teman blogger yang tinggal di Depok pada nggak tahu ada Bin House di pinggir jalan Margonda. Karena memang kayak tersembunyi.

Memang sih ada signage Bin House, tapi ukurannya kecil. Perlu dilihat lebih dekat baru keliatan. 

Parkir motor dan mobil ada di dalam. Jadi nggak di luar atau makan jalan. Saya termasuk orang yang gak bisa makan dengan tenang kalau meninggalkan mobil di jalan. Kayak tega merampas hak pengguna jalan raya gitu.

Saya suka di Bin House parkirnya masuk. Hanya saja, kalau tempat ini sedang full pengunjung, kayaknya space parkirnya gak muat. Solusinya, cari parkir di tempat lain, atau datang saja pakai taksi online atau ojol. Bebas ribet.



Konsep Glass House dan Area Outdoor yang Luas

Dari jalan raya emang gak begitu keliatan ada kafe estetik, tapi pas ke dalem, beda lagi cerita.

Mengusung konsep industrial, Bin House identik dengan perpaduan warna putih dan unsur kayu yang bikin suasana unik. 

Dari luar saja udah keliatan Bin House ini tempatnya asik banget buat WFC, cukup luas dan lega. Banyak space seating-nya untuk indoor dan outdoor

Kalau di dalam sejuk pakai AC, di luar sejuk pakai AC alami alias angin sepoi-sepoi. Di luar saya lihat ada asbak-asbak. Memang tempatnya di luar buat yang merokok. Yang ga tahan asap rokok seperti saya, sudah jelas gak akan duduk di luar. Selain itu, kalau siang terik, udara di luar lumayan panas. 

Tapi desain outdoor-nya cakep. Cakep buat foto-foto OOTD.

Aesthetic beach vibes gitu gak sih tempat duduk outdoor-nya? 😀



Buka Jam 10, Makanan Baru Ready Jam 12

Kejadian shock karena bermobil dari RSU Bunda ke Bin House itu percuma, berujung dengan prank.

Yessss berasa kayak kena prank. Saya liat di IG @binhouse_ jam buka 10:00 - 22:00 WIB. Jam 10.30 kami sampai sana. Di parkiran belum ada mobil lain. Hanya ada beberapa motor. Karena kafe nya rumah kaca, saya jadi bisa melihat ke dalam. Saat itu sudah ada 3 orang. Perempuan semua. Satu orang duduk. Dua orang mondar-mandir. Di luar ada satu laki-laki. 

Karena sudah ada orang, saya mengira kafenya sudah buka dan siap terima orderan. Tapi ternyata, setelah saya masuk dan bertemu seorang mbak-mbak muda, katanya kafe sudah buka tapi makanan baru ready jam 12. 

Hyaaah masih lama dong. Kami datang ke sana kan niatnya biar bisa duduk-duduk nyaman sambil makan dan minum. Kalau duduk saja belum ada yang bisa dipesan, mending nunggu di ruang tunggu pasien aja hihi

Tapi mbaknya baik, kami boleh duduk aja gapapa, walau belum bisa pesan apa-apa. Tapi kan, saat itu kami haus dan pengen ngemil sesuatu. 

Akhirnya kami keluar kafe, balik lagi ke RS. Markirin mobil, trus jajan ke Indomaret yang ada di lantai dasar Atlanta. Di sebelah Indomaret ada kafe, tapi sejak saya masih menemani suami dirawat sampai suami saya udah keluar, itu kafe belum buka juga. 

Ya sudah jajan minuman dan makanan di Indomaret saja. Setelah haus dan laper terobati, kami balik lagi ke Bin House. Tapi kali ini jalan kaki. Kapok naik mobil malah tambah jauh dan lama😂



Untuk Semua Segment

Bin House punya space yang luas, mencakup semua segment. Buat nongkrong, kerja, ataupun kumpul keluarga.

Suasana di dalam dan di luar sama nyaman, bersih, instagramable. Cocok buat nongkrong agak lamaan. Cocok buat yang suka foto-foto OOTD.

Saat kami di sana, kebanyakan anak muda yang datang dengan kelompoknya. Ada yang datang untuk ngobrol-ngobrol panjang, ada yang sambil bekerja, ada yang duduk tenang bersama pasangannya. 

Hanya kami saja pelanggan yang datang bersama keluarga 😁

Orang-orang yang pernah datang ke Bin House bilang makanan di sini enak-enak, dan paling direkomendasikan buat mereka yang pengen kulineran di Depok. 

Mungkin karena itulah Bin House sering dapat penilaian positif dari segi rasa, kenyamanan, harga, pelayanan, dan kebersihan.

 

Dari daftar menu yang ada, saya lihat produk yang disajikan terdiri dari makanan berat, snack, gelato, minuman kopi dan non kopi, semua ada. 

Cukup lengkap sih. Jadi gak kebingungan kalau ke sini mau pesen apa.

Menurut yang saya baca, biasanya orang ke sini buat minum kopi dan memesan pasta. 

Spaghetti aglio olio dan cumi tepungnya jadi favorit banyak pelanggan. Jika gak ngopi dan gak doyan pasta, masih ada pilihan menu lainnya.

Untuk menu dan harga, bisa dilihat pada gambar yang saya pinjam dari highlight MENU di Instagram @binhouse_

Terlihat beragam dan menggiurkan, bukan? Warna-warni minumannya juga cakep. Terlihat manis dan menyegarkan.







Saya bersama suami dan dua anak saya memesan tiga macam menu saja.

Taichan Kulit (35K), Chicken Teriyaki Rice Bowl (35K), Beef Mentai Rice Bowl (45K), plus 1 Nasi Putih (8K). 

Untuk minumannya kami memesan Taro (27K), Matcha Coffee (29K), Es Kopi Bin (25K), dan Earl Grey Milk Tea (27K).

Harga makanan di sini sangat ramah di kantong. Cocok untuk jajan anak muda yang masih minta uang sama orang tua 😁

Di sekitar sana kan ada kampus, cocok dengan kantong mahasiswa. 

Oh ya mengenai rasa makanannya, enak-enak semua, tapi bukan istimewa. Kalau minumannya, saya suka semua. Rasanya sesuai harapan. Disajikan dalam water jar besar, tapi ga hambar. Manisnya pas, rasanya menyegarkan. 

Semua penyajiannya cakep. Enak dilihat. Menarik untuk difoto. 





Nah, pas tahu di Bin House ini menunya beragam, harganya juga asyik, saya tuh asli kesel banget. Keselnya karena baru tahu. 

Padahal selama enam hari menemani suami dirawat, saya belanja makannya online mulu. Setiap buka aplikasi ojol food, resto yang muncul jaraknya minimal 1 kilometer semua dari RS. Pilihannya pun gak banyak yang sesuai selera. 

Seolah di sekitar RS itu gak ada tempat makan. 

Padahal, di samping kiri dan kanan, bahkan di seberang RSU Bunda itu bederet tempat makan enak-enak. Selain Bin House ada rumah makan Padang, ada warunk Upnormal, Oh My Grill, Sate Kambing Pak Kumis, dan lainnya. 

Itulah akibat males keluar, jadi gak tahu kalau di samping RS ada Bin House. Tempat nyaman buat makan dan minum enak-enak, cocok untuk sejenak melepas penat setelah banyak begadang menjaga suami sakit. 

Tapi ya udahlah, udah jadi rejekinya rumah makan lain, dan rejekinya ojol. Ga baik juga ngeluh dan kesel. Lain kali mesti rajin-rajin cek kiri kanan. Siapa tahu yang dicari tinggal loncat ke sebelah yang jaraknya cuma selemparan kolor.


 

So far, experience ke Bin House ini menyenangkan. Saya sangat menikmati kunjungan.  

Kalau misal sedang terjebak macet di jalan Margonda yang memang jarang lengang itu, bolehlah mampir ke sini dulu. 

Di sini makanan dan minumannya enak-enak. Servisnya juga oke. 

FYI aja, yang melayani gak banyak. Waktu saya di sana cuma dua orang saja. Tapi mereka cekatan. Mondar-mandir gantian antar pesanan, kadang mengurus mesin kasir, kadang mencatat pesanan, kadang memberi perintah ke juru masak. Abis itu saya lihat ada satu orang lagi. Jadinya bertiga. Semuanya masih muda-muda. Entah juga memang bertiga, atau ada yang lain tapi gak keliatan.


 

Buat teman-teman yang suka keliling cari tempat makan enak buat dicobain, yang asyik buat nongkrong, jangan sampai pas ke Depok nggak tahu ada Bin House ini. Memang kayak gak ada karena kurang keliatan dari jalan, tapi sebenarnya ada.

Tempat parkir ada, toilet dan musala juga ada. Yang ga ada cuma Song Joong Ki. Ga dijual dan gak ada dalam daftar menu 😂 

Kalau butuh pasangan buat nemenin duduk, bawa pasangan sendiri aja (ya iyalah masa pasangan orang dibawa 😛). Atau bawa bestie mu buat temen ngobrol sambil ngabisin kopi kesukaan.

Kalau aku, kemarin bawa keluarga. Foto pasangannya ya sama suami. Yuuhuuu 😍😁


Jadi gimana, Bin House ini cocok kan kalau dijadikan list tempat nongkrong kalian?

Terima kasih sudah membaca 💖

🍴 BIN HOUSE

⏰  Setiap hari, pukul 10.00-22.00 WIB.

💰 Sate Taichan Kulit Rp 35.000 | Beef Mentai Rice Bowl Rp 45.000

🎤🎸Live music everyday

📍Jl. Margonda Raya No.35, RW.3, Pondok Cina, Kecamatan Beji, Kota Depok, Jawa Barat 16424