Tampilkan postingan dengan label Travel Blogger. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Travel Blogger. Tampilkan semua postingan

Best Medical Travel Influencer International, Pengalaman Berharga di Event Medical Travel Media Award 2021 (MTMA 2021) Malaysia

Alhamdulilah. Sangat senang dan bersyukur terpilih menjadi Best Medical Travel Influencer International Category di ajang Medical Travel Media Award 2021 (MTMA 2021) di Malaysia. Bersaing dengan participant dari 14 negara, dinilai oleh 8 juri yang merupakan pemimpin dan ahli di industri media (Malaysia, Singapura, Indonesia), dan pastinya jadi membawa nama negara meraih juara. Sebuah pengalaman indah dan berharga yang saya peroleh sebagai seorang content creator

Medical Travel Media Awards 2021
Best Medical Travel Influencer (international category) MTMA 2021

Medical Travel Media Award 2021 Virtual Awards Presentaton Ceremony

Acara pengumuman penghargaan Medical Travel Media Award 2021 (MTMA 2021) digelar secara virtual pada hari Kamis tanggal 9 Desember 2021 Pukul 07.00PM waktu Malaysia. 

Acara ini dihadiri oleh Menteri Kesehatan Malaysia Yang Berhormat Khairy Jamaluddin, Chief Executive Officer Malaysia Healthcare Travel Council (MHTC) Yang Berusaha Mohd. Daud Mohd Arif, para juri (8 orang), para participant, serta pihak lainnya yang ada dalam daftar undangan MHTC.

Saya menyaksikan dari rumah di BSD, bukan datang ke Malaysia. Kita semua tentu paham bahwa situasi pandemi saat ini membuat sejumlah event masih banyak digelar secara virtual. Para participant dari berbagai negara yang terpilih sebagai finalist atau pun bukan, bisa hadir dengan mudah hanya dari rumah saja.



Mr. Mohd Daud Mohd Arif, Chief Executive Officer Malaysia Healthcare Travel Council (MHTC) 

The Honourable Khairy Jamaluddin, Minister of Health Malaysia 

Tentang Medical Travel Media Award (MTMA)

The Medical Travel Media Awards (MTMA) is a first-in-the-world international awards event that recognises both the media and influencers for playing an instrumental role in growing Malaysia Healthcare and the medical travel industry.

Medical Travel Media Award (MTMA) adalah ajang penghargaan untuk jurnalis dan agensi media yang telah berkontribusi dalam mempromosikan industri perjalanan medis Malaysia. 

Penghargaan MTMA dipersembahkan oleh Malaysia Healthcare Travel Council (MHTC) yang merupakan lembaga kesehatan pemerintah Malaysia.

The Malaysia Healthcare Travel Council (MHTC) is a government agency that has been entrusted with the responsibility of curating the country’s healthcare travel scene. Founded in 2009, MHTC works to streamline industry players and service providers in facilitating and growing Malaysia’s healthcare travel industry under the brand “Malaysia Healthcare” with the intended goal of making Malaysia the leading global healthcare destination.

Event penghargaan MTMA telah diadakan sejak tahun 2019, dan tahun 2021 ini merupakan gelaran yang ketiga. Saya sendiri baru tahu tahun ini, tepatnya sejak diinformasikan secara pribadi oleh agency yang ditunjuk oleh pihak MHTC (mengenai hal ini, akan saya ceritakan pada paragraf berikutnya, simak terus ya).

Medical Travel Media Awards (MTMA) 2021 is an event that recognizes and rewards excellence in journalism for local and international media as well as influencers sharing stories that promote medical travel in Malaysia.

Dilihat dari nama penghargaan yang menyebut nama media, tentunya penghargaan MTMA ini ditujukan untuk mereka para jurnalis. Lantas, bagaimana ceritanya saya yang bukan dari kalangan jurnalis ini  bisa diundang untuk berpartisipasi di MTMA? 

Penyelenggara MTMA

Sponsor dan Partner MTMA 2021


Kategori Penghargaan MTMA 2021. Best Medical Travel Influencer Kategori Terbaru!

Ada enam kategori yang sangat kompetitif pada ajang penghargaan MTMA 2021, terdiri dari:

  1. Best Print Medical Travel Report 
  2. Best Online Medical Travel Report
  3. Best Broadcast Medical Travel Feature
  4. Medical Travel Editorial Team of the Year
  5. Medical Travel Journalist of the Year
  6. Best Medical Travel Influencer

Untuk penghargaan Best Print Medical Travel Report, Best Online Medical Travel Report, Best Broadcast Medical Travel Feature, dan Best Medical Travel Influencer masing-masing diberikan untuk kategori Malaysia dan International.

Kategori ke-6 Best Medical Travel Influencer merupakan kategori baru untuk MTMA tahun 2021 karena di MTMA tahun 2019 dan 2020 belum ada. Itu sebabnya saya yang bukan berasal dari kalangan jurnalis ini bisa ikut serta karena menurut pihak agency yang terlibat dalam event ini, saya dianggap layak berpartisipasi untuk kategori influencer

"Hello and hope you're well. I'm NA (inisial nama orang yang DM saya) from L (inisial nama agency) Communications, on behalf of Malaysia Healthcare Travel Council (MHTC). On behalf of our client, we would like to invite you for the 'Best Medical Travel Influencer' category, under the Medical Travel Media Awards 2021 (MTMA 2021). Do let me know if you're keen to know more. Happy to drop an email on this. Thank you!" 

Pesan itu dikirim via DM IG, disertai link dari IG post yang pernah saya publish pada bulan November 2020. 

Artinya, undangan untuk berpartisipasi di MTMA 2021 ini tidak serta merta datang, tapi memang sudah ada "modalnya", yakni berdasarkan postingan terdahulu yang kemudian entah bagaimana caranya bisa ditemukan oleh pihak MHTC. Jadi di sini bukan saya diundang dulu baru bikin konten tapi karena memang sudah ada konten lama yang dilihat oleh MHTC. Baru kemudian saya bikin konten lagi, sebagai tambahan.

Dari pesan yang dikirimkan tersebut, pihak MHTC juga menyebutkan kategori yang tepat untuk saya, jadi bukan saya yang memilih sendiri ingin berkompetisi di kategori yang mana. 

Dari sinilah awal mula saya masuk ajang penghargaan MTMA 2021. Saya membalas DM dari NA dan kemudian mengirim email. Selanjutnya diundang untuk mengikuti briefing melalui Zoom Meeting. Dalam pertemuan online itu kami (saya dan participant lainnya) dijelaskan mengenai cara mengikuti ajang penghargaan MTMA 2021. Apa yang akan dinilai, siapa jurinya, kapan deadline submit, dan apa saja hadiahnya, semua diterangkan dengan sejelas-jelasnya. 




Judging Criteria MTMA 2021 - Best Medical Travel Influencer Category

Setiap kategori penghargaan memiliki kriteria penjurian. Untuk kategori Best Medical Travel Influencer, penghargaan dievaluasi berdasarkan lima bidang utama berikut ini:

  1. Kualitas Penelitian
  2. Kualitas Teknik / Presentasi
  3. Kreativitas
  4. Konten/ Judul
  5. Digital/ Social Presence/ Shareability

Pedoman Topik:

  • Setiap artikel, video, dan postingan media sosial yang terkait dengan promosi Malaysia Healthcare dan Malaysia Healthcare Travel Council. Sebagai contoh: Sebuah liputan berita terkait dengan Malaysia Healthcare / pengumuman perusahaan MHTC / pengalaman sendiri atau pengalaman perawatan kesehatan fisik / virtual pasien di Malaysia. Ini berlaku untuk semua Kategori Penghargaan.
  • Laporan terkait COVID-19 yang terkait dengan promosi dan penyebutan Malaysia Healthcare akan memenuhi syarat untuk diajukan sebagai entri, kecuali laporan yang hanya berfokus pada angka COVID-19 di Malaysia. Misalnya: Sebuah artikel atau cerita tentang bagaimana COVID-19 telah mempengaruhi industri Perawatan Kesehatan Malaysia di Malaysia / Profesional perawatan kesehatan Malaysia perhatian penuh ketika Anda atau pewawancara Anda terpengaruh oleh COVID-19 / cerita terkait gelembung perjalanan wisata medis. Ini berlaku untuk semua Kategori Penghargaan.

Word and social posting limit:

  • Influencer / Key Opinion Leaders (KOL) / Freelancer;
  • Platform yang memenuhi syarat: Facebook, Instagram, YouTube TikTok, Blog

Minimal 1 konten media sosial dalam bentuk:

  • 1 video dengan durasi video minimal 15 detik; ATAU
  • 1 postingan media sosial statis dengan satu atau beberapa foto; ATAU
  • 1 artikel blog dengan panjang minimal 500 kata ATAU
  • Commentary/Surat/Opini: 1 artikel dengan panjang minimal 500 kata

Dengan catatan penulis tidak harus jurnalis yang terkait dengan publikasi media apa pun. Boleh seorang KOL dalam industri kesehatan, misalnya, dokter, ahli bedah, dosen, peneliti, dan pakar industri, dll. Namun, penulis harus mendapatkan persetujuan dari platform yang menerbitkan komentar, surat, atau pendapatnya. Jika KOL adalah seorang jurnalis, maka dapat mengajukan untuk kategori Best Online Medical Travel Report (Malaysia / International) / Medical Travel Journalist of the Year (Malaysia / International).

Ada 6 konten yang saya ajukan di MTMA 2021. 3 IG post, 2 artikel Blog, dan 1 video di Youtube. 1 blogpost dan 1 IG post diposting sebelum diundang berpartisipasi di MTMA 2021. 

1 Video di Youtube

1 dari 3 IG Post

1 dari 2 artikel blog

Para Juri Kompeten di Industri Media, Salah Satunya dari Indonesia.

Ada delapan juri dari Malaysia, Singapura, dan 1 orang dari Indonesia yang terlibat dalam penilaian untuk penghargaan MTMA 2021.

Para juri tersebut adalah Mohd Daud Mohd Arif (MHTC Chief Judge), Ms. Manminder Dhillon (Head Judge), Dr. Izzal Asnira Zolkepli, Haikel Fahim, Hanizah Hamzah, Kiranjit Kaur, Shannon Teoh, dan Cristian Rahadiansyah (Indonesia).

MTMA2021 will be judged by an esteemed panel of industry leaders and experts. The well-established judging panel will be unlike no other, as each judges is an expert in their own areas.

Berikut adalah profil para juri:


Finalist MTMA 2021 Kategori Best Medical Travel Influencer International

Periode pengajuan konten untuk diikutsertakan dalam MTMA 2021 sejak Maret hingga Oktober 2021. Saya mungkin termasuk yang telat tahu (telat diberitahu?), tapi alhamdulillah masih punya cukup banyak waktu untuk menambah entri. 

Berdasarkan informasi yang saya dapat, penghargaan untuk kategori Best Medical Travel Influencer ini diramaikan oleh participant dari berbagai negara. Saya mengetahui ada dua blogger Indonesia yang ikut serta dalam event ini, namun ternyata jumlah influencer Indonesia yang berpartisipasi lebih banyak dari yang saya ketahui.  

Periode penilaian sejak Oktober hingga November, dan pengumuman dilaksanakan pada tgl. 9 Desember 2021.

Pada minggu terakhir bulan November, undangan untuk acara pengumuman penghargaan dilayangkan lewat email. Begitu pun pengumuman finalist. Lalu apa yang terjadi??

Subjek email yang dikirim oleh pihak MHTC membuat saya terkejut gembira disertai rasa tak percaya:  [MTMA2021] Congratulations! You’ve been shortlisted as one of the MTMA2021 finalists.

Masya Allah, saya terpilih jadi finalis! 


Persiapan Untuk Kemenangan di Tengah Ketegangan

Tidak menerima kabar siapa yang jadi finalis ternyata beda rasanya dengan setelah dikabari jadi finalis. Deg-degannya double bahkan triple. #halah 😛😆 Yang tadinya santai menanti hari H pengumuman, setelah tahu jadi finalis malah jadi gak tenang. Selain itu diminta pula menyiapkan award speech buat nanti bila menang.

“How do you feel being shortlisted as one of the MTMA2021 finalists?”

Jujur, saya belum pernah menang (sebagai content creator) di ajang penghargaan level internasional begini. Satu-satunya yang ada di benak saya jika terpilih jadi pemenang adalah bersyukur pada Allah SWT dengan mengucapkan Alhamdulillah. Tapi kan nggak sampai di situ saja, mesti dilanjut dengan kata-kata lain berupa kalimat penuh makna mengandung kesan dan pesan positif yang dapat menjadi inspirasi bagi orang lain yang mendengarkan. 

Kenapa sih mesti dipersiapkan? Karena kemenangan adalah kejutan yang  mendatangkan rasa haru sekaligus bahagia. Momen ini seringkali bikin orang jadi rada shock, bahkan menangis (dan itu terjadi di saya!), lalu sibuk menyeka air mata, nafas jadi susah, akhirnya sulit berkata-kata. Berdiri tegar sih masih bisa, tapi yang namanya mendadak nge-blang bisa terjadi, akhirnya apa yang mau dikatakan jadi lupa semua.

Berkata-kata di panggung kemenangan memang gak sesederhana yang dikira. Saya sampai gugling dan nonton video para artis yang menang piala citra atau pun oscar, tapi saya gagal (lagian kenapa nonton award film bukan award yang lain?? haha), yang ada malah ketemu artis yang award speech-nya dibully netizen haha.

Intinya, saya nggak ingin sembarangan berkata-kata. Harus bikin yang bagus, harus menarik, tapi tetap sesuai kata hati dan isi pikiran sendiri. 

Akhirnya, saya konsultasi dengan Mbak Sara, seorang praktisi, pengajar dan trainer keterampilan komunikasi dalam bidang public speaking, radio dan content creative, yang telah tersertifikasi Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP), pernah menyabet gelar sebagai Penyiar Radio Terbaik se- Jawa Tengah tahun 2018 dan saat ini mendirikan SPEAKING.id (sebuah lembaga pelatihan keterampilan komunikasi), saya mendapat pencerahan secerah-cerahnya sehingga award speech berhasil saya susun dan saya juga dibekali ilmu tentang bagaimana nanti sikap dan ekpsresi saat speech

Kok sampai segitunya sih hanya untuk award speech berdurasi 2 menit? Padahal belum tentu menang juga wkwk. Iya lho, wong baru jadi finalis saja, belum jadi pemenang. Tapi entahlah, saat itu yang saya pikirkan hanya harus mempersiapkan diri agar tak mematung ketika terpilih.

Bagi saya, penting menghargai pihak penyelenggara acara dengan sebaik-baik cara. Jika belum terbiasa tampil bicara di panggung kemenangan level internasional begini, maka saya harus belajar! Saya yakin apa yang saya pelajari tidak akan sia-sia.

Alhamdulillah Terpilih sebagai Best Medical Travel Influencer International Category

Akhirnya tampil untuk award speech di MTMA 2021

Alhamdulillah terima kasih MHTC untuk penghargaan dan hadiah

Best Medical Travel Influencer (International) MTMA 2021

The Medical Travel Media Awards (MTMA) is a first-in-the-world international awards event that recognises both the media and influencers for playing an instrumental role in growing Malaysia Healthcare and the medical travel industry 💜

Penghargaan di ajang MTMA 2021 sebagai Best Medical travel Influencer International menjadi hadiah paling indah di tahun 2021. Hadiah terbaik saat ini sependek saya menjadi content creator.

Penghargaan yang melenyapkan rasa kecewa atas beberapa hal yang kadang diharapkan terjadi tapi belum terwujud bukan karena saya tidak pantas, but because you deserve better, kata suami. 

Dan, award speech yang dibuat itu memang tak sia-sia.

Hello everyone. Assalamualaikum.

I'm Katerina, an Indonesian content creator.

I am flattered to be selected as a winner of the MTMA, in the Best Medical Travel Influencer International Category for this valuable event. I hope that my participation, will widen my experiences and able to improve the bilateral connections between Indonesia and Malaysia, today and for the coming future.

I am happy to be able to participate, and never expected to be one of the great finalists. Hence, it’s such a great honour to be part of this. I write and share wonderful things, so others can experience my point of view and able to feel what I’m trying to say. 

I wish those sharing stories will leave some gorgeous footprint, in the vast universe of the internet, no matter how small, strongly memorable and useful to others. 

Once again, thank you for holding this event. I wish it can motivate and inspire other writers and influencers, in creating more quality contents, especially in the medical travel issue.

I also would like to extend my sincere thanks to my husband and kids. The ones who always give their rapid support and tons of love.  

Thank you! 

 

Event MTMA 2021 ini kelihatannya tidak heboh digemborkan, cenderung senyap, tapi berjalan dengan pasti, teliti, rapi, dan sukses menghasilkan penghargaan yang penuh arti. 

Terima kasih tak terhingga kepada Malaysia Healthcare Travel Council (MHTC) dan Kementrian Kesehatan Malaysia!

👉 Malaysia Healthcare Honours Media Frontliners at MTMA2021 (theiskandarian.com)

👉 Malaysia Healthcare Honours Media Frontliners at MTMA2021 (theeditor.id)

👉 Medical Travel Media Award 2021 Announces Winner

👉 BERNAMA Wins Medical Travel Editorial Team of The Year Award

👉 Big Victory for The Star at Medical travel Media Awards 2021

Video acara pengumuman pemenang MTMA 2021 dapat ditonton di channel saya berikut ini: 

Kuliner Seafood Restoran Artomoro Labuan Bajo TERENAK!!

Kuliner Seafood Restoran Artomoro Labuan Bajo
Kuliner Seafood Restoran Artomoro Labuan Bajo

Selamat datang kembali di tulisan tentang Labuan Bajo. Semoga betah dan mau baca terusss sampai kecanduan 😂 Kali ini saya bahas kuliner lagi. Kuliner Labuan Bajo tentunya ya, bukan Labuhan Hati. 

Setelah sebelumnya bahas Kuliner Seafood di Kampung Ujung, lalu Kuliner Seafood di atas Kapal Sailing Komodo, sekarang Kuliner Seafood di Restoran Artomoro.

Baidewei basewei, waktu baca Artomoro itu, saya berasa baca nama Podomoro, perusahaan pengembang terbesar di sektor properti. Pada tahu kan?? Nah, pas diajak ke resto itu, saya kok bisa-bisanya ya bayangin apartemen bederet-deret dan muka adik ipar saya (pernah lama kerja di sana) yang sibuk ngarahin anak buahnya jualan unit 😅 

Restoran Artomoro terletak di Kampung Labuan Bajo. Lho kok kampung sih, bukannya kota? Karena Labuan Bajo memang desa kak, desa di pinggir laut yang berada di wilayah Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, NTT. Hebatnya kampung ini, dia punya bandara, pelabuhan, dan objek wisata yang mendunia. Kalau kampung saya mana ada landasan pesawat, adanya landasan hati 😆

Nah, lewat tulisan ini, mari ikut saya keliling kampung dan makan di restoran dengan menu seafood paling yahud.

Abang ganteng bewokan berkaos putih itu adalah Rafael, warga asli Labuan Bajo. Siapa Rafael, dan untuk apa kami ketemu dia, baca di paragraf ya hihi

Di restoran Artomoro ini kami hanya berlima. Bang Rafael, Bayu, Kevin, Celly, dan saya. 2 bule di belakang itu tentu bukan rombongan kami dong wkwkw

Jumpa Rafael di Restoran Artomoro

Judulnya jumpa, udah kayak acara fans ketemu idola aja ya hihi. Saya rasa ini memang acara jumpa penggemar, idolanya adalah Bang Rafael. Tapi, siapa dia?

Celly teman saya, berteman dengan Rafael. Sebagai orang yang bergelut di bidang pariwisata (Celly adalah owner Gamanesia), pergaulan Celly tentu saja luas, dia punya banyak kenalan di mana-mana, termasuk di Labuan Bajo. Nah, Bang Rafael itu adalah salah satu penggiat wisata Labuan Bajo. Pastinya ada hubungan baik antara penggiat wisata dan pelaku wisata. Sebagai kawan, pastilah mereka membuat janji temu. Entah itu untuk sekadar bertemu, atau mungkin untuk ngobrol banyak hal terkait kegiatan pariwisata.

Hari itu tgl. 17 Maret 2019. Hari ke-5 saya berada di Labuan Bajo. Rombongan trip Komodo sudah kembali ke Jakarta. Tinggal saya, Celly, Kevin, dan Bayu yang akan sama-sama balik ke Jakarta tgl. 18 Maret 2019. Berhubung kegiatan trip sudah khatam, kami pun mengisi waktu suka-suka. Jumpa Rafael itu termasuk acara suka-suka lho 😂

Saya sih senang aja diajak Celly ketemu dan kenalan dengan Rafael. Malah bakal nyesel banget kalau menolak. Rugi dong kalau sampai nggak icip-icip seafood Artomoro. Rugi juga kalau gak ikut dengar info-info menarik seputar pariwisata Labuan Bajo langsung dari mulut Rafael. 

Gitu doang bahasan Rafaelnya? Ada sih lainnya. Tapi rahasia 🤣

Kiri: Penampakan Kafe di bawah restoran || Kanan: Penampakan dining area Restoran Artomoro

Dining area indoor restonya seperti ini, biasa aja sih, dan waktu difoto masih sepi. Tapi tak lama ramai,tamunya rata-rata bule, atau wisatawan dari domestik asal Jakarta dan sebagian besar kota-kota di Jawa

Jalan Kaki ke Restoran Artomoro

Kami masih mengandalkan Escape Bajo sebagai tempat menginap. Dari hotel kami jalan kaki ke Restoran Artomoro. Seberapa jauh? Menurut saya, kalau naik mobil terlalu dekat. Kalau jalan kaki, lumayan bikin keringatan dan agak pegal 😅

Ternyata nggak sampai pegal sih, mungkin ga berasa ya, karena sepanjang jalan itu saya menikmati lihat-lihat suasana kampung. Di sepanjang jalan saya cukup sering ketemu wisatawan asing. Mereka tampak keluar masuk tempat-tempat agen wisata yang menjual trip/sailing komodo. 

Nggak sulit mengenali nama-nama tempat yang ada di sepanjang jalan yang kami lewati. Tiap bangunan di sana ada nama, lengkap dengan keterangan yang menjelaskan itu bangunan apa, jual jasa apa, dan buat apa.

Dari hotel, restoran, sewa kapal, agen paket wisata tur sailing, paket wisata diving, toko pakaian, toko perlengkapan diving, mini market, kafe, dan lainnya.

Melihat ramai bule lalu lalang mengingatkan saya pada suasana di Kuta Bali. Tapi di sini masih berasa "kampungnya". Maksud saya, dari segi bangunan belum semodern dan tertata seperti di Bali, masih ada kesan "kumuh" nya. Nggak parah sih, tapi masih berasa.

Kalau soal jalan raya, udah tebal dan mulus. Trotoar juga bagus. Ga ada pengendara yang nakal bermotor di trotoar, tak ada pula yang jualan di trotoar. Tapi soal parkir, badan jalan dipakai gaes. Separuh jalan jadi tempat parkir. 

Trotoarnya lebar dan nyaman buat dilalui. Restoran Artomoro ada setelah bangunan yang tampak di foto ini

Sepanjang jalan banyak agen wisata yang menjual bermacam paket wisata Labuan Bajo. Turis asing cukup biasa terlihat lalu lalang di jalan dan masuk ke tempat-tempat penjualan paket wisata tersebut.

Pertigaan di Jalan Soekarno Hatta -  Labuan Bajo. Kalau ke kanan ke Restoran Artomoro. Kalau ke kiri mungkin ke hatimu

Ini nih yang saya maksud parkir di badan jalan. Pemandangan ini lumrah terlihat di kawasan ini, selain memang ramai oleh tempat makan, juga ramai oleh tempat jualan jasa wisata

Namanya juga kawasan turis, jadi di sini banyak tempat yang memang memfasilitasi keperluan para turis. Dari hotel, kafe, tempat penukaran uang, dan lainnya. Foto kanan ada papan petunjuk "Restoran Artomoro". Itu restonya di atas gaes, naik tangga yang keliatan di kanan itu

Gak Mewah tapi Bersih! Tempatnya Nyaman tapi Toiletnya Cuma Satu! Perut Mules Bule Antri Bikin Keki!

Saya hampir nggak punya ekspektasi apa-apa saat diajak makan di Restoran Artomoro. 

Selama lima hari sebelumnya, berturut-turut makan seafood di Kampung Ujung, lalu makan seafood di kapal, lidah saya menjadi terbiasa dan mulai merasa seolah nggak akan terkejut lagi dengan seafood di tempat lainnya. "Ah, paling juga sama." Pikir saya begitu.

Tapi ada sedikit harapan bahwa makanan di Artomoro level enaknya kemungkinan lebih tinggi dari seafood di Kampung Ujung. Saya membuat kemungkinan itu karena sempat dengar bahwa Artomoro itu tempat favoritnya para wisatawan penggemar seafood.

Kedua, sewaktu tiba di resto, saya lihat tempatnya ternyata nyenengin, gaes. Restonya ada di lantai dua. Tempatnya bersih, dan terbuka. Bukan terbuka atapnya lho ya, tapi ruangannya separuh terbuka yakni bagian depan yang menghadap ke jalan. Jadi udara segar bisa masuk dengan bebas. 

Tempat duduknya juga banyak. Mejanya bisa muat buat berempat saja, hingga berenam atau berdelapan. Nah, yang saya kurang sreg, toiletnya cuma 1. Duh, mana pas nyampe resto itu saya mendadak sakit perut euy. Entah kenapa, belum makan perut udah melilit. Saya jadi bolak-balik ke toilet. Udah gitu, ada 2-3 bule antri nungguin saya wk-wk-wk. Udahlah mules, diserang rasa malu karena kelamaan di dalam. Soalnya sempet diketuk-ketuk. Busyet ha-ha-ha. Saya buruan keluar, tapi abis itu ikut antri lagi wk-wk-wk. Biarin dah bulenya menatap heran. Emang gue pikirin ha-ha-ha.

Setelah didera derita sakit perut yang tiba-tiba banget itu, dan tuntas bolak-balik ke WC, perut akhirnya mendingan. Ternyata, kelar urusan sakit perut, kelar pula masakan yang kami pesan. Makanan pun terhidang. Gilak bisa pas banget yak wk-wk-wk

 Awalnya makan berempat saja, karena Rafael belum datang

 Kami memesan Kepiting Lada Hitam (145K), Cumi Goreng Telur Asin (60K), Udang Saus Tiram (60K), Tumis Kangkung Terasi (25K)

 Cumi Goreng Telur Asin ini  bikin nangis gaes saking enaknya. Beneran!

 Kepiting Lada Hitamnya bukan kaleng-kaleng, sedapnya sampai bikin pengen salto bolak-balik dari istana negara ke Monas

 Sebetulnya saya lupa itu udang dimasak apaan wkwkw Tapi di resto menu udang cuma dimasak Saus Tiram, Bakar Madu, Lada Hitam, Goreng Tepung, Asam Manis dan Cabai Garam. Saya tebak udang yang kami makan ini kalau gak Lada Hitam (80K), Asam Manis (55K), ya Saus Tiram (60K)

Ini Menu di Restoran Artomoro

Seingat saya, Rafael telat datang. Jadi kami makan duluan. Nah, pada pesanan pertama, kami makan menu kepiting, cumi, dan udang. Oh bentar, saya ceritakan dulu menu-menu yang ada di restoran Artomoro ini ya.

Untuk Seafood ada Udang, Ikan, Kepiting, dan Cumi. Buat kamu yang nggak doyan seafood, silakan melengos wk-wk-wk. Buat yang suka, pelototi segera, terutama pada bagian harga. Karena HARGA dalah KUNCI wk-wk-wk
  • Olahan ikan terdiri dari Ikan Goreng ATM (45K/70K), Ikan Tim Jahe (60K), Ikan Bakar ATM (50K/80K). 
  • Olahan Udang terdiri dari Udang Saus Tiram (60K), Udang Goreng Tepung (50K), Udang Cabai Garam (60K), Udang Bakar Madu (75K), Udang Lada Hitam (80K). 
  • Olahan Cumi terdiri dari Cumi Goreng Telur Asin (60K), Cumi Goreng Tepung (50K), Cumi Sauce Padang (60K), Cumi Bakar (80K).
  • Olahan Kepiting terdiri dari Kepiting Saus Pedas (85K/145K), Kepiting Saus Padang (85K/160K), Kepiting Lada Hitam (85K/145K).

Untuk side dish ada Nasi (10K), Potato Wedges (35K), Tempe/Tahu goreng (15K), Bakwan Jagung (35K), Lalapan (10K), Sambal Dabu-Dabu (8K), Sambal terasi (4K). 

Buat yang nggak doyan seafood bisa makan ayam, di sini ada Paket Ayam Goreng ATM+Nasi (45K/160K), Ayam Bakar ATM+Nasi (50K), Ayam Asam Manis (55K).

Aneka Sayur ada Sayur Bayam (20K), Tumis Kangkung Terasi (25K), Tumis Bunga Pepaya Ebi (40K), Sayur Campur (35K), Sayur Asam (25K), Buncis Crispy Bawang Putih (50K).

Daging & Sup tersedia pilihan Sapi Lada Hitam (55K), Tom Yum Seafood (55K), Ikan Kuah Asam (85K), Corn Asparagus (55K).

Untuk dessertnya hanya 1 jenis yaitu Waffle with Honey & Butter (40K).

Minuman ada banyak macamnya. Minuman dingin/hangat mulai 25K-35K, Minuman Juice mulai 30K-40K, dan ada minuman Soft Drink & Beer mulai 20K-48K.

Tersedia juga menu paket di antaranya Paket Menu Reguler 85K/pax, Paket Menu Special 130K/pax, Paket Menu Seafood 180K/pax, Kids Menu 65K/pax.

Untuk rincian menu paket silakan cek di linktr.ee/artomoro.flores.
Di sini saya menulis bukan dalam rangka endors, paid promote, atau apalah itu yang sifatnya dibayar oleh resto. Jadi murni sebagai pengalaman dan informasi saja. 

Jadi kalau saya bilang enak, memang enak beneran. Kalau ga percaya, ya kamu harus percaya wk-wk-wk  

Oh ya, Restoran Artomoro ini ada IG nya kok, silakan ceki-ceki di @artomoroflores.
 Rafael datang, pesan menu lagi, makan lagi 😂

 Kirain buat diulek jadi bumbu gado-gado, ternyata ini cemilan 

 Menu ronde ke-2: Ikan Goreng ATM (45K/60K), Tahu & Tempe (15K), Sambal Dabu-Dabu (8K), Udang Goreng Tepung (50K), Tumis Bunga Pepaya Ebi (40K)

 Sambal Terasi tidak boleh ketinggalan dong. 

Seafood Restoran Artomoro ternyata Benar-Benar ENAK! 

Saya mau nangiiiis makan seafood-nya ternyata enak-enak bangeeet. Enak Gila. Gila enak banget. Enak jangan bikin gila, woy! Wk-wk-wk

Iya suer, masakan di resto ini beneran enak banget. Saya terkezuuuut karena memang gak punya ekspektasi tinggi ya sama makanan di sana. Bukan apa-apa, di tulisan sebelumnya, waktu saya makan seafood di Kampung Ujung itu, saya sudah jujur bilang bahwa masakan di sana enak, tapi biasa. Bukan enak yang istimewa. 

Kalau di resto Artomoro ini level enaknya udah plus istimewaaaa. 

Saya jadi teringat urusan mules sampai ngantri digedor bule itu, ternyata ada hikmahnya sodara-sodara. Biar perut saya dikuras sampai kosong, lalu diisi dengan makanan baru yang rasanya tuh bikin lu pingin nangis ha-ha-ha. Kayak sengaja banget biar perutnya hanya diisi oleh makanan dari Artomoro. 

Tapiiii ingat saudara-saudara. Saya makan di Artomoro gratis. Ditraktir Celly. Bisa jadi enaknya karena saya gak bayar. Totalnya kan hampir sejuta tuh. Coba aja bayar sendiri segitu, bukan nangis keenakan, tapi nangis pahit, gak jadi enak di lidah wk-wkw-wk 

Ah tapi lidah saya jujur kok, biar kata ditraktir, tetap enak. Kalau gak percaya, pergi aja ke Labuan Bajo, datang ke Artomoro, pesen semua makanan yang saya sebut tadi, lalu rasakaaaan kelezatannya. *lalu ditagih dimintain tiket pesawat PP ke Labuan Bajo wk-wk-wk.





Jalan Kaki Keliling Kampung


Usai makan enak di Restoran Artomoro, kami pulang ke hotel dengan jalan kaki. Abis makan dibawa jalan, sampai hotel lapar lagi ha-ha-ha.

Tapi jalannya santai sih. Nggak buru-buru, apalagi ngebut sambil lari karena kami memang bukan atlit lari. 

Jalan yang kami ambil beda dengan jalan sewaktu pergi. Kali ini memutar. Kami melewati sekolah, gedung bea cukai, rumah-rumah penduduk, dan lainnya. Tampak agak sepi dari turis. Tapi hotel, kafe, resto, dan tempat-tempat agen wisata masih berjejer sepanjang jalan.

Saya melihat motor dan mobil lalu lalang, tapi tak ada taksi. Adanya mobil sewa, seperti Avanza dan Inova, tapi susah dikenali karena tidak ada tanda tertentu di kendaraan tersebut. 

Saya juga tidak tahu di mana ada ojek, atau memang tidak ada?

Kampung ini mungkin sepi bila tak ada wisatawan. Dan saya senang sekali turis datang ke sini bejibun. Kampung yang sepi jadi ramai, toko-toko dan tempat makan buka sampai malam, hotel-hotel terisi, paket-paket wisata laris manis.

Keadaannya memang belum serapi di Bali, seperti kawasan Kuta, tapi potensi wisata bahari di sini bagi saya terbaik. Saya yakin suatu saat kampung Labuan Bajo ini akan lebih rapi, bersih, dan beberapa tempat yang masih terlihat kumuh itu bakal tinggal cerita.

Kain tenun Flores yang saya pandang-pandangi

Kemeja Flores Biru yang saya beli untuk suami dan anak

Kain dan selendang Flores yang saya beli

Jalan kaki sampai lewat kantor Bea & Cukai

Anak sekolah melintas di depan sebuah hotel

Dua sekolah di Labuan Bajo

Hotel

Buat yang ga bisa pindah ke lain masakan selain Padang, tenang di Labuan Bajo ada Rumah makan Padang kok 😀

Gerbang Pelabuhan Labuan Bajo

Jalan bareng menikmati suasana malam di Labuan Bajo


Kuliner Seafood Kampung Ujung, alternative tempat makan seafood di Labuan Bajo. Harga Ramah di Kantong.


Buat yang pengen merasakan makan seafood di pinggir laut, dengan suasana yang lebih santai tapi berisik oleh suara ombak, orang-orang lalu-lalang, dan udaranya lumayan gerah, coba pergi saja ke Kampung Ujung.

Kampung Ujung sudah pernah saya tulis, bisa dibaca di sini ya Kuliner Seafood Kampung Ujung.

Saya ceritakan ulang di sini, sebagai tambahan.

Di Kampung Ujung itu, saat pertama masuk kita harus beli kupon dulu supaya bisa belanja. Harga kuponnya bervariasi, mulai dari 20K, 25K, hingga 50K. Setelah itu kita bisa langsung ke tenda-tenda kuliner. Pilih tempat mana saja yang kita suka. Ga ada beda sih, sama-sama di pinggir laut dengan pemandangan mulai dari laut itu sendiri, deretan kapal nelayan dan kapal wisata, hingga orang-orang yang datang dan pergi ke laut. 

Kalau sudah dapat tempat duduk, mulailah pilih-pilih seafood. Mau udang, ikan, cumi, kepiting, kerang, semua ada.

Pilihan menu untuk seafood lumayan beragam, dari sekadar digoreng, dibakar, dimasak dengan bermacam jenis saus, hingga di sup.

Semua menu beserta nasi, sayur, sambal, dan lalapannya jelas lebih murah daripada di Artomoro. Harga pinggir jalan sama resto jelas beda ya. 

Meskipun murah, nggak berarti rasanya hambar. Hanya saja, kalau abis makan seafood di resto Artomoro lalu makan di Kampung Ujung, kebanting banget rasanya. Tapi bukan yang parah gitu juga sih. Saya ga bilang kalau di Kampung Ujung itu gak enak ya. Enak kok, buktinya 2 kali saya makan di sana di waktu berbeda, dan tetep bisa menikmati. Hanya saja, saran saya, kalau mau makan seafood, makan dulu di Kampung Ujung, baru ke Artomoro. Jangan kebalik, apalagi kejungkal.

Tenda kuliner di Kampung Ujung 

Beli kupon dulu sebelum jajan makan

Ikan, cumi, lobster yang bisa kita pilih sendiri sebelum dimasak

Belanja seafood segar

Makan bareng rombongan trip sailing komodo

Berlimpah sambal

Cumi bakar madu

Sambal yang bikin terbayang-bayang wk-wk-wk

Salah satu menu favoritku selama kulineran di Labuan Bajo adalah Ikan Kuah Asam. Pertama kali makan di bandara, yang kedua makan di Kampung Ujung. Nah ini Ikan Kuah Asam di Kampung Ujung. Buatku ini TERENAK!
 

Di Kampung Ujung selain untuk berwisata kuliner, kita juga bisa melakukan beberapa urusan seperti belanja dan tarik uang tunai. Ada minimarket lokal dan beberapa mesin ATM yang ga semua bank ada. Saya lihat ada Mandiri, BNI, dan BRI saja. Lainnya, saat itu tak ada. 

Di sini juga ada pelabuhan Labuan Bajo lama, di situ kita bisa naik ke dermaga, sekadar jalan atau melihat-lihat suasana, dan memotret.

Restoran Artomoro boleh jadi menjual citarasa, tapi di Kampung Ujung menjual suasana. Kita bisa menikmati keduanya tanpa harus mengabaikan salah satunya. Sama-sama enak dijadikan pengalaman kala berwisata di Labuan Bajo.

Akhir kata, buat yang kepo trip Labuan Bajo dan tur Sailing Komodo yang telah saya tulis menjadi beberapa tulisan di blog ini, saya ikut trip-nya Gamanesia, IG nya di @gamanesia.id. 

Untuk tur sailing komodo di masa pandemi ini, menurut info Celly, syaratnya Surat keterangan hasil PCR negatif, Surat keterangan RT, dan Sertifikat Vaksin. 

Catet ya gaes 😁😘😍