Tampilkan postingan dengan label Leebong Island. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Leebong Island. Tampilkan semua postingan

Liburan Asyik di Belitung Bersama Picniq Tour & Travel

Belitung memiliki potensi yang hampir komplet dari segi alam, budaya, kuliner, dan tradisi. Oleh karena itu Kementerian Pariwisata menetapkan Belitung sebagai salah satu dari 10 destinasi wisata yang diprioritaskan untuk dikunjungi oleh warga lokal maupun mancanegara. 

Sudahkah kalian berkunjung ke Belitung?

bandara tanjung pandan belitung
Liburan Belitung

Berwisata ke Belitung sangat mudah, baik secara mandiri, maupun dengan menggunakan jasa travel agent. Kalau saya pribadi, sependek empat kali pernah mengunjungi Belitung (dalam rentang waktu dari tahun 2015-2017), semuanya menggunakan travel agent


Enak mana, pakai travel agent atau mandiri? Karena saya belum pernah merasakan berwisata di Belitung secara mandiri, bagi saya pakai travel agent paling enak dan menguntungkan, di antaranya: kemudahan akomodasi dan transportasi, guide yang membuat perjalanan lebih terarah, waktu lebih efektif, lebih banyak objek wisata yang bisa disambangi, biaya lebih murah, dan kenyamanan pun terjamin.

Saya percaya, ada nilai lebih saat memilih travel agent yang berdomisili di Belitung untuk berwisata di Belitung. Inilah yang saya lakukan ketika berkunjung ke Belitung, baik yang pertama kali maupun yang kedua kali. Kesan baik dan kepuasan yang saya dapat dari travel agent sebelumnya, masih terasa sampai sekarang. Kemudian, saat liburan Belitung pada bulan Juli tahun ini, saya menggunakan jasa travel agent lainnya yaitu Picniq Tour & Travel. Sama baiknya, lebih puasnya. Pengalaman liburan dengan travel agent inilah yang akan saya ceritakan dalam tulisan ini. 

Terbang dari Jakarta - Belitung

Mungkin sudah banyak yang tahu, saat ini ada tujuh maskapai yang melayani penerbangan dari Jakarta ke Belitung setiap harinya. Kalau penerbangan langsung dari daerah lain seperti Palembang dan Bangka, jumlahnya mungkin lebih sedikit (silakan cek di situs-situs pemesanan tiket). Ramainya jadwal dan rute terbang ke Belitung menandakan tingginya jumlah kunjungan ke Belitung. Sebagai destinasi wisata populer di Indonesia, sudah bisa ditebak kunjungan tersebut kemungkinan didominasi oleh wisatawan.

Yang hebat dari Belitung, sejak tgl. 10 September 2017 Bandara HAS Hanandjoedin Tanjung Pandan melayani penerbangan internasional. Penerbangan tersebut adalah penerbangan charter internasional Sriwijaya Air dari Kuala Lumpur menuju Tanjung Pandan pergi-pulang (pp). Dengan adanya penerbangan tersebut, ASPPI Bangka Belitung (Babel) berhasil memecahkan rekor sebagai asosiasi pariwisata pertama di Indonesia yang bisa charter pesawat untuk penerbangan internasional! Wow keren. 

ASPPI Bangka Belitung jadi asosiasi pariwisata pertama di Indonesia yang berhasil charter pesawat untuk penerbangan internasional

Wisatawan Belitung liburan di Malaysia dengan penerbangan langsung dari Belitung ke Malaysia


From Belitung to The World

Pada tanggal 9-12 Nopember 2017, sebanyak 187 wisatawan Indonesia dibawa terbang ke Malaysia. Para wisatawan merupakan gabungan dari tamu-tamu PICNIQ dan tamu dari beberapa travel agent lainnya. Jeffry, owner PICNIQ, menjadi tour leader dalam perjalanan wisata 4D3N ke Malaysia tersebut.

Seperti apa sih sosok Jeffry ini? Jeffry adalah sosok muda yang terampil  dibidang usaha wisata. Di usianya yang ke-32 tahun ini, Jeffry tidak hanya telah sukses dengan usaha tur keliling Indonesia dan ke luar negeri, tetapi juga usaha kuliner. Bersama rekan-rekannya sesama pemilik travel agent, Jeffry mendirikan Kafe Kopi Kong Djie di Jalan Biak Jakarta. Saya dan rekan-rekan blogger pernah diundang saat peresmian kafe untuk diajak menyeruput Kopi Kong Djie dan aneka kuliner khas Belitung lainnya di hari pertama peluncuran kafe.

Saat berlibur di Belitung, Jeffry sendiri yang menemani kami piknik cantik di Pulau Leebong. 

Jeffry, owner Picniq Tour & Travel

Banyak cerita bahagia dari liburan Belitung yang belum saya tuliskan di blog. Sebagian baru berupa catatan-catatan kecil yang diposting di medsos (Instagram, Twitter, FB). Kalau nanti sudah tiba waktunya, akan saya tulis dan posting juga di blog ini. Tunggu saja 😗

Jika ingin baca keseruan kami selama di Belitung, kalian dapat membacanya di blog rekan-rekan blogger yang pergi bersama saya saat itu. Ada Mbak Dian Radiata, Tomi Purba, Atanasia Riant, Dewi Ratnasari, Aji, Primastuti, dan Mas Elton


Silakan masuk ke blog mereka, lalu cari tulisan tentang Belitung, maka kalian akan menemukan banyak cerita kami tentang liburan bersama Picniq Tour dan Travel. Tulisan yang mereka posting bukan hanya satu, tapi lebih. Ada yang memposting dua hingga tiga tulisan 😃 Selain blog, mereka juga membuat video yang di-upload di Youtube. Bahkan videonya ada yang tayang di NET TV lho 😍

Nggak nyangka dibuatin spanduk segala 😍


Jeffry pemilik Picniq Tour & Travel adalah orang Belitung yang berdomisili di Belitung. Jeffry berkecimpung di dunia pariwisata sejak tahun 2010. Setelah melakoni banyak pengalaman dengan usaha wisata yang dirintis bersama rekannya, baru pada tahun 2015 PICNIQ didirikan sebagai usaha pribadinya. Diusianya yang masih muda, sejak berdiri hingga saat ini PICNIQ sudah melayani jasa tur ke banyak daerah bahkan ke luar negeri. Sudah ada 30 destinasi terjual dengan total 1200 customers.

Saya memiliki pengalaman menyenangkan bersama Picniq Tour & Travel. Karena itu saya berani merekomendasikannya kepada orang lain, salah satunya kepada mbak Anne, founder Indonesian Food Blogger (IDFB) yang berlibur ke Belitung pada bulan Oktober lalu. Saya kenal mbak Anne sebagai ibu dari keluarga yang bila jalan-jalan pasti mampu menghabiskan duit banyak….ehemSo, saya ingin Mbak Anne dan keluarga dapat pengalaman hebat dan berkesan saat berlibur ke Belitung. Maka, saya sarankan padanya pakai PICNIQ. 


Baca juga : 12 Tempat Wisata Kuliner di Belitung


Mbak Anne liburan di Pulau Pasir Burung

Anak mbak Anne liburan di Pulau Leebong

Mbak Anne bagai punya pulau pribadi...sepi dan tenang

Instagram @andrie_anne

Liburan Belitung mbak Anne sudah satu bulan berlalu. Baru sehari yang lalu saya kepo : “Puas atau kecewa, mbak?” Jawabannya : “JEMPOL!


Alhamdulillah. Jawaban itu membuat saya LEGA! Mbak Anne juga memberikan beberapa testimoni tentang pelayanan yang didapatnya selama keliling Belitung. Secara keseluruhan, mbak Anne mengaku puas.

Sebetulnya, tanpa saya bertanya pun, kepuasan dan kegembiraan Mbak Anne bisa terlihat dari foto-fotonya yang bertaburan di medsos. Saya ingat betul saat masih di Belitung Mbak Anne berkali-kali posting foto cantiknya di Leebong. Mbak Anne beruntung datang ke Belitung saat cuaca cerah. Hasilnya, bukan saja liburannya jadi maksimal, tapi foto-fotonya pun cetar!

Btw, kalau kalian mau tanya mbak Anne soal pengalaman menggunakan jasa PICNIQ, kalian bisa tanya langsung ke orangnya lewat DM Instagram @Andrie_anne. Monggo.


Putra putri Mbak Anne saat liburan di Pulau Leebong

Dalam melayani perjalanan kami keliling Belitung, Picniq Tour & Travel berkolaborasi dengan pengelola Pulau Leebong dan Mulia Rental Group Belitung. Kolaborasi indah inilah yang membuat liburan kami di Belitung berkesan meskipun selama di Belitung cuaca hujan.
 

Hari pertama di Belitung kami masih mendapatkan cuaca cerah sejak pagi hingga sore. Pada hari kedua dan ketiga, cuaca berubah total. Hujan turun tiada henti, bahkan banjir di beberapa wilayah di Belitung. Syukurnya selama di Pulau Leebong kami bisa menerima keadaan, sehingga tetap bisa menikmati liburan. Hujan-hujanan menjelajah hutan pulau, main di Pantai Chicas, menikmati aneka makanan lezat, tidur nyaman di villa-villa istimewa, bergembira ria menikmati keindahan Pulau Pasir Burung, dan wisata hutan mangrove, semuanya tetap menyenangkan. Di saat hujan saja bisa gembira, apalagi saat kering, ya kan? 😊

Kegiatan wisata kuliner di Belitung berjalan sebagaimana mestinya. Hujan dan banjir tidak menghalangi. Kami tetap bisa makan seafood enak di Sinar Laut (Beltim), makan seafood lagi di Restoran Dynasti, ngopi sambil ngobrol-ngobrol asyik di Kafe Kopi Kong Djie, hingga belanja banyak oleh-oleh di Klapa. Mengunjungi SD Laskar Pelangi saat hujan, serta mampir sejenak di Museum Kata Andrea Hirata yang sudah tutup karena kesorean. Di hari terakhir, rombongan kami (saya, Mas Arif, Tami, Dian & lala) tetap melakukan kunjungan ke beberapa tempat sebelum kembali ke Jakarta, yaitu Rumah Adat Belitung dan Museum Belitung. Sedangkan rombongan lain (Riant, Tomi, Ima, Mas Elton, Dewi, dan Aji) melanjutkan kegiatan dengan hopping island Tanjung Kelayang.  


Baca juga:
Santap Malam Nikmat di Restoran Dynasty Belitung

Liburan istimewa di Pulau Leebong
 
Sore seru di Pulau Pasir Burung

Pagi semangat di Pantai Chicas Pulau Leebong

Keliling Pulau Leebong

Wisata Mangrove Pulau Leebong

Hujan-hujanan seru sambil mengenal flora asli Pulau Leebong

Replika SD Laskar Pelangi

Museum Tanjung Pandan

Kulineran seafood di Restoran Sinar Laut Belitung Timur

Dinner enak di Restoran Dynasti Tanjung Pandan

Ngopi enak di Kafe Kong Djie Tanjung Pandan

Kulineran di Pulau Leebong
Belanja oleh-oleh di KLAPA

Hujan selama di Belitung tidak membuat kegiatan berantakan. Justru saya menemukan pengalaman berbeda dengan liburan saat hujan. Jika sebelumnya sudah 3 kali terbiasa liburan di Belitung dengan cuaca cerah, maka kali ini dengan cuaca mendung. Kering atau basah tak ada beda, sama-sama berkesan dan tetap istimewa.

Bukan cuaca yang membuat tidak bahagia, tapi hati kita yang membuatnya bahagia. Mau cuaca cerah, kalau hati penuh keresahan, gundah gulana, liburan tetap tidak akan menyenangkan. Di mana badan di bawa, di situ hati gembira ikut serta. Ketemu hujan akan baik-baik saja, justru menjadi cara baru dalam menikmati Belitung di musim hujan. 


Baca juga: 
Menghabiskan Petang di Belitung Timur, Menikmati Sedapnya Seafood RM Sinar Laut dan Mengunjungi SD Laskar Pelangi

Liburan bahagia - Pantai Chicas

Liburan Asyik - SD Laskar Pelangi

Liburan seru bareng suami dan teman-teman

Terus terang, trip Belitung bulan Juli lalu memang bersponsor, tapi tidak sepenuhnya. Dalam waktu bersamaan kami memakai jasa travel agent yang sama dalam keadaan diskon banyak dan tidak diskon sama sekali. Seperti saat hopping island dari Tanjung Kelayang, rombongan Riant bersama Ima, Mas Elton, Aji, dan Dewi, ikut tur berbayar. Mereka bayar penuh ke Picniq Tour & Travel. Jadi, kalau ada lebih dan kurangnya dari pelayanan Picniq Tour & Travel, insha Allah akan disampaikan dalam porsi yang sama.

Saya tidak akan berbicara travel agent mana yang terbaik, tapi saya akan katakan bahwa jika kalian menghubungi Picniq Tour & Travel untuk keliling Belitung, itu merupakan pilihan yang baik. 


Kunjung site www.yourpicniq.com untuk liburan Belitung

Pilih jenis liburanmu di www.yourpicniq.com

Nikmati kemudahan liburan di www.yourpicniq.com

Picniq Tour & Travel
CP: Jeffry
HP: 081949555588 081949222216
www.yourpicniq.com 
  


 

Mulia Rental Group Belitung (rental mobil dan bus Belitung)
Email: muliarentalgroup@gmail.com
WA: 087897788008 CP: Darmawan
www.muliarentalgroup.com 

Darmawan (depan) bos Mulia Rental Mobil dan Bus Belitung ikut blogger jalan-jalan bareng ke Pulau Leebong 😍

Ngopi bareng Pak Toto (Pulau Leebong) dan Darmawan (Mulia Rental Mobil) di Hanggar 21



Leebong Island 
Leebong Island, Belitung - Indonesia
Telp: +62 21 5438 1355 , +62 21 5438 1356
HP: +62 812 9770 0776 (WhatsApp/LINE)

Dermaga Pulau Leebong

Villa Barata Pulau Leebong
Villa Zarra - Pulau Leebong

Tenda Pulau Leebong



Selain Liburan Belitung, PICNIQ juga melayani liburan ke destinasi menarik lainnya di Indonesia seperti Derawan, Bali, Lombok, Lampung, dan lain-lainBuat kalian yang ingin liburan ke Belitung, ada tiga paket liburan Belitung yang bisa kalian pilih, sebagai berikut:

1. Paket Liburan Belitung 2D1N mulai Rp 987.000,- / pax : Kuliner Mie Belitung, Hopping island Batu Garuda, Pulau Kelayang, Pulau Pasir, Pulau Batu Berlayar, Pulau Lengkuas (mercusuar dan snorkeling), Pantai Bukit Berahu, Rumah Adat Belitung, Museum Tanjung Pandan, Danau Kaolin, Pantai Tanjung Tinggi.  

2. Paket  Liburan Belitung 3D2N mulai Rp 1.048.000,- / pax : Kuliner Mie Belitung, Pantai Burung Mandi, Vihara Dewi Kwan Im (vihara tua sejak 1747), Kuliner seafood di Serdang Beltim, Kampoeng Ahok, Sentra Batik Simpor Beltim, Museum Kata Andrea Hirata, Replika SD Laskar Pelangi, Hopping island Batu Garuda, Pulau Kelayang, Pulau Pasir, Pulau Batu Berlayar, Pulau Lengkuas (mercusuar dan snorkeling), Pantai Bukit Berahu, Rumah Adat Belitung, Museum Tanjung Pandan, Danau Kaolin, Pantai Tanjung Tinggi.

3. Paket Liburan Belitung 4D3N mulai Rp 1.790.000,- / pax :  Pantai Burung Mandi, Vihara Dewi Kwan Im (vihara tua sejak 1747), Kuliner seafood di Serdang Beltim, Kampoeng Ahok, Sentra Batik Simpor Beltim, Museum Kata Andrea Hirata, Replika SD Laskar Pelangi, Situs Kota Tanah Cerucuk (situs makam salah satu raja Kerajaan Balok Belitung), Kawasan The Mashur-kawasan pantai di Desa Tanjung Rusa, Pantai Penyabong, Bukit Batu BagindeHopping island Batu Garuda, Pulau Kelayang, Pulau Pasir, Pulau Batu Berlayar, Pulau Lengkuas (mercusuar dan snorkeling), Pantai Bukit Berahu, Rumah Adat Belitung, Museum Tanjung Pandan, Danau Kaolin, Pantai Tanjung Tinggi, kuliner Mie Belitung.

Itinerary Paket Liburan Belitung tersebut bisa dilihat di website www.yourpicniq.com 
 
Kalau sudah lihat-lihat, yuk rencanakan liburan ke Belitung bersama Picniq Tour & Travel 😍😗



 
Picniq Tour & Travel
Phone: 0819-4922-2216
    E-Mail: yourpicniq@gmail.com
    Web: www.yourpicniq.com

    Komp. Meirobieland, Lengkuas Road No.16 Pilang – Tanjung Pandan
    Jl. Kamboja 2 RT. 22/ RW. 03 – Tanjung Pandan
    Belitung-Indonesia 33411
    p: +62-719-22863 m: +62-819-4922-2216

Pesona Pulau Leebong - Majalah Xpressair Januari 2017

Meninggalkan keramaian, demi 'surga kecil' nan sunyi di seberang pesisir Pulau Belitung.  Menghilangkan sejenak hiruk pikuk Jakarta dengan melarikan diri ke tempat nyaman dan romantis di tepian laut. Tempat di mana setiap harinya berbeda, tapi selalu menghadiahkan hal yang sama, gairah dan inspirasi.
pesona pulau leebong
Pulau Leebong - Photo Sugianto


Majalah Xpressair Januari 2017

Pulau Leebong pernah saya kunjungi sebanyak dua kali pada tahun 2016. Keindahan alam, serta suasana damai yang saya rasakan di pulau ini, meresap begitu dalam pada tiap helai kenangan yang saya simpan hingga hari ini. Jika bukan karena Hari JT (Mitra Wisata) yang membawa saya ke sana, saya tidak tahu kalau di Belitung ada pulau secantik ini. Lain dari pulau-pulau lainnya yang dikelilingi hamparan batu raksasa dan air jernih yang di dalamnya terdapat taman bawah laut yang indah, Pulau Leebong justru menawarkan sesuatu yang berbeda. 

Kunjungan perdana pada bulan Mei 2016 berlanjut pada kunjungan kedua pada bulan Juli 2016 atas undangan pengelola pulau. Jika yang pertama hanya datang pagi pulang sore, maka yang kedua saya tinggal selama 3 hari 2 malam. Dengan waktu yang cukup banyak itu, saya lebih leluasa untuk melihat banyak hal menarik di Pulau Leebong pada waktu pagi, siang, sore, maupun malam hari. Tiap detik adalah kisah, tiap sudut pulau adalah cerita. Semua menjadi kenangan yang tak pernah cukup kata untuk dirangkai menjadi tulisan.

Saya baru menulis Pulau Leebong di blog ini sebanyak dua kali. Kemudian saya menuliskannya lagi untuk majalah dalam pesawat, dan alhamdulillah dimuat sebanyak 6 halaman oleh Majalah Xpressair edisi bulan Januari 2017. Adakah saya puas? Belum. Saya masih ingin menuliskannya lagi, lagi, dan lagi. 

Leebong memang menghanyutkan. Selalu ada cerita indah yang tak pernah habis untuk dituliskan. Begitulah hipnotisme Leebong bekerja, ia memasung rasa.
Majalah Xpress Air edisi Januari 2017

Gathering Wisata Halal GARUDA 

Bulan Januari 2017 lalu, Pulau Leebong terpilih menjadi tempat pelaksanaan acara gathering wisata halal bertajuk "Famtrip Garuda's - Wisata Halal Consortium Agent" di Belitung pada tanggal 19-21 Januari 2017. Acara tersebut di hadiri oleh seluruh agent wisata halal Garuda se-Indonesia.

Kabar tentang acara tersebut saya dapat dari Pak Toto dan Pak Willy. Pak Toto berkabar melalui Whatsapp, Pak Willy berkabar via FB Messenger. Dengan dikabari seperti ini, membuat saya merasa 'diingat' oleh mereka. 

Kesan yang dalam tentang Leebong memang bukan hanya tentang pesona pulaunya, tetapi juga kebaikan orang-orangnya. Saya bersyukur pernah berkenalan langsung dengan para pengelolanya sejak kunjungan pertama. Mereka sangat ramah, bahkan ketika di awal berbincang sudah seperti kawan lama. Saya sangat merasakan persahabatan tulus yang mereka punya bukan hanya saat saya ke sana, tapi berlanjut hingga sesudahnya dan seterusnya sampai lama. Di FB dan Whatsapp saya diundang ke dalam  grup Pulau Leebong. Di Medsos saya kerap di-tag dan di-mention dalam postingan tentang Pulau Leebong. Saat ada event dan promo kerap dikabari. Dan lain sebagainya yang membuat saya seperti selalu diingat. Bagaimana dengan saya sendiri? Apa masih ingat mereka? Selalu dan semoga selalu. 

Baca juga: Wisata Pulau Leebong Belitung
Foto jepretan Mas Yopie Pangkey yang dipakai untuk banner gathering wisata halal Garuda
Norak-norak bergembira lihat ini :)

Banner Wisata Halal Garuda

Pulau Leebong tak pernah gagal membuat saya bahagia.

Banner event gathering Wisata Halal Garuda memuat gambar saya sedang duduk di jetty Pulau Leebong. Foto tersebut jepretan Mas Yopie Pangkey, diambil saat pertama kali kami berkunjung ke Pulau Leebong.  

Saat pertama melihat banner tersebut, rasanya saya ingin melompat girang senorak-noraknya 😆 

Buat saya yang bukan siapa-siapa ini, senang bukan main melihat foto diri tampil dalam ukuran besar, bersanding dengan nama besar Garuda (salah satu maskapai penerbangan terbaik dunia tahun 2017), Pulau Leebong (pulau di Belitung yang kini banyak menjadi destinasi incaran turis internasional), Wonderful Indonesia (kemenpar), serta sederet nama besar lainnya, baik yang menjadi peserta maupun sponsor acara gathering. 

Bagi orang lain, mungkin hal ini tampak kecil dan biasa-biasa saja. Tapi, bagi saya ini istimewa. Saya tak pernah meminta agar 'nampang' dalam banner event. Jika kemudian dibuat tampil, tentu ada alasan baik yang menyertainya, dan saya sangat berterima kasih untuk itu semua.

Berkunjung ke Pulau Leebong adalah untuk 'melihat dan merasakan', lalu menulis apa yang saya lihat dan rasa tersebut. Jika kemudian saya diingat karena apa yang saya tulis, bagi saya itu adalah bonus dari hobi yang saya lakukan dengan hati.


Backdrop ini di pajang di Pulau Leebong, selama acara gathering Wisata Halal Garuda

Kawan Baik dari Leebong 


Salah satu pengelola Pulau Leebong yang terus berkawan baik dengan saya adalah Pak Sugianto atau Toto, Direktur PT. Leebong Octa Samasta yang menjadi pengelola Pulau Leebong di Belitung. Saya mengenalnya sebagai sosok yang simple, sederhana dan friendly. Suatu hari di Jakarta di bulan Februari 2017 kami bertemu di kedai kopi. Saya dan Mas Arif mendengar banyak kisah darinya. Secuil dari kisah tersebut akan saya bagi di sini. 

Menurut Pak Toto, Pulau Leebong dulunya hanya pulau kecil yang berisi hutan alami. Banyak serangga seperti nyamuk, dan tanpa sumber air bersih. Sangat baru dan tidak ada apa-apa. Jika sekarang Pulau Leebong semakin banyak dikenal dan dikunjungi untuk berlibur akhir pekan maupun long stay, semua berkat keoptimisan, kesabaran dan kerja sama yang baik dari Pak Toto dan rekan-rekannya dalam mengembangkan Pulau Leebong.

Meet up dengan Pak Toto di Jakarta :)
Perjuangan mengembangkan #LeebongIsland dimulai ketika para pengelola berhasil meyakinkan diri bahwa Pulau Leebong jika dikelola dengan baik dapat menjadi kawasan wisata yang sangat elok. Proses awal itu dimulai dari mencari sumber air bersih, menghilangkan serangga pengganggu seperti nyamuk, hingga membawa material serta pekerja bangunan ke lokasi yang masih sangat baru dan tidak ada apa-apa.

Tanpa bertahan dengan keyakinan dan prinsip bahwa Leebong memiliki potensi yang sangat besar, Pulau Leebong tentu tidak akan seperti sekarang. Saya pribadi sebagai wisatawan yang pernah menginjakkan kaki di Pulau Leebong, sejak belum ada villa pohon yang menjadi ikon pulau, hingga villa pohon itu berdiri dan saya merasakan bermalam di dalamnya, merasa salut dan bangga dengan Pak Toto dan rekan-rekannya yang memiliki keinginan untuk dapat mengelola dan mengembangkan Pulau Leebong dan pulau lain di kawasan Belitung tanpa merusak ekosistem awal yang ada di pulau.


Pulau Leebong terus dikembangkan. Fasilitas terus dibangun. Villa pohon terus bertambah seiring dengan jumlah pengunjung yang terus meningkat dari waktu ke waktu. Postingan-postingan Pulau Leebong yang saya lihat di medsos menunjukkan banyak perubahan, memancing rasa penasaran untuk kembali datang.
Mei 2016 - Pulau cantik dengan para pengelola yang baik
Juli 2016 - Bersama orang-orang hebat yang mengelola Pulau Leebong dengan Cinta
Bergaya bareng Pak Toto di Teak Garden Babelland :D
 
Menikmati Cumbuan Pulau Leebong adalah judul tulisan saya di Majalah Xpressair edisi Januari 2017. Isinya, baik foto maupun tulisan, tidak jauh beda dengan apa yang pernah saya posting di blog ini sebelumnya. Hanya ada perbedaan dalam gaya bahasa saja. Saya coba muat lagi, dengan sedikit perubahan dari artikel aslinya di majalah. Barangkali berguna bagi yang belum pernah baca tulisan saya sebelumnya. Selain foto jepretan saya dan Mas Yopie Pangkey, saya tambahkan pula beberapa foto terkini Leebong yang saya ambil dari FB Pak Toto.

Menikmati Cumbuan Pulau Leebong


Meninggalkan keramaian, demi 'surga kecil' nan sunyi di seberang pesisir Pulau Belitung.  Menghilangkan sejenak hiruk pikuk Jakarta dengan melarikan diri ke tempat nyaman dan romantis di tepian laut. Tempat di mana setiap harinya berbeda, tapi selalu menghadiahkan hal yang sama, gairah dan inspirasi.

Senja di Pulau Leebong - Photo Yopie Pangkey
 
Belitung tersohor dengan deretan pantainya yang indah, terutama kumpulan batu granit yang menjadi ciri khasnya. Keelokan yang dimiliki Pantai Tanjung Tinggi, Pantai Tanjung Kelayang, Pulau Lengkuas, serta pulau-pulau di sekitarnya, membuat Belitung dibanjiri wisatawan. Namun, kali ini saya beralih pada Pulau Leebong, loka tenang nan memukau yang tersimpan di sebelah selatan Pulau Belitung. 

Surga tersembunyi, tidak salah bila Pulau Leebong dijuluki demikian. Pulau ini menyimpan banyak keindahan yang memanjakan mata, sekaligus membungakan rasa. Dikelilingi pantai pasir putih yang bersih, juga hutan bakau dengan air laut nan jernih. 

Pulau pasir timbul yang terdapat di sekitarnya menyuguhkan hamparan pasir yang luas. Tentu tidak bisa dilewatkan begitu saja hanya dengan bermain air, karena pemandangan bawah lautnya juga memesona. 

Jalan masuk menuju Pulau Leebong

Disambut Pulau Pasir Burung

Pelabuhan Tanjung Ru menjadi titik awal keberangkatan kami menuju Pulau Leebong. Pelabuhan yang terletak di Kecamatan Badau, Belitung, kami capai dalam waktu kurang lebih 30 menit dari Kota Tanjung Pandan.

Tanjung Ru menampakkan sisi lain wajah Belitung. Berbeda dengan suasana di Pantai Tanjung Kelayang, di Pelabuhan Tanjung Ru tak saya jumpai deretan kapal nelayan pengangkut wisatawan, apalagi serakan batu granit raksasa, seliweran wisatawan, dan pondok-pondok jajan.

Pagi itu hanya ada satu kapal besar bermuatan barang dan penumpang tujuan Jakarta, dan sebuah perahu cepat yang sedang menunggu kami.

Baru lima belas menit sejak meninggalkan pelabuhan, samar-samar terlihat pulau pasir timbul di kejauhan. Pulau Pasir Burung namanya, sebuah suguhan awal sebelum menjejak Pulau Leebong. 

Pulau Pasir Burung - Photo Yopie Pangkey
Godaan pertama pulau pasir timbul ada pada hamparan pasirnya yang berwarna putih, berpadu dengan biru laut dan hijau hutan bakau yang memagari pulau-pulau di sekitarnya. 

Hari itu kami beruntung. Langit biru sedang secerah kaca, berhias kumpulan awan putih cemerlang. Sinar matahari tumpah ruah. Di tengah pulau, ayunan kayu dan hammock yang terbiasa kesepian, bergoyang-goyang ditiup angin, seolah mengajak bermain.

Di sini, kami merayakan kegembiraan dengan menantang matahari, bermain air dan pasir, bersantai di hammock, mengamati kepiting kecil yang berlari-lari, menonton ikan yang berseliweran di bawah jetty, serta menyapa sekawanan burung yang hinggap dan terbang sesuka hati.
Burung-burung di Pulau Pasir Burung - Photo Sugianto Leebong

Keindahan Tersembunyi

Puas menyesap suguhan pulau pasir, kami melanjutkan perjalanan menuju Pulau Leebong. Jaraknya dekat, hanya selemparan pandang. Perahu melesat beberapa saat saja sudah sampai. Pada sebuah jetty yang menjorok jauh ke laut, perahu kami mendekat, lalu merapat.

Perairan di sekeliling Pulau Leebong tergolong dangkal. Itu sebabnya pengelola pulau membangun jetty yang panjang hingga ke tempat yang agak dalam supaya kapal mudah merapat dan mempermudah tamu naik ke jembatan. Selanjutnya tinggal jalan kaki menuju daratan. 


Jetty
Di pangkal jembatan sudah menunggu rimbun hutan bakau, menawarkan keasrian bagi siapapun yang memandangnya. Pulau Leebong memang berbeda dengan pulau lainnya di Belitung yang umumnya dikelilingi pantai pasir dan bebatuan raksasa saja. Di sini terdapat pantai pasir dan hutan bakau. Perpaduan dua karakter yang menyajikan kehangatan sekaligus kesejukan.

Penampakan hewan melata yang bergegas pergi di antara tumbuhan merambat yang tengah berbunga, menjadi kejutan di awal menjejak tanah berpasir di ujung jetty. Kondisi pulau yang masih alami, memungkinkan saya dapat mendengar kicau burung di sepanjang langkah terayun menuju area utama pulau.

Serangga-serangga cantik terbang rendah, menari lincah diiringi irama desau angin. Beberapa kera di dahan pohon sedang mengunyah buah, matanya memandang tajam, seakan hendak tanya, "Rombongan dari mana yang baru datang ini?"

Kera, salah satu satwa yang tinggal di pulau - Photo Sugianto

Pesona pulau dengan luas 37 hektar ini terletak pada alamnya yang tetap pada kondisi murni yang menenangkan. Tampak jelas lanskap bentangan pantai berpasir putih berpadu dengan warna hijau rimbunan bakau, langsung mencumbu laut. 

Daratan utama pulau merupakan hutan hujan dengan pohon yang banyak, termasuk pohon simpor, memberikan populasi kepada burung lokal. Pohon simpor merupakan tumbuhan asli Belitung. Daunnya lebar, biasanya digunakan untuk membungkus makanan. Daun simpor juga dijadikan motif batik Belitung. Selain Simpor, di pulau ini juga banyak terdapat jenis pohon buah yang menjadi santapan burung, kera, dan satwa liar lainnya. Salah satunya jambu hutan.

Anggrek liar Dendrobium Aloifolium menjadi salah satu tumbuhan cantik yang bisa ditemui di hutan pulau ini. Menurut Pak Toto, tumbuhan anggrek tersebut menjadi bagian dari program konservasi. Perbuatan baik menjaga kelestarian alam Pulau Leebong menjadi hal yang wajib diikuti oleh siapapun yang berkunjung ke pulau ini.

Simpor, tumbuhan asli pulau Belitung
Bunga liar di pulau
Aktivitas di Pulau Leebong

Ketika laut, udara segar, hutan pulau nan teduh, pantai bergelimang matahari pagi, dan senja nan syahdu bertindihan di sekeliling saya, maka tak ada waktu untuk sekedar duduk atau mendekam saja di kamar. Terlalu sayang melewatkan itu semua tanpa melakukan apa-apa. 

Jika ditanya kapan waktu terbaik untuk menikmati keindahan Pulau Leebong? Jawabannya adalah sepanjang hari. Pulau kecil ini sangat menyenangkan untuk dijelajahi. Keindahan yang dimilikinya, baik di darat, laut, dan vegetasi subur nan hijaunya, bisa dinikmati sejak pagi hingga kembali bertemu pagi. 
 
Pulau ini menjadi surga hewan-hewan yang rumahnya tetap aman tanpa digusur sana sini oleh pembangunan fasilitas. Ekosistem yang dibiarkan tetap ada, saya bisa menikmati keajaiban yang memesona itu tanpa kesulitan memahami sebabnya saat saya berjalan keluar tenda menyambut fajar merekah di ufuk timur.  

Bersepeda di hutan pulau
Bersepeda di pantai
Bersepeda dimana-mana

Matahari Terbit

Pesona pagi hadir kala mentari mulai merayapi langit. Kabut yang terangkat menorehkan siluet seindah lukisan. Saya menyaksikan itu dari tepi pantai, tak jauh dari tenda yang saya tempati. Esoknya, saat bermalam di villa pohon, momen indah itu tak terulang, terhalang hujan yang tak jua reda hingga subuh menjelang.  

Hujan atau tak hujan sama indahnya. Bergelung selimut hingga siang juga sesuatu yang tak tiap hari bisa di rasakan, bukan? Tidak ada yang menunggu untuk dikejar. Saya biarkan saja waktu berjalan semaunya. Di sini tempat untuk bersantai, tempat yang nyaman untuk mengosongkan pikiran dari kesibukan yang melelahkan pikiran. 

Angin segar, udara bersih, hangat sinar sang surya, titik anjak yang sempurna untuk petualangan di pagi hari. 

Jelang matahari terbit


Keliling Pulau Leebong

Keliling pulau dengan jalan kaki, bersepeda, atau naik speed boat sama asyiknya. Sama-sama mengajak untuk melebur dalam suasana yang menjembatani sekat-sekat pengalaman dan hiruk pikuk kota. 

Jalur pejalan kaki tersedia, di dalam hutan pulau sekalipun. Begitu juga sepeda, tinggal pilih, lalu kayuh saja ke tempat yang diinginkan. Mau ke pantai, ke hutan, atau ke ujung jetty, bebas dipakai untuk memuaskan diri dengan petualangan menjelajah pulau. 

Suatu pagi kami bermain kayak,
dengan baju yang kemudian menjadi basah. Tak lupa menjajal board boat dengan bangga, padahal tak bisa. Yang penting mendayung bersama, menciptakan tawa yang berujung gembira. 


Kami berwisata mangrove pada sore hari. Naik perahu cepat, melaju di atas perairan dangkal, melintasi pulau-pulau yang dijajari bakau dan didiami burung-burung lokal. Sesekali perahu terhenti, terhalang dasar laut yang dangkal. Untuk wisata mangrove memang harus menunggu air pasang agar perahu lancar melintas.
Wisata Mangrove
Main kayak bareng Geril
Seru :)
  
Pengelola Pulau Leebong membangun beberapa rumah pohon di pinggir pantai.  Bukan sembarang rumah pohon, melainkan rumah pohon unik yang didesain dengan baik dan menarik. Kuat dan nyaman, bikin betah untuk duduk berlama-lama. 

Umumnya rumah pohon dibangun tinggi, menggunakan tangga untuk naik. Bangunannya menempel pada pohon yang tetap dibiarkan hidup. Beberapa rumah pohon mampu menampung  hingga 10 orang sekaligus. Beberapa lainnya lebih kecil dan pendek, hanya bisa dinaiki oleh 2-3 orang saja.

Setelah puas jalan-jalan keliling pulau, kami gunakan rumah pohon untuk bersantai. Sekedar duduk-duduk saja sambil menikmati hembusan angin sepoi-sepoi, atau berbincang akrab dengan seseorang sambil menyeruput minuman segar, semua sama menyenangkan. Apalagi ditemani suara debur ombak yang tak jarang membuat godaan untuk tidur jadi sulit untuk ditolak.
Bersantai di rumah pohon

Tak ada yang lebih menarik untuk ditunggu di senja hari selain sorot keemasan yang berpendar bak cincin api, yang seketika menciptakan romansa jingga, menenggelamkan saya dalam euforia kesenyapan alam Pulau Leebong.
Menunggu matahari terbenam

Malam yang Senyap

Pulau Leebong adalah pulau tak berpenghuni yang masih tersembunyi. Pengunjung baru seperti saya awalnya menduga pulau ini tak memiliki penginapan, apalagi restoran. Tapi dugaan saya keliru, pulau ini memiliki fasilitas yang lengkap.

Penginapan yang disediakan berupa villa pohon yang dirancang dengan desain arsitektur tradisional Indonesia. Menggunakan kayu apung dan atap alang-alang sehingga berpadu dengan lingkungan. Salah satu sisi dindingnya terbuat dari kaca, memungkinkan untuk melihat pemandangan di luar.  

Villa pohon tempat bermalam

Pada siang hari, dari balik kaca saya bisa merasa dekat rimbun dedaunan, burung-burung terbang, langit biru, juga kera yang sesekali muncul. Sedangkan pada malam hari, saya bisa menonton langit penuh bintang dari ranjang yang saya tempati tanpa khawatir ada hewan masuk yang akan mengganggu ketenangan saat beristirahat.

Menginap di rumah pohon menjadi pengalaman paling berkesan. Merasakan senyap paling senyap di malam hari. Tanpa suara-suara dari peralatan elektronik modern. Hanya suara dari alam dan hewan malam. Terkadang menghadirkan rasa takut, selebihnya dibuai oleh ketenangan. 


Rasa yang sama juga ada kala menjajal bermalam di tenda dengan sensasi  lebih fantastis. Letak tenda cukup dekat dengan laut, membuat suara debur ombak seperti begitu dekat dengan telinga. Apalagi malam hari, udara lebih dingin, angin pun lebih ribut dan kencang. Menggagalkan kantuk, tapi akhirnya tertidur juga. 

Bermalam di tenda

Merengkuh insting hewan di dalam diri, keluar malam, pergi ke laut, berenang, menangkap udang dengan jaring. Sebuah tawaran yang belum sanggup saya ambil. Baru sebatas duduk-duduk santai di pantai. Menghangatkan badan dekat api unggun yang dinyalakan. Berbincang apa saja, ditemani kopi panas yang sayang untuk buru-buru diseruput. Malam syahdu duduk beralas rumput, beratap langit yang mempertontonkan taburan bintang gemintang, membuat lupa untuk lekas bergelung selimut.

Kesenyapan itu, dengan hutan dan desau anginnya, dengan laut dan debur ombaknya, menjadikan Leebong bagai pulau yang “membekukan laju waktu”. Suasana malam pulau ini, adalah sepenggal dunia lain yang begitu indah, tidak ada waktu untuk berkutat dengan gawai.

Pulau Leebong adalah destinasi sempurna untuk wisatawan yang merindukan suasana senyap di tepian laut. Tempat ini membantu seseorang untuk bangkit kembali saat ia kehilangan gairah perjalanannya.


Senyap di malam hari

Senyap di pagi hari

HOW TO GO
 
Belitung dapat dicapai dari Jakarta dengan pesawat Sriwijaya Air, Lion Air, Garuda, dan Citilink. Waktu tempuh sekitar 1 jam. Dari bandara H.A.S Hanandjoeddin Tanjung Pandan, sewalah mobil ke Pelabuhan Tanjung Ru di Kecamatan Badau, Belitung Selatan. Waktu tempuh sekitar 30 menit. Dari pelabuhan Tanjung Ru tinggal naik perahu cepat selama 15 menit ke Pulau Leebong. Jika kita memesan paket tour, biasanya mobil dan perahu sudah disiapkan. Kita tinggal menunggu untuk dijemput dan diantar.

Kami dijemput dan diantar dengan speed boat ini

WHERE TO SLEEP
 
Di Pulau Leebong tersedia villa pohon yang dilengkapi AC, kamar mandi shower dengan air panas dan dingin, double bed, serta komplimen, amenities dan toiletries yang lengkap. Fasilitas di dalamnya tak ada bedanya dengan kamar hotel bintang 3. Tersedia juga tenda berkapasitas 20 orang. Di dalamnya dilengkapi kelambu yang disediakan untuk tiap orang. Terdapat AC portable sebagai pendingin ruang tenda. Kamar mandi luar dengan shower air panas dan dingin.

Kamar tidur di rumah pohon (Juli 2016)


Kamar mandi di rumah pohon (Juli 2016)

WHERE TO EAT
 
Satu tempat berjuta rasa. Pondok makan Pulau Leebong menyuguhkan konsep segar dengan citarasa hotel berbintang, menjadi surga baru bagi para pencinta kuliner. Makanan khas Belitung seperti Gulai Gangan, tersuguh bersama masakan Nusantara dan Chinesefood. Dimasak dengan cakap dan disajikan menarik. 

Restoran mengusung gaya natural pada setiap sentuhan dekorasinya. Furniture kayu menghiasi setiap sudut restoran berpadu serasi dengan alam terbuka, menciptakan kenyamanan tanpa batas. Suasana berbeda yang saya dapatkan sambil menikmati beragam kuliner khas daerah atau santapan laut yang amat segar dan lezat.






LEEBONG ISLAND
Leebong Island, Belitung - Indonesia
Telp:+62 21 5438 1355 , +62 21 5438 1356
HP: +62 812 9770 0776 (WhatsApp/LINE)
HP: D911E276 (BBM Pin)


Official website: www.leebongisland.com