Tampilkan postingan dengan label Airy Rooms. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Airy Rooms. Tampilkan semua postingan

Liburan Akhir Pekan di Palembang Bersama Keluarga

Palembang sangat berkesan bagi Mas Arif. Tempat dimana dia pernah tinggal lama untuk studi. Di kota ini dia punya banyak teman dekat, juga punya satu keluarga angkat. Semuanya masih ada dan masih berhubungan baik sampai kini. Meski masa kuliah telah lama berlalu, tapi kecintaannya pada Palembang masih kuat. Bahasa Palembang masih lancar. Semua kuliner khas Palembang pun masih jadi kesukaan.

Bulan April ini, Palembang jadi pilihan Mas Arif untuk membawa kami jalan-jalan. Ceritanya dia ultah (saya ga usah sebut tgl nya, ya), mau traktir-traktir keluarga. Bukan untuk merayakan, tapi sebagai tanda syukur dan bahagia karena masih punya usia sehingga masih bisa berkumpul bersama keluarga yang dicintai. Kalau soal traktir, tiap hari di rumah juga ditraktir berkali-kali :D 


Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang

Nah, kenapa Palembang? Katanya, kalau masih sekitaran BSD saja, atau katakanlah Jabodetabek, sudah biasa. Sesekali cari yang beda. Jauh di luar kota. Dan kota yang dipilihnya adalah kota yang pernah memberinya banyak kenangan.

Rencananya, Mas Arif mau ajak kami makan berbagai jenis makanan khas Palembang di beberapa tempat yang sudah direkomendasikan teman. Nama-nama makanan dan nama-nama tempat sudah kami catat. Terealisasi semua atau tidak, itu urusan nanti. Tidak semua harus sesuai list, kan? Mana yang mudah ketemu saja. Santai pokoknya. Karena di Palembang cuma buat makan-makan, kami tidak perlu lama-lama. Dua hari cukup. Pergi Sabtu pagi, pulang Minggu malam. 



Humayra dengan latar belakang Menara Jembatan Ampera

Ditraktir Kompasianer Palembang di Pempek Beringin

Sampai di Palembang, niat Mas Arif mau traktir-traktir, malah dia yang ditraktir orang. Kok bisa?

Hari pertama tiba di Palembang (Sabtu 29/4/) kami tidak langsung meluncur ke tempat-tempat kuliner, melainkan ke Kampus Stisipol Candradimuka dulu. Di sana saya hadir sebagai salah satu pembicara dalam acara sharing tentang blogging. Acaranya berlangsung dari jam 1 siang sampai 5 sore. Setelah makan siang sekedarnya di rumah makan masakan Padang depan kampus, Mas Arif dan anak-anak meluncur ke hotel. Sedangkan saya masuk kampus, bersiap mengisi acara.

Sorenya, setelah acara di Stisipol kelar, yuk Elly Suryani (Kompasianer Palembang) mengajak saya dan beberapa kawan blogger lainnya makan di Pempek Beringin dekat PTC Mall. Bukan sekedar diajak, tapi ditraktir. 


Baca juga : Diskusi "Ngeblog itu Asyik" Bersama Kompasianer Palembang
 

"Ngeblog itu Asyik" bersama Kompasianer Palembang

Mas Arif dan anak-anak saat itu sedang otw ke Stisipol, mau jemput saya. Saya bilang ke Mas Arif agar menyusul ke Pempek Beringin saja, biar sekalian makan bareng. Anggap saja RM Pempek Beringin itu sebagai tempat pertama untuk memulai kulineran di Palembang. Kebetulan
di Pempek Beringin tersedia beberapa makanan yang memang sudah jadi incaran kami sejak dari Jakarta.  Cocok deh. Mas Arif setuju. Kami pun kulineran. Ai makan tekwan, Al makan pempek, dan Mas Arif makan Lenggang kesukaannya. Es Kacang merah idaman pun tak lewat dari pesanan. 

Saya bisa lihat Mas Arif dan anak-anak begitu menikmati makanan yang mereka pesan. Tampak senang dan puas. Mungkin memang beda kali ya rasanya kalau makan makanan Palembang di tempat asalnya. Lebih enak. Lebih terasa taste-nya. Lebih dapat feel-nya. 

Kecil-kecil makannya banyak ya :D

Makanan terenak di dunia!

Di RM Pempek Beringin Mas Arif berjumpa kedua kalinya dengan Yayan dan Dedi. Terakhir ketemu waktu jalan bareng ke Krui, Pesisir Barat Lampung. Pertama kali pula bagi Mas Arif ketemu dengan Maman, teman jalanku saat trip Festival Krakatau 2016 lalu. Mereka sudah saling follow di IG sejak sebelum bertemu. Bersama kami ada mbak Ira Hairida (blogger Palembang). Nah, mbak Ira ini ternyata adik tingkatnya Mas Arif waktu di Unsri.

Setelah makan-makan, ngobrol-ngobrol, dan satu persatu mulai pulang, saatnya bayar. Tapi kasirnya bilang, semua sudah dibayar oleh Yuk Elly, termasuk pesanan anak-anak dan Mas Arif. Padahal tadinya bagian suami dan anak-anak mau saya bayar sendiri, karena mereka kan bukan dari bagian acara Kompasiana :D 

Alhamdulillah kalau begitu. Rejeki. Terima kasih buat Yuk Elly dan Kompasiana Palembang. Lain kali gantian kami yang traktir ya :)

Mas Arif ketemu kakak-kakaknya :D

Kompal yang Kompak!

Menginap di Airy PIM Letkol Iskandar 1

Dari Pempek Beringin PTC Mall, kami sekeluarga meluncur ke Benteng Kuto Besak (BKB).  Suasana malam minggu di sana ternyata ramai. Sayangnya, belum ada 5 menit jalan-jalan di sekitar BKB, Ai minta pulang. Katanya ngantuk. Seharian sejak berangkat pagi dari Jakarta dia memang belum tidur. Tidak lama setelah bilang ngantuk, matanya beneran terpejam. Tampaknya benar-benar sudah tidak tahan lagi. Ai digendong oleh Mas Arif, dibawa ke mobil. Kami pun pulang, tidak jadi menikmati suasana di pelataran depan BKB lebih lama lagi.

Malam itu kami menginap di Airy PIM Letkol Iskandar 1 yang terletak di Komplek Ilir Barat Permai. Dengan menggunakan mobil pinjaman dari Kak Andi (teman akrab mas Arif), kami meluncur ke hotel. Mudah bagi Mas Arif untuk mencapai Airy PIM, karena lokasinya masih di kota. Cukup dekat dari kawasan Benteng Kuto Besak. 

Airy PIM Letkol Iskandar 1 Palembang

Kamar Airy saya pesan sekitar 3 minggu sebelum keberangkatan. Sengaja jauh-jauh hari agar pilihan kamarnya masih banyak. Ada 2 tipe kamar di Airy PIM yaitu Superior Twin dan Superior Double. Saya pilih yang double. Harga yang saya dapat Rp 290.700,- nett, tidak termasuk sarapan.

Ini bukan pertama kali saya memesan kamar Airy Rooms. Sebelumnya juga pernah memilih kamar Airy saat traveling ke Lampung. Alhamdulillah selalu cocok dengan kamarnya. Makanya di Palembang pun saya pesan Airy lagi sebagai tempat menginap. 


Baca juga: Menginap di Hotel Airy Tugu Adipura Lampung

Tipe Superior Double

Cara pesan kamar di Airy Rooms bisa lewat situs resminya di www.airyrooms.com, bisa juga lewat aplikasi ponsel.

Saya pesan Airy PIM Letkol Iskandar 1 lewat aplikasi Airy Rooms di Android. Saat ini pun sudah ada juga aplikasinya di App Store. Tak sampai 5 menit, pesanan diterima dan dikonfirmasi. Setelah melakukan pembayaran melalui ATM, Kode Pemesanan saya terima lewat email. Sangat mudah, bukan? Mengenai cara pembayaran, selain transfer bank (ATM), bisa juga dengan credit card.  

Airy Sunrise Meal

*Photo by Airy Rooms*

Airy PIM Letkol Iskandar 1 punya banyak kamar. Hotelnya besar. Dekat dengan pusat perbelanjaan Ramayana. Kedai makan juga banyak di sekitarnya. Tinggal jalan kaki sebentar kita bisa sampai di toko, rumah makan, bahkan mall. Jembatan Ampera, Masjid Agung, Monpera, Benteng Kuto Besak, semuanya dekat dari hotel. Jalan di depan hotel dilalui oleh angkutan umum seperti angkot dan bus. Ojek dan becak juga banyak lalu lalang.

Kami bermalam di Airy tanpa keluhan. Staff ramah dan layanan pun prima. Fasilitas di kamar seperti TV dan AC, kamar mandi dengan shower air panas, semua berfungsi dengan baik. Colokan listriknya juga banyak. Internet WIFI lancar. Tersedia pemanas air untuk membuat minuman. Yang tidak ketinggalan dari Airy adalah Airy Sunrise Meal berupa snack yang disukai oleh anak-anak.

Meski berada di Kota, suasana di dalam maupun di luar hotel tenang. Kami bisa beristirahat dengan nyaman dan tidur dengan nyenyak. Untuk akomodasi murah yang nyaman di Palembang, hotel Airy adalah pilihan yang tepat.

Airy Rooms - FO

Airy Rooms - Lobby

Airy Rooms - Lobby

Sarapan Burgo di Rumah Yayan

Minggu pagi (30/4) saya mulai berkemas. Anak-anak bergantian mandi. Setelah itu kami langsung check-out. Rencana ketemu Yayan dan Mbak Tati di Jaka Baring tidak jadi karena urusan berkemas ternyata tidak bisa sebentar :D

Kami keluar hotel jam 8, belum sarapan. Teringat Sabtu malam Yayan bilang mau ajak sarapan bareng dekat rumahnya, makanya kami sengaja pagi itu belum makan apapun. Perut dibiarkan kosong biar bisa banyak menikmati makanan yang akan kami beli di tempat yang Yayan maksud.

Saya janjian dengan Deddy ketemu dekat Museum Sultan Mahmud Badaruddin II. Setelah itu baru pergi sama-sama ke rumah Yayan di daerah Plaju. Meski dulu waktu kuliah mas Arif pernah kos di Plaju, tidak berarti Mas Arif masih hafal dengan seluk beluk jalan di Plaju. Jadi kami memang perlu Deddy untuk jadi penunjuk arah. 

Suasana pagi dekat Jembatan Ampera

Sebelum ke Palembang, Yayan sudah minta agar kami mampir ke rumahnya. Tentu dengan senang hati kami penuhi permintaan tersebut. Setulus hati Yayan yang meminta, setulus itu pula kami kami melangkah ke rumahnya.

Ah iya, pagi itu rencana untuk jajan sarapan dekat rumah Yayan tidak jadi. Yang ada malah diajak sarapan di rumahnya (rumahnya Yayan). Berarti kami bakal numpang sarapan :D

Ketika sampai, Yayan sudah berdiri di teras samping rumahnya, menyambut kami. Sesaat sebelum masuk, saya memandangi rumahnya yang besar, juga halamannya yang tak kalah besar. Penghuni rumah Yayan pasti banyak, itu yang terlintas dalam pikiran saat itu. Prasangka yang keliru, sebab setelah masuk saya mendapati rumahnya sepi. Hanya Yayan dan ibunya, serta ayahnya yang masih di lantai atas.

Di rumah Yayan, bareng Deddy Huang dan Mbak Tati

Yayan punya 1 orang kakak perempuan dan 2 orang adik. Tapi kakaknya tinggal di rumah lain. Makanya rumahnya sepi. Padahal kamarnya banyak. Mungkin karena itu Yayan memilih bergabung di couchsurfing (mungkin lho ya), menyediakan kamar-kamar di rumahnya sebagai tempat bermalam untuk teman-temannya sesama anggota couchsurfing. Tidak hanya tamu-tamu dari luar negeri, teman-teman Yayan dalam negeri pun saya lihat (di medsos Yayan) pernah bermalam di rumahnya. Dan itu GRATIS! Hmm…gratis tapi dengan syarat dan ketentuan kali ya.

Yayan mengajak masuk, mengenalkan ibunya pada kami. Ibunya Yayan cantik. Masih kelihatan muda. Wajahnya Yayan mirip ibunya. Bedanya, ibunya putihan, anaknya...(ga tega nulisnya) :))

Ibu Yayan meminta kami untuk langsung ke meja makan. Mungkin tahu kami sudah menahan lapar belum sarapan sejak pagi. Saya malu sebenarnya. Baru datang langsung makan. Tapi apa daya, perut memang sudah minta diisi. Terpaksa rasa malu ditanggalkan dulu, ntar pas pulang dipasang lagi malunya *lol. Lalu jadi ingat kalau saya datang ke rumah Yayan dengan tangan kosong. Lupa bawa buah tangan! Iiiih…..*trus aku dijitak Mas Arif :p

Silaturahmi dengan Ayah dan ibunya Yayan

Melihat isi meja makan Yayan, saya merasa surprise! Menunya makanan khas Palembang semua. Ada burgo, kue srikaya, pempek, engkok, kemplang tunu dan satu lagi saya lupa apa namanya. Kenapa surprise? Karena saya tahu banget burgo itu makanan kesukaan Mas Arif. Setelah sekian lama tidak makan burgo, tiba-tiba di rumah Yayan sarapan burgo, senangnya pasti pake banget.

Bagi saya, burgo itu makanan istimewa. Dulu, kalau makan burgo mesti nunggu moment tertentu. Misalnya saat ada acara kawinan, lebaran, puasa, acara sunatan, ataupun moment spesial lainnya. Sekarang burgo sudah jadi makanan sehari-hari bagi masyarakat Palembang. Tidak harus menunggu acara tertentu untuk membuatnya. Meski begitu, belum tentu juga ada yang jual. Kalau mau, biasanya mesti pesan dulu. Nah, pagi itu, burgo yang dihidangkan ibunya Yayan memang beli, tapi pesan dulu. Bukan yang dijual begitu saja. 


Menu sarapan yang menggiurkan

Burgo dipotong-potong dulu sebelum dimakan

Hanya satu yang fokus ke burgo :D

Burgo merupakan salah satu makanan yang kami masukkan dalam daftar kuliner yang harus kami cicipi di Palembang. Tak disangka ternyata kami malah mendapatkannya di rumah Yayan. Alhamdulillah. Makanan yang mestinya buat jadi traktiran Mas Arif, ini malah dia yang ditraktir oleh Yayan :D

Akhir Pekan yang Berkesan

Berkunjung ke rumah Yayan, bertemu ibu dan ayahnya, merupakan kebahagiaan tersendiri bagi saya. Ditambah sarapan bareng menikmati lezatnya cita rasa makanan Palembang bersama Deddy, Mbak Tati, Mas Arif, Al, dan Ai,  membuat silaturahmi di hari Minggu pagi itu jadi sempurna. 

“Keluarga Yayan mengingatkanku pada keluarga angkatku semasa kuliah, Ma,” ucap Mas Arif saat kami dalam pesawat dari Palembang menuju Jakarta.

Silaturahmi selalu mengindahkan rasa. Mendekatkan yang jauh, mengakrabkan yang dekat. Semoga kebaikan keluarga Yayan dalam menjamu kami, mendapat balasan yang berlebih dariNya. 

Indahnya silaturahmi

Kami tidak berlama-lama di rumah Yayan karena hari itu kami akan jalan  ke beberapa tempat, mengunjungi Al Quran Ukir Terbesar di Dunia di Gandus, Museum Balaputera Dewa, dan Rumah Limas. 

Meski hanya 2 hari di Palembang, tapi sangat berkesan. Alhamdulillah anak-anak dan suami pun senang. Saya juga senang bisa menutup bulan April dengan jalan-jalan bahagia bersama keluarga. Semoga diberikan rejeki lagi agar bisa jalan-jalan ke kota lainnya juga. Aamiin

Cerita jalan-jalan di Palembang, serta pengalaman jadi pembicara di acara Kompasiana “Ngeblog itu asyik” akan saya tulis pada postingan lainnya. Masih mau baca, kan? :)


Palembang nyaman di hati. Yuk ke Palembang ^_^

Liburan di Lampung Bersama Airy Rooms


Memanfaatkan long weekend minggu ke dua bulan Desember tahun ini, saya berangkat ke Lampung selama tiga hari (11-13 Desember). Sendirian. Hanya ditemani kamera kesayangan dan sebuah koper kecil.

Bertemu beberapa kawan, kulineran, jalan-jalan ke Taman Batu Granit Tanjung Bintang, dan sisanya beristirahat di kamar hotel. Itu saja yang dilakukan selama di Lampung. Siapa saja yang saya temui? Kulineran di mana saja? Sebelum saya ceritakan lebih lanjut, saya mau ceritakan dulu tentang penginapan yang saya tempati selama di Lampung.

Dua malam di Lampung, ada dua hotel yang saya inapi yaitu Hotel Batiqa dan Hotel Airy Tanjung Gading Gatot Subroto. Pilihan saya pada Airy tentu karena harganya yang aman di kantong. Murah tapi tidak murahan. Kamarnya bersih, nyaman untuk beristirahat. 
Hotel Airy Tanjung Gading Gatot Subroto

Terdapat dua Hotel Airy Rooms di Lampung, yaitu Airy Tugu Adipura dan Airy Tanjung Gading. Bulan Oktober lalu saya menginap di Airy Tugu Adipura, Desember ini di Airy Tanjung Gading. Untuk memesan kamar Airy, saya lakukan dengan mudah lewat aplikasi Airy di smartphone.

Hotel Airy Tanjung Gading terletak di Jl. Gatot Subroto No. 63, Tanjung Gading, Bandar Lampung. Tidak jauh dari pusat kota. Di sekitar hotel banyak tempat kuliner. Dilewati angkutan umum. Dapat dijangkau dalam waktu 45 menit dari Bandara Radin Inten II. 

Hotel tidak menyediakan antar jemput dari dan ke bandara, tapi jika kita perlu kendaraan, kita bisa minta nomor taksi ke FO, nanti kita telpon sendiri untuk dijemput dan diantar. Tarif antar/jemput bandara Lampung Rp 125.000,- per taksi. Kalau mau sewa harian Rp 250.000 belum termasuk supir dan bbm.

Baca juga: Taman Batu Granit Tanjung Bintang Lampung Selatan

Hotel dua lantai

Kamar

Kamar double bed yang saya tempati terletak di lantai dasar, paling depan. Kamar Airy lainnya ada juga di lantai 2. Begitu memasuki kamar, disambut nuansa biru khas Airy. Di kamar tersedia 2 botol air mineral dan Airy Sunrise Meal. Komplimen ini ada di setiap kamar Airy di kota manapun. Gratis.

Kamar mandi standing shower dengan keran air panas dan dingin yang berfungsi dengan baik. Toiletries-nya lengkap. Shower jel dalam kemasan botol, samphoo, 2 pasang pasta gigi dan sikat gigi, 2 sisir kecil, serta handuk. AC kamar dingin. Tersedia selimut di dalam lemari penyimpanan. 


Toiletries lengkap

Airy Sunrise Meal - free
Kantin Airy Gatsu

Untuk cek harga kamar Airy tinggal buka website www.airyrooms.com atau lewat aplikasi Airy di Smartphone. Saat kedatangan, kita tinggal tunjukan nomor pesanan yang dikirim lewat email oleh Airy.

Aktivitas selama liburan di Lampung

Kali ini saya lebih banyak di dalam kota, ketemu teman, kulineran, dan santai-santai. Ada satu kali pergi ke luar kota, itu pun tak sampai 3 jam sudah kembali ke Bandar Lampung.

Saya janjian dengan beberapa kawan, di antaranya founder Tapis Blogger, Mbak Naqiyyah. Kebetulan kami berdua berada dalam satu grup L’Oreal di WA, sama-sama blogger yang support promo L’Oreal. Sejak ada di grup tersebut saya mulai kerap berbincang dengannya.

Pertama kali bertemu mbak Naqiyyah di acara Parade Budaya Festival Krakatau 2016. Mbak Naqiyyah temannya mbak Lina Sasmita, blogger Batam yang sudah saya kenal sejak masih ngeblog di Multiply tahun 2009. Sebelum bertemu di Festival Krakatau, saya sudah beberapa kali melihat nama mbak Naqiyyah di postingan mbak Rosita Sihombing, teman saya yang juga asal Lampung tapi berdomisili di Perancis. 



Saya janjian ketemu tidak hanya dengan mbak Naqiyyah, tapi juga dengan Melly, Fajrin, dan Vita Rinda. Ada ajak mas Indra juga, tapi karena beliau sedang ada kesibukan, tidak jadi ketemuan. Saya juga ada janjian dengan Rere di Hotel Batiqa, membicarakan bisnis. Janjian ketemu dengan Mbak Helen, pemilik salah satu travel umroh di Bandar Lampung.


Kopdar di Encim Gendut

Yang namanya ketemuan, paling asyik sambil jalan-jalan atau kulineran. Rencananya mau jalan bareng Melly ke Taman Batu Granit, tapi dia baru balik dari Pulau Pisang Senin malam. Akhirnya kami ketemuan sambil kulineran saja.

Melly sempat tawarkan ajak makan bareng di Seafood Story, rumah makan milik temannya. Tapi kemudian rencana berubah, tempat makannya ganti ke RM Alas Cobek. Nah, pemilik rumah makan ini Mas Zaki Senafal, temannya Melly juga. Saya merasa tidak asing dengan nama tersebut karena pernah beberapa kali melihat namanya dalam komen di status-status FB Melly.


Hari Selasa (13/12) saya, Melly, dan mbak Naqiyyah janjian ketemu di Encim Gendut. Rumah makan ini pernah saya kunjungi pada bulan Oktober lalu. Dekat dengan Hotel Airy Tugu Adipura. Saya sudah di Encim sejak jam 10. Mbak Naqiyyah datang jam 11, Melly datang jam 12. 

Seru ngobrol dengan mbak Naqiyyah. Dari blogger, buku, parenting, sampai jalan-jalan kami bincangkan. Mbak Naqiyyah pernah jadi guru, seorang penulis buku juga. Bukunya sudah banyak. Dia bawa putrinya Aisyah, usia 2 tahun. Sedang lucu-lucunya dan sangat aktif. Sempat kejar-kejaran saking nggak mau diam. Anaknya menggemaskan.

Jajanan kesukaan yang ada di Encim Gendut

Mbak Naqiyyah baru pertama ketemu Melly. Bertiga kami ngobrol sambil makan. Oh ya, Encim Gendut ini rumah makan yang cocok banget buat ketemuan sambil  ngobrol dan bersantap. Dekorasi ruangannya menarik. Banyak menu rumahan yang bisa dicicipi. Jajanan pasarnya enak-enak. 

Siang itu saya nyoba makan jengkol pedas. Olala…gitu deh rasanya :D Melly paling suka sama Choy Pan dan Sun Pan. Ketagihan katanya he he. Mbak Naqiyyah makannya nambah. Dan saya ingin bergegas nyari kopi buat melunturkan bau jengkol di mulut haha
 
Makan siang dengan tempe, tumis bunga pepaya dan jengkol balado! :D

Dari Encim kami lanjut ke Alas Cobek. Sayang mbak Naqiyyah tidak bisa ikut. Dia mesti pulang karena dua anaknya yang lain sudah menunggu di rumah. Waktu mau ke Alas Cobek, kami ditawari oleh Willy (pemilik Encim Gendut) untuk diantar oleh pegawainya. 

Yang antar Yeni (lagi) dan seorang yang lain. Bulan Oktober lalu, Yeni ini pernah antar dan temani saya ke ATM lho. Dianter pakai motor. Ditunggu sampai selesai. Baru kenal tapi baik banget mau antarin sana sini. Terharu!

Temu ceria dalam nuansa ungu :D

Makan Puyuh Goreng di Alas Cobek


Waktu mau berangkat ke Alas Cobek, cuaca mendadak berubah mendung, gerimis pun turun. Karena gerimisnya masih kecil, kami tetap jalan, terabas saja. Di tengah perjalanan hujannya jadi deras. Baju basah. Yeni lebih basah karena di depan, nyupir. Dari pada makin kuyup, kami menepi, berteduh di samping sebuah ruko. Sedangkan Melly tidak singgah, dia terabas hujannya sampai Alas Cobek :))

Hujannya lumayan lama. Saya mendekap helm pinjaman. Kedinginan. Dan hujan tidak benar-benar berhenti ketika kami melanjutkan perjalanan ke Alas Cobek yang terletak di Jl. Wolter Monginsidi. 


Melly sudah lama sampai, sekitar 20 menit. Saya langsung memesan secangkir kopi untuk menghalau dingin, sambil berusaha menghilangkan aroma jengkol yang saya makan di Encim Gendut. 

Buktikan kelezatannya di sini

Rumah makan Alas Cobek memiliki menu andalan Puyuh dan Bebek Goreng. Tapi tak hanya puyuh dan bebek, di sini ada ayam juga. Pilihan cara masak puyuh, bebek, dan ayam sama: Alasan, Sawang, Sajo, Somat, dan Suwir. Harga mulai Rp 19.000,- hingga Rp 25.000,-

Menu andalannya Puyuh. Melly pesan porsi double, saya tidak pesan makan lagi karena sudah makan di Encim Gendut. Meski tidak pesan, saya ikut menikmati puyuh gorengnya. Buat lidah saya, puyuh goreng somat buatan Alas Cobek sangat enak. Gurih dan garing. Bumbunya meresap hingga ke tulang. 

Mantap rasanya!
Ngopi dulu ngilangin bau jengkol :))

Tak berapa lama kami kedatangan Vita Rinda, blogger Lampung, seorang dosen. Saya berteman dengannya di medsos sejak tahun lalu, lewat Melly. Baru hari itu kopdar, gadis yang seru. Suka ngobrol, suka becanda, lucu.

Kami berbincang tentang blog, medsos, dan dunia traveling. Yang menggoda, Rinda dan Melly mengajak untuk jalan-jalan bareng ke Pulau Pisang, suatu hari nanti. Saya mengiyakan, walau entah kapan lagi ke Lampung.

Obrolan makin seru saat mas Zaki Senafal bergabung. Pemilik Alas Cobek ini seseorang yangsSuka ngobrol dan becanda juga. Hangat. Friendly. Bahkan saat hendak ke bandara, dia sendiri yang mengantar kami. 


Senangnya bertemu orang-orang baru, selalu terkesan dengan kebaikan yang mereka berikan. Thanks Melly sudah ajak saya ke Alas Cobek. 


Vita Rinda, Mas Zaki Senafal, Melly, dan saya

Sudah coba menu-menu unggulan Alas Cobek?

Makan Siang Kesorean di Umah Bone

Akhirnya berkesempatan makan di Umah Bone yang terletak di Jalan Way Ngison No. 3, Pahoman, Engal, Kota Bandar Lampung. Bulan Oktober lalu gagal kemari. Padahal waktu itu sudah meluncur ke Umah Bone. Tapi di tengah jalan tiba-tiba hujan, berhubung motoran, akhirnya belok ke rumah makan lain.

Umah Bone ini pernah saya lihat di facebook-nya teman saya. Saya diajak ke sini karena menurutnya tempatnya nyaman buat ngobrol-ngobrol santai sambil makan.
 

Daya tarik Umah Bone memang bukan hanya pada tempatnya yang cozy, tapi juga pada beragam menu Nusantara yang disajikannya. Rumah makan dua lantai ini tak hanya menampilkan tatanan ruang makan yang elegan dan modern, tapi juga pada karya seni lukisan bernilai yang dipajang pada dinding-dinding ruang makannya. Pemiliknya memiliki kecintaan pada seni lukis karya seniman Bali.

Menu yang tersedia terdiri dari makanan pembuka, makanan utama, seafood, sayuran, mie goreng, spaghetti, aneka minuman, teh, kopi, juice, chocolate, smooties & frappe. Banyak pilihan pada masing-masing menu. Begitu juga dengan minumannya. 


Cocok buat makan bareng keluarga, teman, maupun relasi. 



Hanya dua menu yang saya coba. Tapi porsinya banyak, bahkan kebanyakan. Sedang sama-sama tak doyan makan, yang dipesan hanya yang disuka dan bisa dimakan saja. Sedang terburu-buru juga mau berangkat ke Batu Granit Tanjung Bintang. 

Jemputan datang, makan belum selesai. Akhirnya makanan dibungkus, dibawa pergi siapa tahu kalau masih lapar bisa dimakan lagi di jalan. Sampai sore setelah kembali dari Batu Granit, makanannya masih bagus, saya makan juga meski nggak habis.  

Capcay dan udang asam manis




Saya suka Umah Bone. Suka pada suasana di ruang makannya. Asyik buat berlama-lama. Bisa banyak ajak orang kalau ke sini, kapasitasnya banyak. Saya lihat di Instagram Umah Bone, kerap dijadikan tempat acara ulang tahun anak-anak. Acara kumpul-kumpul keluarga, arisan, dan gathering. 


Ada saja cerita yang bisa ditulis dari Lampung, walau hanya di kotanya saja. Cerita kulineran kali ini menambah daftar tempat kuliner di Lampung yang pernah saya datangi. Kulineran tidak melulu di restoran yang ber-AC dan berlantai licin, saya juga mencicipi kulineran tenda pinggir jalan. Jika sebelumnya saya mencicipi sate pikul pinggir jalan, kemarin saya juga mencicipi seafood di warung tenda pinggir jalan. Saya lupa nama tempatnya, lupa untuk foto makanannya. Tapi ceritanya ada dalam ingatan saya.




Desember masih musim hujan. Sejak awal datang sampai pulang, tiap hari hujan. Waktunya tidak tentu. Kadang pagi, siang, sore, dan malam. Sempat merasakan hujan-hujanan di atas motor. Pulang dari Lampung demam 2 hari. Berlanjut beberapa hari kemudian. Jebol juga pertahanan. Jatuh sakit. Tapi tidak menyesal.

Ada yang mau merayakan tutup tahun 2016 dengan liburan ke Lampung?

Di blog saya ini ada beberapa postingan tentang destinasi wisata di Lampung. Mungkin bisa jadi referensi. Coba cari dengan mengetik “Lampung” atau “Wisata Lampung”. Nanti akan ketemu dengan beberapa tulisan tentang wisata alam, kuliner, museum, hingga hotel di Lampung. Semoga ada yang cocok ya.

Selamat berlibur di Lampung ^_^ 


=================

Info buat traveler yang hendak menginap di Airy Rooms:


PROMO AKHIR TAHUN AIRY ROOMS!!

Gunakan kode kupon AIRYMURAH30 untuk mendapatkan potongan harga sebesar 30% khusus untuk hotel Airy di kota Jakarta, Bandung, Bali, Makassar, Surabaya, dan Batam.

Dan gunakan kode kupon AIRYMURAH20 untuk mendapatkan potongan harga sebesar 20% untuk semua hotel Airy di kota lainnya (selain 6 kota di atas).

Syarat dan ketentuan :

• Kupon berlaku tanpa minimum transaksi dalam satu nomor pesanan.
• Berlaku untuk pemesanan melalui Airy App versi terbaru (minimal Android 1.6.1 dan iOS 1.4.2)
• Berlaku untuk semua metode pembayaran yang tersedia di layanan Airy Rooms.
• Promo mengacu pada ketersediaan jumlah kamar setiap harinya.
• Periode booking berlaku hingga 31 Desember 2016.
• Periode inap: kapan pun.
• Airy Rooms berhak sepenuhnya untuk mengubah syarat dan ketentuan promo tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.


Review Pengalaman Menginap di Airy Rooms Sekaligus Berwisata di Kota Bandar Lampung


Sepenuh hati, bulan Oktober ini, berkunjung ke Lampung lagi. 

Gerbang Pulau Sumatera yang begitu kaya, indah dan beragam. 

Sejumlah ikon wisata Lampung seperti Taman Nasional Way Kambas, Teluk Kiluan, Gigi Hiu, Air Terjun Puteri Malu, Danau Ranau, serta pulau dengan pantai yang masih alami sudah pernah saya sambangi. Meski demikian, sampai saat ini saya masih penasaran dan ingin datang lagi melihat tempat-tempat lainnya.

Wisata alam Lampung tersebar di beberapa kabupaten. Perlu waktu yang tidak singkat untuk menjangkaunya, bahkan harus menginap. Jika aksesnya sulit, bakal lebih panjang lagi jarak dan waktu yang ditempuh. Memang tidak semua mutiara tersembunyi di Lampung bisa dicapai dengan mudah, tapi di situlah tantangannya. 
Di Way Kambas, berjumpa gajah Sumatera 
Di Teluk Kiluan, tempat untuk melihat lumba-lumba di habitatnya


Tempat apa yang akan saya kunjungi di Lampung kali ini?

Tidak seperti biasanya saya memburu tempat-tempat eksotis nan jauh, kali ini  saya hanya ingin menikmati suasana kota, wisata kulineran, dan bertemu kawan. Rasanya menyenangkan bersantai di kota saja, memanjakan lidah dengan mendatangi beberapa kedai kopi lokal dan menjajal beberapa makanan tradisional. Bagi saya, hal ini tak kalah asik dengan bertualang menikmati wisata alam.

Ada banyak kedai kopi lokal di Lampung. Sependek enam kali saya ke Lampung dalam tahun 2016 ini, ada beberapa kedai kopi lokal yang sudah saya kunjungi yaitu Kedai Kopi Aceh Jambo Raya (sudah 3x), Dr. Coffee (sudah 2x), El’s Coffee House, Kopi Oey (sudah 2x), dan Selebriti Kafe. 

Masih ada kedai kopi lain yang tak kalah asik untuk dijadikan tempat ngopi sambil ngobrol bareng kawan, di antaranya Warung Kopi Dunia II, Keiko Bahabia, Lapakkopi, Flambojan Kafe, Yellow Truck, Ros 3, Chocotiers, Hardi’s Espresso Bar, The Coffee, N8 Coffee, dll. Lain waktu, saya mau coba juga kedai-kedai itu. 

Baca juga : Menghirup Aroma Kopi di El's Coffee

Menyeruput Kopi Lanang di Dr. Coffee, kamu sudah ke sini?
Makan, ngopi dan ngobrol bareng di Kedai Kopi Aceh Jambo Raya
Kulineran di Selebriti Kafe

Coba juga aneka makanan dan minuman di DeLotuz Kitchen, jangan lupa kopinya...

Belum lengkap berwisata kuliner di Lampung kalau belum mencoba masakan aslinya. Dengan mencicipi masakan tradisional, tak hanya mengayakan lidah dengan cita rasa khas Lampung, tapi juga mengenal budaya masyarakatnya. Di Bandar Lampung, restoran yang menyajikan menu tradisional cukup banyak, bahkan hotel pun menyediakan dalam menu restorannya.

Salah satu restoran di Bandar Lampung yang menyediakan makanan khas Lampung adalah Restoran Cikwo. Di resto ini terdapat sejumlah menu tradisional seperti Sop Tuhuk, Sate Tuhuk, Taboh Iwa Tapa, Pandap, Khetak Belulang, Bekasam, Sambal Khalipu, Pindang Baung, Pepes Baung. 


Aneka menu masakan asli Lampung di Restoran Cikwo
Coba juga kuliner aneka pindang ikan dan pepes ikan ini di Dapur Tatu

Restoran lain seperti Dapur Tatu juga menyediakan kuliner tradisional berupa aneka pindang ikan dan pepes ikan bumbu tempoyak (durian yang dipermentasi). 

Restoran Encim Gendut menyajikan aneka menu otentik yang tidak kalah menggoda. Kedai makan yang terletak tak jauh dari Hotel Airy Tugu Adipura ini menyajikan menu-menu ala warteg yang sangat lengkap dan bisa dinikmati dengan harga terjangkau dalam suasana kedai yang nyaman. 

Kedai Makan Encim Gendut dekat Hotel Airy Rooms

Aneka menu rumahan di Encim Gendut

Jika ingin melengkapi kegiatan wisata kota, Bandar Lampung memiliki beberapa tempat wisata alam yang menarik untuk dikunjungi sendirian, bersama teman maupun keluarga. 

Terdapat Taman Kupu-kupu Gita Persada, Tahura Wan Abdurachman, Lembah Hijau, Alam Wawai, dan Hutan Kera. Bagi penggemar wisata museum, bisa kunjungi Museum Lampung yang terletak di Jl. ZA. Pagar Alam, Bandar Lampung. 

Tempat penangkaran aneka jenis kupu-kupu di Taman Gita Persada

seekor kupu-kupu di Taman Kupu-kupu Gita Persada

Suasana teduh di Taman Kupu-Kupu Gita Persada 

Kota Bandar Lampung adalah kota yang nyaman sekaligus aman. Dari segi biaya, kota ini juga cukup aman bagi kantong wisatawan. Banyak pilihan kedai yang menyajikan makanan dan minuman enak tapi harganya terjangkau. Penginapan nyaman dengan harga aman juga mudah didapat.

Untuk kebutuhan penginapan di Lampung kali ini saya mempercayakan pada Airy Rooms. Situs pemesanan kamar online ini melayani akomodasi dengan standar kenyamanan kamar hotel yang sama di Indonesia. Ada jaminan yang diberikan kepada pelanggan yang memesan kamar lewat Airy Rooms seperti tempat tidur bersih, wifi gratis, TV layar datar, AC, air hangat, perlengkapan mandi, dan air minum gratis. Adanya jaminan inilah yang membuat saya tertarik.

Hotel Airy Tugu Adipura - Bandar Lampung

Ada dua hotel airy di Bandar Lampung, yakni Airy Tanjung Gading Gatot Subroto dan Airy Tugu Adipura Jendral Suprapto. Cara pesan kamar di Airy Rooms ada banyak cara, bisa lewat situs resminya di www.airyrooms.com, bisa juga lewat aplikasi ponsel. 

Saya pesan Airy Tugu Adipura lewat aplikasi Airy Rooms di Android. Saat ini pun sudah ada juga aplikasinya di App Store. Tak sampai 5 menit, pesanan diterima dan dikonfirmasi. Setelah melakukan pembayaran melalui ATM, voucher pun dikirim lewat email. Sangat mudah. Mengenai cara pembayaran, selain transfer bank (ATM), bisa juga dengan credit card. Tapi saat itu saya tidak membawa credit card, hanya debet card, karena itulah saya pergi ke mesin ATM.


Saya mendapat kamar dengan tempat tidur twin, dan memang hanya itu yang tersedia di Airy Tugu Adipura. Rate Rp 287.000 per malam saya pikir sudah murah. Sudah termasuk sarapan untuk dua orang.

Kamar saya di lantai dasar, pintu kamar menghadap area parkir bagian dalam. Tempat tidurnya bersih, ada TV layar datar, AC dingin, 2 botol air minum gratis, dan ada komplimen berupa dua biskuit coklat, dua bubur instan, dan dua botol minuman Teh Pucuk. Komplimen ini bernama Airy Sunrise Meal. Yang kurang paling teko pemanas air untuk keperluan memasak bubur instan gratis tadi. Tapi saya bisa mendapatkan air panas gratis dengan memesan lewat layanan kamar.

Airy Sunrise Meal

Gratis dua botol air minum


Kamar mandi menggunakan shower dengan air dingin dan air panas. Untuk perlengkapan mandi tersedia dua handuk dan alat-alat mandi seperti 2 sikat gigi dan pasta gigi, sisir, shower gel, dan samphoo. Terdapat wastafel di sudut kamar mandi yang dilengkapi cermin.

Kamar mandi shower dengan air panas dan dingin

Perlengkapan mandi

Sarapan pagi di kantin dekat area lobi hotel. Pagi itu menu sarapannya berupa nasi bumbu merah, cah tahu sawi, kwetiau, ikan goreng tepung, kerupuk, acar dan saos sambal. Ada buah semangka dan puding untuk pembuka sarapan. Minumannya air putih, teh dan kopi.  Memang tak banyak pilihan, tapi menu yang ada sudah cukup menarik bagi yang terburu-buru untuk sarapan.

Jika ingin mencari menu sarapan yang bervariasi, tidak tergesa-gesa hendak bepergian, tinggal keluar hotel. Jalan kaki saja sekitar 20 meter ke arah belakang hotel, di sana ada kedai makan Encim Gendut seperti yang saya ceritakan di atas. Di kedai makan ini ada banyak kue jajanan tradisional seperti di pasar-pasar. Menu makanan berat pun sudah tersedia sejak jam 7 pagi. Mau nasi uduk lengkap dengan aneka lauk pauk kita tinggal ambil di meja prasmanan. 

Sarapan dengan menu yang tersedia di hari saya menginap



Restoran hotel

Add caption

Hotel Airy Tugu Adipura berlokasi di tempat strategis. Dekat dengan ATM, minimarket, warung makan, kafe, restoran, dan pertokoan. 

Jika ke Lampung lagi, Hotel Airy ini masih akan jadi pilihan saya untuk menginap. Kamarnya nyaman, harganya pun aman di kantong. Cara pesannya pun mudah, bisa lewat web, aplikasi Android dan iOS, ataupun via telpon. Tidak pakai lama, kamar murah yang dipesan langsung didapat. Coba Airy Rooms deh, pasti puas dan kantong aman. 

Kamar-kamar di lantai dasar menghadap area parkir

Hotel Airy Tugu Adipura Bandar Lampung


(adv)