Staycation di hotel Grand Zuri BSD City kali ini dalam rangka anniversary.
Nah, meskipun untuk anniversary, yang mana biasanya nginep berdua saja sama pasangan, staycation-ku ini justru enggak gitu. Aku dan suami malah ngajak anak dan dua ponakan ikut nginap di hotel.
Malahan nih ya, di hari kedatangan ke hotel, kami datang berdelapan 😂 Mau honeymoon atau mau gathering coba haha.
Selain Aisyah (tanpa Alief) dan dua ponakan, juga ada ibu dan dua adek ipar. Tapi ibu dan dua adek nganter doang, abis itu pulang gak ikut nginep.
Alief ga ikut karena saat itu dia masih UAS, dan UAS nya itu bukan duduk manis di kampus ngerjain tugas nulis, tapi wara-wiri praktik bikin produk ini itu seharian. Makanya nih, rombongan ke hotel perempuan semua kecuali Mas Arif ganteng sendiri.
Momen anniversary bulan Juni lalu, waktunya bersamaan dengan liburan sekolah, bahkan saat kami ke hotel itu bersamaan dengan cuti bersama libur Idul Adha 1444H (29 Juni 2023) yang harinya tuh mepet weekend (long weekend 4 hari).
Anniversary plus anak-anak libur sekolah plus suami libur kerja. Klop banget ya waktunya. Alhasil.... gaaasss semua berangkat bareng liburan di hotel saja.
Kapan lagi anniversary semeriah ini, disemarakkan oleh 3 ABG cewek, ibu dan dua adek 😂
Seru sih, jadi rame.
Ibu dan dua adek niatnya memang cuma nganter. Tapi nganternya sampai ikut masuk kamar wkwk.
Mereka pengen nginep? Gak. Udah ditawari nginep saja, nanti dipesankan kamar lagi, tetep ga mau. Mau pulang aja katanya. Pulang ke Depok.
Ibu sebetulnya cuma pengen liat kayak apa bed decor anniversary Grand Zuri. Sebelumnya aku memang cerita soal itu. Maklum lah ya, orang tua, mungkin penasaran. Ya gpp juga, aku malah seneng liat antusiasme ibu pengen liat kamar. Berpahala juga kan bikin orang tua senang.
Waktu masuk kamar, kukira ibu yang bakal heboh, taunya kedua adekku haha.
Kami dibuatin video anniversary (udah tayang di IG @travelerien). Adek nomor 2 jadi juru rekam. Adek nomor 3 jadi jadi sutradara. Aku dan suami sudah tentu saja jadi modelnya. Ibu? Nonton dari kursi. Anak dan keponakan di mana? Ada di kamar sebelah, mereka sibuk sendiri kalau udah kumpul hehe.
Inilah video anniversary kami di Grand Zuri BSD City
Sederet spesial treatment anniversary diberikan oleh Grand Zuri BSD.
Ada bed decor dengan hamparan kelopak bunga mawar asli yang ditata apik dan kental dengan nuansa cinta.
Di atas bed ada 2 model angsa yang dibentuk dari handuk, 1 model orang yang dibentuk dari handuk, 3 tangkai mawar, anniversary cake, welcome letter, hingga greeting notes di cermin.
Tentang hamparan kelopak mawar asli itu...aku takjub. Sempat kukira artifisial. Ternyata asli, dari bunga mawar segar.
Yesss...semua kelopaknya segar, dipreteli langsung dari bertangkai-tangkai mawar. Entah berapa tangkai, yang pasti banyak sekali. Terharu. Seniat itu bikin happy yang sedang anniversary.
Mungkin ini yang dinamakan Love Sekebon. Sekebon mawar. wkwkw
Kelopak mawar disusun menjadi kata Wedding Anniversary dan lambang cinta 💖yang ditata dengan sangat cantik di atas lembutnya sprei putih yang menutupi kasur.
Ada pula mawar masih lengkap dengan tangkainya terselip di antara dua model angsa, di tangan model "orang", dan di tengah lambang cinta.
Nuansa merah putih dari perpaduan mawar dan sprei membuat isi kamar sekilas seperti semarak tujuhbelasan wkwk. Tampil berani, membara, dan penuh semangat. Semangat mencintai! 💕
Ada ucapan anniversary di kartu dan di cermin dalam kamar mandi. Manis sekali saat dibaca. Bikin hati jadi makin berbunga-bunga senang.
Kuenya kami makan bersama. Dipotong oleh ibu, disuapkan ke aku dan mas Arif. Selanjutnya "ayo semuanya let's go serbuuuu kuenyaa" sampai si kue babak belur😂
Ukuran kuenya cukup gede. Kami berdelapan kebagian mencicipinya dengan potongan untuk perorangnya itu sama sekali ga irit. Seandainya kami berdua saja yang staycation, itu kue bakal mubazir.
Ada yang merhatiin gak, tulisan anniversary di kuenya huruf terakhir pakai i 😅
Terima kasih Pak Anton Hartanto untuk semua spesial treatment-nya.
Kegiatan kami sore hari di hotel hanya bersantai. Duduk nonton TV, ngobrol, sambil ngemil snack-snack yang aku siapkan sebelum berangkat ke hotel. Soalnyaa...cemilan di hotel kan terbatas. Jadi menurutku mending jajan dulu yang banyak di minimarket trus bawa ke hotel. Kantong pun jadi aman kalau belanja di luar hahaha.
Hari itu Idul Adha 1444H. Paginya ibu dan adek salat Ied di Cimanggis. Kami salat di BSD. Di tempat masing-masing sampai pemotongan kurban selesai. Sorenya baru deh kumpul di BSD.
Selepas salat magrib kami pergi makan malam. Makannya di luar, gak di hotel karena ibu pengen jelajah kuliner di BSD. Setelah muter ke sana kemari nyari tempat makan yang cocok untuk lidah semua orang, akhirnya kami makan malam di Pasar Modern BSD. Makan seafood!
Tempat yang kami pilih untuk makan ternyata rame bener. Pembelinya sampe antre puanjang! Tempat makannya memang terbatas, ga bisa nampung banyak orang sekaligus. Jumlah meja dan pembeli ga imbang. Tapi orang mau aja ya antre, termasuk kami.
Romantis sekali deh dinner anniversary kami, bukannya di tempat private yang disetting romantis dengan candle light dinner, ini malah di pasar yang berjubel dan diselingi suara-suara kendaraan lalu lalang wkwk.
Setelah makan enak dan kenyang di luar, kami balik hotel dalam keadaan ngantuk berat. Tapi ibu tetep pengen pulang ke Depok. Untunglah kedua adekku masih segar bugar, jadi masih aman kalau nyetir ke Depok.
Setelah ibu dan adek pulang, tinggallah aku dan Mas Arif, Aisyah dan dua ponakanku. Waktunya istirahat...
Superior Room Hotel Grand Zuri BSD yang aku tempati kali ini hadir dengan desain interior dan furniture yang tak hanya baru, tapi lain dari yang pernah ada sebelumnya.
Saat kami menginap, kamar baru tipe Superior ini hanya ada di lantai 6. Aku ga tahu ya sekarang gimana, mungkin saja sudah ada di lantai lainnya juga. Yang jelas, dengan penampilan barunya itu, kamar tampak lebih mewah dan makin berkelas. Rasanya, aku mendapatkan suasana yang lebih baik, nyaman, dan makin bikin betah.
Aku pesan 2 kamar connecting door, jadi mudah untuk terhubung dengan 3 gadis remajaku. Kamar kami menghadap ke matahari terbit, dengan pemandangan langsung ke BSD Ocean Park.
Beberapa item yang kutemukan dalam kamar, membedakannya dengan beberapa kamar hotel bintang 4 lainnya yang pernah aku inapi. Yakni soal fasilitas untuk ibadah.
Di Grand Zuri ini, petunjuk arah kiblat mudah ditemukan. Jelas dan mudah terlihat. Hotel lain ada yang meletakan petunjuk arah kiblat dalam laci. Ngapain coba di laci? Kan ga semua orang langsung ngeh untuk mencari di laci.
Ada pula yang sama sekali tanpa tanda sehingga harus bertanya ke FO. FO pun kalau ditanya kadang ga tahu. Kalau sudah gitu, mau ga mau mesti buka aplikasi kompas. Itupun kalau udah terpasang. Kalau belum ya kudu install dulu.
Selain itu, ada sejadah bersih masih dalam plastik laundry tergantung dalam lemari. Aromanya wangi. Kita tinggal pakai selama menginap. Di hotel bintang 4 lainnya seperti Pesona Hotel Malioboro yang aku inapi saat liburan di Jogja, menyediakan alquran, mukena, sarung, dan sajadah. Lengkap. Tapi ga heran, saat itu Pesona Hotel Malioboro berstatus hotel syariah.
Ada keran wudhu di kamar mandi. Keran yang sangat jarang aku jumpai, baik di hotel bintang 3 hingga bintang 5 lainnya. Umumnya, di kamar mandi hotel yang pernah aku inapi, hanya ada rain shower dan standing shower yang ga bisa dilepas-lepas. Kalau mau wudhu mesti ke wastafel, pas bagian membasuh kaki baru ke bawah rain shower. Itu pun harus minggir-minggir biar badan ga ikut tersiram air.
Lain halnya jika di kamar mandi ada bathub, biasanya ada keran yang bisa digunakan untuk wudhu.
Sebagai muslim, hotel yang memperhatikan kebutuhan beribadah seperti ini, jelas membuat kagum. Jadi sangat berterima kasih dan bersyukur karena ada manajemen hotel yang punya perhatian mendetail untuk tamunya.
Rasa sukaku pada kamar baru Superior ini semakin menjadi karena komplimen air mineral yang disediakan kini berupa air minum RON 888 botol kaca.
Minuman dalam botol kaca, jelas ramah lingkungan.
Aku selalu respek pada siapa pun yang mendukung gerakan baik untuk lingkungan, sekecil apa pun itu, bahkan sekadar air minum dalam botol kaca untuk komplimen tamu.
Nah, untuk hal ini ada ketentuan khusus dari hotel. Botol RON88 tidak boleh dibawa pulang. Jika airnya sudah habis harus ditinggal di kamar. Jika mau dibawa pulang, tamu harus membayar sebesar Rp 10.000,- per botol.
Aku berfoto berdua Mas Arif, pada suatu sore H-1 wedding anniversary kami.
Berfoto, mungkin hanya hal kecil, kegiatan remeh temeh, namun bagiku berarti. Sebagai kenangan di hari jadi ke-21. Siapa tahu Allah beri kami umur panjang, bertemu kembali dengan WA ke-50, maka foto berdua yang kami buat akan mengingatkan kami tentang hari ini.
"Wah itu foto kita 29 tahun yang lalu. Saat hari jadi ke-21 bertemu dengan usiaku 45 dan mas 50."
"Foto saat kita WA ditemani ibu, adek, anak, dan ponakan-ponakan."
Bisa jadi kami akan tergelak kala mengenang potret ini.
Tak ada ritual tertentu yang kami lakukan malam itu.
Kami menjalani malam seperti malam-malam lainnya. Membersihkan badan, berganti pakaian, berwudhu, salat, lalu tidur dengan saling berpelukan. Seperti biasa.
Ya seperti biasa, bagai hari-hari lainnya. Karena sejatinya merayakan pernikahan adalah dengan selalu saling sayang, saling menjaga, saling mesra dan romantis setiap saat setiap waktu, walau orang-orang tak tahu, dan tak perlu juga diberitahu, cukup dua hati satu yang sejiwa saja yang tahu.
Staycation di hotel semacam pindah tidur saja. Berkumpul pun sekadar menyemarakan, lalu saling mendoakan dan bersyukur atas segala hal.
Malam yang hangat. Suasana pun tenang. Kami tertidur dengan nyenyak, hingga terbangun kala mendengar suara sayup-sayup adzan dari masjid di tengah perumahan. Sepertinya dari masjid dekat kantor Smart Fren, seberangnya Eka Hospital. Waktunya salat subuh.
Salat subuh di hari jadi, di kamar hotel yang sudah sering kami inapi sejak anak-anak masih kecil usia sekolah dasar. Ada yang terasa istimewa? Gak ada. Seperti biasa saja. Hanya salatnya itu sendiri yang istimewa. Bukan di mananya, bukan kapannya.
Biasa saja bukan berarti gak berkesan. Ada yang menghangat mengaliri darah kala kulihat sesuatu berbentuk bulat terang kemerahan menyembul di antara daun-daun pinus yang keberadaannya menghalangi pandangan. Matahari terbit!
Selamat pagi hari jadi ke-21.
Anak-anak masih bersantai di kamar, tidak bergegas untuk melakukan apa-apa.
Ya gapapa. Gak masalah. Ini waktunya mereka libur dari rutinitas sekolah yang biasanya tiap pagi gedubrakan heboh menyiapkan berbagai hal sebelum berangkat.
Aku dan suami pergi ke lantai 3, berolahraga di gym, sauna, hingga bersantai menikmati suasana pagi dari teras hotel yang menghadap ke jalan Pahlawan Seribu.
Teras yang menarik untuk didatangi sama anak-anak. Karena di situ ada tempat bermain berupa perosotan dan ayunan.
Tempatnya terbuka dan lapang, berlatar gedung-gedung tinggi di kawasan bisnis BSD. Enak buat berjemur, rasanya nyaman, dan segar.
Masih di lantai yang sama, ada kolam renang hotel. Tapi kali ini kami melewatkannya karena sedang tak ingin berenang. Kami kembali ke kamar, hendak membersihkan badan alias mandi, lalu sarapan.
Beberapa hal yang aku suka dari Grand Zuri, selain pusat kebugaran sekaligus rekreasinya berada di lantai yang sama, kebersihan diseluruh area tersebut sangat terjaga. Beraktivitas apapun di lantai 3 ini terasa nyaman sekali.
Tempat gymnya ga sempit dan ga pengap. AC tempat gymnya dingin, dan alat gym-nya pun banyak. Di situ ada kamar mandi dan toilet yang kebersihannya sangat terjaga. Dapat digunakan oleh mereka yang abis renang, gym, dan sauna.
|
gym |
|
teras di lantai 3 |
|
kolam renang |
Senangnya rasa hati, saat kami kembali ke kamar, anak-anak sudah pada mandi, ready untuk sarapan. Tapi mereka mesti menunggu, karena aku dan suami tentu saja harus mandi dulu 😀
Bisa aja sih anak-anak pergi duluan ke resto, tapi mereka maunya bareng. Ya udah, sabar kalau gitu. Soalnya waktu untuk mandi hingga beres dandan dalam keadaan rapi jelly, butuh waktu lebih dari 30 menit hihi.
Mereka yang kusebut anak-anak, sebenarnya sudah pada gede, udah remaja SMA. Tapi untuk menyebut mereka, aku tetap pakai kata anak. Jadi di sini penggunaan kata anak bukan untuk membahasakan mereka sebagai anak kecil.
Tempat sarapan di Restoran Katarasa, di lantai dasar hotel. Dekat dengan grand lobby.
Sebagaimana hotel bintang 4, menu yang disajikan sangat lengkap dan beragam. Sependek sudah sering bersantap di Grand Zuri, alhamdulillah menu-menu yang disajikan ga ada yang gagal di lidah. Bercitarasa, dan berkesan lama di indra perasa.
Sarapan atau pun bersantap di saat makan siang dan malam, dijamin puas dan bikin nagih. Jadi, bila ingin mengajak keluarga memanjakan lidah di restoran hotel, Katarasa Resto di Grand Zuri ini bisa jadi pilihan yang gak pernah keliru.
✅ Pilihan menu sangat beragam
✅ Menu-menunya ramah anak, dan banyak pilihan
✅ Hidangan menu tradisional hingga internasional
✅ Pilihan tempat duduk banyak, indoor dan semi outdoor
✅ Pastinya sih makanan dan minumannya enak-enak semua 😁
Seru punya anak dan ponakan seumuran gini. Liburan sama mereka malah tambah meriah. Apalagi anakku yang cewek ini sering merasa ada yang kurang kalau kemana-mana gak ada 2 sepupu kesayangannya itu 😁
Beberapa kali kalo liburan kuajak aja semuanya, mereka pun bahagia bisa pergi bersama 💕
Mumpung masih pada bisa main bareng jalan bareng, kalau udah kayak kakak-kakak cowoknya yang udah pada kuliah beda kota beda negara, udah susah diajak ketemu dan kumpul, apalagi jalan bareng 😅
Makanya saat #staycationanniversary di @grandzuri.bsd 3 ABG saliha ini aku ajak. Aku dan suami sama sekali ga terganggu. Malah bahagia ada anak-anak dan ponakan di momen anniversary. Sebab merayakan cinta dan kebahagiaan bukan soal romantis-romantisan berdua saja, tapi juga tentang menikmati ramainya hidup oleh keberadaan anak-anak yang menjadi salah satu sumber kebahagiaan hidup 💕