Terakhir naik tahun 2019, tahun di mana aku mulai terbiasa naik kereta. Jujur kuakui manfaat naik kereta dari BSD ke Jakarta jauh lebih unggul daripada naik mobil pribadi. Karena itu, aku suka jadi terbiasa.
Hingga akhirnya...
Pada bulan Maret 2020 pandemi melanda negeri. Sejak itu, jangankan naik kereta, naik mobil pribadi pun jadi sangat jarang. Lebih banyak tinggal di rumah, biar gak ketularan penyakit.
Baru pada Desember 2022 lalu naik KRL lagi. Buat menghadiri undangan lunch meeting dari PR ASUS Indonesia, tempatnya di Restoran Gioi Senopati, Jakarta Selatan. Rasanya seperti punya momen bersejarah, dan menjadi penting untuk dituliskan 😅
|
GIOI Senopati bersama Head of PR ASUS Indonesia dan beberapa teman content creator |
Rasa yang Memudar
Lama gak naik KRL, rasa "terbiasa" itu mulai memudar, bahkan sekadar membayangkan kembali naik KRL saja jadi agak tegang.
Biar gak makin pudar, kutonton video reel teman-teman content creator yang konsisten kampanye naik transportasi umum, khususnya KRL Jabodetabek. Hasilnya? Aku kembali tercerahkan.
"Oh mudah banget ya, dan tetap murah, tapi fasilitas, keamanan, dan kenyamanannya makin bagus!"
Tetap murah? Ya. Coba lihat tarif bus bandara di Intermark Indonesia yang rutin aku gunakan bila hendak ke bandara. Sebelum pandemi Rp35.000,- saja. Sejak dan setelah pandemi naik drastis jadi Rp75.000,-
Sedangkan commuter line? Masih sama. Dulu Rp3.000, sekarang pun masih segitu. Nominal tersebut berdasarkan pendebetan yang terecord di kartu Flazz ku. Memang gak bisa dibandingkan sih, beda moda juga kan. Tapi setidaknya ada perbedaan signifikan soal tarif.
Selain itu, aku jadi suka nyimak cerita Mbak Ade Anita soal kebanggaannya naik transportasi umum KRL yang dilakukan oleh keluarganya. Sangat kagum dengan cara pandang keluarga Mbak Anita dalam hal transportasi. Alasannya bukan semata untuk kepentingan pribadi, tapi lebih jauh untuk orang banyak, lingkungan, dan kehidupan yang lebih baik.
Pengalaman pernah tinggal di luar negeri bisa jadi salah satu faktor yang membuat Mbak Ade Anita punya pengalaman baik dalam hal naik kendaraan umum. Dan itu membuat cara pandangnya sangat positif.
Pengalaman pribadi mbak Ade Anita yang dibagikan di medsos (tanpa disponsori oleh siapa-siapa) sangat menginspirasi. Termasuk komentar-komentar pada status tersebut, menambah keyakinan diri untuk mengikuti jejak baik mereka.
KRL Jabodetabek
Pilihan untuk selalu naik kendaraan umum kadang kembali pada "di mananya". Karena gak semua tempat moda transportasi umum itu ada dan mudah. Jadi di sini, aku bicara sebagai warga yang tinggal di Jabodetabek.
Kalau bicara Jabodetabek, sarana transportasi umum semakin ke sini semakin lengkap dan memadai. KRL, MRT, LRT, bus, dan lainnya sudah ada dari dan ke mana saja. Mudah dan murah. Nah, kalau sudah disediakan lengkap, menolak memanfaatkannya adalah hal yang sangat disayangkan.
Buatku yang tinggal di BSD City, ada Stasiun Rawa Buntu dalam kota. Cukup dekat dari rumah. Tinggal naik gocar ke stasiun atau diantar oleh anak/suami saja. Lalu naik KRL, turun di stasiun terdekat dari tujuan.
Misal mau ke FX Sudirman, aku tinggal turun di Stasiun Palmerah. Selanjutnya bisa disambung dengan ojol, taksi online, angkot, atau bus TJ. Aku biasanya naik Gocar. Kalau ojol GORIDE / GRAB Bike, suamiku gak ijinkan. Suami takut nanti aku jatohlah, olenglah, dan ga rela aku nempel driver 😂
|
Naik KRL bareng Tami dan Mbak Ria, pergi ke acara ASUS di Hotel Aloft Jakpus 4/12/2022 |
Karena ASUS Jadi Rajin ke Jakarta
Sebetulnya aku jarang sekali pergi keluar rumah sendirian dengan tujuan ke Jakarta atau tempat jauh lainnya dari rumah. Kalau masih sekitaran BSD saja sering. Biasanya keluar untuk rutinitas antar anak sekolah saja, belanja ke pasar, mall, klinik, tempat makan, dan beberapa keperluan harian lainnya.
Karena jadi content creator maka keluar dari BSD itu jadi ada. Sebagai blogger, ada saja undangan yang menghampiri. Kalau dulu tiap ada undangan rasanya pengen datang, tapi belakangan sudah membatasi diri, mengurangi aktivitas ke banyak tempat dan tujuan, untuk alasan keluarga. Dan aku bahagia dengan pembatasan itu, membuatku santai, tenang, dan fokus pada hal-hal prioritasku.
Keluar dari rumah untuk tujuan ke Jakarta, sekarang lebih sering untuk acara ASUS saja. Sempat dua kali untuk kegiatan Funworld. Lainnya belum dulu. Waktunya belum ada.
Pergi ke acara ASUS kadang bersama Alief. Kadang sendiri saja jika Alief sedang sibuk kuliah dan mengerjakan tugas-tugas. Kalau ke Jakarta untuk acara keluarga beda cerita, perginya tentu sama keluarga. Suami dan kedua anak ikut serta.
Pernah ada acaranya ASUS saat weekend. Kami berangkat sekeluarga, bawa mobil. Karena mau jalan-jalan di Jakarta, pergi ke beberapa tempat hingga pulang malam, dan kami bawa banyak barang, termasuk barang-barang berharga seperti kamera DSLR dan beberapa laptop.
Lain halnya kalau aku pergi sendiri dan gak pake bawa barang macam-macam, cussss aja naik kereta gak masalah.
|
Acara ASUS di The Akmani Hotel tgl. 12/12/2021. Yang diundang aku dan Alief. Suami dan Aisyah ikut serta. Karena hari itu Minggu. Mau jalan-jalan ke beberapa tempat di Jakarta. Perginya merasa perlu bawa kendaraan karena banyak tujuan dan banyak bawa barang berharga. |
Mahal = Nyaman&Aman?
Nah, ASUS tuh sering bikin acara di beberapa hotel di Jakarta Pusat. Jauh dari rumahku. Weekdays pula. Ga ada yang antar karena suami di kantor, Alief kuliah. Naik apa? Taksi online.
Buat ke sana biasanya aku naik gocar/grabcar dari BSD dengan biaya PP kurang lebih hingga Rp300.000. Belum bensin, tol, dan parkirnya hitung sendiri. Belum tenaga buat nyetirnya, stress sama macetnya, duuh..
Alhamdulillah akhirnya terkompori untuk naik KRL karena KRL sekarang makin nyaman dan aman, dan pastinya murah. Kalau soal aman, pernah hampir ragu gara-gara tahu ada kejadian blogger dijambret dan dicopet di kereta. Ngeri juga.
Tapi aku sadar. Yang namanya kejahatan bisa terjadi di mana saja. Tinggal kitanya yang banyakin doa, tingkatkan waspada, dan jaga diri baik-baik. Insha Allah, Allah akan melindungi.
Jadi, aku pingin banget naik KRL lagi. Udah minta ijin suami juga, dan suami bilang gini: "Iya gpp, tapi hati-hati. Kalau pergi/pulang di jam sibuk, keretanya padat, tunda dulu, atau naik taksi online aja. Kalau mau papa jemput, kasihtau aja," ujar suamiku.
Suamiku takut banget aku kenapa-kenapa 😄 Tentu karena suamiku sayang aku 💖
|
Naik KRL sendiri. Pertama kali setelah 3 tahun ga naik. Naik dari Stasiun Rawa Buntu, turun di Stasiun Palmerah. 3/12/2022 |
Bisa GOTRANSIT
Sepanjang tahun 2022, undangan acara di Jakarta dari ASUS beruntun. Kala itu aku masih maju mundur mau naik KRL. Antara masih dihantui virus corona, berjubelnya orang, gak kuat bila berdiri lama, dan beberapa hal lainnya yang mungkin bagi orang lain hal sepele tapi bagiku enggak.
Akhirnya tetap saja kemana-mana naik mobil. Kadang naik taksi online, kadang diantar suami atau Alief.
Hingga akhirnya, tgl. 3 Desember 2022 lalu aku memutuskan mulai naik KRL Communter Line lagi untuk pergi ke acara lunch meeting dengan PR ASUS Indonesia di restoran GIOI Senopati Jakarta Selatan.
Sebelum memutuskan naik kereta, aku sempat tanya ke teman-teman soal cara naik kereta sekarang gimana. Siapa tahu ada perubahan, ya kan?
"Sekarang bisa pakai GoTransit, Mbak Rien," ujar Tami (IG nya di @utamiisharyani).
Tami memang pengguna aktif KRL. Udah paling tepat aku nanya dia. Aku dikirimi foto tempat barcode di stasiun. Buat nunjukin nanti scanning-nya di mana. Selain dari Tami, info-info dari Mbak Maya Siswadi juga sangat membantuku.
Jadi GoTransit itu kita tinggal scan barcode di stasiun pakai aplikasi GOJEK. Apakah aku mencobanya?
Kompor Meleduk
Meskipun penasaran pengen coba Go Transit, kartu-kartu yang bisa dipakai buat naik KRL tetap aku siapkan.
Mandiri e-money, BCA Flazz, Indomaret Card, hingga kartu yang dulu beli di stasiun, semua aku kumpulkan. Siapa tahu gagal pakai app GOJEK, masih ada kartu yang bisa di-tap. Lalu, semua kartu itu aku isi saldo, buat jaga-jaga kali aja ada kartu yang error saat di-tap 😂
Tgl 3 Des 2022 itu aku tidak serta merta juga sih naik KRL. Sendiri pula. Bisa terjadi karena abis ngobrol sama teman-teman blogger yang kebetulan bakal berangkat bareng ke acara ASUS di Aloft Hotel tgl. 4 Des 2022.
Dari obrolan itulah aku merasa jadi punya persiapan matang. Mungkin karena sudah punya bekal info yang lengkap, plus adanya para "kompor" yang bikin keberanianku jadi meleduk! 🔥
|
Stasiun Palmerah |
BERHASIL dan Menyenangkan!
Dari rumah aku naik GOCAR ke Stasiun Rawa Buntu.
Awalnya mau nyobain masuk pakai GOTransit. Tapi situasi stasiun saat itu ramai. Muncul khawatir nanti jadi lama prosesnya, bisa memperlama antrian masuk. Saat itu lebih mikirin orang lain ketimbang buru-buru mewujudkan nyobain GoTransit 😂
Mendadak juga merasa gak aman untuk mengeluarkan HP buat buka aplikasi GOJEK. Akhirnya tapping kartu aja deh daripada gugup nanti malah panik. Kelamaan di rumah aja, pas ketemu keramaian di stasiun malah cemas 😂
Alhamdulillah saat itu kereta cepat datang. Gerbongnya pun lumayan lengang.
Begitu masuk, alhamdulillah langsung dapat tempat duduk. Rasanya lega. Hilang kekhawatiran bakal berdiri dan berjubel hehe. Lantas, karena sudah merasa aman dan nyaman, terbitlah rasa pengen selfie buat mengabadikan momen pertama keretaan lagi setelah 3 tahun. Norak? Biarin 😂
Setelah sekali jepret selfie, kusimpan lagi HP ke dalam tas. Berusaha banget sepanjang berkereta itu gak tertidur. Biar selalu waspada gitu, juga takut kelewat stasiunnya. Alhamdulillah kurang lebih 20 menit sampai di Stasiun Palmerah. Rasanya pengen teriak: Yeay aku berhasil! 🤣
Sejak dulu, ada 2 spot yang gak pernah absen aku jepret saat berada di Stasiun Palmerah, yakni lantai atas stasiun dan jembatan menuju halte arah Senayan. Aku suka dengan lengkung atapnya dan pola pada langit-langitnya.
|
Lantai atas stasiun |
|
Jembatan menuju halte arah Senayan |
Supir Musafir
Hari itu Jumat. Janji temu untuk lunch meeting di Restoran GIOI di Senopati jam 12 siang, saat umat muslim Jumatan.
Sesaat setelah aku berada dalam mobil GOCAR yang aku pesan, adzan berkumandang. Di situ memang ada masjid MPR. Suara adzannya terdengar olehku.
"Pak, kalau mau Jumatan dulu silakan. Saya bisa tunggu," ucapku kepada driver. Kutawarkan dengan tulus dan tidak masalah jika terlambat tiba di GIOI.
"Oh tidak apa bu. Saya kan musafir. Nanti salat Dzuhur saja," jawab laki-laki yang tampak udah gak muda lagi itu.
Mendengar jawaban itu, aku diam saja, lalu membatin, "Mungkin syarat musafir si bapak sudah terpenuhi. Mungkin."
Kuperiksa pesan di WA, Olin dan Mas Firman (PR Asus) sudah sampai di restoran. Yang lainnya belum. Aku jadi merasa santai meskipun saat itu perjalanan gak begitu lancar. Padahal, jalan Senopati arah ke GIOI restoran merupakan jalan dengan satu arah (oneway).
Restoran GIOI ada di sebelah kanan jalan. Tampak bangunannya dua lantai. Depannya ada area parkir yang terbatas. Mobil yang mengantarku tak bisa berhenti lama. Jadi, aku ngebut keluar mobil, biar gak diklakson dari belakang he he. Paling ga suka dengar klakson, ga sopan, bikin panik juga kadang-kadang he he.
Karena bergegas itulah aku gak mikirin mau motret tampak luar resto. Jadi, foto berikut aku pinjam dari beberapa sumber.
|
GIOI Senopati dan tempat parkir yang terbatas. (sumber: zomato.com) |
|
Pintu masuk GIOI. (sumber: larismanis.com) |
|
Dining area GIOI Senopati (sumber: zomato.com) |
Gak Punya Musala
Sampai di restoran, yang kutanyakan pertama kali adalah toilet dan musala. Toiletnya ada, musolanya gak ada. Haiyaaah! Jadi kalau mau solat mesti keluar, dan ternyata masjidnya jauuuuh 😅
Saat itu restonya masih agak sepi. Suasananya tenang. Berasa bakal enak buat ngobrol santai maupun bisnis. Apalagi Mas Firman dan Olin pesan tempat private dalam ruangan semi tertutup di pojokan. Pencahayaannya bagus, agak redup yang bikin nyaman.
Aku dan Andre sudah duluan sampai. Abis itu baru Horas, Askar, dan yang paling belakangan tiba Mas Eko. Katanya kutbah Jumatnya lama, ustadnya spesial. Mas Eko nya pengen cepet bubar tapi kayak ada yang nahan untuk tetap mendengarkan ceramah sampai selesai 😄
"Ayo Mbak Kate langsung pesen minuman dan makanan, bebas mau pesen apa aja," ujar Olin.
PR ASUS mah gitu! Bikin enak hati wkwkwk. Selalu, tiap diundang acara, makan duluuuu sampe puas dan kenyang, baru urusan kerja. Dibebasin mau makan apa aja dan berapa, tinggal kitanya aja yang tahu diri wkwk. Yoha!
Spesialnya Bebek, Aku Pilih Tom Yum
GIOI Senopati berlokasi di kawasan Senopati, Jakarta. GIOI merupakan salah satu restoran yang served Indonesian fusion food. Menunya beragam dan ada untuk vegan juga.
Selain di Senopati, GIOI juga ada di PIK dan Menteng. Aku belum pernah mendatangi semuanya, jadi ini pertama aku ke GIOI.
Berbeda dengan tampilan luarnya yang biasa saja, desain interior-nya justru bagusss! Waitress-nya juga helpful.
Harga yang ditawarkan tergantung set menu apa yang hendak di-order. Ada menu standar dengan harga yang terjangkau, ada juga spesial menu yang harganya relatif mahal. Meski demikian, soal rasa, gak perlu diragukan lagi.
Dari beberapa review yang aku baca, menu Salmon Lodeh paling banyak dipuji. Sedangkan signature dish nya sendiri adalah menu bebek, yakni Roast Duck Curry dan GIOI'S Signature Crispy Duck.
Aku sama sekali lagi gak kepengen makan bebek saat itu. Apalagi di rumah juga hampir tiap hari makan bebek pesan di Bebek Kaleyo. Ya walaupun beda tempat dan tentu beda masakan, tetep aja hari itu aku ga tertarik makan bebek. Pilihanku jatuh pada Creamy Tiger Prawn Tom Yum.
|
Creamy Tiger Prawn Tom Yum |
Nggak Nyesel Pesan Creamy Tiger Prawn Tom Yum
Creamy Tiger Prawn Tom Yum dibanderol dengan harga IDR 175K.
Menu populer Thailand satu ini menghadirkan element rasa sweet, salty, sour, and spicy. Perpaduan rasa yang bikin happy. Asam dan pedas namun lembut dan mengenyangkan.
Berasa pedasnya, tapi gak bikin kepedasan. Biasanya kalau makan tom yum di resto lain sering kepedasan, kalau ini nggak. Makanku jadi nikmat, ga dikit-dikit minum.
Isian udang windunya gak pelit. Cumi, bakso ikan, jamur champignon, chikuwa juga ada deh kayaknya, aku agak lupa haha. Pokoknya semuanya berdesakan dalam mangkok yang gak kecil. Awalnya kukira bakal habis untuk dinikmati sendiri, ternyata kudu sharing biar ga mubazir. Apalagi menu ini disajikan dengan nasi, makin mempercepat rasa kenyang.
Andre yang tampak bingung mau pesan apaan, langsung aku sarankan Creamy Tiger Prawn Tom Yum, dan dia setuju. Hasilnya? Sebuah pujian atas citarasa: Mantap!
Sexual Healing
Ini nama minuman. Unik ya. Pada mikir kemana hayo pas baca namanya? 😅
Sexual Healing terbuat dari campuran buah dengan Sprite. Salah satu buahnya adalah buah naga. Rasa manis yang amat tipis justru bikin minuman ini enak banget, rasanya segar. Bukan malah tambah haus. Pastinya jadi ampuh banget buat ngilangin haus yang muncul setelah perjalanan naik kereta. Walau Sprite-nya bikin aku marahin diri sendiri, "Bukannya menghindar malah santai aja order!"
He he. Aku punya masalah lambung. Soda kudu banget dihindari kalau ga mau kesakitan.
Kenyang tapi Resah!
Mas Firman dan Mas Eko memesan nasi goreng yang sama, dan Askar makan ayam tanpa nasi. Diet katanya. Diet nasi doang😅
Horas datang saat aku sedang sibuk menghabiskan Tom Yum. Dia duduk di sebelahku. Lalu membuka buku menu. Dibacanya nama menu dengan suara yang membuatku bisa mendengar dengan jelas. Dia diskusi dengan Askar soal menu apa yang pengen di pesan.
Ternyata....Horas memesan menu halal versi dia, tapi haram versi aku.
Duuuuh...di sini ternyata sedia menu babi! Ya Allah ampuni hambamu ini baru ngeh😭
Aku memang salah. Sejak awal fokus saja sama menu tom yum dan minuman yang direkomendasikan oleh waitress. Karena merasa sudah ketemu yang cocok, jadi gak mau baca keseluruhan daftar menu lagi. Padahal makanan tanpa babi dan dengan babi, berurutan dalam buku menu. Terpampang nyata gak disembunyikan. Minuman beralkohol juga sedia. Gimana ya, meskipun ga pesan makanan gak halal, tetap saja berasa ketelen yang gak halal. Hu hu aku resah karena makanan yang dimasak oleh resto dilakukan di satu dapur. Huaaa 😭
Bukan salah Olin yang pilih tempat, tapi salahku yang gak main periksa dulu. Kan bisa nolak, lalu kasih saran ke tempat lain yang aman. Atau datang, tapi ga usah ikut pesan apa-apa.
Gak sedia musola itu saja sebenarnya sudah bikin aku gelisah. Semakin nyata saat tahu menunya sangat tidak ramah muslim. Sekali lagi ini bukan salah yang punya resto. Salahku yang datang gak cek dulu.
Daftar menu GIOI Senopati dapat dilihat pada link bio IG @GIOIJakarta
|
Nasi gorengnya Mas Eko |
|
Ayam, pesanannya Askar |
KODE VOUCHER Buat Belanja Hemat Laptop ASUS
Lunch meeting di GIOI hari itu adalah untuk membicarakan laptop-laptop ASUS terbaru yang nantinya akan kami informasikan melalui medsos masing-masing.
Ada 4 laptop ASUS yang diperlihatkan pada kami hari itu. Semuanya laptop baru. Bahkan 1 unit ada yang belum buka segel.
Di antaranya: ASUS ZenBook Pro 16X OLED, Zenbook 14 OLED (UM3402), ASUS ZenBook S13 Flip OLED (UP5302), dan Vivobook 14X OLED A1403.
Nah, sekalian nih.
Aku mau info KODE VOUCHER belanja laptop ASUS supaya lebih hemat!
Jadi, di sini aku gak cuma ngoceh soal laptop-laptop kece yang bisa dipilih untuk digunakan sehari-hari sesuai kebutuhan, tapi juga info diskon supaya bisa beli laptop ASUS dengan harga lebih hemat bila belinya di ASUS ONLINE STORE.
Bukan cuma DISKON senilai Rp500ribu, tapi juga bebas ongkir ke mana pun tujuan selama masih di Indonesia, gratis biaya packing kayu, dan gratis asuransi pengiriman.
Info KODE VOUCHER belanja laptop ASUS supaya lebih hemat! ✨🤩
Berikut ketentuannya:
✅ Khusus buat belanja laptop ASUS Zenbook dan Vivobook saja
✅ Gunakan kode voucher: 𝗔𝗦𝗨𝗦𝗧𝗥𝗔𝗩𝗘𝗟𝟱𝟬𝟬𝗞 untuk potongan sebesar IDR 500K supaya lebih hemat
✅ 𝐇𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐛𝐞𝐫𝐥𝐚𝐤𝐮 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐩𝐞𝐦𝐛𝐞𝐥𝐢𝐚𝐧 𝐦𝐞𝐥𝐚𝐥𝐮𝐢 𝐀𝐒𝐔𝐒 𝐎𝐧𝐥𝐢𝐧𝐞 𝐒𝐭𝐨𝐫𝐞 pada link berikut: https://bit.ly/BeliLaptopASUS
✅ 𝐊𝐞𝐧𝐚𝐩𝐚 𝐛𝐞𝐥𝐢𝐧𝐲𝐚 𝐝𝐢 𝐀𝐒𝐔𝐒 𝐎𝐧𝐥𝐢𝐧𝐞 𝐒𝐭𝐨𝐫𝐞 𝐚𝐣𝐚? Karena gak semua laptop ASUS ada di ASUS Offline Store
✅ Kode voucher berlaku untuk semua laptop ASUS yang tersedia pada link ASUS Online Store. Tidak pakai syarat apapun, langsung saja gunakan.
✅ 𝐊𝐨𝐝𝐞 𝐯𝐨𝐮𝐜𝐡𝐞𝐫 𝐛𝐞𝐫𝐥𝐚𝐤𝐮 𝐬𝐞𝐣𝐚𝐤 𝐃𝐞𝐬𝐞𝐦𝐛𝐞𝐫 𝟐𝟎𝟐𝟐 𝐡𝐢𝐧𝐠𝐠𝐚 𝐌𝐚𝐫𝐞𝐭 𝟐𝟎𝟐𝟑
Kapan lagi bisa belanja laptop @asusid sehemat ini? 😀
Tahun baru ganti laptop yang tepat sesuai kebutuhan, buat menunjang aktivitas supaya makin lancar, produktif, dan sukses!
Laptop-laptop yang aku hands-on saat di resto GIOI bisa dilihat pada IG reel berikut. Siapa tahu ada yang cocok, kamu bisa langsung beli dengan menggunakan kode voucher di atas untuk potongan harga sebesar Rp 500.000,-