Berangkat Malam, Alief Menyetir
Rencananya, kami akan berangkat dari BSD Jumat pagi tgl. 17 Juni. Supaya Jumat sore sudah berada di Purwokerto. Saya sudah menyusun jadwal untuk malam harinya. Makan di mana, dan ngapain aja. Tetapi, mendadak suami ada pekerjaan penting yang tidak bisa diundur. Sehingga jadwal perjalanan kami lah yang harus diundur. Akhirnya kami berangkat Jumat pukul 10 malam.
Perkiraan waktu tempuh kurang lebih 7 jam. Subuh sudah sampai di hotel. Ternyata, hampir 10 jam perjalanan dan kami tiba keesokan pagi.
Perjalanan berkendara mobil dari BSD ke Purwokerto memang tidak dekat. Alhamdulillah ada jalan tol yang memudahkan sehingga lebih cepat. Suami menyetir santai, bergantian dengan Alief bila mengantuk.
Yak, saya senang kali ini suami sudah ada supir pengganti. Biasanya selalu nyetir sendiri. Meskipun saya bisa nyetir, tapi untuk perjalanan jauh luar kota saya belum berani buat menggantikannya. Kalau dalam kota saja masih ok.
Kali ini ada Alief yang sudah 2 tahun lihai menyetir. Walau SIM A nya baru ada tahun lalu, saat usia 18 tahun. Alief memang kami kasih bertahap untuk urusan SIM. Sim C pas umur 17 tahun. SIM A pas umur 18 tahun. Dengan SIM nya itu, serta pengalamannya sudah nyetir ke banyak tempat di Jabodetabek, dia sudah bisa diandalkan buat gantikan papanya nyetir.
Perjalanan nyetir jauh pertama Alief waktu kami mudik ke Palembang bulan Mei. Dia nyetir Honda BRV di jalan tol Lampung sampai Palembang. Yang kedua ya pas ke Purwokerto ini, pakai Avanza. Waktu kami mudik Januari 2021 pakai Inova, Alief sudah bisa nyetir. Tapi saat itu belum punya SIM A. Jadi tidak kami ijinkan, sesuai aturan mengemudi.
Beda kota tujuan beda pula kendaraan yang dipakai bukan tanpa maksud, melainkan untuk memperkaya pengalaman Alief nyetir. Di usia kami yang makin tua dengan tenaga yang gak akan selamanya prima, Alief akan kami andalkan untuk membawa kami jalan ke mana-mana.
|
Pemandangan pagi di Brebes, Jawa Tengah. Memotret dari dalam mobil yang terus melaju. |
Salat Subuh dan Makan Ayam di Rest Area
Berkendara malam membuat saya tak bisa menyaksikan pemandangan yang dilalui selama perjalanan. Tetapi keindahan tetap ada meski gelap menyembunyikannya. Setidaknya masih ada cahaya lampu di gedung-gedung kota, di pinggir jalan tol, di pedesaan sunyi, dari mobil-mobil yang bergerak beriringan, bahkan kerlip bintang di langit tinggi yang tak terjangkau, yang bisa dinikmati mata selagi belum terpejam dikalahkan kantuk.
Kami baru berhenti saat salat subuh. Di sebuah rest area yang sangat ramai. Saya tidak ingat lokasi rest area itu di mana. Tapi yang pasti sudah berada di Jawa Tengah.
Rest area nya luas. Tapi parkirannya saat itu penuh. Tempat salat penuh. Tempat wudhu dan toilet penuh. Mengeluh karena penuh? Oh tentu tidak. Justru senang. Penuhnya masjid dan tempat wudhu itu mengagumkan. Indah rasanya melihat orang-orang tidak meninggalkan salat, meski dalam perjalanan yang melelahkan.
Usai salat terbitlah lapar. Ada banyak pilihan resto di sana. Kafe dan warung kecil pun bederet. Tapi anak-anak maunya makan ayam. Suami pergi ke restoran ayam terkenal. Dibelinya 4 paket nasi+ayam. Kami makan saat itu juga, bekal tenaga untuk perjalanan yang masih lama sampainya. Kok lama? Yak, dari aplikasi Google Maps, tujuan kami masih perlu waktu kurang lebih 4 jam lagi untuk sampai, udah sama kayak menempuh jarak dari BSD ke Bandung😅
|
Di sini jalannya tidak mulus. Berlubang dan berbatu. Padat dan agak tersendat. Banyak truk. Untunglah pemandangan kiri dan kanan jalan seperti ini. Jadi nggak membosankan |
|
Saat foto ini diambil, kami sudah di wilayah Purwokerto |
Matahari Terbit dan Pesona Pagi
Matahari pagi terbit dengan begitu indah. Posisinya di depan agak ke samping kiri mobil. Membuat kami seolah berkejaran dengan si bulat yang mulai memerah.
Masih di jalan tol saat itu. Pemandangan sawah berlatar bukit-bukit yang seolah bertumpuk, dengan matahari yang bersinar mulai naik, indah bagai lukisan. Saya sungguh terpesona. Hingga lupa memotretnya. Memang, ada kalanya mata dan hati khusyuk saja menikmati, abai pada urusan foto. Di lain waktu, sibuk motret, dengan kenikmatan yang berbeda.
Keindahan pagi itu terekam dalam memori jiwa, dari dalam mobil yang terus bergerak.
Setelah berjam-jam berkendara di jalan tol, akhirnya kami keluar dan menyusuri jalan biasa. Bertemu dengan jalan yang gak selalu mulus. Kadang berbatu, berlobang, dan sempit penuh debu. Melewati sawah dan ladang, serta pedesaan yang asri, kadang gersang.
Sepertinya, berkendara dengan kondisi seperti itu, memicu rasa lapar. Meski sudah sarapan di rest area, perut rasanya minta diisi lagi. Bekal cemilan yang sudah berkali-kali dimakan akhirnya habis. Harapannya tentu saja, sampai hotel nanti langsung sarapan sampai kenyang.
|
Hotel Luminor Purwokerto |
Bayar 2 Malam, Diinapi 1 Malam
Alhamdulillah Allah mudahkan perjalanan kami, sehingga bisa sampai dengan selamat di Hotel Luminor Purwokerto dalam keadaan sehat semua. Meskipun durasi perjalanan jadi begitu panjang, hampir 10 jam lamanya, tak jadi masalah. Namanya perjalanan, gak selalu sesuai rencana.
Dari awal juga udah meleset dari jadwal. Harusnya berangkat Jumat pagi, baru berangkat Jumat malam. Harusnya bisa tiba di hotel subuh, sampainya udah jam setengah sembilan lewat.
Akibat meleset dari jadwal inilah kamar yang saya pesan buat 2 malam, akhirnya 1 malam gak ditiduri. Kamarnya bayar doang tapi gak dipakai haha.
Saya pesan Deluxe Family Room yang luasnya 21 sqm. Ada tipe suite yang lebih luas berukuran 39 sqm, bisa buat berempat, tapi kamar mandinya terbuka. Masa iya sama anak-anak di kamar seperti itu. Ini bukan acara honeymoon beb haha.
Tarif Deluxe Family Room Rp 580.000 permalam. Saya tadinya mau pesan hotel berbeda untuk malam berikutnya. Makanya pesan 1 malam saja di Luminor. Eh abis itu berubah pikiran, mau di Luminor saja biar gak pindah-pindah. Makanya di Traveloka pesanan saya jadi 2 kali. Yang satu kali saya beli pakai voucher, lumayan dapat potongan 300 ribu. Nah, pas gak jadi ditempati 1 malam, gak merasa rugi-rugi amat karena bayarnya cuma 280 ribuan haha.
|
Pesan kamar 2 malam tgl. 17 & 18 Juni di Luminor Hotel via Traveloka. Hanya 1 malam ditempati 😂
|
Datang Langsung Sarapan
Saya aktif berkomunikasi dengan pihak hotel untuk mengabarkan waktu kedatangan. Supaya mereka tahu posisi kami sudah di mana. Supaya bisa menyiapkan keperluan kami setibanya di hotel. Misalnya untuk sarapan dan check-in.
Alhamdulillah sampai di hotel security di depan langsung sigap membantu. Proses check-in juga sangat mudah dan cepat. Setelah itu kami pun langsung dipersilakan ke restoran untuk sarapan.
Saya tuh ya, jalan ke Purwokerto cuma berempat, dan hanya tiga hari dua malam. Tapi bawaannya banyak! Kayak udah mau nginep seminggu haha. Makanya pas sampe, kebantu banget sama bapak security yang langsung sigap nurunin semua barang.
Menu Sarapan Beragam dan Banyak!
Saya kira bakal tiba di hotel selepas jam sarapan tutup. Yakni jam 10. Alhamdulillah ternyata waktu satu setengah jam lagi. Kami masih sempat sarapan di hotel.
Seandainya telat pun, pihak hotel yang berkomunikasi dengan saya via Whatsapp mengatakan mereka akan bantu menyiapkan sarapannya dengan cara diantar kamar. Jadi kami tetap akan dapat sarapan. Ya iyalah ya, kamar udah gak ditempati, masak gak kebagian sarapan juga haha.
Misalnya gak kebagian pun, ya sudahlah. Anggap saja belum rejeki. Tinggal pergi sarapan keluar. Dekat hotel banyak tempat makan. Malu lah ribut ama hotel cuma masalah sarapan wkwk. Tapi orang di hotelnya baik kok. Gak sampai kayak gitu. Kami yang baru tiba dengan segala rasa lelah, jadi senang mendapatkan keramahan para staf yang menyambut.
Saya sempat mengira Luminor itu masih hotel bintang 3 dengan menu sarapan yang masih terbatas. Ternyata, wow menunya banyak dan lengkap. Udah sama kayak di hotel bintang 4. Ternyata setelah saya cek Luminor memang sudah bintang 4 euy. Pantesan menu sarapannya beragam dan melimpah. Bikin sarapan di Luminor jadi puas.
Pagi itu saya sibuk makan. Bukan sibuk foto-foto. Baru sampe lho. Mana ada mikir foto-foto wkwk. Sarapan hari kedua baru sempet motret. Itu pun motret punggung tamu lain yang sedang makan haha. Gak mikirin foto-foto makanan lagi, berburu waktu soalnya, mau pergi jalan-jalan ke Taman Mas Kemambang dan Menara Teratai. Soal ini nanti saya ceritakan di lain tulisan.
|
Suasana saat sarapan. Maaf cuma motret punggung orang lagi makan wkwk |
Kamar Nyaman Tanpa Pemandangan
Usai mengobati lapar dan dahaga, saya dan suami bersegera ke kamar. Mau mandi dan bersiap untuk pergi kondangan.
Alief dan Aisyah minta istirahat. Tidak ikut kondangan. Ok, saya nggak maksa. Jadi tak apa kalau mereka tak ikut. Toh yang penting suami yang hadir.
Kamar kami di lantai 8. Paling tinggi. Seharusnya bisa lihat suasana kota, tapi ternyata jendela kami menghadap ke punggung mall wkwkw. Ketutup sudah pemandangan lainnya. Saya kemudian jadi tak tertarik lagi melihat keluar.
Berikut penampakan kamar Deluxe Family yang saya tempati. Cukup bagus, bersih, dan lengkap. Standar bintang 4 lah ya. Walau suara-suara dari sebelah dan luar (orang berjalan/bicara di lorong) kedengaran. Dengan king size bed, masih ada space yang cukup luas buat salat berjamaah berdua. Masih muat pula buat 1 extra bed.
|
KUNCI KAMAR. Manis sekali bunga-bunga |
|
Deluxe Family Room Hotel Luminor |
View Menara Teratai
Di luar kamar di ujung lorong dan depan lift ada dinding kaca, bisa buat liat view. Tapi ya itu tadi, view-nya cuma rooftop dan punggung gedung yang lebih pendek dari Luminor.
Lalu ada yang saya sesali di hari terakhir di hotel, ternyata di ujung lorong arah berlawanan menuju lift itu ada pemandangan Menara Teratai!
Wuaaaah saya kesel banget tahunya telat. Padahal ya, kalau mau lihat cantiknya Menara Teratai itu justru di malam hari. Indah karena warna-warni cahaya lampunya. Dan itu bisa disaksikan dari lorong kamar lantai 8 tempat kamar saya berada. Huhuhu mau garuk-garuk tembok rasanya. Kesel bener wkwk.
Masa mesti nambah satu malam lagi cuma demi liat Menara Teratai di malam hari dari ketinggian? Ya gak lah. Ada yang lebih penting dari pada itu. Yakni suami Senin masuk kerja. Makanya harus pulang. Bye ajalah view Menara Teratai haha.
Kembali ke acara kondangan...
Saya bergerak cepat menyiapkan baju kondangan. Suami mandi dengan cepat, mengikuti irama gerakan saya yang was wus was wus. Selagi suami mandi, saya selesai menyeterika 1 celana panjang, 1 kemeja, 1 kulot panjang, 1 outer. Semua hasil setrikaan saya gelar di atas kasur, siap untuk dipakai.
Keluar kamar mandi suami terperangah: "Mama bawa setrikaan?" wkwkw. Kayak gak hafal aja kalau istrinya ini serba siap dalam hal apa saja.
|
Dinding kaca di ujung lorong kamar. View Menara Teratai. Nyesel baru tahu pas mau check-out 😂 |
|
MENARA TERATAI. Difoto dari lantai 8 Luminor Hotel. Lantai tempat kamar kami berada. Sayang banget telat tahu. Padahal buat ambil foto malam bagus di sini. |
Bahasa Jawa dan Petunjuk Arah Pakai Mata Angin
Kami berdandan serapi mungkin. Melenyapkan kekusutan yang didapat setelah 9 jam lebih perjalanan. Berganti kinclong, kelimis, dan amat manis hihi.
Anak-anak kami tinggalkan di hotel. Berdua saja kami meluncur ke lokasi acara yang ternyata kurang lebih 3-4 kilometer saja dari hotel. Dekat amat ya. Mana jalannya gak macet, jadi cepat.
Tapi, pas masuk-masuk jalan kecil, kami mulai kebingungan. Mbak-mbak di aplikasi Google Maps gak bisa diajak bicara. Bisanya cuma ngomong sendiri nyuruh belok kanan belok kiri padahal jalan buntu hahaha. Ya udah akhirnya nanya sama penduduk. Petunjuknya pakai nama arah mata angin, dan pakai bahasa Jawa. Wadauuuu...saya tidak paham. Untungnyaaa punya suami ngerti bahasa Jawa karena memang orang Jawa.
Kalau di bahasa Indonesia-kan kira-kira gini artinya:
"Dari sana itu belok kiri, lurus terus arah utara, trus belok kiri, rumahnya sebelah timur.."
Bapak dan ibu mertuaku memang asli Jawa, asal Kebumen, Jawa Tengah. Walau suamiku dan adik-adiknya lahir di Padang, besar di Jakarta, suami pernah kuliah di Palembang, bahasa Jawa itu kadang masih diucapkan oleh ibu dan alm bapak. Jadi, dikit-dikit suami masih ngerti. Menimpali pun masih bisa, pakai bahasa Jawa halus. Emang Jawa kasar kayak mana? 🤔
|
PAYUNGAN DI KONDANGAN. Payungan di depan venue acara pernikahan. Saking panasnya! |
|
Matahari benar-benar terik. Keluar dari tempat acara langsung payungan |
Hari Itu Purwokerto Panas Sekali
Alhamdulillah kegiatan utama ke Purwokerto, yakni kondangan, dapat terlaksana. Saya dan suami bisa hadir menemui pengantin. Lega rasanya.
Di bawah tenda cantik bertabur hiasan bunga, di pelaminan yang didekorasi dengan indah, sepasang pengantin sumringah menyambut para tamu. Kedua orang tua pengantin tak kalah bahagia, senyum teruntai tiada henti, sembari mengucap terima kasih karena telah turut mendoakan pernikahan putra putri mereka.
Saya dan suami diajak foto bersama pengantin, diapit oleh orang tua mereka. Momen ini jadi penanda telah terjalinnya sebuah silaturahmi. Tak ada yang lebih menyenangkan selain bikin orang lain merasa senang. Senang karena dihadiri dan didoakan.
Usai menikmati hidangan dan menyaksikan kebahagiaan kedua mempelai kami berpamitan. Orang tua pengantin berkali-kali mengucap terima kasih karena kami telah datang dari jauh.
Dari perusahaan tempat pengantin laki-laki bekerja, memang cuma suami satu-satunya yang hadir. Tetapi bukan berarti yang lain tidak ikut mendoakan, karena ada papan bunga ucapan selamat menikah yang dikirim ke venue acara, simbol ucapan selamat dan doa untuk mempelai, dari perusahaan, mewakili segenap karyawan.
|
Alun-Alun Purwokerto |
|
Masjid Raya Purwokerto |
Objek Wisata di Pusat Kota
Cuaca sangat terik. Sinar matahari terasa amat tajam menusuk kulit. Cahayanya bikin silau. Saya tak bawa kaca mata hitam. Berkali-kali jadi memicingkan mata. Topi ada, tapi masa topian ke kondangan hihi. Jadi, saya hanya mengandalkan payung. Masuk venue acara payungan. Saat keluar langsung payungan lagi.
Selepas kondangan kami kembali ke hotel Luminor. Kebetulan hotel dekat dengan alun-alun Purwokerto. Saat melewatinya kami berhenti. Beli makan dan bermaksud hendak foto. Di situ ada kedai ramen dan bento, saya beli buat Alief dan Aisyah.
Karena kedainya menghadap alun-alun, jadilah saya berfoto sejenak. Meski cuaca sangat panas, saya coba bertahan. Demi foto wkwkw.
Dekat alun-alun ada masjid raya Purwokerto, saya sempat memotretnya, meski tidak mendekat, apalagi masuk.
Setelah itu kami kembali ke hotel. Tapi tak lama kami berhenti lagi saat melewati Jembatan Bung Karno. Kalau kata Pungky, masyarakat setempat sebutnya Jembatan Tesda. Nah, jembatan ini tuh unik, dari bentuknya yang gak biasa terlihat menarik dan ikonik. Saya jadi pingin foto di situ. |
Jembatan Proklamator |
|
Menara Teratai |
Foto Berduaan di Jembatan Proklamator
Lokasi Hotel Luminor yang saya inapi memang sangat strategis. Dekat alun-alun, masjid raya, mall, dan dekat pula dengan kawasan Bung Karno yang digadang-gadang bakal jadi ikon kota Purwokerto. Kenapa?
Pasalnya di kawasan Bung Karno itu terdapat beberapa objek wisata yang pada tanggal 6 Juli 2022 lalu baru diresmikan oleh Ketua DPR Republik Indonesia, Ibu Dr. (H.C) Puan Maharani. Peresmian meliputi Menara Teratai, Convention Hall Putra Sang Fajar, Jembatan Proklamator, dan Madhang Maning Park.
Berarti waktu saya dan keluarga berkunjung ke Menara Teratai pada hari Minggu tgl. 19 Juni lalu, menaranya belum diresmikan. Wah, jadi enak nih duluan nganyari. Tapi memang keren sih menaranya. Kami naik sampai rooftop, bisa liat pemandangan kota Purwokerto dengan sudut pandang 360°.
Saya dan suami juga sudah sempat foto-foto di Jembatan Proklamator. Ya, Proklamator nama jembatannya. Karena berdua saja, kami berfoto pakai tripod. Orang-orang yang lewat melihat ke arah kami. Entah apa yang ada dalam pikiran mereka liat suami istri siang-siang di jembatan 😂
Foto duaan, mengenang Juni 20tahun yang lalu. Sebagaimana jembatan, menghubungkan dua tempat menjadi satu. Semoga pernikahan yang menjadikan dua orang bersatu dalam ikatan suci, bersama selamanya, dalam bahagia, sebumi seSurga-Nya. Aamiin.
Dua hari saja di Purwokerto. Kami berkeliling kota. Makan dan berwisata, bahkan ketemu Pungky segala di Menara Teratai. Memang janjian sih. Tentunya sangat berterima kasih pada Pungky, sudah banyak bantu info soal hotel, objek wisata, tempat makan, sehingga kami bisa mengisi waktu dengan menyenangkan selama berada di Purwokerto.
Saya tadinya pengen ajak keluarga jalan-jalan ke Baturaden. Makan di Taman Langit, dan pergi ke curug. Tapi situasi berubah, waktunya gak cukup karena sore kami harus segera berangkat pulang supaya tidak terlalu malam sampai BSD. Supaya Mas Arif bisa istirahat cukup di rumah sebelum kembali bekerja pada Senin hari.
Kegiatan kuliner kami makan bebek di Kosek Cak Kholig. Makan nasi rames di Warung Makan Mbak Neni. Makan soto Sokaraja di Raja Soto Lama. Masing-masing ada ceritanya, seru dan menarik untuk dituliskan.
Untuk kegiatan city tour kami hanya berkunjung kedua tempat yang sama-sama masih baru, saat itu belum 2 bulan umurnya. Yakni Taman Mas Kemambang dan Menara Teratai. Kedua tempat itu sama asyik dan menyenangkan. Juga akan saya ceritakan pada tulisan berbeda.
Ikut senang melihat Luminor sudah buka cabang di Purwokerto.
BalasHapusAku ke Purwokerto 20 tahun yang lalu, dan pada tahun segitu belum ada hotel yang cukup baik. Sehingga aku biasanya menginap di Baturaden.
Well done, Luminor!
Emang paling bahagia kalau jalan ke tempat-tempat penuh kenangan indah ya, Mba.. xixixi.. makanya saya paling seneng diajak ke Lampung.. hahahaha... Tapi ini termasuk murah juga ya duluxe family 580rb. Pengen ke purwokerto tapi ga ada tujuannya.. xixixi.. one day lah insya Allah
BalasHapusAku tuh belum pernah ke Purwokerto kayaknya deh. Biasanya orang sini tuh kalau ke sana langsung "culik", berangkat malam, pulang malam ya lagi. Semoga suatu hari ada kesempatan
BalasHapusUnik ya hotelnya, moderen dan keren, ga nyangka di Purwokerto hotelnya bagus bagus.
BalasHapusTanya Pungky emang paling tepat ya mbak Rien, sayang pas saya ke Purwokerto beliau tidak pernah menepati janji hahahaaa illfeel jadinya (lupakan, ikhlaskan, saya mah bukan orang penting soalnya)
Insya Allah November ke Purwokerto lagi,
keponakan menikah juga dan sepertinya Luminor akan saya book dari sekarang!
Memang kalo keasyikan menikmati suasana kadang suka kelupaan foto atau ambil video yah mbaak, aku sering bener kayak begitu hehe
BalasHapusAsyik sekali jalan2 plus kondangan di Purwokerto sekalian kopdar juga ama Pungky yaah, wah apa kabar tuh Pungky udah lama banget gak mampir blognya hehe
Purwokerto itu kita fav ku jugaaaaa 😄👍. Saking sukanya Ama kota ini, pas asisten ku nikah bbrl bulan lalu, aku malah booking hotel di Purwokerto, padahal ternyata asisten nikah di Pekalongan. Ntah kenapa yg ada di kepala ingetnya cuma Purwokerto 🤣🤣🤣🤣. Akhirnya hotel Angus lah yg di sana hahahahaha.
BalasHapusSeru banget baca ceritanya mba. Mungkin Krn aku suka road trip yaaaa. Apalagi kalo keliling Jawa. Krn aku suka jalanan di sana itu ga terlalu berliuk2 kayak Sumatra. Kalo Sumatra, anak2ku pasti mabok darat. Tapi mereka ga oernah mabok darat tiap road trip Jawa.
Jadi kangen mau kesana lagi. Mau liat menara teratai. Trakhir aku ke Purwokerto, menara ini blm ada soalnya . Daaaaan aku sukaaaa kuliner2 Purwokerto ❤️❤️
Wah saya ke Purwokerto tuh jaman masih SMA, nengok kakak yang kuliah di sana. Di sana jajannya getuk goreng, sempat nyicip nggak mbak?
BalasHapusBahasa jawa kasar tu ya kasar mbak hehehe....
Misalnya makan, Bahasa jawa halus nya (kromo inggil) biasa untuk yang usinya lebih tua atau orang yang dihormati, makan = dhahar, bahasa Jawa biasa (ngoko) digunakan untuk yang sebaya atau orang yang sudah akrab, makan = mangan. Bahasa jawa kasarnya makan = mbadog
Suka banget baca cerita menginap di Hotel Luminor Purwokerto dan cerita perjalanan kondangannya juga. kompak banget mbak, keluarga bisa diajak foto foto yaa disekitar hotel luminor, bisa jadi konten blog kan akhirnya hehe
BalasHapuskadang ya mba, aku memanfaatkan undangan pernikahan saudara atau teman dekat di luar kota sebagai alasan staycation hehehe kan biar sekalian ya, kondangan rasa staycation
BalasHapusPurwokerto cantik ya mbaa.. dan memang hotelnya cakep ya dan tempatnya strategis
BalasHapusAku belum pernah ke Purwokerto. Hotelnya recomended sekali mbk Rien, apalagi dapet view menara teratai yang cantik. Paling suka nginep di hotel yang menu sarapannya banyak. Bisa pilih gitu hehe
BalasHapusKameranya bagus, Mba Rien. Cakep viewnya. Suka deh liat pemandangan sawah. Kangen Liat Sawah deket rumahku udah engga ada sawahnya. Btw Luminor Hotel instagramable banget ya. Nuansanya Vintage. Cakep deh. Rekomended nih kalau ke Purwokerto buat nginep di sini
BalasHapusWaktu foto bareng sekeluarga di taman Teratai, aku suka banget dengan gaun mba Rien yang motifnya bunga-bunga. Cantik dua-duanya, warnanya juga cerah menggoda, hihii.
BalasHapusDapat kamar yang jendelanya dinding beku gak masalah ya mbak, asal kamarnya nyaman untuk istirahat ataupun kegiatan ngobrol bersama. Ternyata harganya nggak mahal ya meski hotel bintang 4
Wah iya, cakep view nya ya mbak Rien. Ini pasti kameranya juga kece.
BalasHapusHotel Luminor ini emang nyaman ya mbak
Ke Purwokerto nggak lupa beli mendoan kan mbak?
Masya Allah barokallah buat pengantin dan keluarga Mbk Rien, semoga menjadi keluarga yang SAMARA, selalu dalam lindungan Allah SWT. Senang lihat foto-foto-nya bagus banget hasilnya. Mana silaturahmi kondangan itu perlu ekstra persiapan ya, barokallah bisa menghadiri acara sakral ini.
BalasHapusPurwokerto ....pengen banget kesana tepatnya mencoba air panas alami di Batu Raden.
BalasHapusTerakhir mampir bentar ke Purwokerto pas yg besar masih bayi, itupun cuma anter mertua ke rumah dinas temannya.
Jalanannya masih jelek ya mba, aku masih inget dulu kami balik ke jakarta sudah malam kondisi hujan jalan jelek dan ban mobil kena paku 😭😭.
Bahagia banget lihat foto-foto kak Rien dan keluarga.
BalasHapusPurwokerto panas yaa... Hihii... sebagai orang yang selalu mager dimana pun dan kapanpun, aku biasanya juga gak gerak kalo lagi travelling, tapi punya suami yang aktif banget. Jadi kudu ngikutin polanya...
Kalo kak Rien dan keluarga kan "Travelling is ma lyfe" yaa..
Jadi 3 hari 2 malam kudu dimanfaatkan dengan banyak jalan selain menginap di Luminor Hotel.
Pas di Purwokerto ketemu orang ngomong ngapak gak Mbak? Asli seru itu hehehe
BalasHapusSenangnya bisa kondangan nyambi berlibur. Aku pun ada kepikiran buat ke Purwokerto lagi. Nunggu waktu yang pas karena kalau pakai kendaraan umum dari Jepara tuh agak susah. Eh malah curhat, hehehe
Senangya bisa kondangan sekaligus jalan-jalan bareng keluarga ya kak..Apalagi gak perlu jauh-jauh dari hotel udah bisa lihat langsung ikonnya Purwokerto.. Hotelnya meski gak bintang 5 caekp juga ya kak.. sukak banget..
BalasHapusLuminor nih baguuusss ya mbaaa properti, service dan makanannya juga uenaakkk
BalasHapusAku baru sekali k.luminor yg d Sby.
Mupeng laahh kapan² ke Purwokerto jugaakkk
Kangen sama Purwokerto nih saat baca tulisan Mba Rien ini. Jadi ingat ketika diundang Pungky ke sana barengan Manda dan Dedew. Ditraktir semua sama Pungky mulai dari hotel mpe tempat wisatanya. Kudu balik sana lagi nih, belum menyambangi tempat2 di kota malahan.
BalasHapusWkwk iya yaaa barang2nya banyak yang dibawa :D
BalasHapusEmang nyenengin kalau kondangan ke luar kota bisa sekaligus jalan2 eksplor kota tujuan, apalagi kalau buat pertama kalinya ya mbak.
Senang sekarang mih udah ada sopir pengganti yang bis diandalkan yaa kalau traveling.
Jembatan Tesda. "Tesda" artinya apa ya? hehe penasaran
Jadi ingat dulu waktu kuliah pernah main ke purwokerto, tapi daerah perdesaan sih. Perjalanan dari jogja naik bis dan nginep di rumah teman. Ke depan klo ada rezeki lagi main ke purwokerto juga pengen deh ngerasain kemewahan hotel luminor bersama keluarga sambil keliling-keliling purwokerto.
BalasHapusBelum pernah ke Purwokerto niat stay lama dan staycation di hotel nya. Bagus dan nyaman hotel nya ya
BalasHapusSeru banget ya bisa kondangan sambil jalan-jalan, aku belum pernah nih ke purwokerto. Btw naksir sama outer tumeriknya heheh, cakep
BalasHapusnoted, berarti yang masuk rekomendasi penginapan kalau ke Purwokerto kayaknya Luminor
BalasHapusaku kadang memang nyari lokasi hotel yang strategis kemana-mana dan nyarinya gampang. Kalau hotelnya masih blusukan, susah juga