Waktu menunjukkan jam 8.25 malam saat kami makan malam di pusat jajan kuliner Kota Krui. Kok masih ingat jamnya, kan udah lama tuh, tahun 2017 kejadiannya, ya kan? Yaelah, dari file foto kan bisa dicek, ada datanya kok 😄
Hari itu saya bersama geng travel blogger unyu-unyu. Ada wanita milenial Yuk Annie Nugraha, ada traveler yang juga penulis buku Haryadi Yansyah, ada blogger hitz Deddy Huang, ada mbak travel blogger kesayangan Dian Radiata, dan tentunya ada Arif suami saya tertjintah! Ada Aris sahabat saya, sekaligus orang yang saya anggap tahu banyak soal wisata Krui dan seorang supir yang mengantar kami wara-wiri keliling Krui sampai letih 😅
Waktu makan hingga perjalanan pulang, dan akhirnya sampai di penginapan, kurang lebih 1 jam kemudian. Kami nggak pakai lama ya makannya, soalnya sudah malam dan sudah capek. Kira-kira pukul 9.30 kami sampai di cottage tepi laut, tempat kami bermalam sebelum kembali ke kota asal masing-masing pada keesokan hari.
|
Krui, 18/3/2017, 8:14 PM |
|
18/3/2018 8:25PM - Makan malam di kawasan kuliner Krui |
COTTAGE PINGGIR PANTAI
Malam itu, jalanan menuju cottage begitu sepi, terkadang terang, lebih banyak gelapnya. Tempat penginapan kami berada di pinggir laut. Tak terlihat dari jalan utama, karena tertutup kebun kelapa yang rapat. Kelapa atau Palem? Saya yakin kelapa ya, bukan pohon palem yang biasa menghiasi taman-taman hotel berbintang pinggir pantai. Nggak mungkin juga pohon kurma, sebab saya belum semabuk itu hingga nggak bisa membedakan mana pohon kelapa mana pohon kurma 😅
Mobil berjalan pelan memasuki gerbang, kami pun disambut gelapnya suasana kebun kelapa yang tak memiliki penerangan. Sorot lampu mobil menampakan jejeran batang kelapa, tinggi-tinggi bak kaki para raksasa wanita yang habis di waxing. Mulus men, gak ada cabang-cabangnya!
Saya sih udah ngantuk ya, bawaan abis makan dan kelelahan setelah seharian keliling Krui. Di antara kantuk itu, saya masih sempat membayangkan, seolah kami ini Pasukan Mau Tahu yang sedang pergi mengungkap misteri di sebuah perkebunan tua nan sunyi. Inilah pikiran wanita yang sejak SD sudah dijejali cerita novel Enyd Blyton, imajinasi dunia per-detektif-an kebawa sampai usia dewasa akhir *versi depkes 2009 😁
Setelah pagar kayu dibuka, mobil pun sampai di halaman cottage. Jangan bayangkan ada sambutan pria berdasi di atas karpet merah, apalagi kembang api berpijar di angkasa, yang ada cuma sepi, dan penerangan yang minim sekale. Dan, inilah penginapan kami hari itu. Eh, sensor deng, ga jadi pajang foto 🤣
LISTRIK PADAM MENDADAK!!
Setelah mengantar kami, Aris dan supir pulang, tak ikut menginap di cottage. Supir berjanji akan menjemput kami pagi-pagi sekitar jam 3, untuk berangkat ke Bandar Lampung. Kami setuju, dan kemudian bersegera masuk kamar yang sudah kami pilih sejak pagi. Bukan milih juga sih sebenarnya, karena ada kok kamar lain yang lebih menarik, tapi sudah diisi oleh tamu bule. Jadi, yang bener kami tuh dapat kamar sisa. Tapi syukurnya bisa dapat sebelahan, jadi nggak jauh-jauhan dengan suami, Deddy dan Yayan. Siapa tahu kalau ada apa-apa, jadi mudah, ya kan.
Sebuah ranjang dengan kelambu tampak mengisi kamar, menempel dinding. Beuh, emang muat bertiga? Ya gak lah, kecuali badan saya dilipat 3 haha. Kemudian kami diberi kasur tambahan, eh, kasur apa karpet ya? Duh, parah dah lupa! Pokoknya dikasih alas gitu, nggak langsung di lantai.
Ada kamar mandi dalam dengan keran shower, serta kloset duduk. Katanya sih ada air hangat, tapi pas air mengenai badan, dingin tuh. Bikin males mandi aja haha
Kamarnya terasa agak panas. Tapi ada jendela yang bisa dibuka, menghadap teras. Seingat saya ada kipas angin. Tapi entah juga ya, saya agak lupa (lupa mulu ya! haha). Ada sumber listrik, tapi colokannya terbatas, cuma muat 2 deh. Mau ngecas nggak bisa barengan, harus gantian.
Saya lupa malam itu mandi atau tidak, hanya ingat saya ke kamar mandi untuk gosok gigi, cuci muka, dan wudhu. lalu salat Isya. Saat salat itulah, tiba-tiba....BYAR!!!!! Listrik padam. Huaaa!!
ADA YANG LAIN DI KAMAR
Saat lampu mendadak padam, saya yakin kekhusukan salat saya saat itu terganggu. Tapi salat tetap saya jalankan sampai selesai, dong. Ya gak mungkin jugalah tiba-tiba teriak, lalu kabur keluar kamar pakai mukena. Yang ada ntar bikin tamu-tamu bule di kamar lain pada ketakutan haha
Sementara itu, Mbak Dian masih di kamar mandi. Kalau tak salah ingat, mbak Dian ada bilang sesuatu, tapi entah apa (lupa lagi deh). Sedangkan Yuk Annie sedang berbaring santai di kasur, dan cuek aja.
"Kok mati ya? Katanya nggak pakai mati, lagi pula ini kan malam?"
Jawaban template di sana:
"Listrik di Krui memang nggak stabil. Siang mati, malam nyala. Tapi kadang, bisa saja malam juga mati."
Lha, kalau di penginapan gini, mestinya ada jenset dong. Harusnya dinyalakan. Ternyata jensetnya ada, tapi nggak dinyalakan 😛 Entah apa alasannya. Kehabisan solar? Lha trus gimana dong? Mau ngecas hp gak bisa. Boro-boro buat buka internet, buat nyalain senter aja ga bisa. Kipas apa kabarnya? Nggak nyala. Udahlah panas, nyamuk banyak pula. Untung ada kelambu walau nggak membantu.
"Rien tidur di pojok aja, nempel dinding, biar nggak jatoh, saya di pinggir aja," ujar yuk Annie.
Haha ya kali bayi, jatoh dari ranjang. Tapi jangan salah, anjuran yuk Annie itu guna banget. Soalnya, hal-hal menyeramkan malam itu, terjadi tanpa sepengetahuan saya. Kalau tidur dipinggir, bisa jatoh karena kaget dicolek pocong, Untungnya gak wkwk.
Ternyata, kami tidak bertiga saja di dalam kamar, ada sesuatu yang lain di kamar mandi, yang kemudian pindah ke teras depan kamar persis!! huaaaa
BISIKAN DI TENGAH MALAM
"Yuk....Yuk......Yuk Annie....."
Tengah malam gelap, saat saya tidur di kamar yang udaranya bukan main gerah sampai badan keringatan, lalu ada suara berbisik, memanggil Yuk Annie. Cuma dua hal yang terjadi, itu MIMPI atau sebuah KENYATAAN! Ternyata, kenyataan, men!
Siapa yang berbisik? Saya nggak mikir itu setan sih wkwk Tapi nggak langsung ngira itu salah seorang dari kami juga. Soalnya, pertama karena kamar gelap kan, gak bisa liat siapa-siapa. Saya perlu beberapa menit buat menyadari kalau itu tuh suara mbak Dian ha ha. Tapi kok suaranya dari ujung kaki ranjang? Suster ngesot? Siapa dan kenapa?
Saya dengar yuk Annie menyahut. Ohiya, saya seranjang sama Yuk Annie. Mbak Dian di kasur tambahan. Berarti itu suara mbak Dian. Trus kenapa bisik-bisik?
Saya nggak ingat persis apa yang dikatakan Mbak Dian. Tapi dari nada suaranya, saya tebak Mbak Dian tidak baik-baik saja. Ada semacam resah dan takut di sana. Katanya, ada sesuatu di luar, di teras, di bawah jendela, persis di samping Mbak Dian tidur. WOW dekat banget dong!!
Jadi ada apa di teras? Tak ada yang mengatakan apapun. Hanya suara anjing yang beberapa kali melolong. Pikiran saya langsung jelek. Mau takut nggak bisa takut, keberadaan Mbak Dian dan Yuk Annie sudah mengenyahkan rasa takut itu. Coba kalau sendirian? Dijamin sudah ciut dan teriak-teriak. Jadi, setelah sadar keadaannya nggak "aman-aman' saja, kami akhirnya nggak tidur lagi. Beberes tas, siap-siap nunggu jemputan yang katanya mau datang sekitar jam 3.
Loncat Pagar di Pagi Buta
Asal tahu saja, malam itu dalam gelap, sesuatu sedang membersamai kami. Saya sendiri tak pernah lihat atau dengar apapun, dan tak tahu apa-apa sampai pergi dari sana, barulah diceritakan ada apaan.
Kata Yuk Annie dan Mbak Dian, sesuatu itu ada di kamar mandi dan di teras. Saat listrik padam, Mbak Dian kan masih di kamar mandi tuh, dan ada pocongnya! Gak cuma di kamar mandi, pocongnya juga berada di teras, lama sekali. Pocongnya duduk/berdiri/berbaring atau lompat-lompat? Meneketehe!! Pokoknya ada wkwkw...gelo...rajin bener dia ngintilin kami hahaha
Baru diceritain saja saya merinding disko, gimana kalau liat? Untunglah ga pernah bisa liat yang gitu-gitu 👻
Dini hari itu, jemputan mobil terasa lama sekali. Listrik pun tak nyala-nyala. Pingin marah tapi takut hantu wkwkw. Takut esmosi nanti kehantuan, eh.
Waktu mobil sampai, entah ya jam berapa, yang jelas udah lewat dari jam 3. Kami langsung angkut semua barang. Eeeeeeh....taunya pagarnya dikunci cuy! Udah manggil orang ke kantor cottage, ga ada yang keluar. Ya kali masih tidur nyenyak jam segitu.
Akhirnya sodara-sodara, kami naik pagar, loncaaat! Ya ampuuuun kayak maling takut kesiangan! haha. Bayanginlah kek mana itu Yuk Annie dan Mbak Dian manjat pagar. Kalau Mas Arif, Deddy, dan Yayan sih okelah ya. Lha ini ciwik-ciwik disuruh manjat. Sungguh terpaksa dan nyata wkwkw
Dan saya, masih ada sisa batre di hp buat motret aksi loncat pagar itu. Sekali cekrek, hp langsung mati. Wassalam. Anehnya, pas batre udah penuh lagi, saya cek itu foto gak ada. Heran juga kemana hilangnya.
Deddy Diikuti Sampai Palembang
Sebenarnya, hal-hal aneh sudah terjadi sejak kami masih di pulau, dan ternyata gak selesai di pulau saja, sampai saat menginap di Krui pun masih ada kejadian. Nah, saya kan aslinya memang penakut, tapi level takut selama di sana nggak melejit, aman-aman saja. Mungkin karena ada suami ya, trus ada sahabat-sahabat dekat juga ramean, jadi santai.
Walaupun, tetep aja sih ngeri kalau dibayangin, apalagi sejak diceritakan secara gamblang di sana ada apaan haha. Yuk Annie dan Mbak Dian emang piawai menyembunyikan hal seperti itu dari saya, biar nggak takut. Bener juga sih. Kalau langsung diceritakan saat itu juga, nggak jamin saya tenang. Bisa-bisa, sekedar jalan dari pintu ke ranjang aja udah gemetar dan nggak bisa tidur semalaman haha
Sepulang dari Krui, hal aneh beberapa kali terjadi di Deddy. Mulai dari kejadian badan kayak didorong dan bikin mereka hampir celaka di jalan (kalau gak salah ingat), sampai akhirnya Deddy kurang sehat beberapa waktu setelah balik ke Palembang. Setelah diperiksa, ternyata ada sesuatu yang ngikutin Deddy., dan itu bawaan dari Lampung! OMG jauh kali lah dia ngintilin Deddy. Naksir kali ya sama Deddy hahaha
Duh, mau ngakak tapi kok serem. Ya gitulah.
|
Pantai depan cottage |
|
Pantai depan cottage |
Sebenarnya, cottage yang kami inapi itu nggak tampak angker kok. Penampakan bangunan cottage biasa, ada yang dicat ngejreng. Halamannya bersih dengan taman sederhana, asyik-asyik saja dilihat. Di pinggir pantai ada saung kayu dan ada hammock buat bersantai. Selama di sana siapa pun bisa bebas beraktivitas di pantai, main pasir, liat ombak, main air, dan menikmati gemuruh suara ombak yang bisa terdengar tiap saat. Di mata saya, tempat ini menyenangkan.
Bule-bule yang nginap gak sering keliatan. Sesekali saja saya liat mereka sedang main selancar, atau jalan di pantai gotong-gotong papan selancar. Tempat ini memang ideal buat mereka yang hobi bermain papan selancar. Udah gitu, penginapannya juga murah kok.
Kalau soal seram tadi, ya seram sih kalau sampai lihat ada pocong dalam kamar dan nungguin kita depan kamar gitu. Tapi kan saya nggak lihat, nggak dengar apa-apa, cuma diceritain, ya nggak takut. Setelah pergi dari sana, baru diceritain, baru takut 😂
Penakut macam saya, pasti mikir lah buat kembali. Tapi banyak kok orang penakut yang malah penasaran dan pingin coba nginap lagi. Bahkan ada kelompok orang yang justru ngincar tempat penginapan macam ini, buat uji nyali katanya 😃
|
Kami di Pantai Krui, Pesisir Barat : Yuk Annie, Deddy Huang, Yayan OmNduut, Mbak Dian Radiata, dan suami. |
Hal menyeramkan juga dijumpai di Pulau Pisang yang kami kunjungi pada 16-17 Maret 2017. Gak ada kejadian aneh yang membuat kami celaka atau apa sih ya, tapi ada yang dilihat dan itu lumayan ngeri. Ah, sudahlah, nanti saya tulis pada versi berbeda saja ya 😁
Serba-serbi jalan-jalan, ada saja ceritanya. Dari yang asyik dan seru, sampai yang seram dan bikin takut 😂
Tapi satu hal yang pasti, pengalaman tiap orang tidak akan sama dengan pengalaman orang lainnya. Bisa jadi saat saya di sana seperti itu, di lain waktu, tidak terjadi lagi.
Boleh jadi teman saya melihat yang horor, orang lain nggak menemukan horor apapun di sana, dan semua baik-baik saja.
Terima kasih buat yang sudah baca.
Featured
jalan-jalan krui
krui lampung
penginapan horor
pesisir barat
Travel Notes
Travelerien
trip lampung
Seorang istri. Ibu dari dua anak remaja. Tinggal di BSD City. Gemar jalan-jalan, memotret, dan menulis.
Share this
Related Posts
trip lampung
Haha adegan lompat pagar itu epic. Untung banget pagarnya gak yang penuh kawat dan tinggi.
BalasHapusAku seumur-umur gak pernah liat langsung. Makanya gak begitu khawatir. Tapi, ternyata beberapa bulan kemudian di Tidore baru deh bisa ngeliat lol.
Kangen juga sama Krui. Kangen mantai. Asal, nggak di penginapan ini lagi wakakakak.
Di Tidore akhirnya melihat penampakan bocah ya wkwk
HapusLain kali loncat pagar pakai galah, sekali melenting langsung sampai Palembang, Yan hahaha
Baca judulnya auto ikutan panik aq kak, udah kebayang bagian horornya duluan. Tapi dibalik cerita horornya pantainya cukup indah ya kak.. Harus dikunjungi tapi gak bermalam di penginapan itu hihi
BalasHapusYes, di balik cerita horornya, tempatnya bagus, bisa tiap saat menikmati keindahan pantai dan lautnya.
HapusWah mantap tuh kisah horornya mbak....kalau di pulau pisang krui pesisirbarat lampung sy juga pernah nginep disana waktu liburan 2015 malam itu mimpi horor2 gitu. Klo di pulau pisang malam di atas jam 9 sudah mati itu lampu. Klo di pulau pisang itu ada makam di pinggir tepi pantai. Saya pernah kesitu. Agak horor sih. Ditunggu y mbak kisah yg di pulau pisangnya.mkasih.
BalasHapusSaya tahu makam yang Mas Wahid maksud, kami pun mengalami kejadian aneh di sana, dan temanku melihat penampakan dalam sumur. Jelang magrib sih ya di sana, dan kami berdiri di pinggir tebing. Nanti di postingan selanjutnya bakal aku ceritakan lagi.
HapusMencoba gak mengingat-ingat tempat ini ternyata oh ternyata aku ketempelan pocong dari sini!!!
BalasHapusMasih inget jam 4 subuh kita loncat dari pagar sini buat balik hahahaha...
Ini pengalaman yang gak bisa dibilang enjoy.
Nasib nian awak Ded. Waktu di Pulau Pisang itu bae la ado yang melok'i hahaha
HapusNah tuh Ded, kata Yuk Annie sejak dari Pulau Pisang dia udah ikut. Jangan2 yang muncul di kamar mandi dan teras itu bawaanmu hahaha
HapusPengalaman paling epic sepanjang masa. Terutama saat denger anjing menggonggong persis depan pintu kamar. Gatel bin penasaran sebenarnya pengen keluar kamar. Tapi keburu pintu "dihadang" pasukan kepala gundul hahaha.
BalasHapusManjat pagar perlu keahlian khusus tuh. Tapi kalo gak ada episode itu, gak tambah seru cerita perjalanan kita ke Krui hahaha. Apesnya lagi, dari Krui ke Bandar Lampung kita gak makan/sarapan. Akhirnya keroncongan sampe ke resto penuh bunga-bunga.
Ulangin lagi yookkk hahaha
Astaga ternyata malam itu ada pasukan kepala gundulnya juga ya yuk 😱😱😲😲
HapusSeram amat 😰😩
Hahahaha iyaaa kelaparan di jalan, dan akhirnya makan di Magnolia ya, makan enak di sana, setelah kelelahan dan kelaparan 😆
Ayok kapan² jalan bareng lagi kita. Jadiin roadtrip ke Bali nya 😍
Pocongnya ada di kamar mandi dan di teras, berarti ada dua? Atau yang di kamar mandi pindah ke teras? 😆
BalasHapusNah gak tahu dah. Pokoknya ada di dua tempat itu kata temenku :))
HapusSumpah seru banget ini pengalamannya...
BalasHapusuntung pocongnya gk goyang poco-poco...
daebak lompat pagarnya...
Pocongnya mungkin udah sepuh, udah ga bisa goyang poco-poco, takut encok :))
HapusSaya malah penasaran, itu pocongnya pernah menampakkan diri pada tamu bule nggak ya.
BalasHapusAda yang dikintili sampai palembang, kali aja ada yang dikuti sampai luar negeri.
Beruntung ya mbak, walau penakut, tapi nggak pernah lihat makhluk dari alam lain. Gimana pula kalau penakut dan malam itu lihat penampakan pocongnya. Mana mati lampu pula
Hahaha ga tahu mbak, dan kalau sampai ngintilin bule, mungkin dia mau jalan-jalan ke luar negeri, bisa jadi :))
HapusAKu pingin tetap seperti sekarang, ga bisa lihat dan dengar apa pun yang kayak gitu. TAKUT! haha :D
Iiih, amit2 ah jangan sampai ah ngeliat pocong dan mahkluk2 ghaib dengan mata kepala sendiri hahaha. Serem ya ada yang bisik2, ketempelan si pocong dll. Kamar mandinya kelihatan spooky gitu sih. Kalau di cottage katanya sih suka ada setannya.... ga paham juga sih 🤣🤣
BalasHapushaha semua tempat ada penunggunya sih mbak, katanya. Tapi entah yang kayak apa. Pokoknya ngeri lah kalau tidur sendirian. Suka jalan sih iya, tapi penakut gini, gimana dong ya wkwkw
Hapuscantik pisan cottagenya mbak Rien, tapi kamar mandinya meni horor pisan :D
BalasHapuskonon kita takut karena ngga tahu, jadi kalo ngerasa ada "mahluk" di sebelah kita , tengok aja .....
Karena ada kemungkinan 2, halusinasi atau benar2 jin.
Jika jin, usir aja dengan memarahinya (hihihi ini kata ustaz Aam amirudin lho)
siap ambu, nanti saya marahin kalau mulai merasa ga enak haha
HapusCerita horor nya bikin penasaran. Namun penasaran lagi jika belum kesana, sebuah antrian harapan nelihat cottage pinggir pantai dengan desir ombak.
BalasHapusWuah Mas Ferry penasaran. Silakan mas dicoba ke sana :)))
HapusSebenernya bagus ya mbak pemandangannya namun kalau ada cerita mistis di antara keindahan penginapannya,kayaknya saya yg penakut ini akan lari terbirit birit
BalasHapusKalau nggak liat dan nggak tahu sih santai aja biasanya mbak. Nah kalau tiba-tiba liat dan ada yang cerita pas lagi di sana, bisa jadi lari. Tapi mau lari kemana? depannya pantai, sampingnya hutan kelapa. Nyari jalan raya mesti lewatin kebon kelapa gelap gulita dulu wkwkw
HapusAku paling seneng denger atau baca cerita orang habis liburan. Ada-ada aja biasanya yang terjadi ya kak. Sama halnya dengan kehororan ini. Ga negbayangin kalau di posisi kak. huaa
BalasHapusSelama di sana nggak sampe kek mau pingsan ketakutan, masih bisa tahan karena ada teman2 dan suamiku juga kan. Kalau misal berdua saja, baru takut haha
HapusIya setiap kejadian saat traveling, memberi cerita tersendiri.
Yak ampooonnnnn! Dan kelen sahut sahutan di atas komen!
BalasHapusBerarti.. berarti... kalau pun jalan rame rame gitu gak jamin ga liat yang aneh aneh ya!
hiiy .. aku tuh waktu di Malaysia - temen sekamar mendengar yang teriak kenceng banget di lorong kamar, bahkan 2 kamar yang denger, padahal kami di pojokan!
tapi berhubung aku lagi sakit, minum obat flu jadi tiduuuurrrr ngorok pula!
Teman mbak Tanti yang teriak itu liat sesuatu di lorong? Haha nyeremin pastinya buat semua yang dengar. Syukurlah sedang ngorok wkwk jadi nggak ikut denger, ga ikut teriak. Kalau aku mungkin sudah ikut teriak :))
HapusAduh jangan sampai deh ngelihat pocong, meski suami pernah dilihatin waktu nempatin rumah lama. Suami sih nggertak gitu, dan tuh pocong kabur, wkwkkk
BalasHapusPaling males kalau ketemu makhluk satu ntu. Ih amit-amit deh jangan sampe ketemu. Wkwkkk
BalasHapusMeskipun aslinya horor, tapi entah kenapa aku masih bisa ngakak baca tulisan ini Mbak.
Hihihi, horor tapi seru ya ceritanya...
BalasHapusApalagi kalau ngalaminnya sama temen rame gitu, jadi ada bahan obrolan kenangan pas ketemu temen.
Padahal depan cottage tjakep itu yak pantainya, ah mungkin pada ikut numpang kalik yak hwehe. Mereka isengin bule juga nggak yah, hehe. Bener-bener deh ini kaya film, ada adegan loncat pagar. Untung bareng-bareng juga ya, Mbak Rien, jadi takut sekaligus serunya bersama. Nggak bakal terlupakan mah yak pengalamannya nih :D
BalasHapusApa cuma saya yg baca sambil senyum-senyum... :D
BalasHapusKalik klo yg bercerita Yuk Annie ato mbak Dian bakal jadi serem ya mbak. Nah ini mbak Katerin yg cerita jadi lucu hihihi.
Jadi keulang terus bayangin cece cece sama keke keke lompat pagar, ucul parah xD. Apa kabar barang bawaan mbak? Ikut digotong-gotong sambil naik pager?
Ditunggu next part ceritanya ya mbak ^^
Mbak ceritanya cocok untuk dibuat short movie horor berbasis kearifan lokal. Tapi saya curiga kenapa ngikutin koh Deddy dari Lampung ke Palembang, pocongnya mungkin nggak bisa nyebrang pulau jadi cukup antar kota lintas provinsi. Hehe
BalasHapusWahhhh! Seriusan ini.. udah degdegan dibagian "Yuk.. Yuk" ternyata suaranya Mba Dian :v
BalasHapustapi, bisa sampai diikutin ke Palembang ini pernah terjadi, sih. Pernah vina kemana, gitu dibilangin 'hati-hati nanti ada yang ikut" begitu.. Ternyata beneran ada ya :3
Mbak, mungkin kalau saya bakalan pindah hotel deh. Saya tipe orang yang kapok jika menemukan sesuatu tidak mengenakkan untuk suasana hati. Tapi seru juga ya mbak jika kejadiannya itu kita pas lagi liburan sama teman2 bisa jadi kenang2an
BalasHapusAduh duh mbak aku bacanya Malam ini ya ampun bulu kuduk merinding mbak. :'( Semoga tidak terulang lagi ya mbak. Tapi ada kenang-kenangan setidaknya sih meskipun horor.
BalasHapusMerinding ini bacanya menjelang pukul sebelas malam 😭. Emang makhluk semacam 'itu' ada di dimensi lain, tapi kalau sampai menampakkan diri waduh aku kayaknya nggak seberani mbak deh. Mungkin aku bakal nangis ketakutan dan nggak bisa lari karena dengkul lemes.
BalasHapusMbak Katherine aku nggak bayangin tidur tengah malam terus ada suara yang berbisik bikin merinding. Ditambah longlongan anjing, pasti aku udah lompat ketakutan tuh. Wkwkkw
BalasHapusPas waktu traveling di Lombok aja aku ngelihat ada bayangan di samping kamar, aku udah nggak bisa tidur sampai pagi.huhi
Merasa beruntung gak siih...kak, gak bisa lihat apa-apa?
BalasHapusTapi memang super stres ketika gak ada lampu, dimana-mana gelap dan ceritany ada yang ketemu. Huhuu...harapan gak mau ke cottage itu lagi kali yaa..
Beneran yaa, kak..
Hapusternyata idiom "Banyak jalan, banyak yang dilihat" itu benar adanya.
Kak Katerina sungguh tabah.
Hahhaa...jadi kalau kefefet itu semua jurus yang tadinya gak mungkin dilakukan, jadi bisa.
DUh mba Dian kuat ya bisa liat di kamar mandi sama teras wkwkw, alhamdulilah ga bisa liat kalau ga ga tau deh mba keknya aksi lompat pagar sebelum waktunya bisa jadi dilakukan wkwkwk..
BalasHapusNgeri ngeri sedaaappp
BalasHapusmakin sedap karena ditemani blogger yg baik hati ya mba Rien.
Cerita traveling semakin assoy geboooyy!
Ya ampuun, aku ikut merinding euy
Kejadiannya tahun 2017 ya mba.. mungkin waktu itu masih belum banyak yang datang kesana ya dan penunggu disana masih ghaib ghaib semua.. kalo aku yang ada disana pada saat itu mungkin udah teriak teriak kali yaa..
BalasHapusMba.... Katanya penakut tapi kok berani nulis kisah mistis lho... Jujur aja aku malah salfok sama momen kumpul dan nongkrong bareng temen malem-malem. Kangen banget sama momen itu.
BalasHapusYaai...tos kita mbak, so far nggak bisa lihat penampakan2 aneh. Dulu pas masih sering naik gunung, ntar temen suka cerita tuh kalau kemarin naik/turunnya "ditemani". Tapi saya blasss ga liat hehehe
BalasHapusIni namanya tidak diberi kelebihan kemampuan, tapi malah bersyukur :). soalnya seorang teman yang dikasih gift bisa melihat itu, cukup lama juga merasa tidak nyaman, bahkan tidak terima sebelum akhirnya bisa berdamai dengan gift itu.
Baru tau kalau mbak Rien penakut. Tapi, siapa juga yang gak takut kalau tau ada makhluk lain di sekitar kita kan? Kebayang banget rasanya mencekam, apalagi mbak Dian yang mungkin sempat lihat. Duh jadi ikutan merindung juga nih
BalasHapusYa ampun mbak, ini aku bacain beberapa cerita travelingmu banyak cerita seru ya termasuk ini yang sudah pasti tak terlupakan juga nih. Kalau aku sih sudah pasti ketakutan banget.
BalasHapusBaca ini saat lembur sendirian menjelang jam 12 malam. Epic!
BalasHapusHihihi.
Memang sebaiknya ga lihat yang gitu-gitu deh Mbak. Capek sendiri terkaget-kaget.
Saya juga pernah didatangi pocong di sebuah hotel backpacker dan rasanya... ampun dah!
Huaaaa, aku baca ikutan merinding Mbak. ga ngebayangin di dalam kamar mandi gelap gelapan ehh ditemeni pocong. Akupun juga auto lari pastinya mbak. Kejadian 2017 yang sekarang bisa jadi memory ya Mbak. Duhh harus banyak Bismillah ya kalau memasuki penginapan atau tempat baru yang belum pernah kita jamah sebelumnya.
BalasHapusYa ampun sampe lomapt pager, untung bacanya pas siang hahahah. Banyak juga ternyata pengalaman horor mbak rien. Semoga ada lagi cerita lainnya, penasaran mau baca lagi
BalasHapusMbak Tien, ceritanya serem tapi entah kenapa bikin ngakak. Aku gak bisa lihat gituan dan amit-amit semoga gak pernah. Ramai-ramai di penginapan aja gitu ya, apalagi sendirian. Hoh mari berdoa selama melakukan perjalanan
BalasHapusHyaahh hyaaah itu "sesuatu"-mya bisa iseng amat sampai ngikutin koh Ded ke Palembang?
BalasHapusUntungnya rame2 yaaa
Tapi gemes jg pas mau "kabur" (hehehe) gerbang cottage kok gak dibuka, eh trus itu jam 3 apa sih? Pagi buta gtu ya? Emang gk ada satpam yg jaga di depan ya mbak atau resepsionis yang 24 jam gtu? heuheu
Mbak Kateee iiiih sereeem bangeet ceritanya. Untung tahunya belakangan ya mbak. Coba taunya pas malam itu. Bisa bisa gak tidur deh.
BalasHapusEh btw Pantai Krui ini kereen bangeeet. Belum pernah ke Lampung sih. Pengen dekat juga kan. Semoga suatu saat nanti bisa main sampai Lampung.
Alhamdulillah sih aku belum pernah lihat yang horor-horor gitu, Mbak. Dan jangan pernah deh. Aamiin.
BalasHapusTapi mereka yang bisa lihat mungkin memang diberi kelebihan gitu ya. Duh serem. Baca doa dulu deh mau bobo ini. Hihihi.
Ih Aku mampir lagi nih ke postingan ini. Soalnya semalem mau komen dan udah kirim send tiba-tiba hapenya HANG. Bikin parno deh tulisannya Mba Katerin. 😅
BalasHapusMama baca nya tengah malam sendirian pas yang lain udah pada tidur 😭
Wah sampe bisa lihat beneran?
BalasHapusKok serem gitu sih?
Saya mungkin sudah pingsan duluan kalau kejadiannya seperti itu
Tetapi tempatnya menarik sih buat dikunjungi
Medeni mba Rin, heheh aku belum pernah liat penampakan gituan, amit-amit ya ampun heheh
BalasHapustapi seru sih ya, dulu aku juga pernah teman-teman diganggu gitu cuma nggak nampakin loh. Bisa jadi itu mau kenalan apa gimana ya, kok Deddy ampun deh diikutin tapi bisa ilang kan akhirnya. Seru dan megnesankan ya
Horor banget maaaaakkkk.. tapi itu pantainya indah banget yaaa.. masih beniinggg dan pasirnya putih.. horornya terbayarkan sama keindahan pantainya kayanya yaaa
BalasHapusSerem amat....duh kalau sy ngalamin auto pulang hari itu juga heehhe
BalasHapusserem juga ya mbak pengalamannya di krui. sy yg sudah 8 tahun di krui (pendatang dari jogja) belum pernah ngalamin itu (semoga aja nggak akan pernah). 2017 memang krui kalau malam daya listriknya turun kalau istilang orang krui listrik spaning.
BalasHapus