Naik Kapal Feri Express Merak - Bakauheni |
Mudik ke SUMSEL. Sesungguhnya ini bukan liburan, tapi memanfaatkan waktu libur untuk suatu urusan penting
Pulang ke kampung halaman di Sumsel pada saat lebaran 2020 sudah jadi rencana sejak awal tahun, namun pandemi membuyarkannya. Dalam tulisanku berjudul Pencapaian 2020 hal ini pernah kusinggung sebagai salah satu keinginan yang tak terwujud di 2020.
Namun siapa sangka, keinginan itu terealisasi pada di tgl. 31 Desember 2020, tepat di ujung tahun.
Ada hal mendesak yang harus kuurus di kampung halaman, perihal tanah, rumah, dan kebun beserta isinya warisan orang tua yang harus segera dibuatkan surat-surat baru selagi para orang tua dari saudara kandung bapak masih hidup dan menjadi saksi.
Sebagai anak tunggal dari bapakku, aku penerima sah segala warisan dari kakek ke bapak, dan kehadiranku penting sebagai seorang penerima hak agar surat pengakuan bisa disahkan. Untuk itu, keluarga kuajak serta. Kebetulan suami dan anak-anak sedang libur, jadi semua bisa ikut menemani.
KMP Batu Mandi - Kapal Feri Express yang kami tumpangi |
Jalan Darat Naik Kendaraan Pribadi
Pandemi belum berakhir, bahkan jumlah korban terus meroket. Maka pergi liburan menjadi sebuah ancaman. Memang, liburan bukanlah satu-satunya yang bisa dituding penyebab kena covid, sebab yang tidak liburan pun bisa kena. Buktinya? Tetanggaku depan rumah, nggak liburan kemana-mana, di rumah saja, tapi seluruh keluarganya positif Corona!
Pilihan aman untuk bepergian mudik sekeluarga kuambil dengan cara tidak naik angkutan umum seperti bus dan pesawat tapi berkendara bawa mobil sendiri, nyetir sendiri.
KMP Batu Mandi - Kami dapat tempat parkir di dalam kapal di lantai 3, dekat dinding tanpa jendela |
Persiapan Mudik di Tengah Pandemi
Apa yang perlu disiapkan saat roadtrip? Aku pernah bahas Standar Baru Traveling di Era New Normal. Persiapanku kurang lebih sama, bahkan kali ini lebih ketat karena bawa anak-anak dan orang tua.
✅ Service mobil sebelum berangkat, cek ban, oli, wiper depan belakang. Ini penting ya, karena perjalanan kami antar pulau, antar kota, antar provinsi, jauh dan lama. Kendaraan mesti banget dalam kondisi prima. Pengecekan mobil kami lakukan di bengkel resmi Toyota Astra di BSD, tapi ternyata oli dan lainnya masih aman, hanya oli mesin saja yang perlu diganti, dan itu bisa kami lakukan di Shop & Drive nya Astra (cek videonya di channelku berjudul Service Mobil di Shop & Drive BSD)
✅ Belanja kebutuhan makan dan minum untuk bekal selama perjalanan. Aku putuskan kami tidak makan minum beli di luar selama di perjalanan. Jadi, kami bawa makan dari rumah. Kami masak nasi dengan lauk yang tidak mudah rusak jika dibawa bepergian seharian, seperti ayam, tempe, dan tahu goreng, kering kentang, kering tempe kacang, sambal, abon, telur ceplok dan dadar. Lalu biskuit, roti, sereal, buah, dan minuman secukupnya.
✅ Cashless. Nah ini, semua biaya selama perjalanan kami usahakan hanya bayar pakai e-money. Sebelum berangkat, saldo e-Money Mandiri dan OVO aku top-up secukupnya. Karena sudah pasti nanti bakal kepakai saat melalui tol Jakarta-Merak dan Bakauheni-Palembang. Juga buat jaga-jaga kalau mendesak perlu belanja di minimarket, dan bisa juga buat bayar parkir.
Antrian tetap ada tapi ini antrian normal karena proses kendaraan masuk kapal memang tidak bisa serentak, harus satu persatu. |
Pesan Tiket Kapal Ferry ASDP via FERIZY. Naik Ferry, Easy!
Ini kabar baik banget buatku. Infonya kudapat dari Kak Andi, kawan kuliah Mas Arif yang rutin PP Jakarta-Palembang.
Cara ini tidak baru karena sudah berlaku sejak Maret 2020. Yang baru adalah pengalamanku karena baru pertama kali pesan via aplikasi Ferizy. Naik kapal express executive-nya juga bukan pertama, sudah beberapa kali, meski yang dulu (sebelum tahun 2016) belum semewah sekarang.
Kali terakhir aku mudik bersama keluarga ke Sumsel tahun 2015. Tapi 2017 aku pernah naik kapal feri dengan suamiku saat ikut trip Krakatau, hanya saja yang kami gunakan saat itu kapal feri reguler, bukan express.
Penjualan tiket kapal sudah tidak bisa lagi dilakukan di pelabuhan, jadi mau nggak mau memang harus beli via aplikasi FERIZY, bisa juga via website Ferizy.com
Hal yang Perlu Diketahui Sebelum Membeli Tiket di FERIZY
✅ Pembelian tiket bisa dilakukan H-60 hingga maksimal 5 jam sebelum jadwal masuk pelabuhan. Pesan jauh hari untuk menghindari kehabisan tiket, tapi berisiko kalau kita tidak jadi berangkat atau tiba-tiba jadwal berangkat maju/mundur, tiket hangus tidak bisa kembali dan tidak bisa reschedule.
✅ Nama Penumpang dan Nomor Polisi kendaraan harus sesuai dengan kartu identitas dan STNK. Pastikan bawa KTP, bisa juga gunakan SIM dan paspor.
✅ Pengguna jasa yang sudah membeli tiket online dapat melakukan check-in di pelabuhan 2 jam sebelum jadwal masuk pelabuhan. Berlaku di Pelabuhan Merak, Bakauheni, Ketapang, dan Gilimanuk. Lebih baik cepat sampai di pelabuhan daripada telat. Terlambat 1 menit tetap dianggap telat dan mesti beli tiket baru.
✅ Dokumen e-tiket yang kita dapat saat pembelian (dikirim via email) harus ditunjukkan saat memasuki pelabuhan untuk di-screening saat proses check-in. Tiket nggak usah diprint, tunjukkan saja dari HP. Hemat kertas lho.
✅ Ingat, tidak ada lagi penjualan tiket di pelabuhan. Bagi yang belum beli tiket akan diarahkan keluar pelabuhan. Jika membeli tiket online secara mendadak akan mengalami antrian panjang. Nah, ini yang repot. Sudah antri, belum tentu juga dapat jadwal tercepat.
Begini Cara Pesan Tiket Kapal Feri ASDP via FERIZY
✅ Aplikasi Ferizy tersedia di Google Play untuk dipasang di smartphone
✅ Daftar untuk login, dan mulai lakukan pembelian
✅ Mulai lakukan pemesanan dengan mengisi kolom Pelabuhan Asal (misalnya Merak), Pelabuhan Tujuan (misalnya akauheni), Jenis Pengguna Jasa (kemarin aku pilih kendaraan karena bawa kendaraan), Layanan (express atau reguler, kemarin aku pilih Express dengan waktu berlayar kurang lebih 1 jam), Golongan Kendaraan (ada golongan 1 sampai 9, kemarin untuk mobil Inova aku pilih IVA), Jadwal Masuk Pelabuhan (nanti ada pilihan waktu, kemarin aku pilih 8.45). Terakhir kolom Penumpang (isi sesuai golongan usia Dewasa, anak, atau bayi).
✅ Setelah kolom isian lengkap akan tampil informasi pemesanan berikut total biaya. Selanjutnya mengisi detail penumpang berupa nama dan nomor identitas. Semua yang ikut dalam perjalanan harus disebutkan. Buat yang belum punya KTP bisa isi dengan tanggal lahir saja, tapi nanti akan dicek KK.
✅ Setelah data penumpang dikonfirmasi dan kita pilih untuk diteruskan via email, Selanjutnya proses pembayaran. Di halaman ini tampil jumlah tagihan dan pilihan metode pembayaran. Saya pilih BCA Virtual Account. Setelah itu secara otomatis halaman menampilkan transaksi dan nomor virtual account yang dapat disalin saat melakukan pembayaran. Sangat mudah.
✅ Jika pembayaran sudah selesai, kita tinggal cek email untuk mendapatkan e-ticket.
Cara Pembayaran Tiket Online Kapal Feri di Ferizy
Metode pembayaran menyediakan banyak pilihan, di antaranya:
✅ Pakai LINK AJA #PakeLinkAja
✅ OVO
✅ Finpay
✅ ShopeePay
✅ Virtual Account: BCA, BRI, BNI, Mandiri, CIMB, Permata, Danamon, MayBank, Bank Maspion
✅ Octo Klik, e-Pay BRI, Permata NET
✅ Alfamart, Indomaret, Pos Indonesia, Pegadaian, Yomart
Boarding Pass kami 31/12/2020 |
FASILITAS MEWAH Kapal Feri Express Executive
Berhubung aku sudah lama nggak naik kapal feri, jadi cukup menyenangkan ketika mengetahui kondisi kapal feri express saat ini sudah sangat baik.
KMP Batumandi nama kapal feri express yang kami tumpangi kali ini hanya memuat mobil-mobil yang tingginya kurang dari 5 meter. Itu kenapa tidak ada bus-bus besar yang membawa penumpang dari Jawa ke Sumatera. Hal ini tentu saja terjadi karena kapal yang kami naiki hanya untuk golongan kendaraan IV A yaitu jenis jeep, sedan, minicab, minibus, mikrolet, station wagon.
Di lantai tempat kami parkir, tak kulihat ada jenis minibus maupun mikrolet, kebanyakan sedan dan SUV. Beberapa kendaraan yang kulihat berisi rombongan keluarga, mungkin orang-orang yang hendak mengisi libur dengan mudik ke Sumatera.
Aku dan suami sempat turun mobil dan naik ke lantai teratas kapal yaitu lantai 6. Di sana ada kafe semi outdoor, helipad, dan tempat duduk untuk bersantai menikmati suasana. Sedangkan di lantai 5 ada tempat informasi, 2 toilet, musala, kantin, ruang istirahat ber-AC, ruang hiburan, dan ruang lainnya yang tak sempat aku jelajahi.
Toiletnya seperti toilet di mall, bersih dilengkapi beberapa wastafel dengan cermin. Semua tampak nyaman. Tak ada bau dan sampah berserakan seperti kapal-kapal feri yang dulu pernah aku tumpangi.
Entah ya apakah kondisi nyaman ini juga ada pada kapal feri express lainnya, yang jelas KMP Batumandi yang aku naiki saat itu bagiku cukup bagus.
Helipad di lantai 6, ada kafe di latar belakang |
Lantai 5 dekat musala dan tempat wudhu |
Lantai 5, bagian depannya ada kantin |
Waktu Tempuh Menyeberang dari Merak ke Bakauheni Kurang Lebih 1 jam
Namanya kapal express, waktu tempuhnya juga ekspress.
Durasi berlayar kurang lebih 1 jam saja. Selama 1 jam tersebut kami sudah sarapan, ibu sudah ke toilet, suami dan aku sudah naik ke lantai teratas buat ambil foto, dan suami juga sudah sempat tidur untuk istirahat sebelum lanjut nyetir setelah tiba di Lampung nanti.
1 jam nggak terasa, beda dengan dulu waktu terakhir mudik bawa mobil juga, rasanya 3 jam di laut, lama dan membosankan, mana kapalnya nggak nyaman, bau dan kotor. Ya namanya juga kapal reguler ya 😂
Senang aja sih liatnya makin ke sini makin bagus fasilitas kapal yang ada, bayar mahal jadi nggak sia-sia.
Sempat foto berdua di helipad, lantai teratas kapal. Difotoin tripod, gak berani minta tolong orang di situasi pandemi gini. Kan ga tahu ya kondisi orang lain sehat apa nggak. |
Protokol Kesehatan di Kapal Feri
Aku awalnya mengira kami bakal diminta surat keterangan sehat atau surat hasil rapid test ketika masuk kapal, ternyata tidak. Hanya ada himbauan keras untuk tetap pakai masker dan jaga jarak selama di dalam kapal.
Anjuran pakai masker ini sudah dimulai ketika memasuki pelabuhan. Petugas yang banyak berdiri dekat pintu masuk sebelum check-in mengecek masker para pengendara.
Di dalam kapal juga beberapa kali ada himbauan yang disampaikan lewat pengeras suara mengenai protokol kesehatan 3M. Ada sejumlah hand sanitizer di beberapa tempat, dan ada sabun cair untuk cuci tangan di wastafel.
Meski begitu, tetap saja ada yang bandel, keliaran di kapal tanpa masker. Kalaupun pakai, maskernya hanya dikalungkan. Memang sih tetap lebih banyak yang pakai.
Kalau dilihat dari mobil-mobil yang terparkir di kapal, rata-rata bukan mobil murah meriah, mestinya orang berduit dan berpendidikan ya, dan tahu akan kesehatan serta keselamatan diri. Tapi ya gitu, sering kan di jalan ketemu pengendara mobil mercy ataupun mobil mewah lainnya tapi buang sampah ke jalan dari jendela mobil? Ya sama kayak gitu.
Kesehatan dan keselamatan ada pada kita masing-masing. Kalau orang lain ga taat, pergi dan hindari. Gitu aja. Selamatkan diri kita sendiri. Selama di kapal, anak dan ibuku di dalam mobil saja, kecuali Alief sempat ke toilet, lalu masuk mobil lagi.
Orang bilang waktu tempuh ke Palembang hanya 3 jam dari Lampung. Benarkah?
Dari waktu di dasbor mobil yang terekam dalam video, terlihat waktu kami keluar kapal pukul 09.25, tiba di Indralaya pukul 15.18 WIB. Total hampir 6 jam. Nah, di antara waktu tersebut ada saat kami singgah di rest area untuk isi solar, ke toilet di rest area berikutnya, salat di rest area berikutnya lagi, dan agak nyasar setelah keluar tol Kayu Agung Sumsel.
Ya, kami agak ragu saat bertemu pintu keluar tol, suami memilih keluar Kayu Agung, padahal masih ada pintu keluar satu lagi yang langsung ke Indralaya. Jadinya kami memperpanjang waktu perjalanan dari Kayu Agung ke Indralaya. Bisa jadi 1,5 jam.
Jadi total perjalanan dari Bakauheni ke Palembang itu bisa jadi 3-4 jam saja jika tanpa singgah dan salah keluar tol 😂
Singgah salat di salah satu rest area jalan Tol Lampung - Palembang |
Rest Area dan SPBU. Banyak tapi pada tutup. Kami kesulitan mengisi BBM
Selama perjalanan via tol Lampung - Jakarta kami 3 kali singgah di rest area. Pertama untuk isi solar, kedua untuk ke toilet, dan terakhir untuk salat sambil makan siang.
Kami tidak makan siang beli di rest area, tapi makan bekal yang dimasak di rumah dan makannya di dalam mobil. Untuk makan kami mencuci tangan dengan air dan sabun yang kami bawa sendiri. Aku sengaja membawa air bersih dalam botol khusus untuk cuci tangan. Agak parno kalau ke wastafel rest area, meskipun tampak bersih.
Bila ke toilet, tadinya mau bawa sabun sendiri, ternyata toilet di setiap rest area itu bagus-bagus, sabunnya ada, dan airnya banyak. Kondisinya juga bersih, ada petugas yang berjaga dan rajin bersih-bersih setiap toilet kelar dipakai.
Ada banyak kantin makan dengan beragam menu. Tempat makan luas dan terbuka, rasanya nyaman dilihat. Kalau bukan sedang pandemi, kemungkinan aku sudah makan di sana sama keluarga. Tapi kali ini enggak dulu, cukup makan bekal sendiri.
Ada banyak rest area buka yang aku jumpai saat dalam perjalanan menuju Palembang, tetap sebaliknya saat dari Palembang menuju Lampung malah sedikit. Ada tapi banyakan nggak buka.
Ada hal yang membuat kami agak kecewa yakni SPBU yang terbatas. Sewaktu awal masuk tol ada satu rest area dengan SPBU yang sebetulnya bisa kami datangi untuk segera mengisi solar. Sayangnya saat itu kami agak kurang perhatian bahwa BBM seharusnya sudah diisi full. Ok ini memang salah kami kenapa nggak diisi dulu sebelum masuk tol.
Setelah segala rasa cemas takut mogok di jalan akhirnya kami menemukan rest area dengan SPBU tapi di situ tidak ada solar! Tak ada solar, kami pergi solat ashar di masjid dekat SPBU, semua berdoa semoga dimudahkan. Ternyata Allah langsung kabulkan, kami seolah dituntun ke satu-satunya bengkel yang ada di rest area itu yang orangnya bersedia menjual stock solarnya untuk kami. Alhamdulillah.
Mobil kami kembali melaju sampai Lampung, tapi tangki kembali minta diisi, dan susah bukan main menemukan SPBU, beberapa rest area yang kami temukan rata-rata pada ditutup. Sesaat kami gembira tiap melihat ada plang rest area dan spbu, tapi ketika didekati jalan masuknya ditutup, kecewa bukan main.
Entah kenapa begitu, padahal kalau buka, pengendara macam kami bisa lebih tenang dan nggak perlu ngebut demi selamat dari mogok di jalan tol yang sepi.
Jelang magrib di jalan tol Palembang - Lampung, hujan deras mengisi perjalanan menuju Pelabuhan Bakauheni |
Berpacu dengan Waktu Menuju Pelabuhan Bakauheni
Malam hari di jalan tol, di bawah hujan deras, kami berpacu dengan waktu mengejar kapal feri yang kami pesan di jadwal 19.45. Tadinya aku hampir pesan di jam 18.45, untunglah mas Arif minta mundurkan ke 19.45 buat antisipasi kalau terlambat karena sesuatu. Alhamdulillah jadi nggak telat. Seandainya pesan di jam 18.45 sudah pasti kami telat dan biaya tiket hangus.
Alhamdulillah pula sebelum keluar tol kami bertemu SPBU terakhir dan bisa isi BBM di situ. Kami selamat dari mogok di jalan.
Malam itu (3/1/2021), proses masuk kapal tidak secepat ketika berangkat (31/12/2020). Antrian banyak, dan kami menunggu masuk kapal hampir 1 jam. Aku baru ingat, hari itu adalah hari terakhir libur tahun baru. Orang-orang dari Palembang dan Lampung serentak kembali ke Jakarta, tak heran pelabuhan jadi membludak.
Naik kapal express saja agak lama, apalagi yang naik reguler, antriannya entah sepanjang apa.
Meski begitu, pembelian tiket via FERIZY tetap jauh lebih memudahkan.
Kami sampai di BSD sekitar pukul 12 malam.
Suamiku hebat, menyetir tanpa henti dari Palembang. Alhamdulilah Allah SWT melindungi kami semua dalam perjalanan ini.
SELAMAT TAHUN BARU 2021
Selamat tahun baru buat semua pembaca blogku. Semoga tahun ini pandemi segera berakhir supaya banyak sektor kehidupan bisa kembali pulih, dan kita bisa beraktivitas dengan aman tanpa was-was.
Semoga kita semua dilindungi dari virus berbahaya, selamat dan sehat. Aamiin.
Ceritaku saat berada di Sumsel bersama keluarga dapat dibaca pada postingan berikutnya Libur Tahun Baru 2021 di Kebun Buah Pribadi
Untuk melihat video kami naik kapal feri express dari Merak ke Bakauheni dapat ditonton pada video berikut ini. Bantu like dan komen ya di sana. Terima kasih :)
Wow....ceritanya menarik banget. Ulasannya panjang tapi tetap enak dibaca. Lengkap banget ini..aiih aku jadi kepengen ke Sumsel juga naik ferry ekspres kayak mbak Rien 😀😍 Kelihatan bersih kapalnya. Ngebayangin toilet dan mushola ala mall2, nyaman donk ya. Berarti paling ga 2 jam sebelumnya kita mesti udah sampe siap2 msk pelabuhan ya...TFS 😀 Btw kebunnya yang ada di video IG itu yach? Hihihi...
BalasHapusIya, kebunnya yang ada di video IG dan Youtube :D
HapusKapal ekspress lebih cepet mbak, fasilitas di kapal juga ok, dan dapatin tiketnya gampang pesan di app Ferizy. Cobain buat jelajah Lampung mbak.
Aku beberapa kali naik feri itu waktu dulu ke Bali Lombok 9sama keluarga) dan ke Lampung sama teman-teman dan mantan ehem ehem dulu, seru juga naik kendaraan pribadi ke sana
BalasHapusmakanan di Lampung enak enak, dan aku sempat naik gajah juga loh mbak Rien, pengen banget bisa ke Palembang secara penggemar empek empek
Setuju, di saat situasi pandemi gini ga usah minta tolong fotoin, Kan ga tahu ya kondisi orang lain sehat apa nggak.
Aku malah belum pernah naik Ferry ke Lombok dan Bali, sejauh ini cuma naik pesawat aja kalau ke kedua tempat itu.
HapusPengalamanku naik Ferry baru saat menyeberang dari Merak ke Bakauheni dan dari Banda Aceh ke Sabang. Lainnya pingin coba juga ah lain kali :D
Kapan mau ke Lampung dan Palembang lagi mbak?
Jatuhnya jadi lebih murah ya. Mungkin tanpa calo dll ya?
BalasHapusTahun lalu, sebelum pandemi, saat mau naik Gunung Kerinci kami nyebrang merak Bakauheni sampai 700k. Dengan calo dll hampir satu juta. Senang nih Sekarang dapat info kalau mau beli tiket kapal Fery yg mudah dan murah
Enggak teh, bukan jadi lebih murah tapi jadi lebih praktis. Harga mah tetep ya.
Hapus700K itu nyebrang bawa mobil? Atau menumpang kapalnya tok sebagai penumpang tanpa mobil?
wahh seru banget mbak cerita perjalanan nya...
BalasHapusaku da lama banget g naik kapal fery, tetakhir pas SD menyebrangi selat madura,
kapan kapan pgn ajak anak anak jalan jalan seperti ini ah, naik fery seru juag
Udah lama juga ya mbak terakhir pas SD :D
HapusIya mbak, ajak anak-anak pasti seneng.
KAlau anak-anakku sejak masih bayi udah kuajak naik ferry, soalnya kalau mudik lebaran bawa mobil pasti mereka diajak. Sampe sekarang udah pada besar, entah udah berapa kali mereka ngerasian naik Ferry. Tapi pas udah besar gini, udah ga seantusias pas kecil, udah biasa aja :D
Nggak semua orang kaya raya well educated ya Mbak Rien? 😀😀
BalasHapus..
Lihat foto mirip kapal pesiar , jadi pingin jalan ke Palembang. Solo travelling kayanya asyik ya?
Solo traveling asyik aja ambu tapi kalau aku pribadi sekarang ini lebih milih traveling ramean dengan keluarga aja :D
HapusMengesankan dan runut perjalanannya untuk suatu tujuan...salut untuk sebuah deskripsi ceritanya
BalasHapusTerima kasih Pak Ferry
HapusBerarti lebih aman ya mba naik Ferry dan membawa mobil pribadi. Btw, perjalanannya sepertinya mengasyikkan, tapi pasti sangat melelahkan karena menempuh jarak yg begitu panjang.
BalasHapusUntuk situasi pandemi saat ini, pilihan traveling dengan mobil pribadi lebih aman, tentu dengan prokes ketat selama perjalanan ya.
HapusLelah dalam perjalanan itu pasti ada. Makanya di sini perjalanannya santai aja. Gak ngoyo harus sampai jam sekian di tempat tujuan. Sesampainya saja. Kalau lelah berhenti, istirahat, tidur dulu. Makan dan minum yang cukup. Dan nyetir bisa gantian.
Daku terakhir nyebrang Merak-Bakauheni masih imut di tahun 2010 😁, sekarang jadi makin asik. Semoga bisa berkesempatan mudik juga, apalagi pesen tiket nya udah gampang banget.
BalasHapusSekarang jadi serba mudah. Kapalnya juga makin aman dan nyaman. Nyebrang pas bukan musim liburan (kayak lebaran) lebih nyaman, ga membludak :D
HapusBanyak yang memilih seperti Mba Katerina sekeluarga. Bepergian dengan kendaraan pribadi selama pandemi. Termasuk suami saya yang PP Surabaya-Bekasi setiap bulan untuk melihat anak-anak. Memang biayanya 2x lipat dibanding naik transport umum, lebih dari 1,5 juta PP (termasuk tol dan bensin mobil). Tapi memang benar, kesehatan di masa seperti sekarang ini mahal harganya. Lebih baik begini, yang penting kesehatan terjamin, anak-anak juga gak waswas ketemu bapaknya dari luar kota.
BalasHapusSaya beberapa kali naik kapal ferry menyeberang dari Jawa ke Sumatera, tapi memang saya belum pernah beli tiketnya online. Mungkin karena memang saya terakhir mudik itu pas online ticket belum begitu booming. Menarik ya mba, bisa didapat dari Ferizy. Kita juga bisa bayar kayaknya hampir di seluruh akun virtual bank.
Iya bener mbak, selain biaya jadi 2x lipat, tenaga juga jadi butuh ekstra kuat dan sehat. Selama bisa dijadikan solusi untuk menghindari covid, baik untuk jadi pilihan.
HapusSejak ada Ferizy, beli tiket jadi lebih mudah dan cepat.
wah itu posenya serasa kaya di film Titanic deh tuh mba yang iconic itu, well noted nih kalo nanti perlu beli tiket inget Ferizy yaa cara mudah pesen tiket kapal feri
BalasHapusHaha foto ala Titanic nya kurang JACK :))
HapusWah seru bangat kak pengalamannya, dan informatif banget, thank you ya! Oh yah kak, jika kakak berminat untuk membagikan kisah kakak di berbagai website, jangan lupa mengunjungi web kami, ya!
BalasHapusOk. Terima kasih
Hapussekarang sudah semakin mudah dan praktis ya :D
BalasHapusAlhamdulillah bikin hidup jadi lebih baik :D
HapusHalo kak, apa boleh diatas ferry kita ga turun dari mobil?
BalasHapusHalo kak, apa boleh diatas ferry ga turun dari mobil selama perjalanan?
BalasHapusBoleh
Hapus