Pulau Leebong adalah salah satu alasan kenapa saya selalu ingin datang ke Belitung. Bukan hanya indah, pulau pribadi yang kecil dan terpencil ini memiliki semua yang saya inginkan dari sebuah pulau ideal yang nyaman untuk berlibur dengan keluarga, bersama rombongan teman, atau bahkan untuk menikmati bulan madu romantis bersama pasangan.
Liburan Pulau Leebong Belitung |
Sebuah kenyamanan dan tulusnya sebuah keramahan
Pulau Leebong punya image berbeda dari apa yang umumnya wisatawan tahu tentang Belitung, yakni tanpa batu-batu granit berukuran raksasa, di pantai maupun perairannya. Ia punya karakter sendiri, memiliki pantai pasir putih yang luas, serta dikelilingi oleh pulau-pulau kecil yang di atasnya ditumbuhi mangrove terbaik.
Sependek pengalaman saya datang ke Belitung sejak tahun 2015, tiap tahun hingga tahun 2019, saya tidak pernah melewatkan mampir ke Pulau Leebong, baik sekadar berkunjung one day tour, maupun sengaja tinggal untuk bermalam.
Leebong adalah sebuah kenyamanan dan tulusnya sebuah keramahan. Karenanya, seolah tak afdol jika ke Belitung tanpa menyambanginya.
Jetty di bagian terdepan Pulau Leebong, titik kedatangan pengunjung |
Sarat Fasilitas Berkualitas
Beberapa kali saya merasakan keseruan tiap kali ke Leebong bersama rombongan teman. Pun tak kalah menyenangkan ketika datang berdua saja dengan suami, jadi moment liburan tak terlupakan.
Berbagai aktivitas bisa dilakukan di sini, mulai dari berenang, bermain kayak, paddle board, bersepeda keliling pulau, snorkeling, nyuloh, berolahraga volley, tenis meja, yoga, hingga berpetualang naik perahu keliling hutan mangrove.
Soal makan, siapa pun bisa menikmati berbagai jenis hidangan enak di Restoran Leebong, atau bersantai sambil menyeruput minuman di Pirate's Koffie. Kita tinggal memesan apa yang kita suka, dan kemudian membayarnya.
Suasana tenang, bersih di semua tempat, serta villa-villa berkualitas sarat fasilitas, adalah semua hal yang dicari dari sebuah liburan yang sempurna. Mau leyeh-leyeh manja saja di villa atau bertualang seru di pulau, semua bisa dilakukan.
Dulu ada tenda, sekarang tak ada lagi |
Berduaan, romantis-romantisan
Honeymoon bukan hanya milik mereka pengantin baru, saya sebagai pengantin lama pun selalu suka yang namanya bepergian romantis berdua pasangan.
Nah, romantis itu memang bukan selalu tentang tempat dan suasana, tapi yang utama ada pada orangnya, sebuah sikap yang berasal dari dalam diri sehingga di mana saja tetap bisa menciptakan ekspresi romantis, bahkan di tengah pasar becek yang ramai sekali pun.
Namun pada sebuah tempat dan suasana tertentu, sesi romantis-romantisan akan terasa lebih indah, manis dirasa, penuh kesan, dan jadi kenangan tak terlupakan. Ya seperti Leebong ini, mendukung banget buat berduaan romantis😆
Berduaan di sini rasanya sangat tak cukup kalau 2-3 hari saja, yakinlah minimal satu minggu baru ada kata puas. Kalau saya sih, setahun pun di Pulau Leebong bakal betah. Bisa nggak sih saya tinggal di sana dalam waktu lama? Bisa aja, kalau halu 😂
From Leebong with Love |
Tempat mengesankan, banyak kegiatan menyenangkan yang bisa dilakukan
Ada sunset dan sunrise yang bisa disaksikan di waktu-waktu terbaik dari tempat-tempat terbaik di pulau. Bisa dilihat dari balkon villa saja, dari jetty, atau dari tepian pantai, semua sama indah, menghadirkan perasaan cinta yang berbunga-bunga bagi pasangan yang sedang berbahagia.
Gazebo-gazebo unik di pantai yang kadang kaki-kakinya terendam bila air laut pasang, adalah tempat-tempat nol gangguan buat berduaan. Mau berapa lama bersantai di atasnya, diam dan terlena menyaksikan pemandangan sekitar, atau tertidur hingga petang menjelang, bisa lakukan sesuka hati. Yang penting nggak lupa waktu salat aja 😁
Kolam renang terkeren adalah laut jernih dan bersih yang berada di seluruh sisi pulau. Yang terbaik adalah di bagian depan, dan Pantai Chicas yang ada di bagian belakang. Luas tak terkira dengan air yang selalu hangat berasal dari pemanas alami bernama matahari. Inilah kolam renang yang paling mantul!
Salah satu gazebo di Pantai Chicas |
Namanya juga private island, suasana private bisa kapan saja didapat
Kebanyakan pasangan bulan madu menginginkan tempat-tempat yang tenang untuk berduaan. Tempat yang membuat mereka bebas beraktivitas tanpa gangguan.
Kalau saya, misal pergi ke pulau berdua suami, tidak ingin dilihat orang ketika sedang melakukan apa saja di dalam atau di luar sekitar kamar, saat berjalan-jalan di pantai, saat main air buat berendam dan berenang, saat menikmati makanan di restoran, saat berjalan-jalan keliling pulau, atau apa pun saat di mana pun, ingin sekali bebas dari penglihatan orang-orang.
Tapi, mana bisa benar-benar bebas dari mata orang lain? Katakanlah pengunjung lain nggak ada, pada sibuk beraktivitas sendiri dan menyepi dalam villa yang ditempati atau pergi ke sudut lain pulau, tapi tentu ada pekerja yang sekali waktu atau beberapa kali harus melintas di antara villa, pantai, resto dan lainnya.
Belum mungkin orang macam saya harus beli pulau sendiri dulu supaya bisa liburan di pulau tanpa gangguan, bukan? Nah, nggak usah repot sampai jual ginjal juga buat beli pulau, cukup datang ke Pulau Leebong, suasana serba private selama menikmati liburan di pulau ini bisa banget didapat.
Pantai Chicas, suasana sepi dan tenang sepanjang waktu |
Pantai Chicas dengan pasir putih bersih, private beach andalan di Pulau Leebong |
Seakan punya villa pribadi
Pertama, lihat deh villa-villanya. Di Pulau Leebong ini, villa-villa dibangun berjarak, nggak ada yang saling menempel. Dan di antara jarak itu, ada pohon-pohon besar dan tinggi, ada pula hanya berupa tanah kosong yang lapang dengan taman kecil berisi tanaman-tanaman pendek.
Saat di dalam villa, mau ngobrol kencang pun penghuni villa lain nggak bakal dengar. Jarak jadi alat kedap suara yang paten.
Contoh nih, Villa Zarra dan Villa Barata. Kedua villa ini berjarak kurang lebih 20 meter. Saat saya berada di Villa Zarra, saya tidak bisa mendengar suara orang mengobrol di Villa Barata. Kecuali ada yang berteriak kencang, baru kedengaran. Itu pun agak sayup.
Villa Barata, salah satu villa terbesar di Pulau Leebong |
Deretan villa di Pulau Leebong |
Senyap, seolah sendirian di pulau
Herannya, meskipun dari dalam villa saya tak bisa mendengar suara orang lain di luar, tapi bisa mendengar suara debur ombak, suara angin, suara daun-daun yang bergesekan dengan dinding villa, bahkan sesekali suara binatang liar. Sisanya, senyap.
Suara-suara itu seolah jadi peredam suara manusia, ia menguasai suasana, seolah sengaja supaya telinga ini hanya mendengar apa yang ingin pulau perdengarkan saja.
Para karyawan tidur di mess. Villa terdekat dari mess hanya Chicas Villa. Jika butuh sesuatu bagaimana caranya? Keluar, turun dari villa, jalan kaki ke resto yang menempel dengan mess. Di sana pasti ada orang. Entah sekarang, mungkin sudah ada alat komunikasi. Tapi bisa jadi sengaja ditiadakan demi terwujudnya suasana "tidak saling ganggu".
Yang pasti, di balik fasilitas mewah dan serba lengkap dalam villa, ada privacy yang layak dipuja, karena memang suasana romantis datang dari serba tanpa siapa-siapa.
Tree house Villa Zarra - Leebong Island |
Villa-villa mewah bernuansa alam
Pulau Leebong memang agak terpencil dan tersembunyi, tapi jangan salah, fasilitas penginapan di pulau ini bukan sembarangan. Villa-villa dirancang penuh perhitungan, didesain istimewa menjadi bangunan bernuansa alam yang berkelas.
Semua serba kayu, tapi bukan sembarang kayu. Kayu yang digunakan adalah kayu pilihan yang disusun menjadi villa-villa yang berdiri kuat dan kokoh. Desain eksterior dan interior, furniture yang digunakan, menunjukkan bahwa harga mahal yang ditawarkan permalamnya, memang pantas untuk sebuah kualitas yang dipersembahkan.
Betapa detail setiap villa beserta isinya, membuat saya tak berhenti mengaguminya. Rasanya, selalu ingin berlama-lama tinggal di dalamnya, entah untuk beristirahat tanpa gangguan, maupun sekadar leyeh-leyeh menikmati udara segar sepanjang waktu dari balkon-balkonnya yang terbuka dan berpemandangan ke laut.
Main ayunan di perkarangan villa. Dikelilingi pohon, sesekali ada monyet turun dan mendekat |
Dari balkon Villa Zarra, setiap pagi saya lihat ramai monyet-monyet liar turun ke halaman villa. Mereka bergerombol dalam jumlah kecil, merangkak cepat di atas pasir, lalu melompat kabur secepat kilat ketika diberi teriakan kencang. Sebuah tontonan yang membuat saya dan suami terkekeh panjang.
Malam-malam yang senyap kadang terasa hangat, kadang menjadi sejuk. Dan di saat cuaca bagus, yang terindah adalah taburan bintang gemintang yang selalu membuat terlena kala menyaksikannya.
Namun, kasur empuk yang bersih dan wangi, lebih suka jika lekas ditempati.
Membayar mahal tarif tinggal di Pulau Leebong, bagi saya itu berarti membayar tempat dan suasana. Tapi akan ada yang berkata, "kok mahal amat?"
Ya...
Selera orang beda-beda. Ada yang suka berada di kamar suite di puncak tertinggi gedung di tengah gemerlap kota metropolitan, dan ia menyebutnya "Inilah tempat favorit saya, semahal apapun saya siap bayar".
Ada pula yang suka pergi ke tempat-tempat terpencil dan sepi, pergi ke pulau untuk menikmati hangat matahari, bermain di pantai dan beraktivitas di air. Ada yang ke gunung, ke tempat yang dikelilingi hutan, menikmati kesejukan dan udara segar. Dan mereka ini juga berkata: "Inilah tempat yang paling saya sukai, semahal apapun saya rela bayar".
Mahal itu sangat relatif.
Mahal bila hati kita tak ada di sana, murah bila kita menyukainya. Pemahaman soal tarif akan kembali pada kesukaan kita. Maka, mewah akan berbeda makna bila dilihat dari sudut pandang berbeda.
Pulau Leebong, tak hanya memuaskan kegemaran orang-orang yang suka bertualang dan menyukai tempat-tempat indah dengan suasana terpencil dan sepi, tapi juga memuaskan orang-orang manja yang nggak mau susah dan repot.
Ruang tidur Villa Declan |
Kamar mandi Villa Declan |
Cozy and comfy |
Pantai di depan villa |
Makan Enak di Restoran Semi Outdoor
Makan enak dalam suasana sangat santai bisa dilakukan kapanpun, tinggal datang ke resto yang berada di pusat fasilitas Pulau Leebong. Kenapa saya sebut santai? Saya tidak perlu berdandan rapi pakai baju formal dan bersepatu bagus buat masuk restoran. Tanpa alas kakipun, bahkan saat masih basah dan penuh pasir, bisa masuk resto!
Kecualiiii...misal di resto sedang ada acara formal, hajatan tamu-tamu lain misalnya, ya sesuaikan diri lah.
Eh tapi, sekarang bangunan resto ada dua ya. Jadi ada pilihan. Kalau satunya dipakai untuk acara suatu rombongan, pindah ke resto satunya. Atau pesan saja makanannya lalu minta diantar ke pondok-pondok di pinggir pantai he he. Kalau saya sih lebih suka cari tempat duduk di luar resto. Lebih dekat ke pantai, bisa jauh lebih santai.
Di depan resto ada pantai pasir putih dengan laut dangkal yang berair sangat jernih. Di sana bisa main air untuk sekadar berendam atau berenang, bahkan main paddle board dan kayak. Jika lelah bermain, lalu haus dan menjadi lapar, nggak perlu balik ke villa dulu buat mandi dan ganti baju, langsung saja ke resto, pesan makanan, lalu makan.
Sesantai itu di Pulau Leebong.
Minuman Blue Kurakau dan White Sand Coffee |
Bahagia berduaan keliling hutan mangrove |
Mbaak, membaca ini saya membayangkan ke Pulau Leebong sama suami buat hanimun ... masya Allah. Saya suka sekali gambaran tempatnya yang tenang. Pas banget kami sukanya suasana seperti itu.
BalasHapusSuasana tenang pulau ini memang terbaik mbak :D
HapusBagus lokasi wisata alamnya cukup natural dengan keindahan sekelilingnya, berkesan positif dan inspiratif cocok untuk edukasi, rekreasi, dan sejumlah tujuan lainnya...
BalasHapusSetuju sekali dengan bapak :)
Hapusaduh cantik pisan mbak Rien, aku mah pingin kesana bareng anak anakku
BalasHapusmain ayunan, guling guling di pantai, kalo udah lapar makan sekenyangnya
wuah tanah impiannnnn .... ^^
Semoga ada kesempatan buat ke Pulau Leebong ya ambu. Dijamin puas liburannya :)
HapusBener nian Rien. Aku jugo ado becerito samo suami tentang Leebong. InshaAllah pengen nian balik lagi kesini dan nginap sekeluargo. Apolagi kami memang seneng galo dengan pantai dan laut.
BalasHapusVillanyo bagus², fasilitasnyo lengkap, makanannyo lemak. Highly recommened nian untuk liburan keluarga
Yeay! Ayo yuk balik lagi ajak kakak dan anak-anak. Spesial banget kalau liburan di sini sekeluarga.
Hapuswah mbak...
BalasHapusasli ini pas bgt buat bulan madu ya.
nginep disini berasa sultan, punya private island
hehe
Iya banget Mbak Dian, ayo ke Pulau Leebong :)
Hapusaku udah 2x ke Belitung tapi belum ada kesempatan ke Pulau Leebong kak.. nanti pengen yang
BalasHapus