Travelerien.com
Masih dalam rangka Jalan-jalan keliling Krui, giliran Kebun damar dan Pantai Tanjung Setia yang akan saya ceritakan dalam postingan kali ini. Dua tempat tersebut menjadi prioritas promosi Dinas Pariwisata Krui pada event Pesona Krui 2017 yang akan digelar mulai tanggal 13 – 22 April nanti. Kegiatannya berupa Krui Pro 2017 WSL QS1000 Surfing Competition (tgl. 15-20 April 2017) dan Ngunduh Damar 1001 orang (tanggal 20 April).
Masih dalam rangka Jalan-jalan keliling Krui, giliran Kebun damar dan Pantai Tanjung Setia yang akan saya ceritakan dalam postingan kali ini. Dua tempat tersebut menjadi prioritas promosi Dinas Pariwisata Krui pada event Pesona Krui 2017 yang akan digelar mulai tanggal 13 – 22 April nanti. Kegiatannya berupa Krui Pro 2017 WSL QS1000 Surfing Competition (tgl. 15-20 April 2017) dan Ngunduh Damar 1001 orang (tanggal 20 April).
Pohon damar, tumbuhan endemik Krui sejak ratusan tahun lalu |
Kebun Damar di Pekon Rawas
Usai makan siang di sebuah rumah makan Padang yang ada di Kota Krui, Aries mengajak kami mengunjungi kebun damar atau repong di Pekon Rawas, Kecamatan Krui. Rasa penasaran akan bentuk pohon dan getah yang dihasilkan damar, membuat saya excited. Jarak yang kami tempuh tidak terlalu jauh. Kurang dari 20 menit kami sudah sampai. Jalan aspal hitam dengan hutan di kiri kanan jalan menandakan kami sudah memasuki area perkebunan. Saya memandang sekeliling, banyak pohon tinggi menjulang. Itu kah pohon damar?
Dalam bayangan saya selama ini, pohon damar mirip dengan pohon karet. Anggapan ini muncul karena pohonnya sama-sama menghasilkan getah. Otomatis yang terlintas di benak saya pohon karet. Anggapan itu tidak jua berubah, meski suatu ketika saya melihat foto pohon damar di blog teman asal Lampung. Dalam foto itu pohon damar terlihat dari jauh, dan saya fokus pada daunnya, bukan batangnya.
Pak Ardi meminggirkan mobil. Kami pun turun dari mobilnya yang terasa sesak. Maklum, jika tadinya saya dan Mas Arif bertigaan dengan koper pink, kali ini bertigaan dengan Aries yang badannya lebih makan tempat ketimbang koper :D
Jalan tampak lengang. Hanya sesekali ada motor yang melintas. Membuat saya ingin ambil foto di tengah jalan dengan pose tengkurap. Tapi tak jadi, khawatir ada si mas bertopi mendelikkan mata hihi. Saya mengikuti Aries berjalan ke sebuah rumah. Katanya itu rumah warga. Di kebun damar yang luasnya mencapai 6-8 hektar, rumah itu sendirian. Tampak mungil dan kesepian di antara batang-batang besar dan tinggi.
Jalan tampak lengang. Hanya sesekali ada motor yang melintas. Membuat saya ingin ambil foto di tengah jalan dengan pose tengkurap. Tapi tak jadi, khawatir ada si mas bertopi mendelikkan mata hihi. Saya mengikuti Aries berjalan ke sebuah rumah. Katanya itu rumah warga. Di kebun damar yang luasnya mencapai 6-8 hektar, rumah itu sendirian. Tampak mungil dan kesepian di antara batang-batang besar dan tinggi.
Mau jadi juragan damar? |
Pesisir Barat merupakan penghasil ekspor getah damar bening atau biasa disebut damar mata kucing.
Ada banyak batang damar, tapi kenapa kami kumpul di satu pohon? Biar akrab kali. Yang bener, karena sebentar lagi kami akan melihat cara panen damar yang akan dilakukan oleh Pak Irawan, pekerja yang tinggal di rumah yang saya sebut tadi.
Baiklah, saya beritahu ya. Seumur-umur saya belum pernah melihat pohon damar, apalagi memegang pohon dan getahnya. Mungkin, mungkin saja ya, saya pernah melihatnya tapi tidak ngeh kalau itu pohon damar. Tapi rasanya saya memang belum pernah melihat langsung. Karena ini pengalaman pertama, jadi rada-rada norak gitu deh. Foto sama pohon damar!
Yang jelas, sekarang saya tahu pohon damar sangat berbeda dengan pohon karet. Baik dari fisik pohon, maupun warna getahnya. Cara memanennya pun berbeda.
Ada banyak batang damar, tapi kenapa kami kumpul di satu pohon? Biar akrab kali. Yang bener, karena sebentar lagi kami akan melihat cara panen damar yang akan dilakukan oleh Pak Irawan, pekerja yang tinggal di rumah yang saya sebut tadi.
Baiklah, saya beritahu ya. Seumur-umur saya belum pernah melihat pohon damar, apalagi memegang pohon dan getahnya. Mungkin, mungkin saja ya, saya pernah melihatnya tapi tidak ngeh kalau itu pohon damar. Tapi rasanya saya memang belum pernah melihat langsung. Karena ini pengalaman pertama, jadi rada-rada norak gitu deh. Foto sama pohon damar!
Yang jelas, sekarang saya tahu pohon damar sangat berbeda dengan pohon karet. Baik dari fisik pohon, maupun warna getahnya. Cara memanennya pun berbeda.
Takik, tempat keluarnya getah damar |
Pohon damar baru bisa dipanen pada usia 15-20 tahun. Masa tunggu yang terbilang lama. Saya jadi membayangkan, jika saya menanam damar di usia sekarang, yang menikmati hasilnya adalah cucu. Tapi bisa juga sebagai tabungan buat masa tua. Kalau sudah tua kan nggak kerja lagi, tinggal duduk manis menikmati hasil ketika muda. He he. Kok jadi mikir ingin berinvestasi kebun damar ya :D
Getah damar dipanen dengan cara melukai batangnya hingga kambium. Pembuatan lubang pada batang disebut takik. Nah takik ini berbentuk segitiga yang nantinya jadi tempat getah keluar dan berkumpul. Dalam satu batang bisa dibuat puluhan hingga ratusan takik. Di mulai dari bawah sampai atas. Takik juga berfungsi sebagai pijakan kaki saat pemanen memanjat pohon.
Getah damar yang telah mengeras ini siap dipanen |
Lantas, apakah getahnya tidak meluber dan tumpah jika tidak disediakan wadah penampung? Bisa iya, bisa tidak. Getah damar mengkristal, menempel di dalam takik. Saya kira seperti getah karet yang cair dan mengucur, dan mesti disediakan kaleng penampung di batang pohonnya. Getah damar ada juga yang jatuh, disebut lahang. Kegiatan memungut dan mengumpulkannya disebut melahang. Kebanyakan sih tidak jatuh, karena itu mesti dipanen manual. Pohon demi pohon. Takik demi takik.
Aroma damar seperti bau lem. Saat hidung mencoba mengirupnya, hiiiii…saya tiba-tiba teringat berita di TV tentang orang yang pernah mabok akibat menghirup uap lem. Membayangkan hal tersebut, bau yang sudah sempat saya cium langsung minggat, tidak terekam dalam ingatan. Beberapa hari setelahnya, saya tanya mbak Dian tentang baunya, katanya memang mirip bau lem.
Perlengkapan memanen damar: Ember, Kapak, dan Ambun (tali) |
Pak Irawan membawa sebuah kapak kecil dan ember. Kapak untuk melepaskan damar yang menempel di dalam takik. Sedangkan ember untuk menaruh getah. Pak Irawan naik dengan menggunakan ambun (tali) yang dilingkarkan pada pohon. Lalu berhenti di tiap takik yang akan dipanen. Ambun berfungsi sebagai penahan pinggang (sandaran) supaya tidak jatuh. Begitu terus sampai semua takik (dari bawah sampai atas) selesai dipanen.
Getah damar berkualitas adalah getah yang bersih. Tidak bercampur serpihan kayu, apalagi tanah (untuk getah yang jatuh). Getah damar dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar berbagai keperluan rumah tangga seperti sabun, korek api, pewangi, lilin. Sedangkan untuk industri seperti vernish, cat, pelapis kaca, plastik. Getah damar juga bisa digunakan untuk campuran kosmetik dan aroma makanan.
Getah damar yang sudah mengkristal |
Video panen getah damar dapat dilihat di Channel YOUTUBE saya di sini (KLIK) : Ngunduh damar di Pekon Rawas Krui
Melihat satu orang ngunduh damar saja sudah bikin takjub. Bagaimana kalau 1001 orang dengan 1001 pohon? Bakal rekor itu mah ya. Karena itu dalam Festival Teluk Stabas IV ini, Dinas Pariwisata Krui menjadikan kegiatan ngunduh damar sebagai agenda penting Pesona Krui 2017. Hutan damar di Pekon Rawas dengan luas sekitar 10hektar dan 1.300pohon yang kami kunjungi hari itu akan menjadi saksi tercatatnya REKOR MURI – NGUNDUH DAMAR sebanyak 1.001 pohon.
Pantai Tanjung Setia
Setelah mengunjungi hutan damar yang sejuk, kami pergi ke kawasan Pantai Tanjung Setia yang panas. Pantai yang terkenal sebagai titik surfing paling populer di Lampung ini terletak sekitar 20 km dari Krui, Ibukota Kabupaten Pesisir Barat. Sekitar 273km dari Bandar Lampung dan dapat dicapai dalam waktu 6-7 jam.
Pantai Tanjung Setia sudah membuat saya penasaran sejak Agustus tahun lalu. Dalam Majalah Pariwisata Dinas Pariwisata Provinsi Lampung tahun 2016 yang saya dapat dari Mas Yopie, ada beberapa foto yang menampilkan keindahan ombak Pantai Tanjung Setia. Salah satunya foto karya Mas Eka Fendi Aspara yang memperlihatkan seorang bule sedang beratraksi dengan papan selancar di atas ombak yang tampak buas.
Ada juga foto Pantai Tanjung Setia yang diambil dari ketinggian karya Mas Budhi Marta Utama. Foto tersebut sepertinya diambil saat mas Budhi terbang dengan paramotornya. Dalam foto itu, ombak Pantai Tanjung Setia tampak menakjubkan, panjang dan tinggi. Buih putih seperti busa sabun, tampak bergumul di tengah air laut yang berwarna biru. Seorang peselancar sedang asyik menari bersama ombak, sendirian. Sempat nggak percaya, “Emang ada ya di Lampung yang beginian?”
Ada lagi foto Pantai Tanjung Setia lainnya karya I Gede Setiayana. Foto seorang bule sedang berjalan kaki di pantai, menenteng papan selancar. Foto Gede seolah hendak mengatakan pada dunia bahwa Tanjung Setia adalah destinasi surfing kelas dunia.
Sejak tahun lalu, foto-foto karya 3 fotografer Lampung inilah yang membuat saya penasaran dengan Pantai Tanjung Setia. Saat itu saya menggumamkan cita-cita, moga suatu waktu bisa melihat langsung. Alhamdulillah tanpa terduga tahun ini malah kesampaian.
Pantai Tanjung Setia terletak di sepanjang pantai barat Lampung dan di luar hutan lebat Taman Nasional Bukit Barisan Selatan. Pantai memesona ini berada pada sebuah kawasan dengan luas 33 ha yang terletak di Desa Tanjung Setia. Berada di jalur arus besar Samudera Hindia, menjadikan pantai di kawasan ini memiliki karakteristik ombak yang tinggi dan panjang.
Ombak di Pesisir Barat adalah nomor 3 terbaik di dunia. Salah satunya Pantai Tanjung Setia yang kami datangi hari itu. Maka tak heran ada ribuan wisatawan mancanegara berkunjung tiap bulannya.
Peselancar sedang menuju ombak, hendak berdansa |
Kami main ke Tanjung Setia tak hanya ingin melihat pantai dan ombaknya, tapi juga atraksi peselancarnya. Barangkali saja ada yang sedang main. Dulu pernah lihat waktu di Bali. Tapi tidak menikmati karena saat itu memang bukan niat untuk melihat atraksi peselancar.
Menyaksikan matahari terbenam di Pantai Tanjung Setia juga jadi tujuan kami. Ya, walaupun gagal karena mendadak mendung, bahkan gerimis, saya tetap bisa menikmati suasana senja di Pantai Tanjung Setia. Aris dan Mas Arif sibuk dengan kameranya. Keduanya sama-sama berhasil mendapatkan foto atraksi peselancar.
Kami memasuki kawasan pantai dari The Ujung Bocur Cottage, kemudian dari Sumatera Surf Camp. Di tempat kedua, jadi tempat paling lama kami singgahi. Jika di The Ujung Bocur saya lihat ada tamu-tamu bulenya, di Sumatera Surf Camp tak terlihat sama sekali. Mungkin ada, tapi sedang pergi.
Oh ya, salah satu teman saya di Facebook, namanya Iwan, punya resort juga di Pantai Tanjung Setia, namanya Jabung Resort. Sayang saya tidak berkabar padanya, jadi tidak tahu letaknya di mana. Padahal saat dia tahu saya ke sana, dia mau ajak mampir dan ketemu. Moga lain kali bisa mampir.
Ada banyak penginapan di sepanjang Pantai Tanjung Setia dengan harga kamar variatif. Mulai dari Rp 300.000,- hingga Rp 1 juta per malam. Saya baru lihat dua tempat saja. Sumatera Surf camp itu tempatnya luas. Kamarnya banyak. Fasilitas kamar memadai. Suasananya pun tenang. Tamannya luas dengan banyak pohon kelapa menjulang tinggi. Tapi dari semua itu, kemewahan alam ala para peselancar adalah juaranya. Inilah sajian Pantai Tanjung Setia yang paling memukau.
Dari dua tempat yang kami datangi, saya belum melihat ada pantai dengan pasir putih yang aman untuk berenang. Rata-rata pantainya ada karang. Tapi untuk main air dan sekedar basah-basahan, cukuplah. Pantainya landai dengan air laut dangkal hingga 100 meter dari bibir pantai. Selebihnya dalam dan cukup bahaya sebab gempuran ombak besar tak henti-henti menyerbu menuju pantai.
Untuk kenikmati ketenangan dan eksotisme pesisir, serta indahnya peselancar berdansa bersama ombak, Pantai Tanjung Setia adalah tempatnya. Kapan kemari?
Baca juga cerita perjalanan Jelajah Krui dari teman-teman seperjalanan saya berikut ini :
Dian Radiata : Ngunduh Damar di Pekon Rawas Krui
Dian Radiata : Ija Mit Krui
Annie Nugraha : Hatiku Tertambat di Pulau Pisang
Haryadi Yansyah : 24 Jam Bermanjah di Pulau Pisang
Annie Nugraha : Sejuta Pesta di Pesisir Barat Lampung
Deddy Huang : Jelajah Pesona Pulau Pisang bagian 1
Deddy Huang : Jelajah Pesona Pulau Pisang bagian 2
Oh ya, salah satu teman saya di Facebook, namanya Iwan, punya resort juga di Pantai Tanjung Setia, namanya Jabung Resort. Sayang saya tidak berkabar padanya, jadi tidak tahu letaknya di mana. Padahal saat dia tahu saya ke sana, dia mau ajak mampir dan ketemu. Moga lain kali bisa mampir.
Numpang nyantai bareng di The Ujung bocur Cottage |
Penginapan pinggir Pantai Tanjung Setia, The Ujung Bocur Cottage |
Ada banyak penginapan di sepanjang Pantai Tanjung Setia dengan harga kamar variatif. Mulai dari Rp 300.000,- hingga Rp 1 juta per malam. Saya baru lihat dua tempat saja. Sumatera Surf camp itu tempatnya luas. Kamarnya banyak. Fasilitas kamar memadai. Suasananya pun tenang. Tamannya luas dengan banyak pohon kelapa menjulang tinggi. Tapi dari semua itu, kemewahan alam ala para peselancar adalah juaranya. Inilah sajian Pantai Tanjung Setia yang paling memukau.
Mbak Dian di Sumatera Surf Camp |
Resort berkonsep rumah panggung kayu |
Kamar Sumatera Surf Camp |
Dari dua tempat yang kami datangi, saya belum melihat ada pantai dengan pasir putih yang aman untuk berenang. Rata-rata pantainya ada karang. Tapi untuk main air dan sekedar basah-basahan, cukuplah. Pantainya landai dengan air laut dangkal hingga 100 meter dari bibir pantai. Selebihnya dalam dan cukup bahaya sebab gempuran ombak besar tak henti-henti menyerbu menuju pantai.
Untuk kenikmati ketenangan dan eksotisme pesisir, serta indahnya peselancar berdansa bersama ombak, Pantai Tanjung Setia adalah tempatnya. Kapan kemari?
Baca juga cerita perjalanan Jelajah Krui dari teman-teman seperjalanan saya berikut ini :
Dian Radiata : Ngunduh Damar di Pekon Rawas Krui
Dian Radiata : Ija Mit Krui
Annie Nugraha : Hatiku Tertambat di Pulau Pisang
Haryadi Yansyah : 24 Jam Bermanjah di Pulau Pisang
Annie Nugraha : Sejuta Pesta di Pesisir Barat Lampung
Deddy Huang : Jelajah Pesona Pulau Pisang bagian 1
Deddy Huang : Jelajah Pesona Pulau Pisang bagian 2
Waaaaa... asikknya, bisa jadi alternatif next destination kami, nih... Suka liat cotage2-nya..
BalasHapusAku juga baru rupa pohon damar dan ternyata kegunaannya banya ya mulai dari buat lem hingga aroma makanan :-D
BalasHapusHmm jadi pengin deh bisa datang di event Krui ini, jadi saksi pemecahan rekor.
Aku suka duduk-duduk di pelantar kayu di Sumatra Surf itu. Suasananya enak ya mbak.. Pengen balik lagi kesana.
BalasHapusSeneng banget bisa ngeliat pohon damar plus Pak Irawan ngunduh
damar. Nambah pengetahuan baru ya mbak.
Ah Tanjung Setia tempat para pencinta surfing banget Mbak..
BalasHapusWahhh baru tau saya kalau krui juga penghasil damar.
BalasHapusKeren euy!
Wah unik ya pohon damar..pengen kesanaaa moga kesampaian aamiin
BalasHapuspengen banget lihat pohon damar secara langsung . pohon yang menhasilkan karet terbaik
BalasHapusAkses untuk ke Lampung Barat bagaimana kondisinya ?
BalasHapuskami pengeeeen main ke sini! Pulang kt Lampung nantin insya Allah langsung cuuuus..cantik bangeeeet :)
BalasHapus