Travelerien.com
Thailand memiliki kekayaan wisata alam, budaya, dan kuliner yang sangat luar biasa. Siapapun pasti tergoda untuk berkunjung dan menikmati setiap suguhan wisatanya. Namun, sependek menjadi travel dan food blogger, saya belum pernah melakukan perjalanan ke Thailand khusus untuk berwisata maupun meliput kuliner khasnya. Keinginan untuk melihat, lalu menuliskannya dalam sebuah catatan perjalanan, masih menjadi sebuah cita-cita yang belum kesampaian.
Selama ini saya masih konsisten melakukan traveling keliling Indonesia. Namun bukan berarti saya tidak menaruh keinginan untuk berwisata lagi ke negara lain. Takdir saya saat ini adalah masih setia menunggu waktu dan kesempatan itu datang kembali. Sambil menunggu, saya mengisi kegiatan dengan menulis artikel perjalanan di beberapa majalah dan koran, blogging, dan berbagi foto perjalanan lewat Instagram. Barangkali dari sana, muncul peluang yang bisa mengantarkan saya pada tempat-tempat menarik di luar Indonesia seperti Thailand. Salah satunya dengan mengikuti Writing Challenge Competition yang diselenggarakan oleh @yukmakancom dan @wisatathailand
Dalam kaitannya dengan aktivitas traveling, saya pernah beberapa kali menjumpai makanan Thailand di daerah-daerah (di Indonesia) yang saya kunjungi. Salah duanya saat sedang traveling ke Banyuwangi Jawa Timur dan Lampung, Sumatera. Sedangkan sependek saya menjadi food blogger, saya pernah secara khusus diundang oleh sebuah kedai Tom Yum di daerah Bintaro, Tangerang Selatan, untuk meliput dan mereview masakan Thailand. Nah, secuil pengalaman kuliner Thailand inilah yang akan saya ceritakan di sini.
Tom Yum Restoran Watu Dodol Banyuwangi
Thailand memiliki kekayaan wisata alam, budaya, dan kuliner yang sangat luar biasa. Siapapun pasti tergoda untuk berkunjung dan menikmati setiap suguhan wisatanya. Namun, sependek menjadi travel dan food blogger, saya belum pernah melakukan perjalanan ke Thailand khusus untuk berwisata maupun meliput kuliner khasnya. Keinginan untuk melihat, lalu menuliskannya dalam sebuah catatan perjalanan, masih menjadi sebuah cita-cita yang belum kesampaian.
Selama ini saya masih konsisten melakukan traveling keliling Indonesia. Namun bukan berarti saya tidak menaruh keinginan untuk berwisata lagi ke negara lain. Takdir saya saat ini adalah masih setia menunggu waktu dan kesempatan itu datang kembali. Sambil menunggu, saya mengisi kegiatan dengan menulis artikel perjalanan di beberapa majalah dan koran, blogging, dan berbagi foto perjalanan lewat Instagram. Barangkali dari sana, muncul peluang yang bisa mengantarkan saya pada tempat-tempat menarik di luar Indonesia seperti Thailand. Salah satunya dengan mengikuti Writing Challenge Competition yang diselenggarakan oleh @yukmakancom dan @wisatathailand
Dalam kaitannya dengan aktivitas traveling, saya pernah beberapa kali menjumpai makanan Thailand di daerah-daerah (di Indonesia) yang saya kunjungi. Salah duanya saat sedang traveling ke Banyuwangi Jawa Timur dan Lampung, Sumatera. Sedangkan sependek saya menjadi food blogger, saya pernah secara khusus diundang oleh sebuah kedai Tom Yum di daerah Bintaro, Tangerang Selatan, untuk meliput dan mereview masakan Thailand. Nah, secuil pengalaman kuliner Thailand inilah yang akan saya ceritakan di sini.
Tom Yum Restoran Watu Dodol Banyuwangi
Tahun 2015 lalu, saya berlibur ke Banyuwangi bersama empat sahabat. Tujuan kami adalah menyeberang ke Pulau Menjangan, Bali. Empat sahabat saya tersebut berangkat dari kota dan negara yang berbeda. Mereka adalah Ira (Jerman), Zulfa (India), Andriyani (Bandung), dan Lestari (Semarang). Saya sendiri berangkat dari Jakarta. Kami menginap di Hotel Watu Dodol yang terletak di kawasan pantai Watu Dodol, sebuah tempat yang menjadi titik awal penyeberangan kami ke Pulau Menjangan.
Kami berlibur selama 3 hari 2 malam (31 Juli s/d 2 Agustus 2015). Selama menginap di Hotel Watu Dodol, kami lebih banyak makan makanan restoran hotel. Nah, di Restoran Watu Dodol inilah kami menemukan masakan Thailand, yaitu Tom Yum. Makanan ini merupakan hidangan pembuka yang disarankan oleh manager hotel yang saat itu dijabat oleh Pak Moses. Menu Tom Yum kami nikmati saat makan malam.
Tom Yum di Restoran Watu Dodol. Pedas, panassssss...... |
Restoran Watu Dodol terletak di pinggir pantai. Desain bangunannya terbuka, membuat hawa dingin dan angin malam langsung mengenai badan. Untuk kondisi seperti itu, mengawali santap malam dengan Tom Yum pedas dan hangat sangat bermanfaat. Setidaknya membangkitkan selera makan untuk hidangan-hidangan berikutnya.
Tom Yum disajikan dalam sebuah mangkok besar. Warna kuahnya orange tajam. Di dalamnya berisi potongan tahu Jepang, fillet ikan goreng, kepiting dan udang. Di atasnya, terserak irisan cabe rawit utuh dan irisan cabe hijau. Bumbunya Tom Yum terasa lebih tajam dari yang biasa saya coba. Rasa rempah begitu kuat, rasa pedas dari serai pun sangat terasa. Kelezatan Tom Yum ini membuat kami berlima ketagihan. Satu mangkok besar Tom Yum habis tak bersisa. Badan jadi terasa hangat, makan pun jadi nikmat, ditemani nyanyian ombak, juga gemerlap bintang dan cahaya purnama yang jatuh di atas laut.
Pengalaman saat traveling dan kulineran Tom Yum di Watu Dodol : Watu Dodol, The Best Sea View Resort
Tom Yum disajikan dalam sebuah mangkok besar. Warna kuahnya orange tajam. Di dalamnya berisi potongan tahu Jepang, fillet ikan goreng, kepiting dan udang. Di atasnya, terserak irisan cabe rawit utuh dan irisan cabe hijau. Bumbunya Tom Yum terasa lebih tajam dari yang biasa saya coba. Rasa rempah begitu kuat, rasa pedas dari serai pun sangat terasa. Kelezatan Tom Yum ini membuat kami berlima ketagihan. Satu mangkok besar Tom Yum habis tak bersisa. Badan jadi terasa hangat, makan pun jadi nikmat, ditemani nyanyian ombak, juga gemerlap bintang dan cahaya purnama yang jatuh di atas laut.
Pengalaman saat traveling dan kulineran Tom Yum di Watu Dodol : Watu Dodol, The Best Sea View Resort
Isi mangkuk Tom Yum nya sedikit lagi habis :D |
Nasi Goreng Tom Yum ala Tomyam Kelapa
Sebagai food blogger, saya telah beberapa kali mendapat undangan untuk mereview makanan suatu restoran. Acara yang diliput bermacam-macam bentuknya. Kadang launching menu, launching restoran, perkenalan chef baru, dan sebagainya. Undangan sebagai food blogger yang datang kadang tidak sebatas mereview/meliput acara yang terkait makanan siap santap saja, kadang juga mereview bahan pembuat makanan, misal perusahaan pembuat tepung. Sebagai food blogger saya juga kadang diundang acara demo masak, pameran produk makanan, dll.
Dari undangan review makanan yang pernah saya terima, saya pernah diundang untuk mereview masakan Thailand dari Tomyam Kelapa Saung Ibu. Rumah makan tersebut memang spesialis masakan Tom Yum dan beberapa jenis chinesefood. Pemiliknya dulu pernah tinggal di Malaysia dan Thailand. Namanya Baha, dia juga seorang blogger. Ketika tinggal di negara tersebut, Baha belajar cara memasak makanan setempat. Setelah pandai, ia kembali ke Indonesia, lalu membuka rumah makan Tom Yum.
Sebagai menu andalan, Tom Yum menjadi makanan pertama yang saya review. Saya pernah menuliskannya di blog. Tom Yum Kelapa adalah Tom Yum yang disajikan dalam kelapa. Modifikasi ini tidak membuat ciri khas Tom Yum hilang. Justru terlihat unik. Selain Tom Yum, makanan Thailand lain yang saya gemari di Tomyam Kelapa adalah Nasi Goreng Tom Yum.
Dinamakan Nasi Goreng Tom Yum karena nasi goreng menggunakan bumbu khas Tom Yum. Enaknya dimakan saat masih panas. Ada rasa asin, kecut, dan pedas. Nasi goreng terbuat dari bahan-bahan antara lain nasi, minyak goreng, bawang putih dikeprek, serai diiris, cabe diiris, daun jeruk diiris, bawang bombai diiris, telur, pasta tom yum, chicken powder, minyak cumi, gula pasir, minyak wijen, sawi, kol. Untuk topping sesuai selera. Bisa ayam, udang, cumi, daging, bakso, sosis, dan tambahkan bawang goreng. Kesukaan saya Nasi Goreng Tom Yum Seafood dengan topping cumi, udang, dan taburan bawang goreng.
Cara membuat nasi goreng tom yum cukup mudah. Berikut adalah langkah-langkah yang diajarkan oleh chef Tom Yum Kelapa, yaitu: Tumis semua bahan, masukkan nasi, aduk. Tambahkan bumbu-bumbu seperti saos tom yum, minyak cumi, gula pasir, aduk rata. Terakhir tambahkan topping sesuai selera. Taburkan bawang goreng dan beri garnis berupa tomat dan timun. Saya paling suka irisan serai dan daun jeruknya. Kalau tergigit, ada rasa kecut-kecut pedas. Tapi, makin pedas makin enak. Makin nafsu makan.
Baca tulisan tentang Tom Yum Kelapa yang pernah saya posting : Santap Tom Yum di Saung Ibu Bintaro
Thai Fried Rice ala Granny’sNest Resto
Saat mengikuti Festival Teluk Semaka di Lampung pada November tahun 2015, saya dan para travel blogger yang menjadi undangan, sempat bermalam di salah satu hotel backpacker yaitu OmahAkas. Hotel yang lebih dikenal sebagai salah satu guest house syariah terbaik di Lampung ini memiliki restoran bernuansa chabby vintage style yaitu Granny’sNest Restoran. Yang menarik dari restoran ini adalah ragam sajian menunya. Tersedia makanan tradisional Indonesia, hingga makanan khas dari negara lain. Salah satunya makanan Thailand.
Malam terakhir di Lampung kami makan malam di Granny’s Nest. Dari sekian banyak menu istimewa yang ada dalam buku menu, saya memilih Thai Fried Rice. Saya memesannya dan mendapatkan sebuah sajian nasi goreng dalam potongan buah nanas yang telah dikeruk isinya. Nasi tersebut dikenal sebagai Nasi Goreng Nanas Thailand. Orang Thailand menyebutnya Khao Pad Sapparot.
Nasi goreng nanas merupakan salah satu makanan populer di Thailand. Keunikannya terletak pada pemakaian nanas sebagai topping nasi goreng. Nasi goreng nanas bisa berisi udang, ayam, telur atau sayuran. Sesuai selera. Waktu itu saya pesan isi ayam dan telur. Dalam versi lebih mewah nasi goreng nanas biasanya diberi tambahan kismis dan kacang-kacangan.
Bumbu nasi goreng nanas terdiri bawang merah, bawang putih dan cabai. Setelah ditumis, tambahkan nasi, masak dalam api besar selama 3 menit. Nasi dibumbui dengan kecap ikan, soy sauce, bubuk kari, garam dan gula secukupnya. Mudah bukan?
Cerita kuliner Thai Fried Rice di Granny'sNest dapat dibaca di sini: Santap Malam di Granny'sNest
Demikianlah sedikit cerita saya tentang masakan Thailand yang pernah saya cicipi saat traveling, maupun saat diundang oleh rumah makan yang menyajikan masakan Thailand. Semuanya berlokasi di Indonesia. Harapannya sih, moga saja tahun ini bisa mencicipi langsung di negaranya. Tapi yang halal, karena saya muslim.
Rasa pedas dan penuh bumbu, namun dipadu dengan keseimbangan rasa manis, asin, masam, pahit, dan pedas, merupakan ciri khas utama masakan Thailand. Di Thailand terdapat empat jenis masakan daerah yang berasal dari empat daerah utama yakni Thailand Utara, Thailand Timur Laut, Thailand Tengah, dan Thailand Selatan. Masing-masing masakan dari daerah tersebut mendapat pengaruh dari masakan Cina dan masakan negara-negara tetangga. Seperti halnya masakan Indonesia, masakan Thailand pun banyak menggunakan sayur-sayur segar, rempah-rempah segar maupun rempah-rempah kering, serta pemakaian santan dan kunyit segar dalam masakan. Hal ini mengingatkan saya pada masakan Sumatera terutama gulai-gulai bersantan dengan bumbu rempah yang sangat kental.
Masih banyak jenis makanan Thailand lainnya yang bisa dicoba. Khao pad (nasi goreng), Khao Tom (bubur asin), Khao Niaw, aneka Thai Curry dan Soup seperti Gaeng Massaman (Kari yang di sajikan dengan kacang dan kari kentang), Gaeng Kiaw Wan (kari hijau Thailand), Gaeng Daeng (kari merah), Tom Kha (Sup kelapa yang disajikan di antara sup dan kari), serta Tom Yam Kung (sup Thai klasik). Ada pula aneka hidangan mie yang disajikan dalam berbagai bentuk dan ukuran, seperti Pad Thai, Rad Naa dan Gway Tiow. Makanan penutup yang populer berupa buah mangga yang dilumuri santan manis. Sedangkan salad Thai (yam) umumnya terbuat dari sayuran mentah dicampur dengan cabai, jeruk nipis, dan kecap ikan, meskipun beberapa, seperti Yam Neua (Thai salad daging sapi) mengandung daging. Som Tam, Yam som-o, Yam Neua, Yam Wonsan.
Itulah nama-nama makanan Thailand yang saya tahu. Ada yang saya ketahui karena pernah memakannya, ada juga yang saya ketahui dari buku/majalah yang saya baca. Tidak sedikit yang saya ketahui dari artikel-artikel online. Kebanyakan makanan Thailand menggunakan daging babi. Namun di Indonesia, pada restoran tertentu makanan disajikan dengan menggunakan bahan lain seperti ayam, ikan, kepiting, dan cumi saja.
Nasi Goreng Tom Yum Seafood |
Dinamakan Nasi Goreng Tom Yum karena nasi goreng menggunakan bumbu khas Tom Yum. Enaknya dimakan saat masih panas. Ada rasa asin, kecut, dan pedas. Nasi goreng terbuat dari bahan-bahan antara lain nasi, minyak goreng, bawang putih dikeprek, serai diiris, cabe diiris, daun jeruk diiris, bawang bombai diiris, telur, pasta tom yum, chicken powder, minyak cumi, gula pasir, minyak wijen, sawi, kol. Untuk topping sesuai selera. Bisa ayam, udang, cumi, daging, bakso, sosis, dan tambahkan bawang goreng. Kesukaan saya Nasi Goreng Tom Yum Seafood dengan topping cumi, udang, dan taburan bawang goreng.
Cara membuat nasi goreng tom yum cukup mudah. Berikut adalah langkah-langkah yang diajarkan oleh chef Tom Yum Kelapa, yaitu: Tumis semua bahan, masukkan nasi, aduk. Tambahkan bumbu-bumbu seperti saos tom yum, minyak cumi, gula pasir, aduk rata. Terakhir tambahkan topping sesuai selera. Taburkan bawang goreng dan beri garnis berupa tomat dan timun. Saya paling suka irisan serai dan daun jeruknya. Kalau tergigit, ada rasa kecut-kecut pedas. Tapi, makin pedas makin enak. Makin nafsu makan.
Baca tulisan tentang Tom Yum Kelapa yang pernah saya posting : Santap Tom Yum di Saung Ibu Bintaro
Selain Nasi Goreng Tom Yum, ini menu Thailand lainnya di Saung Ibu: Tom Yum Kelapa |
Thai Fried Rice ala Granny’sNest Resto
Saat mengikuti Festival Teluk Semaka di Lampung pada November tahun 2015, saya dan para travel blogger yang menjadi undangan, sempat bermalam di salah satu hotel backpacker yaitu OmahAkas. Hotel yang lebih dikenal sebagai salah satu guest house syariah terbaik di Lampung ini memiliki restoran bernuansa chabby vintage style yaitu Granny’sNest Restoran. Yang menarik dari restoran ini adalah ragam sajian menunya. Tersedia makanan tradisional Indonesia, hingga makanan khas dari negara lain. Salah satunya makanan Thailand.
Malam terakhir di Lampung kami makan malam di Granny’s Nest. Dari sekian banyak menu istimewa yang ada dalam buku menu, saya memilih Thai Fried Rice. Saya memesannya dan mendapatkan sebuah sajian nasi goreng dalam potongan buah nanas yang telah dikeruk isinya. Nasi tersebut dikenal sebagai Nasi Goreng Nanas Thailand. Orang Thailand menyebutnya Khao Pad Sapparot.
Suasana makan malam di Granny'sNest bareng teman-teman travel blogger |
Nasi goreng nanas merupakan salah satu makanan populer di Thailand. Keunikannya terletak pada pemakaian nanas sebagai topping nasi goreng. Nasi goreng nanas bisa berisi udang, ayam, telur atau sayuran. Sesuai selera. Waktu itu saya pesan isi ayam dan telur. Dalam versi lebih mewah nasi goreng nanas biasanya diberi tambahan kismis dan kacang-kacangan.
Bumbu nasi goreng nanas terdiri bawang merah, bawang putih dan cabai. Setelah ditumis, tambahkan nasi, masak dalam api besar selama 3 menit. Nasi dibumbui dengan kecap ikan, soy sauce, bubuk kari, garam dan gula secukupnya. Mudah bukan?
Cerita kuliner Thai Fried Rice di Granny'sNest dapat dibaca di sini: Santap Malam di Granny'sNest
Khao Pad Sapparot, nasi goreng nanas Thailand |
Demikianlah sedikit cerita saya tentang masakan Thailand yang pernah saya cicipi saat traveling, maupun saat diundang oleh rumah makan yang menyajikan masakan Thailand. Semuanya berlokasi di Indonesia. Harapannya sih, moga saja tahun ini bisa mencicipi langsung di negaranya. Tapi yang halal, karena saya muslim.
Rasa pedas dan penuh bumbu, namun dipadu dengan keseimbangan rasa manis, asin, masam, pahit, dan pedas, merupakan ciri khas utama masakan Thailand. Di Thailand terdapat empat jenis masakan daerah yang berasal dari empat daerah utama yakni Thailand Utara, Thailand Timur Laut, Thailand Tengah, dan Thailand Selatan. Masing-masing masakan dari daerah tersebut mendapat pengaruh dari masakan Cina dan masakan negara-negara tetangga. Seperti halnya masakan Indonesia, masakan Thailand pun banyak menggunakan sayur-sayur segar, rempah-rempah segar maupun rempah-rempah kering, serta pemakaian santan dan kunyit segar dalam masakan. Hal ini mengingatkan saya pada masakan Sumatera terutama gulai-gulai bersantan dengan bumbu rempah yang sangat kental.
Mango Sticky Rice, makanan Thailand yang paling saya suka dan wajib dicicipi saat berkunjung ke Thailand |
Masih banyak jenis makanan Thailand lainnya yang bisa dicoba. Khao pad (nasi goreng), Khao Tom (bubur asin), Khao Niaw, aneka Thai Curry dan Soup seperti Gaeng Massaman (Kari yang di sajikan dengan kacang dan kari kentang), Gaeng Kiaw Wan (kari hijau Thailand), Gaeng Daeng (kari merah), Tom Kha (Sup kelapa yang disajikan di antara sup dan kari), serta Tom Yam Kung (sup Thai klasik). Ada pula aneka hidangan mie yang disajikan dalam berbagai bentuk dan ukuran, seperti Pad Thai, Rad Naa dan Gway Tiow. Makanan penutup yang populer berupa buah mangga yang dilumuri santan manis. Sedangkan salad Thai (yam) umumnya terbuat dari sayuran mentah dicampur dengan cabai, jeruk nipis, dan kecap ikan, meskipun beberapa, seperti Yam Neua (Thai salad daging sapi) mengandung daging. Som Tam, Yam som-o, Yam Neua, Yam Wonsan.
Itulah nama-nama makanan Thailand yang saya tahu. Ada yang saya ketahui karena pernah memakannya, ada juga yang saya ketahui dari buku/majalah yang saya baca. Tidak sedikit yang saya ketahui dari artikel-artikel online. Kebanyakan makanan Thailand menggunakan daging babi. Namun di Indonesia, pada restoran tertentu makanan disajikan dengan menggunakan bahan lain seperti ayam, ikan, kepiting, dan cumi saja.
Setuju. Kulinari Thailand sememangnya antara yang terbaik. Walaupun kita boleh merasainya di tempat sendiri, tetap rasa di negara itu sendiri tiada tandingannya. Semoga punya rezeki ya. Amin!
BalasHapusAll the best. I love your article. Comprehensive write up about Thai cuisines! ;)
Masakan Thailand termasuk yang cocok di lidah saya. Enak-enak rasanya. Semoga menang, ya :)
BalasHapusDuh liat tom yum nya bikin ngiler... pasti seger banget
BalasHapusBabang paling doyan ama tom yum, kalo lagi Backpackeran ke thailand bukan tiap hari lagi makan tom yam, tapi tiap waktu makan 😂
BalasHapus