Melancong ke Tarakan, Menjenguk Bekantan si Monyet Hidung Besar
Oleh : Katerina
Oleh : Katerina
Di Jakarta, hewan bekantan merupakan maskot Duffan Ancol. Namun, bagi Kota Tarakan bekantan merupakan ikon pariwisata. Jika biasanya bekantan dapat dijumpai di belantara hutan Kalimantan, maka di Tarakan bekantan dapat dijumpai di Kawasan Konservasi Mangrove dan Bekantan (KKMB) yang terletak di tengah keramaian kota.
Memasuki KKMB tak sesulit memasuki hutan belantara. Area seluas 22 hektar ini mudah dicapai dari terminal angkutan kota maupun bandara Juwata. Meskipun berada di kota, tetapi suasana hutan belantara bisa didapatkan di KKMB. Cukup dengan membayar tiket masuk sebesar Rp 3 ribu per orang, saya sudah dapat menyaksikan hewan bekantan yang tergolong langka dan endemik di antara rindang daun pepohonan tanaman bakau yang menjuntai.
Atmosfer teduh, nyaman, sejuk, dan asri langsung terasa ketika memasuki KKMB. Dengan mengikuti jalur jalan yang terbuat dari kayu terbentang panjang, saya dapat menyusuri deretan rimbunnya mangrove sambil melihat-lihat bekantan yang ada di pohon. Seringkali suara kicauan aneka satwa burung terdengar saling bersahutan melantunkan senandung kedamaian.
Beragam jenis mangrove tumbuh di hutan ini. Saya dapat mengenalinya melalui papan informasi yang terpasang di dalam kawasan. Mulai dari mangrove yang berakar tunjang, akar nafas, maupun akar lutut. Ada juga jenis api-api (avicennia spp ), pidada (sonneratia spp.), hingga kendeka (bruguiera spp.), serta beragam jenis mangrove lainnya.
Sekitar awal tahun 2000, kawasan wisata edukatif ini masih berupa hutan mangrove yang tidak terurus. Setelah pemerintah kota menggagas pendirian kawasan konservasi hutan mangrove dengan reboisasi dan penghijauan, serta melengkapinya dengan beberapa jenis mangrove, bekantan, dan kepiting payau, kawasan mangrove ini pun menjadi kawasan yang tertata rapi, asri, dan nyaman. Bahkan menjadi kawasan favorit yang harus dikunjungi jika berwisata di Kota Tarakan. Di KKMB terdapat juga hewan lainnya yang hidup bebas berkeliaran seperti kadal, salamander, dan tupai.
Daftar nama hewan dan tumbuhan yang ada di KKMB |
Satwa Lindung
Bekantan (Nasalis larvatus) biasa disebut Monyet Belanda, merupakan spesies primata tergolong langka dan endemik dengan habitat terbatas pada hutan bakau, hutan di sekitar sungai dan habitat rawa gambut yang sebagian telah terdegradasi oleh berbagai aktivitas manusia. Di Asia Tenggara, bekantan hanya dapat ditemukan di Pulau Kalimantan yang meliputi negara Indonesia, Malaysia, dan Brunei.
Warna bulunya bagus |
Hewan lucu dan menggemaskan |
Bekantan termasuk jenis satwa dilindungi sesuai Peraturan Pemerintah nomor 7 tahun 1999, dikategorikan sebagai spesies endangered (terancam punah) setelah sebelumnya masuk kategori “Rentan” (Vulnerable; VU) oleh IUCN Redlist sejak tahun 2000, dan juga terdaftar pada CITES sebagai Apendix I (tidak boleh diperdagangkan secara internasional).
Bekantan memiliki ciri khas berupa hidung panjang dan besar dengan warna coklat kemerahan pada punggung dan bahunya. Dadanya berwarna krem, dengan kerah krem di sekitar leher dan pinggang sampai ekornya. Lengan dan kakinya yang panjang berwarna abu-abu. Bulu oranye menutupi bahu dan ada semacam topi bulu merah gelap menutupi kepalanya. Wajahnya berwarna merah-daging dengan mata kecil cokelat yang cerdik. Telinganya kecil dan lurus ke atas kepala. Ekornya sama panjangnya dengan tubuhnya.
Saya dan teman-teman trip Derawan :) |
Jembatan kayu di dalam hutan mangrove memudahkan untuk berjalan |
Kebanyakan bekantan memakan daun pohon bakau dan pedada dengan memilih daun yang lebih tua. Bekantan juga makan buah-buahan dan biji-bijian. Bekantan lebih banyak menghabiskan waktu di atas pohon, tetapi juga memiliki kemampuan berenang dan menyelam yang baik. Di KKMB ini, jika ingin melihat bekantan dari dekat maka jangan sekali-kali mengeluarkan suara keras karena bekantan pasti akan pergi. Dengan mengikuti tip tersebut, saya pun bisa melihat seekor bekantan dengan perutnya yang besar sedang asyik memakan daun.
Bersih, sejuk, dan segar |
Habitat mangrove merupakan tempat berlindung yang aman bagi bekantan. Tak hanya jadi tempat berlindung dari predator seperti macan tutul dan ular piton, tetapi juga dari manusia. Konsep hutan kota seperti KKMB selayaknya ditiru oleh kota-kota lainnya. Dengan menyisakan kota untuk area perlindungan sekaligus sebagai objek wisata, tidak sekedar untuk menambah segar suasana udara di sekitar kota tetapi juga ikut melestarikan beberapa satwa khas daerah yang mulai langka.
Kamu sudah berkunjung ke KKMB Tarakan? |
=====
Artikel ini pernah dimuat untuk inflight magazine Sriwijaya Air edisi bulan April 2016.
Cover majalah |
Wow! Cover majalahnya keren!
BalasHapusBtw selamat ya mbaaaaak....
Setuju mbak, cover GMT-nya kece banget ya.
HapusTerima kasih mbak Dian :-*
nampaknya agak sulit memotret bekantan di sini, hihi
BalasHapusbuktinya foto manusia di tulisan ini lebih banyak :-D
Kelihatannya seperti itu ya Mas J :)
Hapuskakak satu ini memang keren deh :)
BalasHapusYang komen rasanya jauh lebih keren :D
HapusAku punya majalahnya :)))) kemarin Dari jkt ke sby naik sriwijaya Air
BalasHapusAsiiiik. Selain minta sama kru di pesawat, minta ke bagian tiketing terdekat biasanya dikasih mbak kalau mau majalahnya :)
HapusKereeen. Tapi sayang aku lama gak traveling by Sriwijaya nih. Padahal pgn lihat penampilan tulisan mb Rien di majalahnya :)
BalasHapusTerima kasih mbak Anne :)
HapusMbak Anne pingin aku pinjami majalahnya?
Ah kakak keren ... terus berkarya
BalasHapusInsha Allah. Terima kasih mas Cumi :)
Hapusuntung mereka lucu dan menggemaskan. apalagi kalau tau penggunjung bawa makanan :D didatengin
BalasHapusWaktu di pesawat Sriwijaya aku baca ini artike. aku pikir, apa mbak Rien ? Tapi kok nggak pakai S. Katerina S, gitu. Eh ternyata beneran mbak Rien. Ahamdullilah, Trus berkarya mbak, kayak gini nih bisa nyuntik semangat dalam diri
BalasHapus