“Mas, aku dapat undangan Festival Teluk Semaka. Berangkatnya dari tanggal 19 sampai 22 November ini . Boleh nggak mas aku ke Lampung?”
“Bareng Mbak Evi dan Mbak Donna, kan?”
“Iya, sama mereka.”
“Ya, boleh.”
“Bareng Mbak Evi dan Mbak Donna, kan?”
“Iya, sama mereka.”
“Ya, boleh.”
Yes dapat ijin dari suami. Langkah pertama menuju Festival Teluk Semaka beres. Dengan menyebut nama Mbak Evi dan mbak Donna, suamiku nggak pakai menimbang, tapi langsung memutuskan, mengesahkan, menandatangani, dan diakhiri dengan cap bertuliskan : Boleh! Mungkin lain halnya kalau aku sebut nama Halim dan Yayan, suamiku mungkin nggak hanya menimbang, tapi menakar, mengeker, mengukur, dan akhirnya belum tentu dapat ijin *ngarang* :p Jadi aku berterima kasih pada aura positif yang dipancarkan duo mbak blogger ketje yang ikut serta dalam FTS 2015 ini. Keberadaan mereka bikin aku cepat diberi ijin. Nah, selanjutnya tinggal menuju tahap kedua: Berburu tiket bus!
“Mbak Rien, Mbak Donna, kita perginya naik pesawat saja ya. Selisih harga naik bus sedikit tapi selisih waktunya banyak.”
“Ok, mbak Evi, aku setuju!”
Ya, kami nggak jadi naik bus. Pertimbangan mbak Evi betul, dari pada berjam-jam naik bus mending naik pesawat yang harganya hanya selisih 10 ribu (bus 250 ribu, pesawat 260ribu). Urusan transportasi beres. Bahkan lebih beres (buatku) lagi saat owner sebuah situs penjualan tiket online menawarkan kerjasama dengan blogku, dimana dalam kerjasama itu aku dapat free tiket pesawat Jakarta-Lampung PP. Pucuk di jalan-jalan tiket gratis pun tiba :D Rejeki mami sok ketje mau jalan-jalan eh ada yang bayarin tiket. Alhamdulillah biaya transportasi JKT-Lampung yang sudah disiapkan pihak pengundang festival bisa dipakai buat yang lain. Misalnya buat jajan bakso Sony Lampung yang terkenal itu. Iya, bakso! *Aku belum pernah nyicip tau :p
“Tgl 19-21 November saya harus berangkat ke Kaltim. Ada pekerjaan yang tidak bisa diwakilkan ke bawahan.”
Jreeeeng...! Pemberitahuan dari suamiku itu membuatku langsung mengerti : Aku harus membatalkan kepergianku ke Lampung! Huhu. Pingin gigit ransel rasanya. Tapi aku sadar, urusan suami lebih prioritas ketimbang urusanku. Selama ini kami juga sudah sepakat, jika salah satu berangkat ke luar kota, yang satu harus tinggal di rumah. Meski di rumah ada orang-orang yang bisa diandalkan untuk menjaga anak, tetap salah satu dari kami harus ada di samping anak. Jadi, kalau aku pergi, biasanya karena suami sedang tak keluar kota. Begitu tahu suami yang harus pergi, berarti aku harus tinggal di rumah. Ok. Sip :D
Ya, kami nggak jadi naik bus. Pertimbangan mbak Evi betul, dari pada berjam-jam naik bus mending naik pesawat yang harganya hanya selisih 10 ribu (bus 250 ribu, pesawat 260ribu). Urusan transportasi beres. Bahkan lebih beres (buatku) lagi saat owner sebuah situs penjualan tiket online menawarkan kerjasama dengan blogku, dimana dalam kerjasama itu aku dapat free tiket pesawat Jakarta-Lampung PP. Pucuk di jalan-jalan tiket gratis pun tiba :D Rejeki mami sok ketje mau jalan-jalan eh ada yang bayarin tiket. Alhamdulillah biaya transportasi JKT-Lampung yang sudah disiapkan pihak pengundang festival bisa dipakai buat yang lain. Misalnya buat jajan bakso Sony Lampung yang terkenal itu. Iya, bakso! *Aku belum pernah nyicip tau :p
“Tgl 19-21 November saya harus berangkat ke Kaltim. Ada pekerjaan yang tidak bisa diwakilkan ke bawahan.”
Jreeeeng...! Pemberitahuan dari suamiku itu membuatku langsung mengerti : Aku harus membatalkan kepergianku ke Lampung! Huhu. Pingin gigit ransel rasanya. Tapi aku sadar, urusan suami lebih prioritas ketimbang urusanku. Selama ini kami juga sudah sepakat, jika salah satu berangkat ke luar kota, yang satu harus tinggal di rumah. Meski di rumah ada orang-orang yang bisa diandalkan untuk menjaga anak, tetap salah satu dari kami harus ada di samping anak. Jadi, kalau aku pergi, biasanya karena suami sedang tak keluar kota. Begitu tahu suami yang harus pergi, berarti aku harus tinggal di rumah. Ok. Sip :D
“Mbak Evi, sepertinya aku nggak jadi berangkat. Ada yang nggak bisa aku tinggalkan.”
“Keluarga memang prioritas ya mbak Rien, walaupun rasanya jadi berkurang serunya kalau mbak Rien nggak ikut.”
Terharu nggak sih denger kata-kata mbak Evi itu? Aku terharu. Siapalah aku ini sampai kehadiranku terasa berarti bagi seorang mbak Evi. Apalagi disertai dengan dukungan untuk memprioritaskan keluarga. Saat itu aku minta tolong mbak Evi dan mbak Donna untuk mendoakan yang terbaik untukku. Ya gimanapun juga aku merasa kecewa nggak jadi berangkat. Tapi di sisi lain, aku juga merasa sedih kalau sampai membiarkan anakku ditinggal secara serentak oleh mama papanya.
FTS tinggal menghitung hari. Rasa girang bakal jalan-jalan ke Lampung yang tadinya sudah mekar tralala berubah jadi layu. Tapi dalam hati terus berdoa, moga ada jalan. Eeeh nggak taunya beneran ada jalan. Suami tiba-tiba mengabari kalau dia batal berangkat ke Kaltim. Katanya waktunya ternyata bersamaan dengan kedatangan Presiden Jokowi ke lapangan (tempat suamiku akan bekerja). Semua aktifitas di lapangan dihentikan selama kegiatan berlangsung. Keberangkatan suamiku ditunda. Yes Yes Yes! Horeee :D
Jadi berangkat dong ke Lampung, nih sedang di Bandara Soeta |
Narsis dulu biar eksis |
ada yang bayarin tiket Jakarta-Lampung |
Pulang pergi naik Sriwijaya Air |
Teman perjalanan yang asyik |
Ada saja jalan yang Tuhan beri tanpa pernah bisa diduga oleh siapapun. Kalaupun terlihat bisa diduga, mungkin karena berasal dari prasangka baik. Kekuatan sebuah prasangka memang nggak main-main. Dan rasanya aku seringkali mengalami itu. Sesuatu yang awalnya seperti mudah diraih, tahu-tahu jadi sulit karena berprasangka akan sulit. Yang sulit diraih, tahu-tahu jadi mudah karena berprasangka baik. Jika tadinya aku lemah, lalu mengutuki batalnya keberangkatanku gara-gara suamiku pergi, bisa jadi Tuhan akan menghadiahiku dengan jalan buntu. Tapi ternyata Tuhan menghadiahiku dengan jalan yang terbuka lebar.
Sebelum akhirnya bisa berangkat ke Festival Teluk Semaka 2015, ada beberapa hari aku jadi sering menatap layar ponsel, terutama saat membuka grup Genks :D Aku membayangkan ketika teman-teman berangkat dan aku tidak berangkat, itu grup pasti akan dibanjiri cerita seru selama mereka mengikuti kegiatan festival. Sampai aku berfikir ingin mute grup itu he he. Tapi pada akhirnya, aku yang hampir membanjiri isi grup dengan cerita dan foto-foto selama mengikuti FTS 2015.
Cerita FTS 2015 belum di mulai. Ini baru pemanasan *kompor kali panas*. Ada cerita apa saja selama FTS? Banyak! Dan ini adalah gambar-gambar wefie yang aku ambil dari ponsel. Cerita dan foto-foto lengkapnya menyusul. Moga bisa diceritakan semua. Semua? Ada sebagian kecil yang akan kusimpan. Tring *_^
Bersua lagi dengan Mas Indra www.duniaindra.com |
Ibu-ibu yang bekerja di Museum Ketransmigrasian ini senang sekali diajak wefie |
Bertemu untuk pertama kalinya dengan Omnduut |
Banyak cerita dan tawa bersama mereka |
Pertama kalinya melihat dermaga Kota Agung. Banyak ikan segar! |
Siap-siap meliput acara festival |
Rame-rame foto bareng Kadisbudparpora Kab. Tanggamus, Supardi Syarkawi. |
Makan siang kesorean seusai menyaksikan festival |
bareng @fajrinherris dan @kikianvirrr |
Terima kasih buat mas Indra untuk tumpangannya! Pengemudi yang menyenangkan! |
Yang baju biru melet-melet itu om Elzivagho Tabaqjaya. Yang di belakang fansku semua :D |
Seseruan dulu sebelum meninggalkan Kota Agung |
Sarapan sebelum meninggalkan Lampung. Bareng @Yopiefranz @encipholic @Omnduut @halim_san @masteguh |
Bersambung.....
Alhamdulilah, ntar aku jadi mami lekje ahhhh siapa tahu ada yg nawarin Tiket ke Rusia :)
BalasHapusAamiin hihi
HapusYa ampun, ternyata mbak Rien hampir saja batal ke Lampung ya. Gak kebayang kalo beneran batal, kami mau foto siapa di air terjun coba? hahaha.
BalasHapusMoto gadis Thailand kan ada. Wwkwkwk
HapusIntinya, teruslah berprasangka baik pada setiap rencana-Nya ya mbak... :)
BalasHapusYup
HapusSaluut ama Mbak Rien yang tetep prioritaskan keluarga, pada akhirnya Allah melihat ketulusan dan keikhlasanmu Mbak. Semoga kami bisa meneladainya. Ditunggu cerita selanjutnya Mami Keceeh :P
BalasHapusGue tersanjung melayang tinggi nyangkut di pohon kelapa kebanyakan dipuji :p
HapusKalau nggak berangkat mana ada foto selfie membanjiri timeline, Mbak ^^
BalasHapusAh, kamu memang fans aku paling oke :p
HapusSelalu ada jalan untuk sebuah kegiatan positif yang diniatkan ya Mbak :hehe. Saya jadi ikutan senang, habis di semua foto ini senyumnya lebar banget :hihi, pastinya pengalaman bersama di sana benar-benar fun :hehe. Saya menunggu cerita lengkap supaya bisa merasakan semua keseruan di sana ya! :hoho.
BalasHapusSalam kenal! Kita sudah pernah bertemu sebelumnya di acara Smesco (kalau saya tak salah :haha), tapi maafkan saya baru berkunjung sekarang. Saya izin keliling dan baca-baca, ya!
(((Senyum lebar banget)))) wkwkwk
HapusWah pernah ketemu di Smesco rupanya ya. Yang mana? Aku lupa lho :D
Alam kenal Mbak Rien... Wah travel blogger panutan nih, keluarga tetap prioritas. Untungnya jadi ikutan, kalo nggak, nggak ada postingan ini dong. Hehe..
BalasHapusHi mbak Ardiba. Salam kenal juga. Ah, aku belum cocok jadi panutan. Masih belajar nih...
HapusSetelah membaca wawancara BK dan mbk katrina jd penasaran dgn orangnya...
BalasHapusDanbAkhirnya nyampe juga di berandanya mbak katerina dgn khasanah ceria,ketulusan menjadi seorang ibu untuk keluarga dan blogger sejati untuk para penikmat tulisannya
Salam kenal yaa mbak
Kagum deh sama mbak ^^
Salam kenal mbak Muthmainnah. Terima kasih telah berkunjung. Senang berkenalan :)
HapusBaru tahu cerita mbak Rien akan batal ke Lampung. Apa jadinya endorse kaos duniaindra kalo mbak Rien nggak jadi dateng #lohh #nggaknyambung ^^
BalasHapusKalo ga jadi, aku ga bakal dapat wedang uwuh! hahaha :p
HapusPembukaan yg seru. Gak sabar menunggu lanjutannya :)
BalasHapusTerima kasih, Mbak Evi. Insha Allah pelan-pelan aku teruskan sambungannya :)
HapusWah jadi ikut senang mbak ngikuti ceritanya,,,, enak yaw kalau ketemu sama teman - teman blogger.... Aku masih bloger amatir tapi do'a suatu saat bisa ketemu mereka semua yang senior,,, hehehe,,, mantebek
BalasHapus