@ Bandara Sepinggan Balikpapan |
Dalam kurun waktu delapan tahun terakhir, saya akrab dengan Balikpapan. Meski tidak tinggal di sana, kota termahal di Indonesia ini telah menjadi magnet bagi pejuang pundi-pundi kemakmuran lewat sektor industrinya. Setidaknya, dalam rangka 'kecipratan' berkah kekayaan alamnya itulah keakraban tercipta.
Sangat jarang punya waktu untuk jalan-jalan keliling Balikpapan. Selesai urusan, biasanya langsung balik ke Jakarta. Kalaupun menginap, malamnya cuma digunakan untuk memuaskan hasrat makan kepiting Dandito sampai teler :D
Karena memang tidak datang untuk tujuan berwisata, jadinya memang tidak ke mana-mana. Lebih suka keliling menjelajahi bandara. Apalagi sejak bandaranya baru, makin betah berada di bandara ketimbang jalan-jalan memutari kota. Masuk ke resto-restonya, makan-makan, minum-minum. Atau, jalan-jalan menikmati kemegahan arsitektur bandara yang modern. Sesekali berfoto dengan latar belakang tembok-tembok bergambar seni khas Dayak.
Bangunan di pojok kanan itu Resto Nusantara |
Makan siang di Resto Nusantara bareng Agus & Frida ^_^ |
Sesekali, pernah memasuki pasar untuk berbelanja oleh-oleh. Yang dibeli biasanya semacam perhiasan batu, baju dan kain batik, bonting (abon kepiting), tas/dompet dengan motif-motif etnik Dayak. Kadang beli untuk dipakai sendiri, kadang pula dijadikan buah tangan untuk teman atau kerabat.
Kuliner Kepiting Balikpapan Paling juara
Sebetulnya
ada dua restoran kepiting ternama yang dapat dikunjungi, yaitu
Restoran Dandito dan Restoran Kenari. Kedua resto ini memiliki variasi
olahan yang hampir sama, dengan kelezatan yang sama-sama bercita rasa
tinggi. Saya biasanya memilih Kepiting Dandito. Favorit saya Kepiting Saos Lada Hitam. Rasanya paling juara. Di sini, olahan kepiting
tak hanya dapat dinikmati di tempat, tetapi juga dapat dibawa pulang
sebagai oleh-oleh.
Kepiting Dandito Saos Lada Hitam |
Variasi olahan kepiting Dandito antara lain: kepiting saos lada hitam, saos spesial Dandito, goreng bawang putih, goreng tepung, asam manis, goreng mentega, saos tiram, dan tim/rebus. Pilihan kepitingnya ada 3 jenis, yaitu kepiting jantan, kepiting telur, dan kepiting soka. Kepiting Soka adalah kepiting dewasa yang diambil ketika sedang berganti cangkang. Cangkangnya yang muda itu masih lembut dan bisa dimakan.
Bisa dibungkus dan dibawa pulang buat oleh-oleh |
1 porsi menu kepiting bisa dimakan untuk untuk 3-4 orang. Harga 1 porsi mulai dari Rp 181.000,-
Jika tidak sempat datang ke restorannya, tetapi ingin memesan untuk dibawa sebagai oleh-oleh, tinggal telpon saja restorannya. Saat perjalanan menuju bandara Sepinggan, tinggal mampir dan ambil. Jam 6 pagi biasanya pesanan sudah siap.
Bagi saya, kuliner kepiting Dandito ini merupakan pengalaman kuliner kepiting terbaik dari yang pernah saya nikmati di mana pun :)
Kalo yang ini di Restoran Kepiting Kenari, Tarakan *bareng Frida |
Restoran Kepiting Kenari Tarakan diserbu geng Wuki :D |
Alamat Restoran Kepiting Dandito :
Jl. M.Iswahyudi, Gunung Bakaran, Balikpapan
Telp: 0542-764367 HP: 0811-532368
Alamat Restoran Kepiting Kenari:
Jl. Marsma R. Iswahyudi No. 5, Balikpapan
Telp: (0541) 764018
Kalo ke pasar ini lagi, aku mesti motret sendiri. |
PASAR KEBUN SAYUR, PUSAT SOUVENIR BALIKPAPAN
Seperti yang saya bilang sebelumnya, saat masih ada waktu sebelum kembali terbang ke Jakarta, maka ke pasar inilah saya mampir.
Pasar Kebun Sayur sudah lama dikenal sebagai pusat oleh-oleh khas Balikpapan. Kelebihan pasar ini ada pada variasi souvenir yang dijual. Banyak dan sangat beragam. Harganya pun terjangkau dan bisa ditawar.
Berbagai macam batu mulia dalam bentuk aksesoris wanita seperti kalung, gelang, anting, bros, bahkan tasbih tersedia di sini. Kain batik khas Dayak, serta souvernir berbagai macam kerajinan suku dayak seperti rumah dayak, mandau, gelang akar, kaos, gantungan kunci khas dayak dan batik-batik khas Kaltim yang bercorak binatang laut cumi-cumi dan kepiting serta corak mandau juga dijual di pasar ini.
Beberapa barang yang pernah saya dapatkan di Pasar Kebun sayur, diantaranya:
Dompet Etnik : Bagian luar dompet ini dibalut manik-manik yang disusun membentuk motif Dayak. Dulu aku beli 2 buah, 1 buat saudara, 1 buatku. Karena takut rusak jika dipakai untuk sehari-sehari, dompet ini aku simpan dan bagian dalamnya aku jadikan tempat menyimpan kartu pasien dari berbagai RS :D
Perhiasan Gelang : Baru tiga gelang batu yang pernah aku beli. Dua aku jadikan kado buat teman. Warna batunya pink campur merah. Yang satu lagi kebiru-biruan. Tersisa satu warna coklat kehitaman, dan sampai sekarang masih sering aku pakai. Masih mulus dan kinclong padahal pernah jatuh dan terhempas. Untung tidak pecah :D
Daster Batik : Saya pernah penasaran dengan motif batik Kaltim. Ketika menghampiri los busana, seorang pedagang menunjuk deretan daster. Katanya, motif daster itu batik Kaltim. Tanpa banyak tanya lagi, daster itu saya samber. Sekarang dasternya masih ada dan sering dipakai. Awet dan belum rusak.
Baju kaos Kaltim : Nah, ini souvenir sangat umum. Bisa dijadikan oleh-oleh untuk siapa saja. Yang penting di bajunya ada tulisan Dayak/Kaltim/Borneo :D
Bonting (Abon Kepiting) : Sebagai penggemar kepiting, sudah barang tentu makanan ini saya gemari. Tiap ke Balikpapan, selain makan kepiting Dandito, saya juga pasti beli abon kepiting.
Bonting (Abon Kepiting) : Sebagai penggemar kepiting, sudah barang tentu makanan ini saya gemari. Tiap ke Balikpapan, selain makan kepiting Dandito, saya juga pasti beli abon kepiting.
Selain makanan khas dan souvenir khas Balikpapan yang saya sebutkan di atas, ada satu jajanan yang hampir tidak pernah absen saya dapatkan ketika berada di Balikpapan, yakni Pancake Durian Hi, Eat Me!
Sebetulnya Pancake mudah didapatkan di kota manapun. Rasa dan harganya pun bervariasi. Namun, pancake home made Balikpapan ini terasa istimewa karena durennya super tebal (100% duren tanpa wiped), kulitnya super tipis, dan harganya itu yang mengejutkan. Murah! Aku bilang murah karena 1 box isi enam saja harganya cuma Rp 35.000,- Bandingkan dengan pancake duren yang saya beli di supermarket atau toko deket rumah, 1 potong saja Rp 24.000 padahal durennya tidak 100%.
Di Balikpapan, pancake durian "Hi Eat Me!" saya dapatkan di toko Sapphire, tak jauh dari Hotel Sagita Balikpapan. Kills your hungry! Begitu tulisan yang terpampang di toko Sapphire :)
Pancake durian tak bisa bertahan lama. Setelah dibeli harus langsung dimakan. Jika belum dimakan, harus lekas disimpan dalam kulkas. Itupun maksimal 3 hari. Lebih dari waktu tersebut pancakenya rusak. Jadi kalau membeli untuk dibawa keluar kota, mesti dibawa pada hari tersebut. Tidak bisa dikirim melalui paket pengiriman yang makan waktu 1-2 hari bahkan lebih.
Jika sedang berkunjung ke Balikpapan, monggo mampir ke toko Sapphire beli pancake durian ini. Dijamin bikin ketagihan :D
Shappire Balikpapan
FB : Sapphire Pancake
Twitter : @Sapshi
HP: 08128080888
Setelah puas kulineran dan belanja oleh-oleh, saatnya kembali ke Jakarta ^__^ |
Wah, bandara sepinggan keren ya ternyata! Terus kalau oleh - oleh biasanya lebih seneng bawa makanan dari pada yang lain. Seperti Kepiting Dandito Saos Lada Hitam sama pancake duriannya itu :9 look so delicious :D
BalasHapusIya, makin keren setelah renovasi dan diperluas. Kebetulan pas hari pertama digunakan, saya sedang di sana. Terkagum-kagum lihat arsitekturnya. Besar dan modern. Hehe...laki-laki sih ya, pasti kulinernya yang bikin tergiur. Jarang pastinya yang mau masuk pasar belanja belanji aksesoris cewek :D
HapusKepitiiiiiiing.....kuliner favoritku juga :D
BalasHapusToss mbak :D
HapusAh Balikpapan bikin pengen kesana selain banjarmasin, aku ke kalimantan cuman pernah ke pontianak dan sekitarnya di KalBar, dan belom pernah ke yang lainnya
BalasHapusKalau sudah menjejak Kaltim, selain Balikpapan, mampirlah ke Samarinda lihat-lihat Sungai Mahakam dan Islamic Centernya yang megah :)
HapusSaya malah belum pernah ke Banjarmasin :D
Gemesss kalau ada foto makanan kayak gini. Disitu kadang aku merasa lelah dan ngejengkang jadinya. hahaha Barusan tahu kalau Balikpapan kota termahal se Indonesia, kirain JKT.
BalasHapusAnyway, itu dompet etnik handmade ya?
Waduh maaf mbak... maaf udah bikin kejengkang :)) *sungkem*
HapusMengenai termahal, ada beberapa versi. Versi Balikpapan biasanya karena melihat secara keseluruhan. Kota ini juga diidentikkan dengan "Singapuranya Indonesia". Walaupun ada lagi kota lainnya yang melabeli dirinya dengan "little Spore', Kota Tarakan. Kota di provinsi termuda Indonesia, yang dulunya merupakan bagian dari Kaltim.
Betul mbak, dompet handmade :)
Ya ampuuun maaak. Aku jadi keinget pengalaman ke Balikpapan LIMA BELAS TAHUN LALU **et daaah, lama bingitsss** pas aku masih kuliah.
BalasHapusSekarang makin ketjeeeh banget ya?
Makin kece badai mbak :)) Waaah.....15 tahun lalu sudah lama sekali :D
HapusAish mba rien... Aku jadi terinspirasi pgn cerita ttg oleh2 khas dayak :D
BalasHapusTentunya. Karena Zahra pernah belanja oleh-oleh khas Dayak waktu di Tarakan ya :)
HapusÔya terutama dompet etniknya :D
BalasHapusHihihi...bisa jadi bahan tulisan :D Ayo mbak Rien juga pingin lihat dompet etnik yang Zahra beli di Rumah Tidung, Tarakan, April tahun lalu :)
HapusBandaranya cakep banget. Aku gak terlalu doyan kepiting, tapi ngeliat fotonya kok jadi ngeces, yah..... ira
BalasHapusKalo mbak Ira mencicipu bumbu saos lada hitamnya itu....ya ampun mbak ennnnnnaaaaak banget. Susah dilukiskan selain harus langsung mencicipinya. Kepitingnya juga beda. Dagingnya manis dan guriiiih banget *tuluuung aku jadi lapeeeer* :))
Hapusnagihhh oleh oleh nya mb Rien....
BalasHapusBandaranya keren juga Balikpapan punya... pengen lihat langsung... *ngga komen oleh-olehnya wkwk*
BalasHapusAduh mbaaaak.. kalo ngomongin Kalimantan Timur, terlebih Balikpapan dan Samarinda.. rasanya gimanaaaa gitu.. penuh nostalgia masa lalu, hahahahaha.. *apaansiih.. :D
BalasHapusTapi bener, dulu jaman kuliah hampir tiap liburan aku ke KalTim. Bagiku, KalTim adalah tempat kedua yang menyimpan banyak cerita setelah Surabaya. eaaaa... kenapa aku curcol di sini pemirsaaah.. :D :D
Ngomongin oleh-oleh dari Balikpapan (KalTim), yang paling kusuka itu tentu aja amplang, sampe sekarang masih sering dikirimin amplang ama om-ku yang tinggal di sana. Dompet etnik kayak gitu aku juga pernah punya looh, sepertinya masih ada di Surabaya.. warna hitam ada talinya, jadi makenya bisa diselempangin di pundak.
Asik buat referensi nih, insya Allah mau ke Bpn minggu ini, tfs mak:)
BalasHapusAku malah belum pernah icip pancake durian.
BalasHapusHellooo... derita loe! :D
Setuju. Arsitektur bandarnya, nomor satu.
Menginspirasi hasrat fotografi.