Alhamdulillah dimuat di Koran Kedaulatan Rakyat di Rubrik Pariwisata Sabtu 28 Maret 2015.
=====
Penggalan artikel:
Dari kejauhan, terlihat garis pantai Pulau Bulat yang berwarna putih. Semakin mendekat, terlihat pula warna air lautnya yang bergradasi. Mulai dari biru tua, biru muda, hijau, hingga putih. Airnya terlihat sangat jernih, memperlihatkan terumbu karang beragam rupa. Di permukaan pulau, pohon-pohon pinus tumbuh rindang laksana canopy. Menampakkan hijau sempurna di antara warna biru laut dan putihnya pasir di pantai.
Pulau Bulat dikelilingi tembok pemecah ombak. Di antara tembok itu ada sebuah celah diapit dua tiang serupa gerbang. Perahu melewati celah tersebut, mencari jalan untuk berlabuh. Namun laut terlalu dangkal untuk dilewati, perahu pun berhenti. Kami harus berloncatan ke air sedalam 50 cm. Ketika saya menoleh ke dermaga, perahu pengunjung amat rapat bersandar. Dermaga penuh!
Kesan pertama menjejak Pulau Bulat terasa sangat nyaman. Tiada sampah dan kotoran yang berserakan. Hanya daun-daun pinus kering yang luruh tertiup angin, dan pengunjung yang asyik bermain, berlari, bahkan sekedar duduk saja di atas hamparan pasir. Tidak ada biaya masuk pulau yang harus dibayar. Gratis! Hanya perahu motor yang dipungut ongkos singgah, sekedar untuk biaya kebersihan pulau. Itulah mengapa pulau ini jadi bersih.
Pulau Bulat dikelilingi tembok pemecah ombak. Di antara tembok itu ada sebuah celah diapit dua tiang serupa gerbang. Perahu melewati celah tersebut, mencari jalan untuk berlabuh. Namun laut terlalu dangkal untuk dilewati, perahu pun berhenti. Kami harus berloncatan ke air sedalam 50 cm. Ketika saya menoleh ke dermaga, perahu pengunjung amat rapat bersandar. Dermaga penuh!
Kesan pertama menjejak Pulau Bulat terasa sangat nyaman. Tiada sampah dan kotoran yang berserakan. Hanya daun-daun pinus kering yang luruh tertiup angin, dan pengunjung yang asyik bermain, berlari, bahkan sekedar duduk saja di atas hamparan pasir. Tidak ada biaya masuk pulau yang harus dibayar. Gratis! Hanya perahu motor yang dipungut ongkos singgah, sekedar untuk biaya kebersihan pulau. Itulah mengapa pulau ini jadi bersih.
(*)
Artikel selengkapnya bisa dibaca di Epaper Kedaulatan Rakyat, atau bisa dibaca juga di postingan saya di sini --> Pesona Pulau Bulat Dalam Balutan Sisa Kejayaan Masa Silam
Mudah-mudahan bisa beli korannya di Batam. Pengen bgt baca tulisan mbak di media cetak terus pamerin ke teman-teman haha...
BalasHapusduh.... indonesia memang luar biasa....
BalasHapusSelamat bu, bisa menjadi media belajar, untuk saya menulis tentang traveling lebih bagus lagi. Salam kenal dari blogger Malang
BalasHapus