Assalamu'alaikum Wr Wb,
Pagi itu, saya menyusuri jalan kampung di Pulau Harapan.
Sendiri saja, karena teman-teman masih sibuk mandi, sarapan, bahkan masih ada
yang belum bangun. Saat melintasi rumah-rumah penduduk, saya melihat deretan baju pelampung dijemur di atas tembok pagar.
Seorang bapak yang saya temui bercerita bahwa pelampung-pelampung
itu dicuci setelah dipakai oleh penyewa (wisatawan) kapal motor miliknya (paket
kapal+pelampung).
“Jumlah yang dicuci banyak sekali, apakah semuanya habis dipakai, pak?” tanya saya.
“Iya, semuanya terpakai. Alhamdulillah.”
“Berarti wisatawannya banyak yang tidak bisa berenang dong pak,” ucap saya.
“Berarti wisatawannya banyak yang tidak bisa berenang dong pak,” ucap saya.
“Iya, banyak. Tapi yang bisa berenang juga pakai, kok.”
Percakapan singkat itu langsung membuat saya mengirim
pesan ke seorang teman. “Dear…nih di Pulau Harapan banyak pengunjung yang ga
bisa renang, tapi tetap berangkat dan pada berani snorkeling karena pakai ini.” Pesan teks itu
saya sertai dengan foto jemuran pelampung. Tak lama, muncul balasan berupa ikon
crying.
Mesti dicuci pakai air segar dan dijemur ga boleh terlalu panas |
Berlibur ke Pulau Harapan, tak sekedar untuk merasakan sensasi berlayar, melihat
laut luas terbentang, duduk-duduk di pasir pantai, atau pun berkemah menatap
milyaran bintang tanpa gedung menjulang yang jadi penghalang, melainkan juga
untuk berenang, snorkeling, dan diving. Tak afdol hopping island tanpa NYEMPLUNG ke laut. Begitu.
Nyemplung?
Nyemplung selamat, atau nyemplung tidak selamat?
Melaut. Ini memang
tentang kesenangan, tetapi juga
tentang resiko. Yang namanya jalan-jalan, entah itu ke gunung, ke hutan,
ke lembah, atau pun ke laut, semua beresiko. Boleh waspada tetapi tidak perlu sampai
takut, apalagi mundur. Yang penting mau mengenali dengan baik semua faktor
resiko dan hal apa saja yang bisa dilakukan untuk menghadapi resiko tersebut.
Ingin mencicipi wisata bahari tapi takut tenggelam
karena belum bisa berenang, lantas
bagaimana? Tenang, kalau
sekedar merasakan naik kapal ikut berlayar di lautan luas dan
dalam, tidak harus bisa berenang. Tinggal duduk saja di geladak. Mau sambil selonjoran,
atau bahkan tiduran, tidak masalah. Aman. Kecuali kemudian kamu atau
kapalnya mengalami kecelakaan,
baru gelagapan :D
Pernah naik kapal ferri seperti kapal ferri di Muara
Angke, Jakarta Barat? Saya baru 2x bolak balik naik kapal di sana. Kapalnya
kecil dan sederhana. Saya lihat pelancong-pelancong muda yang naik kapal itu
senang betul duduk/berdiri di
luar/di atas
kapal dengan posisi
terlalu pinggir. Apa tidak takut jatuh ya? Kapal yang dihempas ombak, bisa jadi miring dan oleng, dan mereka bisa terjatuh, lalu byurr tenggelam.
Jatuh ke laut, kalau tidak bisa berenang, pasti tenggelam. Kecuali ada yang mendadak jadi hero, langsung
menolong dan terjun mengejar ke laut.
Atau ada yang sigap melempar pelampung. Itu pun kalau belum keburu tenggelam dan pelampungnya
berhasil ditangkap.
Atau sebelum keburu ditelan hiu *ada emangnya?*. Kecelakaan seperti ini karena
kecerobohan diri sendiri. Maka, resiko tanggung sendiri. Sudah tahu tidak bisa
berenang malah tidak hati-hati.
Resiko tenggelam juga bisa datang dari faktor kecelakaan kapal, seperti kapal bocor, hanyut,
kandas, ada kerusakan konstruksi,
ada
kerusakan mesin, meledak,
menabrak dermaga, menabrak
tiang jembatan, miring, terbakar,
terbalik, dan tubrukan.
Semua itu dapat mengakibatkan penumpang jatuh alias nyemplung ke laut. Kecuali sebelum nyemplung sudah sempat memakai baju pelampung yang tersedia dalam kapal. Itupun kalau jumlah pelampungnya mencukupi. Kalau enggak? Sebelum tenggelam bakal ada aksi rebut-rebutan. Ingat Rose di film Titanic gak? Dia hampir tenggelam gara-gara pelampungnya direbut orang lain. Untung ada si Jack ganteng yang menyelamatkannya.
Semua itu dapat mengakibatkan penumpang jatuh alias nyemplung ke laut. Kecuali sebelum nyemplung sudah sempat memakai baju pelampung yang tersedia dalam kapal. Itupun kalau jumlah pelampungnya mencukupi. Kalau enggak? Sebelum tenggelam bakal ada aksi rebut-rebutan. Ingat Rose di film Titanic gak? Dia hampir tenggelam gara-gara pelampungnya direbut orang lain. Untung ada si Jack ganteng yang menyelamatkannya.
Semoga saja setiap kapal yang ditumpangi saat berlayar menuju
pulau yang dituju, selalu lancar, aman dan selamat sampai tujuan. Naudzubillah
min dzalik kalau sampai mengalami kecelakaan.
Berenang atau tidak bisa berenang, semua bisa berlayar
menggunakan kapal. Yang penting hati-hati. Ambil dan pegang baik-baik life
jacket (baju pelampung) yang tersedia di kapal. Bila perlu pakai sepanjang
perjalanan. Tapi, saya sendiri kadang bandel, perangkat keselamatan itu malah saya jadikan
alas duduk. Jangan ditiru :D
Ohya, satu lagi. Biar ga nyemplung di laut, jangan kebanyakan
gaya dengan foto-foto selfie aneh di atas kapal, apalagi di tempat yang terlalu
pinggir. Ada pagar pengaman saja masih bisa jatuh, apalagi kalau tidak ada
pagarnya. Kemarin, teman saya namanya Tri, mabok laut. Dia muntah, muntahannya
dibuang ke laut. Kata Gigih, saat itu berdirinya sangat ke pinggir. Hampir saja jatuh. Untung
dipegangin. Nah, kan. Itu aja udah berpeluang bakal nyemplung ke laut. Jadi, mending
cari amanlah. Kalau sudah jatuh, mati gaya deh. Mau foto selfie sambil kelelep?
haha
Itu tadi tentang nyemplung ga asyik.
Kalau nyemplung asyik itu nyemplung bersenang-senang untuk
berenang, snorkeling, dan diving. Yang belum bisa berenang apa bisa ikutan nyemplung
juga? BISA. Bisa tenggelem. Haha. Ga deng.
Yang belum bisa berenang bisa ikut nyemplung tralala tetapi
hanya snorkeling. Snorkeling tidak dituntut harus bisa berenang. Kegiatan ini
sekedar mengapung sambil melihat pemandangan di bawah laut. Sebelum masuk air,
badan dipasangi life jacket terlebih dahulu. Nah, selama life jacket berfungsi dan dipasang dengan baik, badan akan ngambang
dan tidak akan tenggelam. Paling hanyut di bawa arus hehe. Eh tapi kemarin di
Kepulauan Seribu arus spot snorkelingnya tidak deras. Yang deras itu waktu snorkeling di
Derawan. Kebawa hanyut cukup jauh.
Nah, kalau pun ingin menjajal berenang dan diving, bisa saja. Asal tahu
syaratnya. Ini nih syaratnya:
Berenang dan menyelamlah di sekitar pantai yang kedalaman airnya
tidak melebih pinggangmu :D Selain itu, jangan sendiri. Minta dampingi orang
lain. Bila perlu, ajak 10 teman untuk mendampingi. Suruh mereka berdiri membuat
lingkaran, dan kamu silakan berenang dan menyelam ria di tengah-tengah mereka.
Andai pun kamu kelelep, bakal banyak yang nolongin. Bwahaha. *ngaco*
Sebetulnya, berekreasi di air, entah itu di laut, danau, atau
pun sungai, pelampung sudah menjadi perangkat andalan keselamatan yang mesti digunakan
dan tidak boleh diabaikan. Tidak terkecuali untuk mereka yang sudah bisa
berenang. Kalau ada agent tour yang ngajakin kamu main ke laut tapi tidak
mengindahkan keselamatan peserta, alias tidak peduli ada pelampung atau gak,
jangan mau ikut, ya!
Pelampung itu
penting. Saking pentingnya, dimasukkan sebagai salah satu perangkat keselamatan
yang diatur dalam International Convention for the Safety
of Life at Sea (SOLAS), 1974. Setiap pelayaran, perangkat ini mesti ada. Kalau tidak ada,
tuntut saja. Kalau sudah ada tapi kamu malah abai, ya ke laut aja deh ah :))
Ada yang pernah menggunakan life jacket yang tersedia di pesawat terbang?
Kalau pernah, pasti tahu kalo desainnya
beda dengan yang biasa digunakan saat naik kapal laut. Life jacket
memang dirancang berbeda sesuai penggunanya. Ada yang digunakan
oleh sipil dalam rekreasi berlayar, pelaut, kayak, kano, dll. Ada yang
digunakan oleh penumpang dan awak pesawat (helikopter, pesawat udara) dan kapal
komersial (kapal tunda, kapal penumpang, feri, kapal laut). Dan ada pula yang
digunakan oleh militer (angkatan udara, pasukan khusus, marinir, angkatan laut,
penjaga pantai) dan kepolisian.
Baju pelampung
umumnya terbuat dari busa steriofoam yang dibungkus dengan baju
berwarna orange yang menyolok, tujuannya agar
mempermudah proses evakuasi bila terjadi bencana. Biasanya sudah
dilengkapi dengan peluit dan lampu yang tetap hidup
meskipun
baterainya terendam air. Ingat adegan Rose di
film Titanic saat meniup peluit dari baju pelampung? Peluit itu berfungsi untuk
minta pertolongan. *Rose lagi Rose lagi* haha
Hari gini masih takut nyebur ke laut? Tenang, ada life jacket (baju pelampung).
Perangkat keselamatan yang satu ini sudah dirancang
untuk membantu pemakai, baik secara sadar atau di bawah sadar, untuk tetap
mengapung dengan mulut dan hidung berada di atas permukaan air atau pada saat
berada dalam air.
Dengan pelampung, tidak ada lagi halangan untuk melihat
indahnya dunia bawah laut. Ya gak? Ya eyalaaah kakaaak....
Naaaah... benda ini niiih yang bikin aku berani buat nyebur-nyebur cantik.. hahahaha... Kalo gak ada benda ini, ogah ah.. *bilang aja gak bisa berenang :D :D
BalasHapus*sodorin selusin pelampung ke mbak Dian*
HapusWaaah toped ada jual baju pelampung juga ya? Udah niat beli buat jaga-jaga kalau island hopping lagi. Cek ah.
BalasHapusAda, mbak. Yuk mbak di cek cek di Tokopedia :D
HapusI need it! I need it!
BalasHapusMungkin aku akan bisa berenang kalo berenangnya di... laut mati :p
*kirim guru renang cantik ke rumah Cek Yan*
Hapusmb Rien.. saya bisa renang tapi sensasi snorkling di laut beda banget sama renang di kolam.. *alhasil jadi fobia laut ni* btw busway kayaknya perlu trust sama pelampung biar gak ngerasa mau tenggelam, hihihihihi ^_^
BalasHapusAda ungkapan hebat buat kita sesama phobia laut nih mbak: "Taklukkan rasa takut dengan melakukan apa yang engkau takutkan" :D
HapusUsul bagus banget itu mbak :))
ada aku disitu :D
BalasHapusIya, ada Zahra. Waktu kita ke Pulau Kakaban *tetiba jadi rindu* :(
HapusBisa renang tapi tetep pakai pelampung. kecuali pas foto session :) Ceritanya, waktu norak norak gemulai dalam lautan, tiba tiba itu layer busana muslimah kecantol ke terumbu karang, panik minta ampun. sejak itu pakai pelampung, kadang tetep nekad juga, soalnya kalau pakai pelampung nggak bisa puas lihat dalam lautan.
BalasHapusAduh, kebayang paniknya seperti apa. Moga lain waktu ga kejadian nyangkut2 lagi ya mbak.
HapusKalau lautnya dangkal, ngapung saja sudah cukup. Seperti di perairan Maratua (Kep Derawan), kedalaman 50 cm saja terumbu karang bagus2 sudah bisa kelihatan dan bisa disentuh (sambil ngapung). Motret pun jelas. Mungkin faktor masih perawan yang bikin perairan di sana masih mudah untuk melihat dasar laut.
Kalau di perairan lain, perlu agak dalam kalau mau lihat isi bawah air. Makanya kalau pakai pelampung ga puas. Mesti nyelem.
Iya, Apalgi kalau pas narsis :) kelliatan pakai pelampung kurang keren. Mau Narsis apa mau hidup? hehehe Kangen Snorkling. Biasanya kulit dah eksotis gegara "melaut"
Hapusaku keknya butuh tuh pelampung :v :v
BalasHapusButuh banget :D
HapusBaju pelampung ini berguna banget buat orang yang gak bisa berenang kayaks saya, wkwkwk :p
BalasHapusAku yang bisa berenang aja butuh kok mbak. Kalo snorkeling, baju pelampungnya ga aku pake. Aku biarkan ngapung sendiri. Abis berenang dan free dive, baru aku kejar dan tangkap. Buat sandaran saat lelah :D
HapusAku bisa bereneng. Tapi suka gak pede kalau berenang di tempat yang dalam. Tetep kudu pakai pelambung. jadi merasa diri sendiri aman. ira
BalasHapusAku juga sama seperti mbak. Di laut dalam, aku ga bisa lama mengapung tanpa pelampung. Makanya tetap butuh
Hapuskangen ngetrip bareng lagiii....huhuhuhu....
BalasHapus