[taken with Canon EOS 7D FL: 15.0mm 1/800s f/10.0 ISO 500]
Assalamu'alaikum Wr Wb,
Sekali lagi, saya melarikan diri dari rombongan *hobi bener lari-larian*. Kali ini saya bersama Lestari. Jika sebelumnya di Telaga Menjer saya ditemani oleh Mbak Musya Rofah, kali ini di Telaga Warna ditemani oleh suaminya, Mas Ari.
Untuk naik kami butuh ojek.
Lalu, laki-laki bercambang dan berjenggot lebat hingga menutup leher, gegas
menghampiri dengan motornya. Saya menyipitkan mata menatapnya, meneliti
turban dikepalanya, juga bentuk matanya yang besar dan melotot. Wow,
bapak ojeknya orang India? :))
Belum tuntas rasa penasaran saya, tiba-tiba bapak ojek menjelaskan bahwa
jalur menuju tempat yang hendak kami tuju sedang ditutup. Lestari saat itu sudah
duduk manis di belakang motor. Ia nyengir tralala sambil turun dari
motor. Ga jadi jek naik ojek :))
Katanya, ada jalan lain yang
bisa ditempuh. Dan ternyata, mesti jalan kaki hampir 2 km. Tanjakan
pula! Jika bukan hendak mencari spot terbaik untuk memotret, tak kan
saya daki tanjakan nestapa itu :)) Saya dan Lestari ngos-ngosan.
Sebentar jalan, sebentar singgah. Setiap menoleh ke sisi kanan, jurang
terjal menganga. Di bawahnya, genangan air raksasa berwarna hijau toska
seperti memanggil-manggil menyuruh turun. Eiiiit...sorry ya, kami ga
mau turun. Kami maunya naik. Mau lihat dari atas. Bukan dari bawah:D
Makin ke atas, angin makin kencang dan tak henti-henti berhembus. Badan
mungil ini seakan hendak melayang dibawa angin. Untung kamera (termasuk
2 lensa yang dibawa) beratnya mungkin mencapai 3 kilo haha. Lumayan
buat menahan angin. Ga jadi deh terbang. Selamat...selamat :))
Sayang matahari tak menghadiahi kami dengan sinarnya yang cemerlang,
sehingga air telaga yang mestinya bisa berganti-ganti warna menjadi
biru, hijau, atau kuning, tak dapat saya saksikan. Meskipun demikian,
satu warna yang tampak saja sudah sedemikian indah. Takjub saya
dibuatnya.
Tempat ini terasa istimewa. Sebab dari sini tampak
Gunung Sindoro, Gunung Pakuwojo, dan Gunung Kendil. Sementara di garis
terdepan, Telaga Warna memimpin panorama alam Dieng.
Di balik
cerita tentang indahnya Telaga Warna, hadir cerita lainnya. Kami bertemu
seorang pemuda bernama Pi'i. Mas Ari mengenalnya. Katanya, dia penguasa
Gunung Prau haha. Kami ditawari untuk naik Prau. 2 jam saja katanya. Oh
tidaaaak! Terima kasih ya mas pecinta alam dari kemenhut yang terkenal
se-Dieng :))
Terima kasih buat Mas Ari yang sudah rela bergelantungan di pohon demi membantu memotret kami.
Numpang foto bareng Mas Pi'i, penguasa Gunung Prau :D
coba skalian ke prau mba rien...view nya bakal lebihhhh kereeennn.....
BalasHapusGa cukup waktunya, Pay. Next time deh bareng Opay yaaa :
Hapus