Assalamu'alaikum Wr Wb,
Saya
selalu tertarik untuk menjelajah Indonesia. Pergi ke tempat-tempat yang belum
pernah dijamah dan melakukan petualangan yang menantang. Namun karena ada
begitu banyak tempat di negeri ini yang harus dijamah, maka diperlukan dana
yang tidak sedikit untuk bertualang.
Antara
keinginan dan dana kadang memang tidak seiring sejalan. Itu sebabnya untuk
mengatasi kendala dana, saya memutuskan menjadi backpacker. Jika sebelumnya
kerap jadi wisatawan yang menggunakan transportasi dan akomodasi tidak murah,
kini hampir 2 tahun sejak memilih backpacking hal itu tidak terjadi lagi. Banyak
sekali dana yang bisa dihemat dengan backpacking.
Backpacking
murah tak sekedar menghemat banyak biaya transportasi dan akomodasi, tetapi
juga membuat saya merasakan banyak sensasi kehidupan bebas dengan sederhana dan
tanpa ribet. Ketika backpacking, saya merasa otak saya diminta untuk berfikir
lebih cerdas dalam mencari 1001 cara untuk menyiasati biaya selama perjalanan
agar tidak terlalu mahal.
---ooo000ooo---
Tadinya,
unsur murah backpacking bagi saya hanya meliputi transportasi dan akomodasi.
Tetapi siapa sangka ternyata juga merambat pada unsur-unsur lainnya. Seiring
waktu saya mulai mencari cara agar perlengkapan backpacking bisa dimiliki tanpa mengeluarkan banyak biaya. Dalam hal ini berupa
barang-barang fashion yang saya kenakan.
Pikir
saya, jika banyak biaya traveling bisa dipangkas, maka penghematan-penghematan
itu bisa digunakan untuk menambah biaya traveling berikutnya. Begitu seterusnya.
Saya
termasuk orang yang memperhatikan unsur penampilan ketika bepergian. Memang,
ini bukanlah hal utama. Meskipun hanya sebagai unsur sekunder, beberapa item
fashion seperti tas, sepatu dan pakaian mendapat perhatian khusus dari saya.
Ini tidak terkait mahal atau bagus, tapi terkait keinginan untuk menonjolkan karakter
diri lewat style namun dengan tanpa
meninggalkan unsur simple dan nyaman. Ingin tetap gaya tapi tanpa bikin
sengsara.
Tas,
entah itu ransel atau koper, adalah bagian dari fashion. Barang wajib punya dan
pakai seorang traveler. Tak heran kalau
saya memiliki keduanya dalam beberapa ukuran, model dan warna. Jika dulu saat
bepergian saya selalu membawa koper paling sedikit dua, kini setelah jadi
backpacker jangankan dua koper, satu pun tidak. Backpacking itu dituntut untuk
praktis. Koper tidak membuat berwisata jadi simple, makanya saya tinggalkan dan
memilih menggunakan backpack.
Polo Classic Bahan PU (Kulit) Kombinasi Polyster (kain) *ketutup rain cover kuning* :))
Dimensi 35x45, Ada tempat: laptop, baju (muat banyak), tablet/ipad, kosmetik+toiletries
[Lokasi: Tarakan, Kaltara]
Dimensi 35x45, Ada tempat: laptop, baju (muat banyak), tablet/ipad, kosmetik+toiletries
[Lokasi: Tarakan, Kaltara]
Masa
transisi dari koper ke ransel membuat saya mengalami masa-masa tidak
menyenangkan. dalam artian barang-barang bawaan yang biasanya banyak dan
lengkap akhirnya mesti diminimalisir. Backpack telah membuat jumlah pakaian
saya berkurang banyak. Begitu juga dengan alas kaki dan jilbab.
Menggunakan
backpack membuat saya dituntut untuk bisa memilah mana pakaian yang perlu dibawa
dan yang tidak, mana yang bisa di-mix and match atau tidak, serta dituntut
pandai dalam berkemas. Artinya, sebisa mungkin setiap
ruang kosong dalam backpack itu dimaksimalkan.
Mulanya
saya memilih backpack ukuran besar (dengan
feature main
compartment, side mesh pocket, smartcool back system, axes holder, sternum strap, front pocket, back pocket, rain cover, dan hydration system). Beli yang besar tujuannya agar muatannya banyak. Tapi setelah backpack itu
parkir di punggung, rasanya seperti lemari yang dipindahkan ke badan. Berat!
Pun ukurannya yang tidak cocok dengan badan saya yang mungil.
Backpack
besar juga tidak bisa dibawa ke kabin. Bukan tidak
muat masuk kabin, tapi saya tidak sanggup mesti menggendongnya dari tempat
check-in sampai masuk pesawat yang jaraknya jauh.
Buat
apa beli backpack kalau ternyata masuk bagasi juga? Sudah harganya mahal, tak
nyaman pula saat dipakai.
Setelah
kejadian itu saya mulai mencari info panduan tentang cara memilih backpack. Untuk
kategori light travelers setidaknya harus punya backpack dengan bahan dan
jahitan berkualitas tinggi. Harus tahan beban berat dan tahan banting. Ada
frame (internal) yang membantu distribusi berat dari bahu dan punggung ke
pinggul. Ada strap pinggang dan strap dada (antar strap adjustable). Boleh
berat saat diangkat dengan tangan tapi harus terasa ringan di pundak. Model front
load, supaya akses ke isi ransel mudah. Nah, setelah kriteria itu ketemu, eh
ternyata harga backpacknya mahal.
Panduan memilih backpack, ternyata mesti dilanjutkan dengan
panduan membeli backpack murah. Kan backpacker sejati, semuanya mesti murah.
Termasuk backpack? Apa bisa?
Kualitas memang berbanding lurus dengan harga. Tetapi itu
tidak mutlak. Harga murah untuk barang berkualitas bisa didapat asal tahu
caranya. Saya sendiri mulai berani mencari cara ini karena terdorong untuk menyempurnakan
label backpacker yang disandang. Hehe.
Untuk mendapatkan backpack murah, ada 2 cara yang pernah saya lakukan. Pertama, saya mesti rajin memantau harga discount dan harga
promo backpack di suatu toko tas khusus traveling. Entah itu toko online
ataupun offline. Ini pernah saya lakukan di toko online tas Deuter. Alhamdulillah
dapat backpack bagus dengan harga hampir separuhnya. Pernah juga di Matahari
Dept. Store. Waktu itu ada discount 50%+20% untuk backpack Polo Classic. Lebih
dari lumayan kan bisa dapat backpack murah tapi berkualitas.
Kedua, rajin ikut kontes blog dan lomba menulis bertema
traveling yang hadiahnya kadang selain uang juga berupa barang-barang untuk traveling.
Seperti tahun 2013 lalu saat saya mengikuti lomba kontes blog Terios 7 Wonder,
saya masuk nominasi 25 besar. Meskipun tidak meraih 5 besar, tapi saya
berhasil membawa pulang Eiger Backpack 25liter. 100% gratis! Alhamdulillah.
Backpack Eiger 25L model top load dengan strap pinggang & strap dada
[Lokasi: Menara Masjid Agung Jawa Tengah - Semarang]
Nah, dengan dua cara yang pernah saya lakukan itu keinginan
untuk punya backpack murah tapi berkualitas bisa terwujud. Bahkan bisa dapat
gratis. Caranya pun elegan. Dari menulis tentang perjalanan pun saya pernah
dihadiahi backpack Eiger Woman series dari seorang teman yang menyukai blog
saya! Nah. Banyak jalan mendapat backpack, bukan? Rejeki memang tak kemana ya.
He he.
Dengan rajin memantau harga di toko online, saya jadi selalu
update info terbaru tentang produk-produk backpack. Informasinya bisa untuk
saya sendiri, atau untuk dibagikan ke teman-teman sesama backpacker. Dengan
ikut lomba-lomba blog dan menulis, kemampuan menulis saya juga jadi terasah.
Saya jadi makin berani berkompetisi dan makin bersemangat untuk terus
menjelajah Indonesia.
Tertarik? Yuk silakan dicoba ^_^