Gua Sembat berjarak sekitar 2 km dari Desa Bohe Silian, Kecamatan Maratua. 20 menit waktu untuk trekking menuju sisi bukit di belakang desa.
berjalan di hutan tropis, melewati tanjakan dan turunan
hutannya banyak monyet
depan gua banyak pohon dan akar yang bergelantungan di sana-sini
Yang baju merah siap-siap untuk pose bergelantungan
ga narsis ga eksis
Awas kejepit Gus!
Untung saya mungil ya, jadi bisa lolos dari celah sempit ini hehe
Goa
Sembat termasuk dalam tipe goa horizontal dan berair. Air dalam goa merupakan
air payau. Airnya masih sangat jernih. Bisa buat berenang, karena memiliki kedalaman air sekitar 3 m. Menurut warga, goa ini
mengalami pengaruh pasang surut air laut sehingga ketinggian air dalam mulut
goa juga mengalami fluktuasi mengikuti kondisi pasang surut air laut. Kondisi ornamen goa masih alami dan masih dapat berkembang. Hal
tersebut dapat dibuktikan dengan adanya tetesan air perkolasi dari beberapa
ornament yang ditemukan.
Ada apa di bawah sana? Ayo lihat!
mata air payau dalam gua
Melompat dengan indah, berenang dengan senang, rasakan kesejukan dan kesegaran airnya
Ohya, buat yang pingin nyoba panjat tebing, monggo dicoba. Dinding batu di sini berongga, jadi ada tempat pegangan kalau mau manjat. Ga bawa tali? Tuh banyak akar pohon bergelantungan. Bisa dicoba, sambil teriak auoooooo.... Dalam sekejap bisa langsung beraksi ala Tarzan! Oh iya, di atas tebingnya ada hutan. Siapa tahu di atas bisa berjumpa banyak monyet langka.
Yeay Agus bisa manjat! :))
cicak merah di dinding diam-diam merayap
Sinar matahari nampak berusaha menerobos sela-sela dedaunan. Cahayanya menimpa dinding-dinding goa dan permukaan tanah yang ditutupi semak belukar. Menciptakan bayangan indah dan magis. Lama-lama, jika dalam keadaan sepi, bisa menimbulkan efek mistis. Hiii...
Oh ya, jangan banyak bicara katanya. Alias dilarang berisik. Anak-anak desa yang ikut serta dalam rombongan kami memberitahu, katanya jika berisik dinding-dinding batu goa akan bergerak. Lalu menyempit. Dan siapapun yang ada di dalamnya, bisa terkurung! Uwoooooow takuuuuut!
Terima kasih buat adik-adik dari desa Bohe Silian yang telah menemani kami
Bohe Silian, Kec. Maratua, Kab. Berau KALTIM tgl. 19 April 2014
Maaf travelien, koreksi
BalasHapusMonyet abu-abu ekor panjang, atau Macaca fascicularis kategori IUCN nya masih least concern... monyet ini masih banyak, tapi tetap saja di Indonesia, statusnya dilindungi, makanya gubernur Jakarta melarang topeng monyet, selain bisa menyebarkan penyakit, binatang ini dilindungi...