Malam itu 04 Sept 2012, saya mengikuti acara dinner di hotel Novotel Hills Bukit tinggi. Selain acara ramah tamah dan silaturahmi dengan peserta meeting GMC, acara juga diisi dengan pertunjukan beberapa tarian daerah khas Melayu, diantaranya Tari Saman Aceh dan Tari Piring Minangkabau. Tidak ada panggung. Para penari menari lincah di lantai restoran hotel yang berwarna merah bata. Saya yang mulanya hanya duduk, bahkan menyaksikan Tari Saman hanya dari ujung meja, beringsut dan mendekat. Berdiri dikejauhan tetap membuat saya tak bisa melihat apa-apa. Maklum kecil mungil bak anak SMP.
Terpukau? Jelas terpukau.
Tarian ini membentuk sebuah gerakan yang menyerupai gerakan petani saat penanaman, hingga menuai dan sebagainya. Tarian ini juga melambangkan rasa sukacita dan terima kasih atas hasil tanaman yang mereka dapatkan. Para penari memegang piring di telapak tangan mereka, diiringi oleh lagu-lagu yang dimainkan dengan talempong dan saluang.
Kadang-kadang, piring akan dilemparkan ke udara atau bahkan hancur ke lantai and penarinya menginjak-injak pecahan piring tersebut. Untuk menambah unsur estetika, sihir dan kejutan dalam tarian ini, penari, pria dan wanita akan menginjak-injak piring pecah tanpa rasa takut atau cedera.
Tak satupun ada kulit penari itu yang terluka. Jangankan berdarah, tergorespun tidak. Tepuk tangan benar-benar membahana. Dua kata: Luar biasa! Apa rahasianya? Latihan puluhan kali, kelincahan dan kecepatan gerak, serta sugesti. Itu saja? Itu saja yang saya dengar. Tak lebih tak kurang.
Saya ingin memperlihatkan videonya yang saya rekam dari camera saya tapi sayang saya tidak tahu cara mempostingnya disini. Hanya bisa berbagi lewat foto-foto sederhana berikut ini:
Mosok sih cuma itu rahasianya?? Benar-benar penasaran saya..
BalasHapus