(27 November 2009). Seusai salat Ied dan sarapan pagi yang nikmat, saya dan rombongan keluarga berangkat lagi untuk berwisata ke Pantai Karang Bolong.
Pantai Karang Bolong merupakan objek wisata yang terkenal di Kebumen. Perjalanannya tak terlalu jauh, hanya sekitar 40km dari Kebumen. Kami melewati Kampung Wisata Luwuk yang menyajikan pemandangan dan suasana khas desa-desa di Jawa. Rumah-rumah tradisional beratap joglo dapat saya jumpai sepanjang perjalanan. Khas. Unik. Rumah tersebut besar-besar untuk ukuran desa. Terbuat dari kayu. Tiap perkarangan ditumbuhi pepohonan yang rindang. Sejuk. Asri.
Pantai Karang Bolong merupakan objek wisata yang terkenal di Kebumen. Perjalanannya tak terlalu jauh, hanya sekitar 40km dari Kebumen. Kami melewati Kampung Wisata Luwuk yang menyajikan pemandangan dan suasana khas desa-desa di Jawa. Rumah-rumah tradisional beratap joglo dapat saya jumpai sepanjang perjalanan. Khas. Unik. Rumah tersebut besar-besar untuk ukuran desa. Terbuat dari kayu. Tiap perkarangan ditumbuhi pepohonan yang rindang. Sejuk. Asri.
Akhirnya kami tiba di Pantai Karang Bolong saat siang mendekati puncaknya. Perut mulai terasa lapar. Sementara pemandangan laut mulai tersaji dihadapan. Debur ombak, angin, pasir, air yang berwarna biru menggoda untuk dijamah. Namun semua sepakat untuk makan siang dulu. Bekal yang memang sengaja kami siapkan dari rumah, sangat tepat sekali kami bawa. Sebab ternyata, tak ada rumah makan di sekitar pantai. Hanya berupa warung-warung kecil yang menjual mie rebus/goreng, kue-kue dan gorengan saja. Kalaupun ada yang selain itu, cuma gado-gado.
Setelah makan, barulah kami menjelajahi pantai. Sepi. Pantainya tak begitu lebar. Tak pula panjang. Terlihat agak kotor karena tergeletak beberapa sampah plastik dan sampah pohon. Terlalu "sederhana" untuk ukuran saya yang terbiasa melihat pantai yang bagus. Meskipun begitu, saya tetap mencoba menikmatinya.
Di sebelah timur pantai terdapat hulu dari sebuah sungai yang biasanya digunakan warga sekitar untuk mencari ikan. Pantai Karang Bolong ini berdekatan dengan Pantai Shuwuk dan hanya dipisahkan oleh hulu sungai. Jika ingin berkunjung ke Pantai Shuwuk mesti menyewa sebuah perahu yang disediakan oleh warga setempat.
Kami menyusuri bibir pantai yang berpasir kehitaman. Ada yang sedang bermain layang-layang. Ada yang berkuda. Ada yang main pasir. Ada yang main air. Biasa saja. Tak begitu berkesan bagi saya. Tak berapa lama, kami meninggalkan pantai, lanjut ke Desa Krakal. Di sana kami menuju pemandian air panas Krakal.
Nama Krakal adalah nama Desa di Kecamatan Alian Kabupaten Kebumen. Terletak 12 km timur laut Kebumen. Kehangatan air Krakal yang bertemperatur 39° C – 42° C, 86° F – 104 °F. Air Krakal juga dapat menyembuhkan gatal, kadas, reumatik dan penyakit kulit lainnya. Hari itu, pengunjung yang datang terlihat cukup ramai. Terbukti dari antrian di depan belasan kamar mandi yang tersedia. Tiap orang dijatahi waktu. Mesti begitu sih, kalo enggak kasihan yang ngantri kelamaan.
Demikianlah, perjalanan wisata pun berakhir di Pemandian Air Panas Krakal. Sedari kami tiba hingga meninggalkan desa Krakal, hujan gerimis masih mengguyur bumi. Langit berubah kian gelap. Gerimis berubah menjadi guyuran hujan yang deras. Petir mulai berkelebat. Kami bergegas kembali ke Kebumen sebelum alam mengganas.
Share this
Give us your opinion