Alhamdulillah. Ini buku antologi kedua saya. Terbit Desember 2013, dan mulai beredar di toko-toko buku pada Januari 2014. Ini merupakan sekuel kedua Love Journey. Sekuel pertama berjudul : Love Journey; Ada Cinta Di Tiap Perjalanan, terbit tahun 2012.
Buku ini diterbitkan oleh De Teens, lini Diva Press, merupakan antologi 25 kisah perjalanan yang Insha Allah akan membuka mata, menggelitik nalar, sekaligus menyentuh hati para pembaca. 3 kisah diantaranya ditulis oleh penulis tamu, yaitu Ary Amhir (Penulis buku 30 Hari Keliling Sumatera yang beberapa waktu lalu juga sempat masuk Kick Andy!), Adis Takdos (penulis buku Whatever I’m Backpacker! dan Koar-Koar Backpacker), serta Dody Johanjaya (mantan produser acara Jejak Petualang).
Kontributor Love Journey#2:
Dinar Okti Satitah - Menolak Lupa, Huzer Apriansyah - Orang Akit, Orang Rimba, dan Sisi Lain Nusantara, Dina Y. Sulaeman - Orang-Orang Subaltern, M. Saipul - Dayung Sang Hudoq, Bustomi Menggugat - Eksotisme Madura 2013, Dian Onasis - Mengeja Cinta di Permukaan Batang Hari Sembilan, Farchan Noor Rachman – Lasem, Dwi AR - Gadis Polos dalam Kotak Ajaib, Lina W. Sasmita - Mendapati Banyak Hikmah di Pulau Karas, Meinilwita Yulia - Perempuan Perkasa Pembuat Saka, Helene Jeane Koloway - Hell in Paradise, Feni Kurniati - Perjuanganku Belum Usai, Arabia – Kabar dari Ujung Negeri, dr. Prita Kusumaningsih, SpOG - Balada Uang Seribuan sampai Pesawat yang Urun Mendarat, Katerina - Anak Penjual Tebu di Lembah Harau, Arini Tathagati - Di Balik Warna-Warni Batik Pekalongan, Lomar Dasika - Terlalu Turis Bikin Meringis, Eaz Eryanda - Lupa Rinca, Manik Priandani - Rampai, Kehidupan di Kaki Merapi, Viola Malta Ramadhani - Lindungan Impia. Dee An, Lalu Abdul Fatah.
Apa kata mereka tentang Love Journey#2?
Love Journey#2 mengajak kita berkelana ke berbagai lokasi di Indonesia sambil menyadari bahwa setiap sosok manusia memiliki cerita. Gabungan gaya bahasa dan alur dari penulis yang beragam memberi warna lebih akan cerita perjalanan yang sering kali membuat kita menjadi puitis.
[ Marischka Prudence, travel blogger]
Love Journey#2 membuka mata saya tentang cara baru menikmati bumi Indonesia, tak melulu tentang keindahan alam dan pariwisata yang memukau. Namun lebih dari itu, ada petualangan yang seru, pelajaran hidup penuh hikmah hingga realitas pahit negeri yang kita cintai ini.
[ Ihwan Hariyanto, owner Mozaik Indie Publisher]
Beginilah kala perjalanan tak lagi sekadar upaya menguak pesona tempat yang dijelajahi. Ada sisi-sisi humanis yang ternyata tak kalah menawan, menggugah, dan amat menarik untuk diketahui. Membaca buku ini, membuat saya merasa dekat dengan manusia.
[Azzura Dayana, backpacker]
Saya berterima kasih kepada Lalu Abdul Fatah dan mbak Dee An
yang telah menyelenggarakan audisi menulis Love Journey#2 sehingga dari 68 peserta audisi saya bisa menjadi salah satu dari 20 penulis yang tulisannya terpilih untuk dibukukan dalam buku Love Journey#2 Mengeja Seribu Wajah Indonesia. Senang rasanya bisa berkontribusi bersama penulis-penulis hebat lainnya. Alhamdulillah.
Lalu Abdul Fatah dan Dee An tentang Love Journey#2
"Dalam Love Journey#2 ini, kami sepakat TIDAK akan mengungkap keindahan alam Indonesia. Kami akan coba menangkap sisi lain dari Indonesia yang mungkin sering diabaikan saat melakukan perjalanan. Mengungkap sisi lain, bukan berarti membongkar keburukan yang ada. Kami hanya ingin mengangkat kisah yang lebih riil dan apa adanya tentang Indonesia. Kisah yang lebih membumi dan lebih humanis.''
*Lalu Abdul Fatah: Di Balik 'Mengeja Seribu Wajah Indonesia*
"Di tengah maraknya buku-buku traveling yang berlomba-lomba menceritakan tentang keindahan sebuah destinasi wisata, kami justru memilih tema yang bertolak belakang. Kami ingin mengajak para pembaca untuk menikmati Indonesia dari sisi lain. Dari sisi yang mungkin kerap diabaikan saat kita melakukan perjalanan."
*Dee An: Di Balik Love Journey#2; Mengeja Seribu Wajah Indonesia*
Lalu Abdul Fatah dan Dee An tentang Love Journey#2
"Dalam Love Journey#2 ini, kami sepakat TIDAK akan mengungkap keindahan alam Indonesia. Kami akan coba menangkap sisi lain dari Indonesia yang mungkin sering diabaikan saat melakukan perjalanan. Mengungkap sisi lain, bukan berarti membongkar keburukan yang ada. Kami hanya ingin mengangkat kisah yang lebih riil dan apa adanya tentang Indonesia. Kisah yang lebih membumi dan lebih humanis.''
*Lalu Abdul Fatah: Di Balik 'Mengeja Seribu Wajah Indonesia*
"Di tengah maraknya buku-buku traveling yang berlomba-lomba menceritakan tentang keindahan sebuah destinasi wisata, kami justru memilih tema yang bertolak belakang. Kami ingin mengajak para pembaca untuk menikmati Indonesia dari sisi lain. Dari sisi yang mungkin kerap diabaikan saat kita melakukan perjalanan."
*Dee An: Di Balik Love Journey#2; Mengeja Seribu Wajah Indonesia*
Tentang kualitas fisik buku Love Journey#2
Bagus! Covernya hijau segar, dicetak dengan kertas glossy dan judul yang timbul. Sewaktu melihatnya berada di toko buku, Love Journey#2 begitu eye catching! Di bagian dalam buku, tata letak isinya begitu apik. Foto-foto dicetak warna, font-nya pun ramah di mata. Kertasnya yang berwarna, menggunakan jenis book paper yang ringan (ukuran 13×19 cm), membuat buku Love Journey#2 nampak padat berisi sekaligus nyaman di tangan. Penjilidannya pun kokoh.
Courtesy of Lalu Abdul Fatah
Apa kata pembaca tentang buku Love Journey#2?
"Membaca
dua buku ini membuat kecintaan dan kebanggaan saya pada negeri ini
semakin bertambah. Dari begitu banyak hal yang kadang membuat sesak
melihat realita negeri ini, kita masih punya banyak nilai-nilai dan
kekayaan yang dibanggakan, dan menjadi penyemangat untuk bisa memberikan
kontribusi untuk negeri ini, walaupun kecil bentuknya. Saya menyukai kedua buku
Love Journey tapi
kalau boleh milih, buku kedua lebih kaya, selain qualitas bukunya,
isinya lebih berwarna dan selalu ada nilai-nilai kebaikan yang penulis
berikan ke pembaca."
-Ida Farida, Owner & Pengelola Taman Bermain Lebah Kecil, Cirebon.
"Saya ikut audisi menulis buku ini. Tapi saya ga lolos, tapi saya ikut senang. Banyak kawan-kawan saya di buku ini. Saya ga lolos karena saya salah paham tentang temanya dan nekad ikutan hahaha... Selamat untuk para kontributor, bukunya saya kenalin dulu ke anak saya supaya kami berdua bisa jadi 'traveler' kayak yang ada di dalam buku ini. Lha suami? Suami saya suka bilang, "jalan aja sama anaknya, aku mau berkebun" *ihiks*
Menjelang beredarnya buku Love Journey#2 di toko-toko buku seluruh Indonesia, saya sempat mempromosikan buku ini ke teman-teman, dan Alhamdulillah direspon dengan sangat baik. 30 buku langsung dipesan dalam waktu kurang dari 1 minggu sejak saya promosi. Ah, betapa senangnya dihargai sedemikian rupa. Saya yakin, semua ini bukan karena saya sebagai teman, juga bukan hanya karena di dalam buku ini ada tulisan saya, tetapi karena mereka adalah PEMBACA SEJATI maka mereka berminat pada buku ini. Sungguh berterima kasih pada mereka semua: Gandhi, Diah Indri, Etys, Eri, Nita, Vani, Kuma, mbak Andrie, Ikha, Lestari, Gita, Ade, July, Bayu, Mar, Vyka, Yayah, Mey, mbak Gita, Indah, mbak Hani, Ludi, dan yang lainnya yang belum bisa saya sebutkan lagi. Terima kasih untuk yang mengirimkan foto bersama buku LJ (baik LJ#1 maupun LJ#2) dan memberi komentar membangun untuk buku Love Journey.
Ida Farida dengan buku LJ#1 dan LJ#2
-Ida Farida, Owner & Pengelola Taman Bermain Lebah Kecil, Cirebon.
*Jadi terharu. Semoga LJ#2 mampu melahirkan semangat berkontribusi untuk negeri pada pembaca-pembaca lainnya. Aamiin. Terima kasih mbak Ida ^_^
Gita dan buku LJ#2
Maklum dunia
saya di sekitaran persalinan baca tulisan itu jadi terkenang saat belajar jadi bidan
desa. Alhamdulillah
sudah rampung bacanya. Suka sekali. Hanya saja ada revisi di tulisan "Di Balik Pesona Haumeni Ana" ada tentang Polindes, setahu Gita Polindes itu Pondok
Bersalin Desa bukan Poliklinik Desa.
Mbak Rin. Makasih banyak. Kebetulan pas terima
pesan dari mbak, buku LJ#2 dibawa ke Bali. Ini foto di Sanur, pas di belakang
hotel tempat nginap. Hari terakhir di Bali bersantai di Sanur ditemani LJ#2.
-Gita. Seorang dosen di Bandung.
*Aiih..makasih masukannya ya bu dosen. Btw, keren lho fotonya. Mau dunk ikutan ke Bali, nampang di Sanur, pasti cantik deh *lho :D
Mbak Indri dan Medina bersama buku LJ#2
"Saya ikut audisi menulis buku ini. Tapi saya ga lolos, tapi saya ikut senang. Banyak kawan-kawan saya di buku ini. Saya ga lolos karena saya salah paham tentang temanya dan nekad ikutan hahaha... Selamat untuk para kontributor, bukunya saya kenalin dulu ke anak saya supaya kami berdua bisa jadi 'traveler' kayak yang ada di dalam buku ini. Lha suami? Suami saya suka bilang, "jalan aja sama anaknya, aku mau berkebun" *ihiks*
-Diah Indri, di Papua.
*iiih....aku aja belum ketemu dan meluk-meluk Medina, itu malah buku LJ yang sudah duluan nyampe sana dan ketemu Medina huaaa.... Makasih ya Medina udah foto-foto cantik buat mami Rien. Mbak Indri ga usah sedih gitu donk, kan di buku antologi ketigaku nanti kita sebuku hehe Makasih sudah beli dan baca bukunya ya. Seneng bisa menginspirasi tuk traveling dan menemukan banyak hal di 'luar' sana. Ohiya, kita pernah jalan-jalan bareng ya. Moga berjodoh waktu dan kesempatan tuk jalan bareng lagi. *busyet...panjang amat nih balesan komentnya :p
Eri di Kebayoran Jakarta Selatan
Menikmati
buku "Love Journey #2 mengeja seribu wajah Indonesia, dan aku asyik menjelajahi wilayah Indonesia
dalam bentuk kalimat, terhanyut dan terpesona ketika bertemu dengan
orang2 yang sangat berjiwa humanis dan mencintai negeri ini. Ada sedikit rasa sedih, ketika realita yang diceritakan bukan
dongeng ala Disney, perempuan cantik dan baik hati yang menderita sesaat
dan kemudian bahagia dipersunting pangeran tampan, baik hati, dan kaya
raya. Oh jauh dari itu. Apa itu? Bacalah buku ini, kau akan
menemukan sesuatu yang menarik dibalik kisah yang kadang pilu.
Indonesia. Semangat mencintai dan berkorban negeri ini ternyata masih
ada. *Eri Chandra.
Mey dan buku LJ#2
"Melalui LJ2 saya melihat begitu banyak tempat yang
tidak saya temukan di brosur pariwisata. Kisah di dalamnya membuat saya
ingin melangkah lebih jauh, menjelajah Nusantara. Dan saya jadi ingin pergi ke Sebatik, mungkin bisa memberikan pelatihan gratis
or anything..."
-Mey Tri Wulansari, Owner Rumah Nikah Mybee dan Meythre Learning Center.
*Terima kasih, Mey. Moga Allah kabulkan doanya. Terharu jadinya, ternyata LJ#2 menginspirasi Mey untuk melakukan sesuatu yang berarti bagi saudara kita di Sebatik. Lanjutkan, Mey!
Mar bersama buku LJ#1 dan buku LJ#2 di Hong Kong
Setelah dua buku yang membuat 'galau'
terselesaikan dengan paksaan serupa meminum kopi di saat gastritis
kambuh, Love Journey #2 Mengeja Seribu Wajah Indonesia adalah angin
surga yang 'menghidupkan', mengajak mata saya terpejam, otak saya berkelana
ke tempat yang diukir pada setiap tulisan para penulis luar biasa, dan
sampailah saya di Malang, Blitar,Riau, Madura, Kalimantan, Sumba,
Ternate, Bukittinggi, Pekalongan, dan bahkan nama-nama tempat yang
mendengarnya saja belum pernah, hanya pada beberapa jam saja selepas
ucapan manis 'Happy reading, Mar' yang ditulis dengan hati oleh salah
satu penulis di buku keren ini.
Beberapa jam yang ternyata dibanjiri huruf-huruf yang terangkai menjadi kalimat serupa sihir, menghipnotis! Dan saya teriak dalam diam, 'Saya keliling Indonesia tercinta karenanya!' sambil memeluk buku LJ2. Spirit perjalanan berupa menekankan pada interaksi sosial, tidak hanya berupa perjalanan untuk menikmati keindahan tempat tujuan, belajar memikirkan dan menerapkan, saya menyebutnya ilmu perjalanan, yang seringkali tak semua pejalan pandai menuliskannya, tapi penulis-penulis di buku ini pengecualian. Ilmu itu tersampaikan dengan indah dan mudah diserap.
Beberapa jam yang ternyata dibanjiri huruf-huruf yang terangkai menjadi kalimat serupa sihir, menghipnotis! Dan saya teriak dalam diam, 'Saya keliling Indonesia tercinta karenanya!' sambil memeluk buku LJ2. Spirit perjalanan berupa menekankan pada interaksi sosial, tidak hanya berupa perjalanan untuk menikmati keindahan tempat tujuan, belajar memikirkan dan menerapkan, saya menyebutnya ilmu perjalanan, yang seringkali tak semua pejalan pandai menuliskannya, tapi penulis-penulis di buku ini pengecualian. Ilmu itu tersampaikan dengan indah dan mudah diserap.
-Maria, di Hong Kong.
Gandhi di Jakarta (Kantor Bea Cukai) dengan LJ1 dan LJ2
Gandhi di Cargo Terminal SH, bersama LJ1 dan LJ2
Kuma dan buku LJ#2 di Bekasi
(Komentar menyusul katanya :D )
Vyka dan Umar bersama buku LJ#2 di Aceh
Hisyam (anaknya Bayu) dan buku LJ#2 di Perawang-Riau
(Komentar menyusul katanya :D )
July dan buku LJ#2 di Jakarta Barat
(komentar menyusul)
REVIEW LOVE JOURNEY
1. Lestari : Catatan Kecil Tentang Negeriku
Secara
keseluruhan buku ini menarik. Pantas menjadi bacaan untuk para traveler bahwa traveling
itu mampu menguak sisi lain. Tak melulu tentang sebuah tempat yang dikunjungi,
tapi juga hal kecil lain di sekitarnya. Baca selengkapnya di sini (klik)
2. Nabila Budayana di Goodreads
Karena saya hobi berandai-andai, lagi-lagi saya akan berandai-andai
dengan buku ini. Seandainya kisah Adis Takdos diberikan pada bagian
paling akhir, akan mampu menjadi kejutan. Selain berandai, saya juga
bertanya. Mengapa dua nama penulis akhir tidak tercantum di antara
daftar kontributor di sampul belakang? Atau ada kesalahan pada mata
saya? Entah. Semua kisah di buku ini sesungguhnya memiliki satu benang
merah yang sama. Indonesia, perjalanan, kritik sosial. Selengkapnya....klik di sini.
Nah, bagaimana denganmu teman, sudah membaca Love Journey#2?
Selamat ya mbak Rien... :)
BalasHapusDi buku ini juga ada cerita dari 3 penulis tamu looh. Siapa saja mereka? Kita tunggu aja bukunya ;)
Alhamdulillah. Terima kasih. Selamat juga buat mbak Dee ^_^
HapusOh iya, betul mbak. Total ada 25 cerita ya. Sip...Menunggu dengan senang ^_*
Selamat ya mbak rien
BalasHapusBtw, Love Journey 1 diterbitkannya oleh penerbit berbeda bukan?
Terima kasih, Mbak Eki. Yup, beda penerbit. Love Journey 1 diterbitkan oleh Mozaik Indie Publisher. Love Journey 2 diterbitkan oleh penerbit Diva Press. Yuk di beli mbak :D
Hapusluar biasa, menjadi bagian dari penulis yang berpengalaman di LJ#2 menjadi suatu kebanggan tersendiri..semoga dapat berbagi pengalaman dengan kalian..
BalasHapusAamiin.
HapusSebuah kebanggaan juga buat saya bisa bersama mas Saipul menjadi bagian dari buku ini :)